Anda di halaman 1dari 9

Short Case

HORDEOLUM INTERNUM OD
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik
dibagian Ilmu Kesehatan Mata RSMH Palembang

Oleh:
Hajrini Andwiarmi Adfirama, S.Ked
04054821517043

Pembimbing:
dr.H.A.K. Ansyori, SpM(K), M.Kes, MARS

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA


RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016

STATUS PASIEN

1. IdentitasPasien
Nama

: Ny.U

Umur

: 22 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Bangsa

: Indonesia

Pekerjaan

: Mahasiswa

Alamat

: Jl. Rambutan Dalam Ilir barat II Palembang

Status

: Belum Menikah

Tanggal Pemeriksaan

: 27 Oktober 2016

2. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Timbul benjolan pada kelopak bawah mata kanan sejak 3 hari yang lalu
b. Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 3 hari sebelum datang ke rumah sakit, pasien mengeluh
timbul benjolan satu buah pada kelopak bawah mata kanan sebesar kepala
jarum pentul berwarna kemerahan. Benjolan disertai rasa nyeri terutama
jika disentuh. Bejolan teraba panas (+), benjolan mudah berdarah (-),
benjolan bertambah besar (-), keluar darah atau nanah dari benjolan (-).
Mata merah (+), pandangan kabur (-), mata terasa gatal (+), rasa
mengganjal (+), rasa seperti terbakar (+), kelopak bawah terlihat bengkak
(+), terasa berat pada kelopak mata (-), bulu mata rontok (-), mata berairair (-), kotoran mata berlebihan terutama dipagi hari (-), mengucek mata
(+), silau (-), trauma (-), demam (-), nyeri menelan (-), Kemudian pasein
datang berobat ke Poliklinik Mata Rumah Sakit Mohammad Husein.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-)

Riwayat menggunakan kaca mata (-)

Riwayat konsumsi obat-obatan (-)

Riwayat trauma atau kemasukan benda asing (-)

Riwayat penyakit kulit (-)

Riwayat alergi (-)

Riwayat diabetes melitus (-)

Riwayat hipertensi (-)

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal

3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran

: Compos mentis

3. Tekanan darah : 120/80 mmHg


4. Nadi

: 80 kali/menit

5. Pernapasan

: 20 kali/menit

6. Suhu

: 37oC

7. Status Gizi

: Baik

Okuli Dekstra
b. Status Oftalmologi
Visus
6/6
TIO

N+0

Okuli Sinistra
6/6
N+0

Kedudukan

Ortoforia

bola mata
Gerakan bola
mata

Palpebra

Tampak sedikit bengkak pada


palpebra inferior, merah (-)

Tenang

Konjungtiva
-

Bulbi

Tarsal

Kornea
Bilik Mata
Depan
Iris
Pupil
Lensa

Injeksi konjungtiva (+)


Tampak massa 1 buah ukuran 2
mm x 2 mm warna kemerahan,
berbatas tegas,
permukaan
rata,
konsistensi
kenyal,
fluktuasi (-), nyeri tekan (+),
mudah berdarah (-)

Tenang

Tenang

Jernih

Jernih

Sedang

Sedang

Gambaran baik

Gambaran baik

Bulat, sentral, reflex cahaya

Bulat, sentral, reflex cahaya (+)

(+) diameter 3 mm

diameter 3 mm

Jernih

Jernih

Reflex

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Papil

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Makula

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Retina

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

fundus

C. Status Lokalis
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening preaurikula
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Slit Lamp
5. Diagnosis banding
1. Hordeolum Internum OD
2. Hordeolum Eksternum OD
3. Kalazion OD
6. Diagnosis Kerja
Hordeolum Internum OD
7. Tatalaksana
1. KIE

Menjelaskan kondisi yang terjadi pada pasien bahwa keluhan yang


dialami terjadi akibat infeksi dan peradangan di kelopak mata.

Mengedukasi pasien untuk tidak mengucek mata dan untuk


mencuci tangan (Hand Hygiene).

Mengedukasi untuk tidak menekan-nekan atau mencolok-colok


hordeolum.

Apabila tidak ada perbaikan minta pasien datang kembali setelah 3


hari untuk dilakukan insisi hordeolum

2. Non Farmakologi

Kompres hangat 2-3 kali sehari selama 10-15 menit

3. Farmakologi

Antibiotik topikal Cloramfenicol 1% EO / 8jam OD

Asam Mefenamat 3x500mg

8. Prognosis

Quo ad vitam

: bonam

Quo ad functionam

: bonam

LAMPIRAN

Gambar 1. Mata kanan dan kiri pasien

Gambar 2. Hordeolum Internum OD

ANALISIS KASUS

Diagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan


oftalmologi. Dari anamnesis Ny.U, perempuan 22 tahun datang ke Poliklinik mata
RSMH dengan keluhan timbul bejolan satu buah pada kelopak bawah mata kanan
sejak 3 hari yang lalu. Benjolan disertai rasa nyeri terutama jika disentuh. Bejolan
teraba panas (+), benjolan mudah berdarah (-), benjolan bertambah besar (-),
keluar nanah dari benjolan (-). Mata merah (+), pandangan kabur (-), mata terasa
gatal (+), rasa mengganjal (+), rasa seperti terbakar (+), kelopak bawah terlihat
bengkak (+), terasa berat pada kelopak mata (-), bulu mata rontok (-), mata berairair (-), kotoran mata berlebihan terutama dipagi hari (-), mengucek mata (+), silau
(-), trauma (-), demam (-), nyeri menelan (-). Dari anamnesis diatas didapatkan
tanda-tanda peradangan pada kelopak mata yaitu kalor (panas), dolor (nyeri),
rubor (kemerahan), Tumor (bengkak), dan Functio laesa (kehilangan fungsi).
Kemudian tidak adanya keluhan mata kabur menandakan tidak melibatkan organorgan visual. Meskipun keluhan mata merah ada namun tidak ada keluhan kotoran
mata berlebihan dan mata berair-air sehingga mata merah pada pasien ini dapat
disebabkan karena pasien mengucek mata. Sehingga dari anamnesis dapat diduga
kelainan pasien ini adalah hordeolum. Dimana hordeolum merupakan suatu
inflamasi pada kelopak mata yang terbanyak disebabkan infeksi dari
staphilococcus aureus.
Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan pada palpebra inferior sebelah
kanan sedikit bengkak, kemerahan tidak ada konjungtiva bagian tarsal didapatkan
massa 1 buah ukuran 2 mm x 2 mm warna kemerahan, berbatas tegas, permukaan
rata, konsistensi kenyal, fluktuasi (-) , nyeri tekan (+), mudah berdarah (-). Dari
letaknya benjolan maka dapat diambil kesimpulan bahwa ini merupakan
hordeolum internum. Hordeolum internum disebabkan peradangan pada kelenjar
meibom.
Karena hordeolum merupakan penyakit inflamasi karena infeksi maka
pengobatan yang diberikan kepada pasien ini merupakan kompres hangat
sebanyak 2-3 kali selama 10-15 menit untuk drainase. Untuk mengatasi sumber
infeksi dapat diberikan antibiotik topikal, pada kasus ini pasien diberikan
Cloramfenicol EO pada mata kanan, dioles setiap 8 jam sekali. Sedangkan untuk
keluhan nyeri dapat diberikan analgesik berupa asam mefenamat oral 500 mg

diminum tiap 8 jam sekali (3x1 tab). Selain itu perlu dijelaskan kepada pasien
mengenai hand hygien dan untuk tidak mengucek mata dengan tangan. Dijelaskan
juga kepada pasien untuk datang kembali jika dalam waktu 1 minggu tidak
mengalami perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai