2 Psi PDF
2 Psi PDF
id
Analisis
design sistem
2. Materi ditekankan pada perancangan Sistem berbasis komputer analisis sistem
( data ), DAD, ERD perancangan antar muka ( interface ), Flowchart dan
pengujian sistem untuk target Pembuatan TA.
3. Untuk pengembangan materi dosen dipersilahkan menambah materi dari
pustaka lainnya, dengan tetap berpedoman pada cat no 1.
Page 1 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
BAB I
TERMINOLOGI ANALISA
DAN PERANCANGAN SISTEM
Analisa : Suatu kegiatan yang dimulai dari proses awal didalam mempelajari
serta mengevaluasi suatu bentuk permasalahan (case) yang ada.
Sistem : Seperangkat unsur-unsur yang terdiri dari manusia, mesin atau alat dan
prosedur serta konsep-konsep yang dihimpun menjadi satu untuk
maksud dan tujuan bersama.
Informasi : Data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti
bagi yang menerimanya
Beberapa defini sistem menurut para ahli, diantaranya yaitu :
Prof. Dr. Mr. S. Prajudi A. mendefinisikan sistem adalah suatu yang terdiri dari
obyek, unsur-unsur atau komponen- komponen yang berkaitan dan
berhubungan satu sama lainnya, sehingga unsur-unsur tersebut
merupakan satu kesatuan proses.
Drs. Komarudin, mendefinisikan sistem adalah suatu susunan yg teratur dari
kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya serta prosedur-prosedur
yang berkaitan untuk melaksanakan dan memudahkan pelaksanaan
kegiatan dari suatu organisasi
Menurut Gordon B Davis
Sistem adalah seperangkat unsur unsur yang terdiri dari manusia, alat konsep
dan prosedur yang dihimpun untuk maksud dan tujuan bersama.
Menurut Raymond Mc Leod
Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama
untuk mencpai suatu tujuan.
Gordon B. Davis, menyatakan bahwa sistem bisa berupa abstrak atau fisik.
Sistem Abstrak yaitu suatu sistem yang memiliki susunan yang teratur
dari gagasan- gagasan aau konsepsi yang saling bergantung. Sistem
Page 2 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Fisik yaitu suatu sistem yang berupa serangkaian unsur yang bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan.Beberapa pengertian atau defmisi dari
Sub Sistem, diantaranya yaitu :
Gordon B. Davis, mendefinisikan sistem dibagi menjadi beberapa faktor atau
unsur-unsur kedalam subsistem-subsistem.
Norman L. Enger, mendefinisikan suatu sub-sistem adalah serangkaian
kegiatan yg dapat ditentukan identitasnya
elemen-elemen atau
Model Sistem
Sederhana.Model sistem sederhana hanya terdiri dari input, proses dan output.
Berikut beberapa contoh dari Model Sistem Sederhana :
nama,
niluts,
niluas,
niltgs,
Page 3 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
B. KARAKTERISTIK SISTEM
Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang
mencirikan sebagai suatu sistem. Karakteristik juga mengambarkan sistem secara
logik. Adapun karakteristik-karakteristik yang tersebut yaitu :
Komponen-Komponen Sistem ( Components System)
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa
suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem memiliki
sifat-sifat dari sistem dan menjalankan fungsi tertentu dari sistem. Subsistem yang
menjalankan fungsi tertentu tersebut dapat mempengaruhi proses sistem secara
keseluruhan.
Batasan Sistem ( Boundary System )
Batasan sistem (Boundary System) merupakan daerah yang dibatasi
antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dibatasi dengan lingkungan
luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu
kesatuan. Batasan sistem ini menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut
Lingkungan Sistem ( Environment System )
Lingkungan luar (Environment) dari suatu sistem adalah apapun yang ada
diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar
sistem dapat menguntungkan atau merugikan.
Menguntungkan
Page 4 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Merupakan energi dari sistem yang harus tetap dijaga dan dipelihara
karena bersifat menguntungkan.
Merugikan
Memungkinkan
sumber-sumber
daya
dapat
mengalir
dari
Page 5 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 6 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
C. KLASIFIKASI SISTEM
Sistem mempakan suatu bentuk yang saling terintegrasi antar komponen
yang satu dengan komponen yang lainnya. Setiap sistem memiliki sasaran atau
goal yang berbeda-beda.
Sistem juga diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang dan bentuk
sistem tersebut. Adapun klasifikasi sistem tersebut yaitu :
Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem
Abstrak
adalah
Sistem
yang
dibentuk
akibat
Page 7 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Sistem Fisik adalah Mempakan kumpulan elemen-elemen atau unsurunsur yang saling berinteraksi satu sama lain secara fisik serta dapat
diidentifikasikan secara nyata tujuan-tujuannya. Contoh sebagai berikut :
Sistem Atmosfier
Sistem Mobil
Page 8 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Sistem pemasaran.
dapat
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya
menghadapi persaingan dari pasar yang berubah. Perusahaan yang tidak dapat
menyesuaikan diri akan tersingkir ).
Sistem terbuka harus memiliki pengendalian yang baik supaya bisa berjalan
dengan baik.
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berinteraksi dan tidak
terpengaruh
oleh
lingkungan
luarnya.
Sistem
tertutup
ini
melakukan
Page 9 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Database
Database merupakan file yang berisikan tabel-tabel yang saling
berinteraksi sehingga dapat diproses dan digunakan dengan cepat dan mudah.
Tabel Merupakan kumpulan data yang tersusun menurut aturan tertentu dan
berhubungan dengan topik tertentu. Tabel diorganisasikan dalam dua bagian,
bagian menurun atau kolom disebut dengan field dan bagian mendatar atau baris
disebut dengan record.
File database dibuktikan dengan adanya media penyimpanan fisik berupa,
magnetic-tipe, piringan (diskette, cd)
Page 10 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Menurut Mc. Leod, database merupakan suatu kumpulan data yang saling
terintegrasi, diatur dan disimpan menurut suatu cara yang memudahkan
pengambilan kembali.
Prosedur
Prosedur merupakan komponen fisik, kerena prosedur disediakan dalam
bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Terdapat 3 (tiga) jenis
prosedur yang dibutuhkan, yakni.
1. Instruksi untuk pemakai.
2. Instruksi untuk penyiapan masukan.
3. Instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer.
Personil
Personil dapat terdiri dari beberapa bagian:
a. Pimpinan Sistem Informasi ( EDP Manager / IT Manager )
Merupakan orang yang merencakan, mengoranisasikan, menyusun staff,
mengarahkan dan mengendalikan didalam organisasinya.
b. Sistem Analis ( Analyst System )
Bekerja sama dengan pemakai mengembangkan sistem baru dan memperbaiki
sistem yang ada sekarang ini. Analisis sistem adalah pakar dalam mengidentifikasi
masalah dan menyiapkan dokumentasi tertulis mengenai cara komputer membantu
pemecahan masalah.
c. Pemrogram ( Programmer )
Menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem untuk membuat
kode instruksi-instruksi yang menyebabkan komputer mengubah data menjadi
informasi yang diperlukan pemakai.
d. Operator Komputer ( Computer Operator ).
Page 11 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Teknisi Komputer
Bagian yang bertugas me-maintance peralatan komputer yang ada seperti PC,
E. SISTEM ANALIS
Analisis sistem adalah pakar dalam mengidentifikasi masalah dan
menyiapkan dokumentasi tertulis mengenai cara komputer membantu pemecahan
masalah.
Sistem
Analis
bekerja
sama
dengan
pemakai
(user)
mengembangkan sistem baru dan memperbaiki sistem yang ada sekarang ini.
Page 12 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Bersikap Dewasa
Sopan Santun
Mempunyai Pendirian
Bersikap Tegas
Akurat
Kreatif
Page 13 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
BAB II
PENGERTIAN ANALISIS
DAN PERANCANGAN SISTEM
Analisis sistem didefinisikan bagaimana memahami dan menspesifikasi dengan
detail apa yang harus dilakukan oleh sistem. Sementara sistem desain diartikan
menjelaskan dengan detail bagaimana bagian-bagian dari sistem informasi
diimplementasikan. Dengan demikian, analisis dan desain sistem informasi
(ANSI) biasa didefinisikan sebagai : Proses organisasional kompleks dimana
sistem informasi berbasis komputer diimplementasikan. Atau bisa diringkas
sebagai berikut :
Analysis : mendefinisikan masalah.
From requirements to specification.
Design : memecahkan masalah
From specification to implementation.
Ada pertanyaan kunci, mengapa urutan tahapan-tahapan dalam ANSI menjadi
sangat penting. Ada beberapa alasan spesifik:
Pertama, kesuksesan suatu sistem informasi tergantung pada analisis dan
perancangan yang baik. Tahapan analisis akan menentukan masalah
apa yang harus diselesaikan pada organisasi atau perusahaan.
Kesalahan dalam tahap ini akan mengakibatkan masalah tetap ada
walaupun sistem informasi telah diimplementasikan. Sementara
tahapan desain akan sangat menentukan seperti apa sistem akan
berfungsi. Walaupun pada tahapan analisis masalah utama sudah
terpetakan dengan benar, kesalahan desain akan mengakibatkan
kegagalan penyelesaian masalah oleh sistem komputer. Dengan
demikian, dua langkah ini adalah langkah yang sangat menentukan
untuk pengembangan sistem.
Page 14 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Kedua, metode ANSi merupakan metode yang cukup lama dipakai untuk
membangun perangkat lunak konvensional. Dengan demikian, kesahihan
langkah-langkah baku yang ada sudah teruji. Metode ini juga telah
digunakan secara luas di berbagai industri (teknologi yang telah teruji).
Ketiga, ANSI menawarkan profesi baru sebagai seorang analis. Di bagian
sebelumnya, telah kita bahas bahwa stakeholder yang bertanggung jawab
pda pelaksanaan seluruh tahapan ANSI adalah seorang analis. Dengan
perkembangan industri sisten informasi maka sistem analis merupakan
bagian dari karir dalam dunia IT, menawarkan banyak kesenangan dan
tantangan, serta gaji yang tidak rendah. Dan permintaan akan keahlian
sistem analis dari tahun ke tahun juga semakin meningkat. Sistem analis
adalah profesi yang menantang karena menggabungkan banyak keahlian
seperti keahlian analisis, teknis, interpersonal, dan manajerial. Hal ini bias
dilihat dari tanggung jawab seorang analis berdasarkan pendekatan ANSI,
yang meliputi :
a. Bagaimana membangun sistem informasi
b. Bagaimana menganalisis kebutuhan dari sistem informasi
c. Bagaimana merancang sebuah sistem informasi berbasis computer
d. Bagaimana memecahkan masalah dalam organisasi melalui sistem
informasi
A. METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
Systems Development Life Cycle (SDLC) yang merupakan metodologi umum
dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan usaha analisis dan desain.
SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut :
1. Identifikasi dan seleksi proyek
2. Inisiasi dan perencanaan proyek
3. Analisis
4. Desain
a. Desain Logikal
Page 15 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
b. Desain Fisikal
5. Implementasi
6. Pemeliharaan
1. IDENTIFIKASI DAN SELEKSI PROYEK
Merupakan langkah pertama dalam SDLC keseluruhan informasi yang
dibutuhkan oleh sistem: identifikasi, analisis, prioritas, dan susun ulang.
Dalam tahapan ini ada beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :
a.
b.
c.
Page 16 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
DESAIN LOGIS
Process (prosedur apa saja yang harus dieksekusi untuk mengubah input
menjadi output).
DESAIN FISIK
File-file
Sistem jaringan
Pada tahapan desain, ada beberapa aktivitas utama yang dilakukan, yaitu :
a. Merancang dan mengintegrasikan jaringan
b. Merancang arsitektur aplikasi
c. Mendesain antar muka pengguna
d. Mendesain sistem antar muka
e. Mendesain dan mengintegrasikan database
f. Membuat prototype untuk detail dari desain
g. Mendesain dan mengintegrasikan kendali sistem.
Page 17 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
5. IMPLEMENTASI
Pada tahapan kelima SDLC ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
a. Testing (program, konfirmasi dng pengguna )
b. Instalasi
6. PEMELIHARAAN
Langkah terakhir dari SDLC dimana pada tahapan ini sistem secara sistematis
diperbaiki dan ditingkatkan.
KELEMAHAN DARI SDLC TRADISIONAL
merupakan
metode
dengan
pendekatan
terstruktur
yang
Page 18 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Beberapa Bentuk:
Page 19 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
aplikasi.
Page 20 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
ALTERNATIF SDLC
Pengembangan Bertahap
Model Spiral
Model Paket
Pengembangan bertahap
o
Prototype
o
Deretan Versi
System Prototyping
Throw-Away Prototyping
o
Perancangan Prototipe
Page 21 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 22 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Untuk salah satu bagian dari sistem yang besar (mis. User
sistem
berdasarkan
model
sistem
yang
dipecah
pengembangan
suatu
increment
dimulai,
kebutuhan
dibekukan
increament
sehingga
Keuntungan
Nilai
penggunan
dapat
ditentukan
pada
setiap
Memiliki
Page 23 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Menentukan Tujuan
o Mengidentifikasikan spesifikasi tujuan setiap fase
Perencanaan
Page 24 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Penggunaan Teknologi
Kompleksitas
Kehandalan
Jadual
Ketersediaan Waktu
Sistem Analis
Bisnis Analis
Infrastruktur Analis
Manajer Proyek
Page 25 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
C. ANALISIS SISTEM
Tahapan analisis sebenarnya merupakan rangkaian kegiatan untuk menjawab
beberapa pertanyaan kunci :
1. Apakah sistem informasi perlu dikembangkan ?
2. Apa alasan pengembangan tersebut ?
3. Sistem seperti apa yang akan dikembangkan ?
D. DEFINISI DESAIN SISTEM
Desain sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi
(dengan analisis sistem) yang merangkai kembali bagian-bagian komponen
menjadi sistem yang lengkap-harapannya, sebuah sistem yang diperbaiki.
E. ANALISIS SISTEM INFORMASI
Tujuan utama dari analisis sistem informasi ada beberapa hal, yaitu :
1. Menetukan kelemahan dari proses-proses sistem pada sistem lama untuk
bias menentukan kebutuhan dari sistem baru.
2. Menentukan tingkat kelayakan kebutuhan sistem baru tersebut ditinjau
dari beberapa aspek, diantaranya ekonomi, teknik, operasional, dan
hukum.
F. ARTI PENTING TAHAPAN ANALISIS
Tujuan dari analisis sistem adalah menghindari kondisi ini, dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Siapa yang menggunakan sistem ?
b. Sistem yang dikembangkan akan seperti apa ?
c. Apa yang biasa dikerjakan sistem ?
d. Kapan sistem akan digunakan ?
G. IDENTIFIKASI MASALAH
Pada tahapan analisis sistem, analis mempunyai tugas mendefinisikan masalah
sistem, melakukan studi kelayakan, dan menganalisis kebutuhan sistem yang akan
dikembangkan. Terdapat tiga pertanyaan kunci yang harus dijawab, yaitu :
Page 26 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 27 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Tahapan desain adalah tahapan dimana spesifikasi proyek secara lengkap dibuat.
Thapan desain menjawab pertanyaan : Bagaimana wujud dari sistem yang akan
dibuat? Pada tahapan desain ada beberapa dokumen yang akan dibuat, meliputi :
a. Process Modelling (Pemodelan Proses)
b. Data Modelling (Pemodelan Data)
c. Interface Design (Desain antar muka)
Tahapan diatas termasuk dalam tahapan desain secara logis (logical design).
Setelah keseluruhan fase desain logical selesai, tahapan berikutnya adalah desai
fisik (physical design). Tahapan fisik adalah tahapan dimana perangkat lunak
dikonstruksi. Tahapan inilah yang sering dinamakan coding.
Page 28 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
BAB III
PEMODELAN PROSES (PROCESS MODELLING)
Setelah tahapan analisis selesai, maka usulan kebutuhan sistem harus
diterjemahkan menjadi sistem informasi berbasis komputer. Pemodelan yang
dilakukan biasanya mencakup dua hal, yaitu pemodelan proses dan pemodelan
data.
A. PROSES MODEL
Pemodelan proses adalah cara formal untuk menggambarkan bagaimana sistem
beroperasi. Cara yang popular adalah dengan menggunakan data flow diagram
(DFD).
DATA FLOW DIAGRAM
Ada 4 elemen yang menyusun suatu DFD, yaitu :
1. Proses
2. Data Flow
3. Data Store
4. External entity
DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk
menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari
sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan
interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data
tersebut.
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
atau
sistem
baru
yang
akan
dikembangkan
secara
logika
tanpa
Page 29 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
antara
entitas
luar,
masukan
dan
keluaran
sistem),
yang
Page 30 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Dalam DFD levelled akan terjadi penurunan level dimana dalam penurunan
level yang lebih rendah harus mampu merepresentasikan proses tersebut ke
dalam spesifikasi proses yang jelas. Jadi dalam DFD levelled bisa dimulai dari
DFD level 0 kemudian turun ke DFD level 1 dan seterusnya. Setiap penurunan
hanya dilakukan bila perlu. Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu
proses di level x harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan
keluar pada level x+1 yang mendefinisikan proses pada level x tersebut. Proses
yang tidak dapat diturunkan/dirinci lagi dikatakan primitif secara fungsional dan
disebut sebagai proses primitif.
Dalam penggambaran DFD, ada beberapa peraturan yang harus
diperhatikan sehingga dalam penggambarannya tidak terjadi kesalahan,
aturan tersebut yaitu :
1. Antar entitas tidak diijinkan terjadi hubungan atau relasi.
2. Tidak boleh ada aliran data antara entitas eksternal dengan data store.
3. Untuk alasan kerapian (menghindari aliran data yang bersilangan),
entitas eksternal atau data store boleh digambar beberapa kali dengan
tanda khusus, misalnya diberi nomor
4. Satu aliran data boleh mengalirkan beberapa paket data.
5. Bentuk anak panah aliran data boleh bervariasi
6. Semua objek harus mempunyai nama.
7. Aliran data selalu diawali atau diakhir dengan proses.
8. Semua aliran data harus mempunyai tanda arah.
9. Jumlah proses tidak lebih dari sembilan proses dalam sistem, jika
melebihi aka sebaiknya dikelompokkan beberapa proses yang bekerja
bersama-sama idalam suatu subsistem.
Ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam pembuatan DFD,
yaitu sebagai berikut :
1. Penamaan yang jelas
Setiap entitas diberi nama yang sesuai dengan suatu kata benda.
Page 31 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Proses diberi nama menggunakan format kata kerja - kata sifat - kata
benda untuk proses-proses yang rinci.
Nomor yang diberikan pada proses tidak harus menjadi nomor urut.
Untuk proses primitif selain diberi nomor juga diberi tanda khusus
(biasanya anda *) untuk menyatakan bahwa proses tersebut tidak
dirinci lagi
3. Penggambaran kembali
Page 32 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 33 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 34 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 35 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 36 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 37 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 38 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 39 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 40 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 41 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 42 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 43 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 44 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 45 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
NORMALISASI
Normalisasi adalah teknik yang digunakan untuk memvalidasi model data.
Normalisasi merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan atributatribut data dengan cara mengelompokkan sehingga terbentuk entitas yang
non-redundant, stabil, dan fleksible
Normalisasi dilakukan sebagai uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan
untuk menentukan apakah relasi itu sudah baik, yaitu dapat dilakukan proses
insert,update,delete, dan modifikasi pada satu atau beberapa atribut tanpa
mempengaruhi integritas data dalam relasi tersebut.
Pada proses normalisasi terhadap tabel pada database dapat dilakukan dengan tiga
tahap normalisasi antara lain :
1. Bentuk Normal ke Satu(1NF)
a. Syarat :
b. Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda.
c. Telah ditentukannya primary key untuk tabel atau relasi.
d. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
e. Tiap
atribut
yang
dapat
memiiki
banyak
nilai
sebenarnya
Page 46 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
bukan
kunci(non-key
attribute)
haruslah
memiliki
Page 47 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
FLOWCHART
Page 48 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 49 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 50 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 51 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 52 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 53 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
BAB IV
HIERARCHY INPUT OUTPUT CHART (HIPO)
A. HIERARCHY INPUT OUTPUT CHART (HIPO)
HIPO dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan beberapa pengguna untuk
kepentingan berbeda-beda, antara lain :
a. Seorang
manajer
dapat
menggunakan
dokumentasi
HIPO untuk
1.0
Pengisian Data
Bagian
2.0
Pengisian Data
Jabatan
3.1
Pengisian Data
Non Citra wajah
2.0
Pengisian Data
Citra Wajah
3.0
Pengisian Data
4.0
Pengisian
Data Bagian
Page 54 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
kedua adalah untuk menentukan fungsi-fungsi apa saja yang harus ada dalam
sistem yang dikembangkan. Dari gambar diatas terlihat jelas fungsi apa saja yang
harus dibuat.
Sasaran ketiga adalah untuk mendapatkan gambaran input dari fungsi dan output
apa saja yang dihasilkan.
Sebagai contoh, perhatikan model fungsi no 3. Diagram HIPO yang bisa dibuat
adalah sebagai berikut :
3.1
Pengisian Citra Non
wajah
3.2
Pengisisan Citra
Wajah
Tabel Karyawan
Data
Karyawan
Diagram Ringkas
Diagram ini memuat semua modul; yang nantinya akan dijelaskan pada diagram
ringkas dan rinci
Diagram Ringkas
Diagram Rinci
Berisi keterangan input proses dan output secara detai dan dijelaskan pula fieldfieldnya secara detail
Page 55 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
3.1
Pengisian Citra Non
wajah
3.2
Pengisisan Citra
Wajah
Tabel Karyawan
Data
Karyawan
Data karyawan
Terdiri :
Nik
Nama
Bagian
jabatan
Tabel karyawan
Terdiri :
Id karyawan
Nik
Nama
Bagian
Jabatan
File citra wajah
terdiri: kumpulan
photo karyawan
Diagram Rinci
Page 56 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 57 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 58 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
BAB V
PERANCANGAN DENGAN METODOLOGI OBYEK
Page 59 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
2. Kelas
Kelas didefinisikan sebagai kumpulan/himpunan objek dengan atribut/property
yang mirip, perilaku (operasi) yang mirip, serta hubungan dengan objek yang lain
dengan cara yang mirip.
Manusia
Manusia
Indra
Kelas
Manusia
Hesty
Obyek
1.Atribut
Atribut adalah data yang dimiliki suatu objek dalam kelas
Manusia
Nama :String
Umur : Integer
Manusia
Indra
Manusia
Hesty
Page 60 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
mencatat alamat elektronik yang unik untuk setiap simpul serta mengelola
aliran informasi berdasarkan skema pengalamatan ini.
b. Topologi Ring. Topologi ini mirip dengan topologi linear bus, kecuali simpul
terhubung dalam satu lingkaran dengan menggunakan segmen kabel. Dalam
topologi ini, tiap simpul secara fisik terhubung hanya ke dua simpul lain.
Masing-masing simpul mengirim informasi ke simpul berikutnya hingga tiba
disasaran. Kinerja pada sistem ini dapat lebih cepat sebab tiap bagian dari
sistem pengkabelan hanya menangani aliran informasi antara dua mesin. Jenis
ini dapat dijumpai pada jaringan peer-to-peer dimana tiap mesin dapat
menangani penyebaran maupun pemrosesan informasi.
c. Star. Tiap simpul terhubung ke file server tunggal terpusat dengan
menggunakan segmen kabel sendiri. Topologi ini memiliki keunggulan dalam
minimalnya lintas data (hanya dari simpul ke server) sehingga dapat dicapai
kinerja yang optimal. Tetapi karena hanya ada satu server yang harus
mengkoordinir seluruh komunikasi data maka topologi ini memerlukan server
yang kuat (dan tentu saja mahal).
d. Daisy-Chain. Topologi ini seperti peralihan antara linear bus dan ring yaitu
tiap simpul terhubung langsung ke dua simpul lain melalui segmen kabel,
tetapi segmen tidak membentuk lingkaran utuh. Sistem operasi jaringan
mengirim informasi menyusuri rantai ke atas atau ke bawah hingga mencapai
sasaran. Topologi ini jarang digunakan sebab tidak begitu handal.
2. Topologi Logika
Topologi logika adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan skema yang
digunakan sistem operasi jaringan (NOS - Network Operating System) untuk
mengelola aliran informasi diantara simpul. Skema komunikasi sistem operasi
mempengaruhi cara pengguna komputer dalam membayangkan komunikasi antar
komputer.
a. Linear. Skema komunikasi ini berfungsi seperti topologi linear bus dan sudah
umum dalam sistem jaringan berbasis-Ethernet. Tiap simpul memiliki alamat
Page 61 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
yang unik dan alamat diakses secara sekuensial (urut). Informasi dikirim
menyusuri daftar diatas dan dibawah hingga dijumpai alamat sasaran yang
tepat.
b. Token Ring. Skema ini dapat dijumpai pada topologi linear bus dan ring. Tiap
simpul memiliki alamat yang unik dan alamat diakses dalam pola melingkar.
Disini tidak diperlukan korespondensi antara alamat logika dan lokasi fisik
komputer relative satu dengan yang lainnya.
3. Memilih Topologi Jaringan
Pemilihan topologi jaringan akan ditentukan dengan parameter-parameter
dibawah ini :
Biaya
Kecepatan
Lingkungan
Ukuran Sistem
Konektivitas
Keamanan
Trouble-Shooting
B. ARSITEKTUR KOMPILASI
Arsitektur kompilasi adalah cara bagaimana sebuah aplikasi lengkap dieksekusi.
Pada aplikasi yang menyangkut basis data, arsitektur kompilasi juga mengandung
arti dimana basis data serta aplikasi pengaksesan diletakkan. Ada beberapa
arsitektur kompilasi sepanjang sejarah pengolahan data terkomputerisasi.
Arsitektur-arsitektur kompilasi itu adalah :
1. Arsitektur Tersentralisasi
Sepanjang tahun 1960 hingga 1970, perusahaan-perusahaan yang
membutuhkan perhitungan-perhitungan rumit menggunakan mainframe
sebagai sarananya. Konfigurasi ini cocok untuk masa itu namun dengan
bertambahnya dumb-terminal, konfigurasi ini menjadi kurang cocok sebab
beban jaringan pada sistem dengan mainframe menjadi sangat tinggi, yang
Page 62 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
file-server
yang
menurun
karena
factor
skalabilitas
Page 63 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 64 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 65 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
BAB V
PENGUJIAN, IMPLEMENTASI, DAN
PEMELIHARAAN SISTEM
A. FILOSOFI PENGUJIAN
Pengujian sistem merupakan proses mengeksekusi sistem perangkat lunak untuk
menentukan apakah sistem perangkat lunak tersebut cocok dengan spesifikasi
sistem dan berjalan sesuai dengan lingkungan yang diinginkan. Pengujian sistem
sering diasosiasikan dengan pencarian bug, ketidaksempurnaan program,
kesalahan pada baris program yang menyebabkan kegagalan eksekusi sistem
perangkat lunak.
Ada 2 metode untuk melakukan unit testing, yaitu :
1. Black Box Testing
Terfokus pada apakah unit program memenuhi kebutuhan (requirement) yang
disebutkan dalam spesifikasi. Pada black box testing, cara pengujian hanya
dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian
diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses sistem yang diinginkan.
Jika ada unit yang tidak sesuai outputnya, maka untuk menyelesaikannya,
diteruskan pada pengujian yang kedua, yaitu white box testing.
2. White Box Testing
White box testing adalah cara pengujian dengan melihat ke dalam modul
untuk meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada
kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak
sesuai dengan proses sistem yang dilakukan, maka baris-baris program,
variable, dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu
persatu dan diperbaiki, kemudian di compile ulang.
Page 66 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Page 67 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
suatu program computer, sebuah sistem atau produk dengan testabilitas dalam
pikirannya. Hal ini memungkinkan individu yang berurusan dengan pengujian
mendesain test case yang efektif secara lebih mudah. Testabilitas adalah seberapa
mudah sebuah program computer dapat diuji. Karena sangat sulit, perlu diketahui
apa yang dapat dilakukan untuk membuatnya menjadi lebih mudah. Procedural
dan menggunakannya sebagai pedoman untuk menetapkan basis set dari jalur
eksekusi.
Sasaran utama desain test case adalah untuk mendapatkan serangkaian
pengujian yang memiliki kemungkinan tertinggi di dalam pengungkapan
kesalahan pada perangkat lunak. Untuk mencapai sasaran tersebut, digunakan 4
kategori yang berbeda dari tehnik desain test case: Pengujian white-box,
pengujian black-box, Integrasi Bottom-Up dan Integrasi Top-Down.
Page 68 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
B. FOKUS PENGUJIAN
Pengujian white-box berfokus pada struktur control program. Test case
dilakukan untuk memastikan bahwa semua statemen pada program telah
dieksekusi paling tidak satu kali selama pengujian dan bahwa semua kondisi logis
telah diuji. Pengujian basic path, tehnik pengujian white-box, menggunakan grafik
(matriks grafiks) untuk melakukan serangkaian pengujian yang independent
secara linear yang akan memastikan cakupan.
Pengujian aliran data dan kondisi lebih lanjut menggunakan logika
program dan pengujian loop menyempurnakan tehnik white-box yang lain dengan
memberikan sebuah prosedur untuk menguji loop dari tingkat kompleksitas yang
bervariasi. Pengujian black-box didesain untuk mengungkap kesalahan pada
persyaratan fungsional tanpa mengabaikan kerja internal dari suatu program.
Tehnik pengujian black-box berfokus pada domain informasi dari
perangkat lunak, dengan melakukan test case dengan menpartisi domain input dari
suatu program dengan cara yang memberikan cakupan pengujian yang mendalam.
Metode pengujian graph-based mengeksplorasi hubungan antara dan
tingkah laku objek-objek program. Partisi ekivalensi membagi domain input ke
dalam kelas data yang mungkin untuk melakukan fungsi perangkat lunak tertentu.
Analisis nilai batas memeriksaa kemampuan program untuk menangani data pada
batas yang dapat diterima.
Metode pengujian yang terspesialisasi meliputi sejumlah luas kemampuan
perangkat lunak dan area aplikasi. GUI, arsitektur client/ server, dokumentasi dan
fasilitas help dan sistem real time masing-masing membutuhkan pedoman dan
tehnik khusus untuk pengujian perangkat lunak.
Integrasi
Top-Down
adalah
pendekatan
incremental
dengan
Page 69 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
baik, penarikan keputusan terjadi pada tingkat hirarki yang lebih tinggi sehingga
terjadi lebih dulu.
Strategi top-down kelihatannya tidak sangat rumit, tetapi di dalam
praktenya banyak menimbulkan masalah logistic. Biasanya masalah ini terjadi
jika dibutuhkan pemrosesan di dalam hirarki pada tingkat rendah untuk menguji
secara memadai tingkat yang lebih tinggi.
Pengujian Integrasi Bottom-up memulai konstruksi dan pengujian
dengan modul atomic (modul pada tingkat paling rendah pada struktur program).
Karena modul diintegrasikan dari bawah ke atas, maka pemrosesan yang
diperlukan untuk modul subordinate ke suatu tuingkat yang diberikan akan selalu
tersedia dan kebutuhan akan stub dapat dieliminasi. Strategi integrasi bottom-up
dapat diimplementasi dengan langkah-langkah:
1. Modul tingkat rendah digabung ke dalam cluster (build) yang melakukan
subfungsi perangkat lunak spesifik.
2. Driver (program control untuk pengujian) ditulis untuk mengkoordinasi
input dan output test case
3. Cluster diuji
Page 70 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
B. IMPLEMENTASI SISTEM
Tahapan implementasi sistem dapat terdiri dari langkah-langkah berikut :
1. Kegiatan implementasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan implementasi adalah :
Pengujian sistem
Konversi sistem
Ceramah/seminar
Pelatihan procedural
Pelatihan tutorial
Page 71 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Langkah-langkah Penerapan
Setelah desain Sistem selesai dibuat, ada empat metode dasar yang dapat
digunakan untuk penerapan MIS tersebut. Ini meliputi :
1. Pasang sebuah sistem dalam suatu organisasi yang baru dibentuk
Hentikan pemakaian sistem lama, dan pasang sistem baru. Ini menimbulkan
kesenjangan waktu (time gap), di mana tidak ada satu sistem pun yang
dioperasikan. Hal ini praktis hanta untuk sebuah perusahaan kecil atau untuk
sistem yang kecil, dimana pemasangannya hanya membutuhkan satu atau dua hari
saja. Kecuali kalau pemasangan sistem yang lebih besar dilakukan selama pabrik
ditutup karena libur, atau pada periode tidak ada kegiatan apa pun di pabrik
tersebut
Alihkan atau pindahkan operasinya secara bertahap. Cara ini juga merujuk
kepada tahapan masuk (phasing in) dari sistem baru yang bersangkutan. Bagian
yang kecil atau subsistem dan sistem baru digantikan terhadap sistem lama. Jika
cara ini mungkin dilaksanakan, perlu rasanya sistem baru itu dinilai secara
seksama
Jalankan sistem baru dan sistem lama secara paralel dan lakukan pengalihan
secara bertahap. Sistem baru dipasang dan dijalankan secara pararel dengan sistem
lama yang ada, sampai seluruh fungsinya telah berjalan dengan baik, kemudian
sistem lama dihentikan. Keuntungan utama dari cara ini adalah kesempatan untuk
melakukan koreksi (debugging) yang diperlukan sambil berjalan, sehingga sistem
ini dapat diandalkan untuk sistem informasi utama dari perusahaan.
2. Buat rencana penerapannya
Ketiga tahapan utama dalam penerapannya, merupakan satu seri atau berurutan,
yaitu pemasangan awal, uji-coba sistem secara menyeluruh, dan tahap evaluasi,
pemeliharaan serta kontrol dari sistem tersebut. Sebaliknya, sebagian besar dari
Page 72 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
Mendokumentasikan sistemnya
Menyediakan
pemeliharaan
sistemnya
(untuk
menyempurnakan/
Page 73 - 74
http://www.hendra-jatnika.web.id
jaringan kerja. Jalur kritisnya ( waktu yang terpanjang yang diperlukan untuk
seluruh jaringan kerja )dapat dihitung dari sini.
d. Susun sistem laporan dan pengendalian
Laporan dan pengendalian dari pekerjaan dalam pelaksanaan ini dapat diperoleh
dengan mewngadakan rapat mingguan yang dihadiri oleh semua petugas kunci
yang terlibat, atau dengan laporan kemajuan kerja tertulis dan singkat. Tujuan dari
system pengendalian adalah untuk mengurangi kekacauan tersebut sampai
seminimal mungkin dan berbagai akibatnya dalam bentuk penundaan waktu serta
tambahan biaya.
Jenis-jenis pemeliharaan perangkat lunak meliputi :
Adaptif atau produktif, yaitu pemeliharaan yang dilakukan secara terusmenerus melalui proses monitoring
Page 74 - 74