Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL PENELITIAN

Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 1(1), 38-47

FormulasiI dan Evaluasi Sediaan Edible Film dari Ekstrak Daun


Kemangi (Ocimum americanum L.) sebagai Penyegar Mulut
Formulation and Evaluation of Edible Film from Basil Leaves Extract (Ocimum
americanum L.) as Mouth Freshner
Fifi Harmely, Chris Deviarny, Wenna Syukri Yenni
Keywords:
Edible film, mouth
freshener, extract
of basil leaves.

ABSTRACT: A research on formulation of edible film from basil leaves extract


as mouth freshener has been done. The extract of basil leaves were used in
various concentrations which are 2.5%, 5% and 7.5%. The products were
evaluated for some parameters such as organoleptic, friability, drying shrinkage,
pH, thickness, flavonoid contents and respondents preference. The results of
evaluation showed that edible filmsfrom basil leaves extract meet requirements
as required by Standard Nasional Indonesia (SNI) and have such quality as
product in the market. Statistical analysis using Kruskal Wallis test showed that
respondents preferred for the F0 formulation in term of their appearance and
taste while as mouth freshener, respondents preferred the F3 formulation.

Kata kunci:
Edible film,
penyegar mulut,
ekstrak daun
kemanggi.

ABSTRAK: Penelitian tentang formulasi edible film dari ekstrak daun


kemangi sebagai penyegar mulut telah dilakukan. Ekstrak daun kemangi
digunakan dalam berbagai konsentrasi yaitu 2,5%, 5% dan 7,5%. Produk
dievaluasi untuk beberapa parameter seperti organoleptik, kerapuhan,
pengeringan penyusutan, pH, ketebalan, isi flavonoid dan responden
preferensi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa edible film dari ekstrak
daun kemangi memenuhi persyaratan seperti yang dipersyaratkan oleh
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan memiliki kualitas seperti produk
di pasar. Analisis statistik menggunakan uji Kruskal Wallis menunjukkan
bahwa responden lebih suka untuk formulasi F0 dalam hal penampilan
mereka dan rasa sementara sebagai penyegar mulut, responden lebih
memilih formulasi F3.

Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang


Korespondensi :
Fifi Harmely
(harmelyfifi@yahoo.co.id )

38

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014

FormulasiI dan Evaluasi Sediaan Edible Film dari Ekstrak...  | Harmely dkk.

PENDAHULUAN

mencoba membuat sediaan penyegar mulut


dari ekstrak daun kemangi dalam bentuk

Menyegarkan

mulut

memang

tidak

edible film.

mudah. Secantik dan setampan apapun,

Edible film merupakan suatu lapisan tipis,

seseorang akan kehilangan daya tarik jika

terbuat dari bahan yang bersifat hidrofilik dari

memiliki aroma napas tak sedap. Menjaga

protein maupun karbohidrat serta lemak atau

kesehatan mulut dan kesegaran nafas

campurannya. Edible film berfungsi sebagai

penting demi menunjang kesempurnaan

bahan pengemas yang memberikan efek

penampilan. Napas tak sedap, yang dalam

pengawetan. Edible film dapat menjadi barrier

istilah medis disebut halitosis, muncul akibat

terhadap oksigen, mengurangi penguapan

penumpukan bakteri yang tumbuh subur

air dan memperbaiki penampilan produk.

di area minim oksigen, seperti belakang

Penggunaan edible filmdapat mencegah

lidah dan celah gigi. Penumpukan bakteri

proses oksidasi, perubahan organoleptik,

biasanya bersumber dari kopi, rokok, sisa

pertumbuhan mikroba atau penyerapan uap

makanan, juga karang gigi. Membiarkan

air. Edible filmjuga dapat digunakan sebagai

bakteri menumpuk di dalam mulut akan

pembawa antioksidan yang dapat melindungi

mengakibatkan gangguan keseimbangan

produk terhadap proses oksidasi lemak (5).

asam mulut, sehingga menghasilkan gas


sulfur pemicu aroma tak sedap (1).
Kemangi

mulut berfungsi

menyegarkan nafas, menghilangkan bau


L.)

mulut dan memberikan rasa segar. Sediaan-

yang

sediaan yang digunakan untuk menyegarkan

berkhasiat untuk mengatasi bau mulut.

mulut diantaranya pasta gigi, obat kumur,

Menurut penelitian in vitro daun

kemangi

tablet kunyah, tablet hisap, spray penyegar

(Ocimum americanum L.) dapat menghambat

mulut, permen dan sediaan berbentuk edible

pertumbuhan

patogen

film (6,7). Sediaan penyegar mulut dalam

albicans,

bentuk edible film ini sudah ada di pasaran,

Streptococcus mutans, dan Lactobacillus

produknya menggunakan menthol sebagai

casei (2). Kandungan kimia yang terdapat

zat aktif yang memberikan kesegaran di

pada daun kemangi adalah minyak atsiri

mulut.

merupakan

pada

seperti

(Ocimum

Sediaan penyegar

salah

mulut,

sineol

americanum

satu

tanaman

bakteri-bakteri
seperti

dan

Candida

eugenol,

saponin,

flavonoid, polifenol dan tannin (3). Kemangi

METODE PENELITIAN

dapat dimakan segar sebagai lalapan dengan


cara memakan atau mengunyah secara

Alat dan Bahan

langsung. Cara ini tentu dipandang kurang

Alat-alat yang digunakan pada penelitian

praktis, oleh karena itu perlu dibuat suatu

ini adalah kaca arloji, cawan penguap, botol

sediaan untuk meningkatkan kepraktisan,

semprot, krus, corong, beaker glass, gelas

kemudahan pemakaian, dan penerimaan

ukur, kertas perkamen, timbangan digital,

masyarakat, ekstrak daun kemangi

telah

lemari pendingin, botol maserasi, tabung

diformulasikan dalam bentuk permen (4).

reaksi, kertas saring, pipet tetes, rotary

Sekarang diperlukan inovasi baru selain

evaporator,

sediaan yang telah ada sebelumnya, peneliti

batang pengaduk, oven, desikator, pinset,

hot

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014

plate,

magnetic

stirrer,

39

FormulasiI dan Evaluasi Sediaan Edible Film dari Ekstrak...  | Harmely dkk.

spatel, alat cetak edible film hasil modifikasi,


alat uji ketebalan film (mikrometer skrup), pH
meter inolab, dan Roche friabilator.
Bahan-bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah daun kemangi (Ocimum
americanum L.), etanol 70%, etanol 96%,
pati jagung, HPMC, sorbitol, Na Sakarin, Ol.
MP, menthol, nipagin, nipasol, essen melon,
kloroform, FeCl3, HCl(p), serbuk Mg, norit,
H2SO4(p) dan aquadest.

dipekatkan dengan rotary evaporator hingga


diperoleh ekstrak kental (8).
Pemeriksaan Bahan Tambahan
Pemeriksaan bahan-bahan tambahan
dilakukan menurut FI edisi IV dan Handbook
of Pharmaceutical Exipientas 2nd Ed.
Formulasi
Kemangi
Tertera pada Tabel 1.

Sukarelawan
Sukarelawan sebanyak 10 orang diminta
kesediaannya untuk mengkonsumsi sediaan
edible film ekstrak daun kemangi dan
memberi pendapat mengenai organoleptis
dan aktivitas antihalitosis untuk menyegarkan
mulut dari sediaan edible film, hasil yang
diperoleh dalam bentuk skor.

Pembuatan edible film ekstrak daun kemangi


Pati
beberapa

bagian

aquadest

dalam

kemudian

terbentuk gel jernih. HPMC dikembangkan


dalam aquadest ditambah sorbitol, diaduk
pada suhu yang dijaga 60C. Kedua gel
bahan-bahan yang lain (larutan natrium
sakarin, essen melon, ekstrak daun kemangi,

kemangi

segar

matahari secara tidak langsung. Pembuatan


etanol

daun

kemangi

dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara dingin


metode maserasi. Pelarut yang digunakan
dalam penelitian ini adalah etanol 70%.
Daun kemangi yang sudah dikeringkan lalu
dimasukkan ke dalam bejana botol maserasi
dengan ditambah etanol 70%. Campuran ini
kemudian dikocok-kocok supaya tercampur
rata dan didiamkan selama 5 hari. Setelah
5 hari campuran ini kemudian disaring
dengan kertas saring

Tabel 1. Formula edible film

dikeringkan

dengan cara menjemur di bawah sinar

untuk didapat sari-

sarinya. Pencampuran dan penyaringan ini


dilakukan tiga kali secara berulang sampai
warna campuran menjadi agak pudar. Sari
daun kemangi yang diperoleh kemudian

40

didispersikan

dipanaskan pada suhu 60C , diaduk hingga

Pembuatan Ekstrak Kental Daun Kemangi

ekstrak

jagung

dicampurkan pada suhu 60C, ditambah

Cara Kerja

Daun

Edible Film Ekstrak Daun

Formula

Bahan

F1

F2

F3

2,5

5,0

7,5

Pati jagung (%)

HPMC (%)

Sorbitol 70% (%)

Ekstrak etanol

F0

daun kemangi (%)

Na. Sakarin (%)

0,25 0,25 0,25 0,25

Menthol (%)

0,1

0,1

0,1

0,1

Minyak permen (%)


Nipagin (%)

0,18 0,18 0,18 0,18

Nipasol (%)

0,02 0,02 0,02 0,02

Essen Melon (%)

0,25 0,25 0,25 0,25

Air suling ad

100

100

100

100

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014

FormulasiI dan Evaluasi Sediaan Edible Film dari Ekstrak...  | Harmely dkk.

nipagin, nipasol, mentol, minyak permen, dan

2 g dalam cawan porselen (B) kemudian

sisa air) pada suhu kamar, diaduk homogen

dikeringkan dalam oven selama 2-5 jam

lalu dituangkan dan diratakan pada cetakan

sampai diperoleh bobot tetap (C), susut

(27,5 x 18 cm). Pengeringan dilakukan di

pengeringan

dalam oven pada suhu 45 50C selama

terhadap berat sampel yang digunakan.

ditentukan

dalam

persen

24 jam,lalu dilepaskan dari cetakan lalu


dipotong potong dengan ukuran 2,2 x 3,2

% Susut Pengeringan

cm.
=
Evaluasi Edible Film
Evaluasi
pemeriksaaan
susut

edible

pengeringan,

B-A

x 100%

meliputi

Pemeriksaan pH

kerapuhan,

Pemeriksaan

film

organoleptis,

C-A

pemeriksaan

ini

dilakukan

dengan

pH,

menggunakan alat pH meter inolab alat ini

ketebalan edible film, pemeriksaan flavonoid,

dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan

dan uji kesukaan panelis.

dapar pH 4 dan pH 7. Elektroda dibilas dengan


air suling dan dikeringkan. Pengukuran pH
edible film ekstrak daun kemangi dilakukan

Pemeriksaan Organoleptis
Pemeriksaan

organoleptis

meliputi

dengan cara 1g edible film dilarutkan dengan

pengamatan bentuk, warna, bau dan rasa

air suling hingga 10 ml. Elektroda dicelupkan

dari edible film yang dihasilkan. Pemeriksaan

dalam wadah tersebut, angka menunjukkan

dilakukan pada suhu kamar (15-30C) setiap

pada pH meter merupakan nilai pH edible

minggu selama 8 minggu.

film ekstrak daun kemangi. Pemeriksaan pH


dilakukan setiap minggu selama 8 minggu.

Pemeriksaan Kerapuhan Edible Film


Kerapuhan edible film dilakukan sesuai
dengan uji kerapuhan tablet (8) menggunakan

Pemeriksaan Ketebalan Edible Film (7)


Pemeriksaan

ketebalan

dilakukan

film bebas dari debu ditimbang bersama

diukur pada 5 tempat yang berbeda. Lalu

(W1),

dijumlahkan dan dicari ketebalan rata-

dimasukkan

kedalam

Roche Friabilator, jalankan alat selama 4

mikrometer

film

alat Roche Friabilator. 20 lembar edible


kemudian

dengan

edible

yang

ratanya.

menit dengan kecepatan putaran 25 rpm.


Bersihkan 20 lembar edible film tersebut dari
debu dan timbang kembali (W2). Kerapuhan
edible film dapat dihitung dengan rumus:
Kerapuhan = 1 -

W2
W1

Pemeriksaan Flavonoid
Pemeriksaan

kandungan

flavonoid

dilakukan terhadap setiap formula edible


film dari formula. Pemeriksaan dilakukan

x 100%

Pemeriksaan Susut Pengeringan


Cawan porselen dikeringkan dalam oven
pada suhu 105C sampai diperoleh bobot

dengan melarutkan edible film kedalam air.


Larutan 1-2 tetes, teteskan pada plat tetes
lalu tambahkan serbuk Mg dan HCl (p),
terbentuknya warna merah menandakan
adanya flavonoid (9).

tetap (A). Edible film ditimbang seberat

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014

41

FormulasiI dan Evaluasi Sediaan Edible Film dari Ekstrak...  | Harmely dkk.

Analisa Data

Uji Kesukaan Panelis


Pengujian kepada panelis dibagi menjadi

Data hasil pengujian kesukaan panelis

beberapa poin yaitu :

yang berupa skor diolah secara statistik

a. Pengamatan terhadap bau dan rasa edible

dengan analisa Kruskal wallis.

film
HASIL DAN DISKUSI

b. Warna dan bentuk edible film


c. Aktivitas antihalitosis untuk menyegarkan
mulut
Data

Penelitian ini bertujuan memformulasi


penilaian

pengujian

diperoleh

ekstrak etanol

daun kemangi (Ocimum

dengan cara membandingkan sampel dan

americanum L.) dalam bentuk sediaan

formulir penilaian kepada panelis. Penilaian

edible

berupa skor berdasarkan warna dan bentuk

ekstrak

, bau dan rasa, dan aktivitas antihalitosis

selama ini daun kemangi dikenal sebagai

untuk menyegarkan mulut. Panelis yang

lalapan. Sebelumnya telah ada penggunaan

digunakan sebanyak 10 orang. Kriteria

daun

penilaian yang diterapkan adalah:

herbal (kembang gula) sebagai pencegah

a. Warna dan bentuk

bau mulut (4). Flavonoid dan minyak atsiri

dengan

film

variasi

konsentrasi

0%,2,5%,5,0%,7,5%,

kemangi

dalam

dimana

bentuk

permen

1. Sangat menarik

( skor 5 )

yang terkandung di dalam daun kemangi

2. Menarik

( skor 4)

dilaporkan

3. Cukup menarik

( skor 3 )

antibakteri terhadap bakteri penyebab bau

4. Kurang menarik

( skor 2 )

mulut (2,4).

5. Tidak menarik

( skor 1 )

b. Bau dan rasa

mempunyai

aktifitas

sebagai

Sampel daun kemangi yang digunakan


pada penelitian ini diperoleh di daerah

1. Sangat enak

( skor 5 )

Tengah

2. Enak

( skor 4 )

tanaman kemangi ini dilakukan di Herbarium

3. Cukup enak

( skor 3 )

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan

4. Kurang enak

( skor 2 )

Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas

5. Tidak enak

( skor 1 )

Andalas Padang dengan nomor koleksi 131/

c. Aktivitas antihalitosis untuk menyegarkan


mulut

Sawah,

Bukittinggi.

Identifikasi

K-ID/ANDA/IX/2012.
Ekstraksi

sampel

dilakukan

dengan

1. Sangat menyegarkan mulut (5)

metode maserasi. Metode ini dipilih karena

2. Menyegarkan mulut

prosesnya

(4)

sederhana,

cukup

efektif

3. Cukup menyegarkan mulut (3)

untuk menarik zat yang diinginkan, dan

4. Kurang menyegarkan mulut (2)

tidak ada proses pemanasan, sehingga

5. Tidak menyegarkan mulut

kerusakan za-zat akibat suhu yang tinggi

(1)

dapat dihindari. Daun Kemangi diekstraksi


Parameter

adalah

menggunakan pelarut etanol yaitu etanol

kesukaan panelis terhadap warna, bentuk,

70%. Alasan pemilihan etanol sebagai

bau dan rasa, dan aktivitas antihalitosis

pelarut adalah karena harganya murah,

untuk menyegarkan mulut dari tiap formula

mudah didapatkan, tidak toksik dan dapat

edible film ekstrak daun kemangi.

mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.

42

yang

diamati

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014

FormulasiI dan Evaluasi Sediaan Edible Film dari Ekstrak...  | Harmely dkk.

campurannya. Edible film berfungsi sebagai


bahan pengemas yang memberikan efek
pengawetan (5). Sebagai pembentuk edible
film digunakan pati jagung, HPMC dan sorbitol
sehingga dihasilkan film tipis yang dapat
digunakan sebagai pembawa ekstrak daun
kemangi. Selain bahan bahan tersebut juga
Gambar 1. Edible Film

ditambahkan bahan tambahan lain yaitu Na


sakarin, menthol, minyak permen, nipagin,

Disini digunakan etanol 70% karena sampel

nipasol dan pewarna (essen melon). Na

yang digunakan adalah sampel kering, jadi

Sakarin berfungsi sebagai pemanis. Menthol

dengan adanya kandungan air pada pelarut

pemberi rasa segar dan minyak permen

dapat mengaktifkan sel - sel pada daun,

pemberi aroma mint dan menyegarkan

akibatnya pelarut lebih cepat berpenetrasi

mulut. Nipagin dan nipasol berfungsi untuk

ke dalam sel-sel, sehingga proses ekstraksi

memperpanjang umur simpan dari sediaan,

berlangsung lebih efisien.

penggunaan kombinasi nipagin dan nipasol

Proses maserasi dilakukan selama 5

tersebut karena dapat meningkatkan efeknya

hari. Maserat kemudian diuapkan dengan alat

terhadap bakteri dan jamur. Pewarna (essen

rotary evaporator hingga didapatkan ekstrak

melon) untuk memperbaiki penampilan dari

kental daun kemangi (Ocimum americanum

sediaan. Sebagai pelarut digunakan air

L.).

suling.

Selanjutnya

dilakukan

pemeriksaan

ekstrak etanol daun kemangi yang meliputi

Dalam

pemeriksaan organoleptis, kelarutan, susut

diperlukan

pengeringan, kadar abu, pH dan uji fitokimia.

preformulasi, formulasi dan proses evaluasi.

Hasil pemeriksaan fitokimia memberikan

Preformulasi

hasil bahwa ekstrak etanol daun kemangi

karakteristik fisika, kimia dan biologi dari

mengandung flavonoid, minyak atsiri, fenol,

semua

terpenoid dan saponin.

tambahan yang digunakan dalam membuat

Berdasarkan beberapa literatur yang


menyatakan bahwa daun kemangi berkhasiat

pembuatan

sediaan

tahapan-tahapan
memerlukan

bahan

obat

dan

farmasi
seperti

pertimbangan
bahan-bahan

produk tersebut (10).


Pemeriksaan

terhadap

bahan-bahan

antibakteri terhadap bakteri penyebab bau

tambahan juga perlu dilakukan pemeriksaan

mulut, oleh karena itu dilakukan formulasi

meliputi organoleptis, kelarutan dan bobot

ekstrak daun kemangi dalam bentuk sediaan

jenis. Hasil pemeriksaan telah memenuhi

edible film sebagai penyegar mulut, yang

persyaratan sesuai dengan FI edisi IV dan

nanti akan dilihat efeknya berdasarkan uji

Handbook of Pharmaceutical Exipientas 2nd

aktivitas menyegarkan mulut terhadap 10

Ed. Dengan demikian bahan bahan yang

orang panelis.

akan digunakan sudah dapat dipakai untuk

Edible film merupakan suatu lapisan

pembuatan edible film.

tipis, tidak boleh ada rongga udara, terbuat

Persyaratan mutu edible film sebagai

dari bahan yang bersifat hidrofilik dari

sediaan farmasi belum ditetapkan, karena

protein maupun karbohidrat serta lemak atau

itu dalam penelitian ini digunakan uji mutu

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014

43

FormulasiI dan Evaluasi Sediaan Edible Film dari Ekstrak...  | Harmely dkk.

sediaan edible film di pasaran sebagai

kerapuhan edible film maka kerapuhan dari

pembandingnya. Setelah edible film ekstrak

edible film yang ada di pasaran dijadikan

daun kemangi dievaluasi ditentukan batas

sebagai pembandingnya.Pada F0= 0,124%,

minimum maksimum dari respon yang

F1= 0,149%, F2= 0,204%, F3= 0,216%,

diinginkan

(Standard

P= 0,113%. F0 dan F1 yang kerapuhannya

Nasional Indonesia) dan hasil pengukuran

mendekati kerapuhan pembanding. Pada

sediaan di pasaran sebagai pembanding.

uji kerapuhan ini semua formula edible film

Sebelumnya sudah ada penelitian tentang

yang diuji tidak patah dan bentuknya tetap

edible film dalam farmasi yaitu formulasi

utuh dan hanya mengalami pengurangan

edible film ekstrak daun sirih (7) dan edible

berat karena gesekan yang terjadi ketika

film Bromheksin HCl (11).

diuji kerapuhannya. Evaluasi kerapuhan ini

berdasarkan

SNI

Pada evaluasi organoleptis edible film


ekstrak etanol daun kemangi yang dilakukan

bertujuan untuk menjamin edible film sampai


pada konsumen.

selama 8 minggu didapatkan hasil F0 (bentuk

Pemeriksaan susut pengeringan edible

lapisan tipis, warna hijau muda transparan,

film, menunjukkan formula pada F0 lebih

bau khas mint, rasa manis menyegarkan);

besar yaitu 14,561% tetapi masih memenuhi

F1 (bentuk lapisan tipis, warna hijau

persyaratan

tua

yang

ditetapkan

(12).

Hal

transparan, bau khas mint kemangi, rasa

ini dapat disebabkan karena konsentrasi

manis menyegarkan); F2 (bentuk lapisan

ekstrak etanol daun kemangi pada F0 0%

tipis,warna hijau lumut transparan, bau

sehingga konsentrasi airnya lebih tinggi.

khas mint dan kemangi, rasa manis agak

Evaluasi pH edible film ekstrak daun

pahit menyegarkan); F3 (bentuk lapisan

kemangi yang diamati selama 8 minggu

tipis,

warna hijau kecoklatan transparan,

menunjukkan hasil yang berubah ubah setiap

bau khas mint kemangi, rasa agak pahit

minggunya, pH edible film yang dihasilkan

menyegarkan), hal ini disebabkan karena

harus berada pada range pH mulut agar tidak

konsentrasi ekstrak etanol daun kemangi

menimbulkan iritasi pada mukosa mulut.

yang digunakan dalam formulasi berbeda

Hasil pH yang diamati F0: 7,1140,062,

beda, sehingga warna edible film pada

F1: 6,7850,055, F2: 6,1900,079, F3:

F2 dan F3 kelihatan lebih pekat. Dari hasil

5,8000,087, P: 6,2300,072. Sementara pH

evaluasi organoleptis terhadap edible film

normal mulut yaitu berada dalam range 5,5-

yang meliputi bentuk, bau, rasa, dan warna

7,9 (13), disini menunjukkan formulasi edible

ini menunjukkan bahwa sediaan edible

film cocok dengan pH mulut. Perubahan pH

film tidak mengalami perubahan pada saat

tiap minggunya kemungkinan disebabkan

penyimpanan. Hal ini dapat terjadi karena

oleh sensitifitas alat pH meter inolab yang

kesesuaian antara bahan bahan sehingga

digunakan

tidak terjadi interaksi antara bahan

sediaan.

yang

dapat menyebabkan perubahan perubahan

dan

Pemeriksaan

proses
ketebalan

penyimpanan
edible

film

pada sediaan dan menghasilkan suatu

menggunakan mikrometer dengan ketelitian

sediaan yang stabil pada penyimpanan.

0,01 mm pada lima tempat berbeda. Nilai

Dari pemeriksaan kerapuhan edible

ketebalan edible film yang diukur sama

film, karena belum ada persyaratan mutu

dengan rata-rata hasil lima pengukuran

44

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014

FormulasiI dan Evaluasi Sediaan Edible Film dari Ekstrak...  | Harmely dkk.

Tabel 1. Hasil rekapitulasi Evaluasi Edible Film ekstrak daun kemangi.


Pengamatan

F1

F2

Evaluasi

F0

F3

Pemerian
-Bentuk

PLT

PLT

PLT

PLT

PLT

-Warna

HMT

HTt

HLt

HKt

BK

-Bau

KM

KMk

KMk

KMk

KM

-Rasa

Mm

Mm

MAPm

APm

Mm

Kerapuhan

0,124 %

0,149%

0,204%

0,218%

0,113%

Susut Pengeringan

14,561%

14,315%

13,837%

13,357%

11,014%

7,114

6,785

6,190

5,800

6,230

0,062

0,055

0,079

0,087

0,072

0,1202

0,1494

0,1550

0,1800

0,0100

pH
Ketebalan
Kandungan Flavonoid

0,0075 mm 0,0064 mm 0,0088 mm 0,0068 mm


+
+
+
-

0 mm
-

Kesukaan
Jumlah sukarelawan
a.Warna dan Bentuk
-Sangat Menarik

-Menarik

-Cukup menarik

-Kurang menarik

-Tidak menarik

-Sangat enak

-Enak

-Cukup Enak

-Kurang Enak

-Tidak Enak

-Sangat menyegarkan

-Menyegarkan

-Cukup menyegarkan

-Kurang menyegarkan

-Tidak menyegarkan

b. Bau dan Rasa

c.Aktivitas menyegarkan mulut

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014

45

FormulasiI dan Evaluasi Sediaan Edible Film dari Ekstrak...  | Harmely dkk.

tersebut. Ketebalannya berkisar antara; F0=

hasil ujinya didasarkan kepada rangking

0,12020,0075 mm dengan KV= 6,23%, F1=

yang tertinggi (15). Hasil uji kesukaan

0,14940,0064mm dengan KV= 4,62%, F2=

terhadap 4 formula yang dianalisa dengan

0,15500,0088mm dengan KV= 5,88%, F3=

etode Kruskal-Wallis berdasarkan rangking

0,18000,0068mm dengan KV= 3,78%, P=

yang tertinggi menunjukkan bahwa F0

0,01000mm dengan KV= 0%. Pada setiap

paling banyak disukai bentuk, warna, bau

formula menunjukkan variasi dan terjadinya

dan rasanya oleh panelis sedangkan F3

pertambahan ketebalan. Hal ini disebabkan

paling menyegarkan mulut pada panelis

oleh perbedaan konsentrasi ekstrak daun

dibandingkan F0, F1 dan F2. Berdasarkan

kemangi pada setiap formula, makin tinggi

statistik bahwa F0 paling banyak disukai dari

kadar ekstrak daun kemangi makin tebal

segi organoleptisnya karena F0 memberikan

Ketebalan

rasa yang enak bagi panelis, sedangkan F1,

edible film dalam satu formula menunjukkan

F2 dan F3 memiliki rasa yang agak pahit

perbedaan atau tidak rata yang ditunjukkan

dari ekstrak daun kemangi. Rasa pahit ini

berdasarkan simpangan baku dan koefisien

tidak lazim bagi panelis yang semuanya

variasi yang didapatkan lebih dari 2%. Hal

merupakan masyarakat Sumatera Barat

ini terjadi karena pencetakannya yang

dimana masyarakat Sumatera Barat jarang

dilakukan secara manual dengan Metode

atau tidak pernah mengkonsumsi daun

Casting. Ketebalan edible film yang tidak

kemangi, baik yang ditambahkan dalam

rata ini menyebabkan warna edible film

masakan maupun sebagai lalapan. Walaupun

seakan seperti tidak homogen dan warna

demikian, panelis menyatakan bahwa F3

ekstrak yang gelap juga menyebabkan

memberikan efek yang menyegarkan pada

perbedaan warna yang jelas di beberapa

mulut. Jadi uji efek kesukaan pada penelitian

sisinya dengan ketebalan yang berbeda.

ini dipengaruhi oleh kebiasaan panelis.

edible

film

yang

dihasilkan.

Sedangkan ketebalan dan warna edible film


pembanding sama disetiap sisinya karena

KESIMPULAN

menggunakan alat dan metode yang lebih


canggih.Ketebalan edible film yang diperoleh

1. Ekstrak daun kemangi dapat diformulasi

telah memenuhi syarat karena ketebalan

dalam

bentuk

kurang dari 0,25 mm (14).

konsentrasi 2,5%, 5,0%, dan 7,5% dan

edible

film

dengan

Pemeriksaan kandungan flavonoid pada

dari formula edible film F0, F1, F2 dan F3

edible film didapatkan hasil F1, F2 dan F3

berdasarkan evaluasi telah memenuhi

positif, ini memberikan hasil positif karena

persyaratan sebagai edible film.

adanya ekstrak daun kemangi pada formula


tersebut.

2. Berdasarkan uji statistic dengan etode


Kruskal-Wallis

formula

edible

film

Pada uji kesukaan panelis dianalisa

yang paling disukai panelis adalah F0

dengan Metode Kruskal-Wallis karena uji

dan formula yang paling memberikan

kesukaan panelis bersifat non parametrik.

aktivitas

Metode Kruskal-Wallis merupakan metode

mulut adalah F3.

antihalitosis

menyegarkan

analisa yang paling tepat dan mudah untuk


melakukan uji kesukaan panelis karena

46

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014

FormulasiI dan Evaluasi Sediaan Edible Film dari Ekstrak...  | Harmely dkk.

DAFTAR PUSTAKA
1. Widagdo, Y. dan Kristina S., 2007,
Volatile Sulfur Compounds sebagai

9. Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia

Penyebab Halitosis, Jurnal Kedokteran

Penentuan Cara Modern Menganalisa

Gigi Universitas Mahasaraswati, 5(2).

Tumbuhan,

2. Thaweboon, S.dan Thaweboon B.,


2009. In Vitro Antimicrobial Activity of

3.

Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Diterjemahkan

oleh

Kosasih, Padmawinata, ITB, Bandung.


10. Ansel,

H.C.,

1989,

Pengatur

Ocimum americanum L. Essential Oil

Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV,

Against Oral.

Diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,

Pitojo, Setijo,1996, Kemangi dan

11. Yordaningsih,

Selasih, Trubus Agriwijaya, Ungaran.


4. Nirmala,

W.,

Wardani.

E.

H.

Budiyanto.
Stiyawan,

Universitas Indonesia, Jakarta.

A.Y.
2011,

C.,

2007,

Formulasi

Edible Film Bromheksin Hidroklorida


dengan

Iota

Karaginan

Bahan

(Ocimum

penelitian Fakultas Farmasi Universitas

sebagai

Permen

Herbal Pencegah Bau Mulut, FMIPA


UNY,Yogyakarta.http://seminar.uny.

Film,

Laporan

Pemanfaatan Ekstrak Daun Kemangi


canum)

Pembentuk

sebagai

Pancasila, Jakarta.
12. Badan Standarisasi Nasional, 2008,
SNI3547.2-2008, Mutu Kembang Gula,

ac.id [25Juni 2012]


5. Krochta, J.M., 1992, Control of Mass

Badan Standar Nasional, Jakarta..

Tranfer in Foods with Edible Coating

13. Rooban,T., G. Mishra, J. Elizabeth, K.

and Film, Advances Food Engineering.

Ranganathan and T. R. Saraswathi,

Elsevier Sci. Publ. Co.Inc. New York.

2006, Effect of Habitual Arecanut

6. Jaya, A., 2000, Halitosis, Dental Lintas

Chewing on Resting Whole Mouth


salivary Flow Rate and pH, Indian J.

Mediatama, Jakarta.
7. Arifin, Moch Futuchul., Liliek Nurhidayanti,

Med Sci, 60(3):95-105.

Syarmalina, Rensi, 2010, Formulasi

14. Susanto, Tri dan Budi Saneto, 1994,

Edible Film Ekstrak Daun Sirih (Piper

Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian.

betle L.) sebagai Antihalitosis, Jurnal

PT. Bina Ilmu, Surabaya.

Ilmu Kefarmasian Indonesia.,8(1): 61-

Statistik Edisi ke-3, Diterjemahkan oleh

68.
8. Voight,

15. Spiegel, M.R., and L. J. Stephens, 2004,

R,

Teknologi

1995,

Buku

Farmasi,

Pelajaran
Edisi

V,

W. Kastawan dan I. Harmein, Erlangga,


Jakarta.

Diterjemahkan oleh S.Noer, Universitas

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014

47

Anda mungkin juga menyukai