Jadi, susunan acara di bawah ini sangat mungkin untuk diubah dan
disesuaikan dengan kondisi adat isitiadat setempat karena acaranya
sangat fleksibel dan lebih terkesan menghibur ketimbang mengikuti pakem
adat istiadat tertentu. Susunan acaranya adalah:
1. Acara Hiburan, yang umumnya sudah dimulai bahkan 30 menit
sebelum acara resepsi dimulai. Acara ini fleksibel sehingga bisa diisi
dengan beragam hiburan sesuai dengan keinginan kedua mempelai.
Dalam pernikahan islami sesi hiburan ini bisa diisi dengan Nasyid dan
lain sebagainya.
2. Acara Pembukaan oleh MC yang menandai awal dimulainya acara.
Sementara kedua mempelai yang didampingi oleh kedua pasang
orang tua dan keluarga besar harus sudah siap untuk acara
selanjutnya.
3. Acara Kirab Pengantin, yang ditandai dengan masuknya seluruh
rombongan yang memasuki ruangan resepsi pernikahan. Musik dan
tari mengiringi rombongan hingga mempelai duduk di pelaminan.
4. Sesi Foto, dimana fotografer mengambil gambar begitu mempelai
dan orang tua duduk di pelaminan.
5. Acara Sambutan yang disampaikan oleh perwakilan dari kedua
keluarga mempelai pria maupun wanita.
6. Acara Doa.
7. Acara Ramah Tamah, Hiburan dan Foto Bersama. Acara ini menjadi
acara paling lama karena begitu dimulai, tamu undangan memberikan
ucapan selamat dan foto bersama pengantin hingga acara selesai.
Susunan acara pernikahan yang masih menggunakan adat setempat
memerlukan waktu lebih lama dan lebih kompleks. Maka, persiapannya
juga harus matang sehingga tidak ada kesalahan dan kekurangan selama
prosesi berlangsung.
Kelancaran acara salah satunya tergantung dari susunan acara.
Selebihnya adalah persiapan yang dilakukan oleh keluaraga kedua
mempelai mulai dari dekorasi, pemilihan tempat, MC, hiburan, makanan,
dan masih banyak hal lain, termasuk undangan pernikahan.