Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM LINGKUNGAN

LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014

PERATURAN DAN TATA TERTIB


KEGIATAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN
1. Setiap praktikan wajib memiliki buku petunjuk (modul) praktikum.
2. Setiap praktikan diwajibkan hadir tepat pada waktunya. Praktikan yang terlambat dari 15
menit,tidak diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum,kecuali seizin koordinator
asisten praktikum.
3. Sebelum memasuki laboratorium, praktikan wajib memakai jas lab terlebih dahulu.
4. Praktikan wajib menyerahkan tiket masuk praktikum sesuai topik yang akan
dilaksanakan.
5. Selama diadakan pre/post test, praktikan tidak diperkenankan meminta/memberikan
jawaban kepada praktikan lain. Jika hal tersebut terjadi,maka di beri peringatan terlebih
dahulu dan jika diulangi lagi maka dilakukan pengurangan 5 point. Bagi yang terlambat
pre-test, tidak diberikan kompensasi (pre test tetap berlangsung dan praktikkan
mengerjakan sesuai nomor pre-test yang dibacakan asisten).
6. Selama praktikum, praktikan tidak diperkenankan makan, minum dan melakukan
kegiatan diluar kegiatan praktikum tanpa seizing asisten
7. Setelah melakukan praktikum, diwajibkan membersihkan alat-alat yang dipakai dan
disimpan kembali pada tempat semula dalam keadaan bersih. Sampah harus dibuang
ditempat sampah dan praktikan wajib menjaga kebersihan laboratorium.
8. Selama kegiatan praktikum, praktikan diwajibkan membuat Data Hasil Praktikum per
kelompok dan mendapat persetujuan (acc) dari asisten yang bertugas.
9. Setiap kelompok atau mahasiswa wajib mengganti alat yang rusak atau hilang selama
praktikum berlangsung.
10. Laporan praktikum dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum dilaksanakan.
11. Keterlambatan pengumpulan laporan dikenakan pengurangan nilai (per jam minus 5)
SANKSI
1. Bagi praktikan yang tidak mengumpulkan laporan praktikum, tidak diperkenankan
mengikuti ujian akhir praktikum (UAP).
2. Bagi praktikan yang terlambat mengumpulkan laporan praktikum, nilai laporan dikurangi
5 per jam.
3.

MATERI 1
PENGUKURAN DEBIT DAN LAJU ALIRAN AIR
I. Tujuan
1. Mengetahui metode pengukuran debit dan laju aliran air.
2. Menentukan debit dan laju aliran air pada saluran terbuka.
II. Tinjauan Pustaka
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen. Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan. Adanya
adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan oksigen di dalam
perairan tersebut. Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai arus yang cukup deras maka
kadar oksigen yang terlarut juga akan semakintinggi.Data debit, terutama diperoleh dari data
sekunder dariinstansi terkait (Bappeda Kabupaten Banggai (2006) yang telahada dengan
pencatatan data jangka panjang, sedangkan datapengukuran debit secara langsung dilakukan
untuk pengecekankondisi debit tetapi sifatnya hanya debit sesaat.
Pengukuran debit sungai dilakukan dengan langkah-langkahsebagai berikut:
1) Lebar sungai di lokasi pengukuran dibagi menjadibeberapa seksi.
2) Masing-masing seksi diukur kedalaman airnya,kemudian diukur kecepatan aliran air
sungai padakedalaman tertentu (0,2 dan 0,8 dari kedalaman airsungai) dengan
current meter, dan selanjutnya dihitungluas penampang masing-masing seksi.
3) Debit sungai dihitung dengan mengkalikan kecepatanaliran dengan luas penampang
masing-masing seksi.
4) Debit total air sungai adalah jumlah seluruh debitmasing-masing seksi dalam
penampang sungai tersebut.
III. Pengukuran Laju Aliran
- Alat :

Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)


Roll meter
Stop watch
Tali rafia
Ranting kayu

- Cara Kerja :

Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran air.
Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch.
Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat.
Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata.

DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu. Debit air dipengaruhi oleh luas
penampang perairan dan kecepatan arus.

Alat :

Roll meter
Bandul logam
Bola pingpong

Cara Kerja :

Diukur lebar dan panjang perairan


Lebar dan panjang perairan tersebut dibagi rata untuk beberapa titik.
Pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam
Dibuat gambar penampang perairan
Diukur luas perairan tersebut.
Dihitung kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong.
Perhitungan : Q = A x V
dimana , A = luas penampang (luas x dalam) V = kecepatan arus

MATERI 2
PENGAMBILAN SAMPEL DAN PENGAWETAN
I. Tujuan Praktikum
1. Memahami cara penentuan titik pengambilan sampel dan metode pengambilan
sampel.
2. Mengetahui cara pengawetan sampel.
II. Dasar Teori
II.1. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Pengambilan Contoh Air :
1. Macam-macam Contoh Air
Karakteristik dari perairan mungkin tidak banyak berubah selama beberapa waktu,
tetapi banyak juga aliran air yang selalu berubah di dalma waktu singkat. Contohnya
karakteristik air di hulu umumnya hanya berubah karena pengaruh hujan sehingga
perubahan dapat bersifat harian bahkan jam-jaman. Untuk memperoleh contoh yang
mewakili keadaan yang sesungguhnya dapat dipilih tiga metode :
a. Contoh sesaat (grap sample)
Contoh sesaat mewakili keadaan air pada suatu saat dari suatu tempat. Apabila suatu
sumber air mempunyai karakteristik yang tidak banyak berubah didalam suatu
periode atau didalam batas jarak waktu tertentu maka contoh sesaat tersebut cukup
mewakili keadaan waktu dan tempat tersebut. Umumnya metode ini dapat dipakai untuk
sumber air alamiah tetapi tidak mewakili keadaan air buangan atau sumber air yang
banyak dipengaruhi oleh bahan buangan. Bila suatu sumber atau air buangan diketahui
mempunyai karakteristik yang banyak berubah maka beberapa contoh sesaat diambil
berturut-turut untuk jangka waktu tertentu dan pemeriksaannya dilakukan sendirisendiri, tidak disatukan seperti pada metode gabungan. Jangka waktu pengambilan
sampel air berkisar antara 5 menit sampai 1 jam atau lebih, umumnya periode
pengambilan sampel selama 24 jam. Pemeriksaan parameter tertentu memerlukan metode
sesaat seperti pengukuran suhu, pH, kadar gas terlarut, CO2, sulfida, sulfat, sianida dan
klorin.
b. Contoh gabungan waktu (composite sample)
Contoh gabungan waktu adalah campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari
suatu tempat yang sama pada waktu yang berbeda. Hasil pemeriksaan contoh gabungan
menunjukkan keadaan merata dari tempat tersebut didalam suatu periode. Umumnya
pengambilan contoh dilakukan secara terus menerus selama 24 jam tetapi dalam
beberapa hari dilakukan secara intensif untuk jangkan waktu yang lebih pendek.
Untuk mendapatkan contoh gabungan waktu (composite) perlu diperhatikan agar setiap
contoh yang dicampurkan mempunyai volume yang sama. Apabila volume akhir dari
suatu contoh gabungan 1-5 Liter, maka untuk selang waktu 1 jam selama periode
pengambilan contoh 24 jam dibutuhkan volume contoh masing- masing sebanyak 200220 mL.
c. Contoh gabungan tempat (integreted sample)

Merupakan campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari tempat yang berbeda
pada waktu yang sama. Hasil pemeriksaan contoh gabungan menunjukkan keadaan
merata dari suatu daerah atau tempat pemeriksaan. Metode ini berguna apabila
diperlukan pemeriksaan kualitas air dari suatu penampang aliran sungai yang dalam
atau lebar atau bagian-bagian penampang tersebut memiliki kualitas yang berbeda.
Metode ini umumnya tidak dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air danau atau air
waduk karena pada umumnya menunjukkan gejala yang berbeda kualitasnya karena
kedalaman atau lebarnya. Didalam hal ini selalu dipergunakan metode pemeriksaan
terpisah.
2. Selang Waktu antara Sampling dan Analisa
Makin pendek selang waktu antara pengambilan contoh dan analisa, hasil akan
semakin baik. Sebenarnya sukar untuk menentukan selang waktu tersebut karena
tergantung dari sifat contoh air, parameter yang akan diperiksa serta cara penyimpanan.
Perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan organisme dapat dicegah dengan menyimpan
dalam tempat gelap dan temperatur yang rendah (lemari es) sampai pemeriksaan
dilakukan. Berikut ini adalah batasan waktu maksimum untuk pemeriksaan Fisika dan
Kimia :

Air Bersih
Air Sedikit Tercemar
Air Kotor/Limbah

72 jam
48 jam
12 jam

3. Titik Pengambilan Sampel


a. Badan air
Adalah tempat dan wadah diatas permukaan daratan yang terisi dan atau
menghasilkan air yaitu rawa, danau, sungai, waduk dan saluran air. Perhatikan :
Titik pengambilan contoh harus mewakili (representatif) dan hindari
pengambilan buih dari permukaan air
Untuk sungai yang besar atau aliran-aliran yang airnya tidak bercampur rata,
maka diperlukan contoh yang lebih banyak dari beberapa tempat pemukiman
sepanjang lebar sungai dan pada kedalaman yang berbeda-beda pada setiap
lokasi.
Apabila menggunakan perahu atau peralatan lain hindari aliran
yang bergejolak (turbulensi).
Titik pengambilan contoh berjarak 1-5 Km dari hilir atau dari sumber
pencemaran, atau 500 m di hilir danau atau air terjun
b. Aliran terbatas
Titik pengambilan contoh air dari peralatan pipa, tangki, bejana, filter,
kondensor, evaporator adalah pada titik antara air masuk dan air keluar
Titik pengambilan contoh air tidak boleh dekat dengan sambungan untuk
menghindari pengaruh gejolak arus di dalam pipa, titik pengambilan contoh
diambil pada jarak 25 % dari diameter pipa sampai maksimum 100 mm dari
dinding pipa

c. Generator uap
Tidak untuk pengambilan contoh tergantung pada disain generator uap
Hindari tempat dimana fase uap dan fase air tidak dapat dipisahkan
Lakukan pengambilan contoh melalui koli pendingin
4. Keterangan Sampel
Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) meliputi :
Jenis air, misalnya air tanah, air limbah, air sungai, air laut
Lokasi atau titik pengambilan contoh, disebutkan lokasi yang pasti/jelas
dimana sampel diambil
Parameter yang akan diperiksa
Cuaca saat pengambilan sampel
Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel
Nama yang mengambil sampel
II.2. Pengawetan Sampel
Pengawetan sampel yang sempurna untuk sampel perairan adalah tidak mungkin,
mengingat sifat-sifat kestabilan dari masing-masing unsur yang terkandung pada contoh
tersebut tidak mungkin dicapai dengan sempurna. Fungsi pengawetan adalah memperlambat
proses perubahan kimia dan biologis yang tidak terelakan. Pengawetan sangat sukar karena
hampir semua pengawet mengganggu untuk beberapa pengujian. Menyimpan sampel pada
o
suhu rendah (4 C) mungkin merupakan cara terbaik. Untuk mengawetkan contoh sampai
hari berikutnya penggunaan reagent pengawet dapat dilakukan selama tidak mengganggu
proses analisa dan penambahan ke dalam botol dilakukan sebelum pengisian contoh sehingga
contoh dapat diawetkan secepatnya. Tidak ada satu metode pengawetan yang memuaskan
karena itu dipilih pengawetan yang sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Semua metode
pengawetan kemungkinan kurang memadai untuk bahan-bahan tersuspensi. Penggunaan
Formaldehid tidak dianjurkan karena mempengaruhi sangat banyak pemeriksaan.
Metode pengawasan pada umumnya terbatas pada kontrol pH, penambahan zat kimia,
pendinginan dan pembekuan. Parameter-parameter tertentu lebih banyak dipengaruhi oleh
penyimpanan contoh sebelum dianalisa daripada yang lainnya. Beberapa jenis kation dapat
hilang karena diserap oleh dinding wadah gelas seperti alumunium (Al), Kadmium (Kd),
Krom (Cr), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Timbal (Pb), Mangan (Mn), Perak (Ag) dan Seng
(Zn). Sebaiknya untuk parameter- parameter diatas, contoh diambil secara terpisah dan
ditampung dalam botol bersih serta diasamkan dengan HCl pekat atau H2SO4 pekat sampai
pH 2,0 untuk mengurangi absorbsi pada dinding wadah. Parameter pH, temperatur dan gas
terlarut harus segera diperiksa di lapangan karena parameter tersebut mudah sekali berubah
dalam waktu singkat.
Secara umum,penyimpanan sampel lingkungan dapatdilakukan dengan (Hadi,2005):
1) Pendinginan untuk menekan aktifitas bakteri.

2) Penambahan bahan pembentuk kompleks yang dapat menghasilkan kompleks anion


untuk mereduksi hilangnya analit melalui adsorpsi atau evaporasi.
3) Filtrasi untuk mencegah reaksi partikel dengan komponen yang dapat melarutkan.
Berikut ini adalah batasan waktu maksimum untuk pemeriksaan Fisika dan Kimia :
Air Bersih 72 jam
Air Sedikit Tercemar 48 jam
Air Kotor/Limbah 12 jam
Cara pengawetan sampel tergantung dari analisa yang akan dilakukan; juga bagi suatu
unsur tertentu, cara analisa dapat dipilih tergantung kemungkinan-kemungkinan cara
pengawetan yang ada. Cara-cara pengawetan untuk beberapa analisa yang diuraikan secara
singkat dan terbatas pada tabel untuk masing-masing analisa akan diuraikan lebih jelas.
Volum
sampel
Alkaliniti
200
BOD
1000
CO2
10
COD
100
Daya
Hantar 500
Listrik
Fosfat PO34- 2)
100
Analisa

Kekeruhan
Kesadahan
Ca2+Ca2+ Mg2+
Klor Cl2
Logam 3)

100

Nitrogenamoniak NH3

500

Nitrat NO3

100

Nitrat + nitrit

200

Nitrit NO2

100

500
-

Nitrogen Kjeldahl 500


Oksigen O2 4)

300

Waktu
pengawetan
maksimum anjuran/batasan
Didinginkan
1 s/d14 hari
6 jam/ 14 hari
Didinginkan
0
Dianalisa segera
Ditambah H2SO4 sp pH 7/ 28 hari
28 hari
<2
Didinginkan
2 hari
Penyaringan:
segera;
lalu
dibekukan
pada hari
o
6 bulan
suhu 10 C
Cara pengawetan 1)

Disimpan
ditempat
0,5 / 2 jam
gelap,
Ditambah HNO3 sp pH 6 bulan
<2
7/28 jam
Dianalisa segera
Penyaringan:
segera;
ditambahkan HNO3 sp
pH < 2
Dianalisa segera, atau
ditambah H2SO4 sp pH
< 2 dan didinginkan
Ditambah H2SO4 sp pH
< 2 dan didinginkan
Dianalisa segera, atau
dibekukan pada suhu
20oC
Dianalisa segera, atau

2 hari
0/28 hari
0/2 hari
7/28 hari
0,5/ 1 jam
8 jam

pH
Suhu
Warna
Zat Tersuspensi

100
500
200

dibekukan pada suhu 20oC


Didinginkan
atau
ditambah H2SO4 sp pH
<2
cara elektroda khusus
dianalisa segera
cara titrasi Winkler
Dianalisa segera,
atau
ditambah H2SO4 sp
pH < 2
Dianalisa segera
Dianalisa segera
Didinginkan
Didinginkan

2 jam
2 hari
7/14 hari

III. Alat dan Bahan yang diperlukan :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Botol timba
Derijen plastik ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih)
Botol plastik vol. 500 mL (2 buah)
Botol oksigen vol. 250 mL
Termos es untuk mendinginkan contoh
Tas lapangan
Alat tulis
Buku catatan (bungkus dengan plastik)
Alat dan Bahan untuk periksa parameter (yang diperlukan)

IV. Cara Pengambilan


1. Botol yang akan dipergunakan untuk mengambil sampel dibersihkan terlebih dahulu.
2. Botol dibenamkan pada kedalaman perairan yang akan diperiksa.
3. Pengambilan pertama sampel air digunakan untuk membersihkan botol sampling untuk
kemudian dibuang kembali lalu diulang untuk beberapa kali.
4. Pengambilan kedua merupakan sampel air yang akan diperiksa ke dalam botol sampel
untuk kemudian ditutup.
Catatan :
Pada prinsipnya air yang akan diperiksa diusahakan mempunyai susunan dengan air aslinya.
Semua tindakan yang merubah susunan kimianya harus dihindari, baik tempat pengiriman
maupun peralatan serta cara pengambilan sampel air.

MATERI 3
PENGUJIAN KUALITAS AIR
I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui parameter pengujian kualitas air.
2. Menganalisis kualitas air dengan parameter kimia berdasarkan standar nasional indonesia.

II. Dasar Teori


Penggolongan kualitas air di bagi menjadi empat golongan menurut peruntukannya
dalam peraturan RI Nomor 20 Tahun 1990, Pembagian tersebut sebagai berikut (Yudho,
2005):
a. Golongan A : Air dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan
terlebih dahulu.
b. Golongan B : Air dapat digunakan sebagai bahan baku air minum.
c. Golongan C: Air dapat digunkan untuk keperluan peternakan dan perikanan .
d. Golongan D : Air dapat digunakan untuk keperluan pertaniaan, usaha diperkotaan, industri,
dan pembangkit listrik tenaga air.
Kualitas air mencangkup sifat fisika, kimia, biologi yang mempengaruhi kesediaan air
dalam kehidupan manusia, pertanian, industri, rekreasi, dan pemanfaatan lainnya. Untuk
lebih jelasnya dipaparkan pada
penjelasan berikut (Said,2005):
a. Karakter fisik : Bahan padat keseluruhan, kekeruhan, warna, bau dan rasa, temperatur.
b. Karakter kimia : terdiri atas pH, Alkalinitas, dan kesadahan .
c. Karakteristik biologi
III. Metode Pelaksanaan
1. Warna
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum. Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi. Warna perairan dapat pula dipengaruhi oleh
biota yang ada didalamnya, misalnya algae, plankton dan tumbuhan air. Air sungai pada
umumnya berwarna bening sampai kecoklatan, hal ini karena dipengaruhi oleh
adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi didalamnya.
Metode Pengamatan : Organoleptik (Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori
merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Uji organoleptik atau uji indera atau uji
sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat
utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk.)

2. Bau
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas. Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya, contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata, Jawa Barat.
Metode Pengamatan : Organoleptik
3. Rasa
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan. Rasa suatu perairan dalam
kondisi air berasa hambar, bila suatu periran sudah berwarna kurang baik atau/dan bau
yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak. Metode
Metode Pengamatan : Organoleptik
4. Temperatur
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan Aquatic
life atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan organisme baik
secara langsung maupun tidak langsung. Aktivitas biologi dapat menaikkan suhu perairan
sampai 60o C. suh air buangan kebanyakan lebih tinggi daripada suhu badan air. Hal ini
erat hubungannya dengan proses biodegradasi. Pengamatan suhu dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi perairan dan interaksi antara suhu dengan aspek kesehatan habitat
dan biota air lainnya. Tetapi hal ini tidak mutlak karena dengan perubahan suhu yang
kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi biota, contohnya terumbu karang. Bila suhu
perairan semakin tinggi maka kadar O2 yang terlarut akan semakin rendah, demikian pula
sebaliknya.
Alat : termometer
Cara Kerja :

Dicatat suhu udara sekitar


Untuk air permukaan : Termometer dicelupkankan ke dalam perairan, ditunggu
beberapa menit. Diangkat dan dicatat suhunya.
Untuk air di bawah : Sampel diambil dalam botol, kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut, ditunggu beberapa menit. Diangkat dan dicatat
suhunya.

5. Kekeruhan
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air. Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk proses
metabolisme. Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk akan sedikit
karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut, dan bila air tidak keruh maka
sinar matahari yang masuk akan banyak. Kekeruhan dapat dipakai sebagai indikasi
kualitas suatu perairan. Air alami dan air buangan yang mengandung koloid

dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar. Kekeruhan dapat


mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air. Misalnya vegetasi perairan
berakar dan ganggang, mengurangi pertumbuhan tanaman dan mengurangi
produktifitas ikan.
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung, buangan industri dan
mikroorganisme. Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan penyaringan
dan koagulasi. Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk mengetahui derajat
kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel yang tersebar merata
dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui air tersebut.
Alat : Turbidimeter
Cara Kerja :
Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan :
Hasil pemeriksaan
Kekeruhan larutan standart

x NTU x Pengenceran = .. NTU

6. Pengujian BOD dengan DO meter


Dalam air, oksigen mengurai komponen kimia menjadi lebih sederhana. Oksigen
mampu untuk beroksidasi dengan zat pencemar (ex: komponen organik) sehingga zat
tersebut tidak berbahaya. Dengan adanya oksigen dalam air, mikroorganisme semakin
giat dalam menguraikan kandungan dalam air. Reaksi yang terjadi dalam penguraian
tersebut adalah:
Biological Oxygen Demand menunjukkan jumlah oksigen dalam satuan ppm yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan bahan-bahan organik yang terdapat
di dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat
air buangan penduduk atau industri.
Alat

: DO Meter

Cara Kerja

Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu mengukur kandungan
oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan contoh dengan
menggunakan DO meter, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel
yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20oC) yang sering
disebut dengan DO5.

BOD=DO iDO5

Ket :
BOD

= Bological oxygen demand (mg/L)

DOi

= Okesigen terlarut 0 hari

DO5

= Oksigen terlarut 5 hari

7. Pengujian Total Suspende Solid


Pengujian Total Suspended Solid dengan metode gravimetri. Metode pelaksanan yang
dilakukan adalah:
a. Persiapan Alat
1) Kertas Saring Whattman
Memasukkan kertas saring Whattman 40mikron ke dalam alat penyaring.
Mengoperasikanalat penyaring dan membilas kertas saringtersebut dengan 20 mL
aquades. Mengulangipembilasan kertas saring dengan 20 mL aquadeshingga bersih
dari partikel halus. Mengeringkankertas saring dalam oven dengan suhu 104-105oC
selama 1 jam. Mendinginkan danmenyimpan kertas saring tersebut dalamdesikator
selama belum digunakan. Menimbang kertas saring dengan timbangan analitik
sebelumdigunakan.
2) Cawan Porselen
Mencuci cawan porselen dengan air krankemudian membilasnya dengan
aquades.Mengeringkan cawan berkapasitas 50 ml dalam oven 104-105oC selama 1
jam. Mendinginkandan menyimpan cawan porselen dalam desikator sebelum
digunakan.Menimbang cawan dengan neraca analitik sebelum digunakan.
b. Pelaksanaan Analisis Sampel
Meletakkan kertas saring yang sudahdiketahui beratnya pada alat
penyaring.Menuangkan 100 mL sampel air dalam botol yangsebelumnya telah
dikocok ke dalam alat penyaring.Mengoperasikan alat penyaring (Corong
Buchner).Mengambil kertas saring tersebut kemudianmeletakkannya di atas cawan
yang sudah diketahuiberat tetapnya. Mengeringkan kertas saring dancawan tersebut
dalam oven pada suhu 104-105oCselama 1 jam. Mendinginkan kertas saring
dancawan porselen dalam desikator hingga suhu ruang.Menimbang dengan timbangan
analitik. Mengulangi(minimal 1 kali) langkah pengeringan, pendinginan,dan
penimbangan tersebut hingga diperoleh berattetap (selisih berat tidak lebih dari 4%).
Mencatat berat zat padat dan menghitung banyaknya zatpadat tersuspensi (TSS).

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Hadi,Anwar. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Nasution, Rozaini. 2013. Teknik Sampling. Http://library.usu.id/download/fkm/fkmrozaini.pdf. Diakses pada tanggal 29 April 2013.

Anda mungkin juga menyukai