Anda di halaman 1dari 5

APA ITU AKUNTANSI???

Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan


penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor,
pemasok, serta pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan
adalah persamaan akuntansi (Aset = Liabilitas + Ekuitas). Akuntansi keuangan
berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau
organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan tersebut.
Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik
perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai
pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari
akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
merupakan aturan-aturan yang harus digunakan di dalam pengukuran dan
penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Dengan demikian,
diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui
laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang sama yaitu SAK.
SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994, menggantikan Prinsip-prinsi
Akuntansi Indonesia tahun 1984.

Laporan keuangan klub sepak bola Indonesia

ndonesian Super League (ISL) kembali digelar mulai 1 Februari 2014. Ada 22 tim yang
berpartisipasi dalam kompetisi kasta tertinggi di negeri ini. 22 tim ini dibagi menjadi dua
wilayah, barat dan timur. Masing-masing wilayah terdiri dari 11 tim. Pembagian wilayah ini
untuk mengurangi jumlah pertandingan yang harus dilakoni oleh satu tim dalam satu musim
kompetisi. Tujuannya adalah mengurangi jumlah dana yang harus dikeluarkan klub lantaran
banyaknya pertandingan yang harus dijalani. Terlebih jika mereka harus menempuh perjalanan
jauh karena luasnya bumi Indonesia ini. Maka pembagian menjadi dua wilayah ini dinilai bijak
mengingat keuangan sebagian besar klub ISL tidak sehat.
Hal ini terlihat dari masih banyaknya kasus keterlambatan pembayaran gaji pemain oleh
sejumlah klub. Bahkan para pemain yang merasa haknya dizalimi melaporkan masalah ini ke
pihak berwajib. Mengingat betapa pentingnya uang bagi si pemain untuk menghidupi
keluarnganya, tentu pihak klub yang mengontraknya harus bertanggungjawab. Namun jika klubklub tersebut juga kekurangan dana untuk melunasi kewajibannya, maka ini akan menjadi
masalah yang berlarut-larut. Lantas apa yang menyebabkan masalah ini terjadi?
Seperti yang sudah kita ketahui, meskipun klub-klub tersebut sudah berbentuk badan hukum, tapi
kita akan kesulitan untuk menemukan laporan keuangan sebuah klub. Entah memang tidak
dibuat atau tak bisa membuatnya. Namun yang pasti, transparansi keuangan sebuah klub
sepakbola di negeri ini sangat buruk. Kita tak tahu rincian darimana sumber pendanaan sebuah
klub. Keuangan klub akan ramai dibicarakan ketika klub mengalami pailit dan tak mampu
membayar gaji pemainnya.

Menanggapi permasalahan keuangan klub yang sering melanda klu-klub di tanah air, sepertinya
kita harus berkaca pada tim-tim Bundesliga. Dikutip dari Detik.com, bahwasanya ada tiga pilar
yang mampu menopang tim dalam mengarungi kompetisi di negeri yang dipimpin Angela
Merkel tersebut. TIga hal inilah yang membuat klub-klub Jerman terhindar dari krisis financial
dan siap menatap aturan Financial FIFA Fairplay yang mulai diterapkan.
Pilar pertama adalah data laporan keuangan selama tiga periode yang harus diserahkan ke
otoritas liga setempat. Mereka harus menyerahkan laporan keuangan pada musim lalu yang
sudah dilewati dan juga laporan pada musim sekarang yang sedang berjalan. Sebuah tim juga
harus menyerahkan proyeksi laporan keuangan pada musim berikutnya sebagai antisipasi adanya
krisis yang akan menimpa klub.
Dari data keuangan tersebut, pihak Bundesliga akan menilai kelayakan sebuah klub untuk
mengikuti kompetisi yang akan berlangsung. Jika keuangan klub dianggap memadai untuk
mengarungi kompetisi, maka klub akan mendapat lisensi dari pihak liga.
Dalam ilmu akuntansi, sebuah laporan keuangan disusun untuk kepentingan berbagai pihak.
Selain untuk menilai kelayakan klub mengikuti kompetisi, laporan keuangan juga merupakan
bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik atau pemegang saham klub. Kinerja
keuangan manajemen akan nampak pada laporan keuangan. Bagaimana mereka mengelola
keuangan sehingga menhasilkan profit bagi pemilik.
Laporan keuangan juga menjadi acuan pihak kreditor untuk memberikan pinjaman bagi sebuah
klub. Dari data keuangan klub dapat dilihat sejauh mana sebuah klub mampu mengenmabalikan
pinjamannya atau sering disebut sebagai likuiditas. Terlebih bagi pemain yang akan dikontrak,
sebuah laopran keuangan akan menjadi bahan pertimbangan sang pemain untuk bergabung. Jika
data tersebut menunjukkan kemampuan klub dalam mengelola keuangannya, maka ini akan
membuat pemain merasa terjamin akan hak-haknya.
Pilar kedua adalah adanya aturan yang mengharuskan klub peserta liga menyerahkan uang
jaminan kepada pihak pengelola liga. Di Bundesliga, jumlah tersebut berkisar 10 juta euro. Dana
tersebut digunakan untuk menjamin keberlangsungan liga. Jika sebuah klub mengalami kesulitan
keuangan maka klub dapat mengambil atau meminjam dana tersebut agar tetap bisa melanjutkan
kompetisi hingga akhir musim. Setelah musim kompetisi berakhir, dana yang tidak terpakai akan
dikembalikan ke pihak klub.
Pilar terakhir adalah aturan mengenai kepemilikan sebuah klub. Di Bundesliga, berlaku aturan
bahwa supporter adalah pemegang saham mayoritas klub. Suporter memegang 50% plus satu
suara pemegang saham. Tujuannya adalah agar klub tak dikontrol oleh pemilik yang berjumlah
satu orang saja. Ini artinya klub adalah milik supporter. Suporter mimiliki hak untuk menentukan
kebijakan klub. Dengan adanya rasa memiliki sebuah klub, maka supporter akan lebih berhasrat

dalam mendukung klub. Terbukti, rata-rata jumlah supporter yang memadati stadion di Jerman
adalah yang tertinggi diantara liga-liga top eropa lainya.
Bandingkan dengan yang terjadi di Liga Inggris. Bagaimana sebuah klub dikontrol oleh seorang
pemilik yang berhak mempermak timnya. Seperti yang dilakukan Sheh Mansour dan Roman
Abramovic. Tak hanya itu, fenomena ini juga terjadi pada klub di ISL. Celakanya, jika pemilik
memliki tujuan lain dalam memiliki klub. Seperti yang menimpa Arsenal dan juga United, yang
pemiliknya berhasrat untuk menggelembungkan kantongnya dan menomorduakan prestasi.
Berkat aturan yang tegas tersebut, ternukti tim-tim Bundesliga mampu survive di tengah badai
krisis yang melanda Eropa. Selain itu, prestasi timnas Jerman juga cenderung stabil. Ini lantaran
sebuah tim dibangun dengan semangat professional dan memiliki visi jangka panjang. Kuncinya
adalah pengelolaan keuangan yang jelas dan cerdas. Bahwa keuangan menjadi pondasi utama
sebuah klub untuk mengambil kebijakan. Tengok apa yang dilakukan El Barca. Untuk menjaga
tingkat keuangannya tetap sehat, mereka memanfaatkan akademinya untuk menghasilkan pemain
yang berkualitas. Hasilnya, mereka tak perlu mengeluarkan dana besar-besaran untuk
memboyong pemain bintang.
Jika PSSI ingin Liga Indonesia berjalan dengan baik dan juga jauh dari kecurigaan berbagai
pihak mengenai pengelolaan keuangan, sudah seharusnya aturan serupa diterapkan di Indonesia.
Maju terus sepak bola tanah air. YNWA
Liputan6.com, Jakarta - Dunia sepak bola dan pasar modal memang sangat berbeda jauh. Akan
tetapi, dunia sepak bola akan sama seperti "perusahaan" ketika menawarkan saham perdananya
ke publik.
Ketika perusahaan go public maka kepemimpinan dan arah perusahaan menjadi perhatian pelaku
pasar modal dan industri. Kepemilikan saham dan akuntabilitas pun menjadi perhatian pemegang
saham setiap waktu.
Hal sama juga terjadi dengan bisnis olah raga yang memiliki risiko unik dan tantangan. Bila
mengalami kegagalan maka harga sahamnya dapat turun.
Mengutip The Richest, yang ditulis Minggu (23/3/2014), sebagian klub sepak bola pun telah
melakukan penawaran saham perdana ke publik, dan mencatatkan saham di bursa. Berikut lima
klub sepak bola yang mencatatkan saham di pasar modal:
1. Manchester United
Pada satu titik, klub sepak bola yang mencatatkan saham di pasar modal menjadi salah satu
langkah besar dalam evolusi permainan di Inggris. Klub sepak bola asal Inggris, Manchester
Unidted memang salah satu klub yang memiliki hubungan menarik dengan bursa saham.

Sekitar tahun 1990 an dan 2000 an banyak klub berencana menawarkan saham perdana ke
publik. Hal itu sebagai salah satu cara untuk meningkatkan modal. Akan tetapi sejumlah klub
mengalami kekecewaan dengan percobaan itu. Salah satunya Tottenham Hotspur, salah satu klub
terbesar di Inggris memperdagangkan saham pada 2010-2011, tetapi memutuskan untuk membeli
sebagian saham, dan kembali go private.
Menariknya, Manchester United telah bergerak ke arah berlawanan. Klub ini pertama kali go
public pada 1990, dan banyak tawaran pengambilalihan yang dilaporkan tidak pernah terwujud
sepanjang 1990 an.
Lalu pengusaha Amerika Malcom Glazer perlahan-lahan mulai meningkatkan sahamnya di klub
tersebut dari September 2003 hingga Mei 2005, kepemilikan saham oleh Glazer mencapai 98%.
Pada 2012, Glazer memutuskan untuk mencatatkan saham MU di bursa saham New York dengan
menjual 16,7 juta saham, tetapi harganya dijual sekitar US$ 14. Angka ini di bawah harga saham
IPO yang diharapkan di kisaran US$ 16- US$ 20.
2. Lazio
Klub sepak bola asal Italia yang bernama Societa Sportiva Lazio ini didirikan pada 1900, dan
berbasis di Roma. Klub Italia ini salah satu klub sepak bola pertama di Italia yang bergabung di
bursa saham pada 1998.
Lazio, salah satu dari tiga klub Italia seri A yang mencatatkan saham di Borsa Italiana. Sebagian
besar saham Lazio sekitar 66,69% dipegang oleh Claudio Lotito, seorang pengusaha Italia yang
menjadi pemegang mayoritas pada 2004.
Sisa sahamnya sekitar 33,30% dipegang oleh publik. Saham Lazio telah naik 9,68% pada tahun
lalu.
3. Borussia Dortmund
Klub sepak bola asal Jerman ini go public pada Oktober 2000. Borussia Dortmund merupakan
klub olah raga pertama yang mencatatkan sahamnya di bursa saham Frankfurt, salah satu bursa
saham terbesar di Jerman.
Kegiatan klub ini dijalankan oleh perusahaan induk Borussia Dortmud GmbH and Co KGaA,
yang pada gilirannya dimiliki pleh Borussia Dortmund eV yang menguasai 7,24%.
Sementara itu, CEO Borussia Dortmund GmbH and Co KGaA, Bernd Geske memiliki 11,71%
saham. Berbeda dengan klub lain, sebagian besar saham Borussia Dortmund lebih banyak di
pegang oleh publik. Oleh karena itu, Dortmund merupakan klub olah raga yang benar-benar
milik publik dan diperdagangkan di bursa saham.
4. Juventus

Klub Italia dengan julukan Si Nyonya Tua ini terdaftar di Borsa Italiana sejak 3 Desember 2001.
Pemegang saham utama klub ini adalah keluarga Agneli, yang memiliki 60% saham melalui
perusahaan induknya Exor SpA The Agneli.
Keluarga Agneli merupakan keluarga Italia kaya yang juga mendirikan merek mobil Italia FIAT.
Saat ini, Presiden Juventus dipimpin oleh Andrea Angelli, cucu dari Giovanni Agneli.
Pada 2010, saham Juventus sekitar 7,5% dimiliki oleh wealth fund Lybian Arab Foreign
Investments. Pemegang saham publik memiliki 32,5% saham Juventus.
Saham Juventus pun cukup besar diperdagangkan di bursa saham sekitar 1,01 juta saham. Saham
Juventus telah naik 5,6% sepanjang tahun lalu.
5. AS Roma
Klub sepak bola Italia ini juga mencatatkan saham di Borsa Italiana. Sebagian besar saham AS
Roma dipegang oleh NEEP Roma Holdings S.p.A yang memiliki sekitar 78% saham AS Roma
dari jumlah outstanding saham AS Roma.
NEEP sendiri perusahaan patungan antara Unicredit, perusahaan keuangan Italia dan AS SPV.
Meskipun, sebagian besar saham dipegang oleh perusahaan induk, sekitar 22% saham milik
publik. Saham AS Roma sekitar 1.18 euro, dan saham AS Roma telah naik 140,67% pada 2013.

Anda mungkin juga menyukai