LABORATORIUM LINGKUNGAN
MATERI 1
PENGUKURAN DEBIT DAN LAJU ALIRAN AIR
I. Tujuan
1. Mengetahui metode pengukuran debit dan laju aliran air.
2. Menentukan debit dan laju aliran air pada saluran terbuka.
II. Tinjauan Pustaka
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen. Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan. Adanya
adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan oksigen di dalam
perairan tersebut. Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai arus yang cukup deras maka
kadar oksigen yang terlarut juga akan semakintinggi.Data debit, terutama diperoleh dari data
sekunder dariinstansi terkait (Bappeda Kabupaten Banggai (2006) yang telahada dengan
pencatatan data jangka panjang, sedangkan datapengukuran debit secara langsung dilakukan
untuk pengecekankondisi debit tetapi sifatnya hanya debit sesaat.
Pengukuran debit sungai dilakukan dengan langkah-langkahsebagai berikut:
1) Lebar sungai di lokasi pengukuran dibagi menjadibeberapa seksi.
2) Masing-masing seksi diukur kedalaman airnya,kemudian diukur kecepatan aliran air
sungai padakedalaman tertentu (0,2 dan 0,8 dari kedalaman airsungai) dengan
current meter, dan selanjutnya dihitungluas penampang masing-masing seksi.
3) Debit sungai dihitung dengan mengkalikan kecepatanaliran dengan luas penampang
masing-masing seksi.
4) Debit total air sungai adalah jumlah seluruh debitmasing-masing seksi dalam
penampang sungai tersebut.
III. Pengukuran Laju Aliran
- Alat :
- Cara Kerja :
Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran air.
Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch.
Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat.
Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata.
DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu. Debit air dipengaruhi oleh luas
penampang perairan dan kecepatan arus.
Alat :
Roll meter
Bandul logam
Bola pingpong
Cara Kerja :
MATERI 2
PENGAMBILAN SAMPEL DAN PENGAWETAN
I. Tujuan Praktikum
1. Memahami cara penentuan titik pengambilan sampel dan metode pengambilan
sampel.
2. Mengetahui cara pengawetan sampel.
II. Dasar Teori
II.1. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Pengambilan Contoh Air :
1. Macam-macam Contoh Air
Karakteristik dari perairan mungkin tidak banyak berubah selama beberapa waktu,
tetapi banyak juga aliran air yang selalu berubah di dalma waktu singkat. Contohnya
karakteristik air di hulu umumnya hanya berubah karena pengaruh hujan sehingga
perubahan dapat bersifat harian bahkan jam-jaman. Untuk memperoleh contoh yang
mewakili keadaan yang sesungguhnya dapat dipilih tiga metode :
a. Contoh sesaat (grap sample)
Contoh sesaat mewakili keadaan air pada suatu saat dari suatu tempat. Apabila suatu
sumber air mempunyai karakteristik yang tidak banyak berubah didalam suatu
periode atau didalam batas jarak waktu tertentu maka contoh sesaat tersebut cukup
mewakili keadaan waktu dan tempat tersebut. Umumnya metode ini dapat dipakai untuk
sumber air alamiah tetapi tidak mewakili keadaan air buangan atau sumber air yang
banyak dipengaruhi oleh bahan buangan. Bila suatu sumber atau air buangan diketahui
mempunyai karakteristik yang banyak berubah maka beberapa contoh sesaat diambil
berturut-turut untuk jangka waktu tertentu dan pemeriksaannya dilakukan sendirisendiri, tidak disatukan seperti pada metode gabungan. Jangka waktu pengambilan
sampel air berkisar antara 5 menit sampai 1 jam atau lebih, umumnya periode
pengambilan sampel selama 24 jam. Pemeriksaan parameter tertentu memerlukan metode
sesaat seperti pengukuran suhu, pH, kadar gas terlarut, CO2, sulfida, sulfat, sianida dan
klorin.
b. Contoh gabungan waktu (composite sample)
Contoh gabungan waktu adalah campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari
suatu tempat yang sama pada waktu yang berbeda. Hasil pemeriksaan contoh gabungan
menunjukkan keadaan merata dari tempat tersebut didalam suatu periode. Umumnya
pengambilan contoh dilakukan secara terus menerus selama 24 jam tetapi dalam
beberapa hari dilakukan secara intensif untuk jangkan waktu yang lebih pendek.
Untuk mendapatkan contoh gabungan waktu (composite) perlu diperhatikan agar setiap
contoh yang dicampurkan mempunyai volume yang sama. Apabila volume akhir dari
suatu contoh gabungan 1-5 Liter, maka untuk selang waktu 1 jam selama periode
pengambilan contoh 24 jam dibutuhkan volume contoh masing- masing sebanyak 200220 mL.
c. Contoh gabungan tempat (integreted sample)
Merupakan campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari tempat yang berbeda
pada waktu yang sama. Hasil pemeriksaan contoh gabungan menunjukkan keadaan
merata dari suatu daerah atau tempat pemeriksaan. Metode ini berguna apabila
diperlukan pemeriksaan kualitas air dari suatu penampang aliran sungai yang dalam
atau lebar atau bagian-bagian penampang tersebut memiliki kualitas yang berbeda.
Metode ini umumnya tidak dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air danau atau air
waduk karena pada umumnya menunjukkan gejala yang berbeda kualitasnya karena
kedalaman atau lebarnya. Didalam hal ini selalu dipergunakan metode pemeriksaan
terpisah.
2. Selang Waktu antara Sampling dan Analisa
Makin pendek selang waktu antara pengambilan contoh dan analisa, hasil akan
semakin baik. Sebenarnya sukar untuk menentukan selang waktu tersebut karena
tergantung dari sifat contoh air, parameter yang akan diperiksa serta cara penyimpanan.
Perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan organisme dapat dicegah dengan menyimpan
dalam tempat gelap dan temperatur yang rendah (lemari es) sampai pemeriksaan
dilakukan. Berikut ini adalah batasan waktu maksimum untuk pemeriksaan Fisika dan
Kimia :
Air Bersih
Air Sedikit Tercemar
Air Kotor/Limbah
72 jam
48 jam
12 jam
c. Generator uap
Tidak untuk pengambilan contoh tergantung pada disain generator uap
Hindari tempat dimana fase uap dan fase air tidak dapat dipisahkan
Lakukan pengambilan contoh melalui koli pendingin
4. Keterangan Sampel
Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) meliputi :
Jenis air, misalnya air tanah, air limbah, air sungai, air laut
Lokasi atau titik pengambilan contoh, disebutkan lokasi yang pasti/jelas
dimana sampel diambil
Parameter yang akan diperiksa
Cuaca saat pengambilan sampel
Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel
Nama yang mengambil sampel
II.2. Pengawetan Sampel
Pengawetan sampel yang sempurna untuk sampel perairan adalah tidak mungkin,
mengingat sifat-sifat kestabilan dari masing-masing unsur yang terkandung pada contoh
tersebut tidak mungkin dicapai dengan sempurna. Fungsi pengawetan adalah memperlambat
proses perubahan kimia dan biologis yang tidak terelakan. Pengawetan sangat sukar karena
hampir semua pengawet mengganggu untuk beberapa pengujian. Menyimpan sampel pada
o
suhu rendah (4 C) mungkin merupakan cara terbaik. Untuk mengawetkan contoh sampai
hari berikutnya penggunaan reagent pengawet dapat dilakukan selama tidak mengganggu
proses analisa dan penambahan ke dalam botol dilakukan sebelum pengisian contoh sehingga
contoh dapat diawetkan secepatnya. Tidak ada satu metode pengawetan yang memuaskan
karena itu dipilih pengawetan yang sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Semua metode
pengawetan kemungkinan kurang memadai untuk bahan-bahan tersuspensi. Penggunaan
Formaldehid tidak dianjurkan karena mempengaruhi sangat banyak pemeriksaan.
Metode pengawasan pada umumnya terbatas pada kontrol pH, penambahan zat kimia,
pendinginan dan pembekuan. Parameter-parameter tertentu lebih banyak dipengaruhi oleh
penyimpanan contoh sebelum dianalisa daripada yang lainnya. Beberapa jenis kation dapat
hilang karena diserap oleh dinding wadah gelas seperti alumunium (Al), Kadmium (Kd),
Krom (Cr), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Timbal (Pb), Mangan (Mn), Perak (Ag) dan Seng
(Zn). Sebaiknya untuk parameter- parameter diatas, contoh diambil secara terpisah dan
ditampung dalam botol bersih serta diasamkan dengan HCl pekat atau H2SO4 pekat sampai
pH 2,0 untuk mengurangi absorbsi pada dinding wadah. Parameter pH, temperatur dan gas
terlarut harus segera diperiksa di lapangan karena parameter tersebut mudah sekali berubah
dalam waktu singkat.
Secara umum,penyimpanan sampel lingkungan dapatdilakukan dengan (Hadi,2005):
1) Pendinginan untuk menekan aktifitas bakteri.
Kekeruhan
Kesadahan
Ca2+Ca2+ Mg2+
Klor Cl2
Logam 3)
100
Nitrogenamoniak NH3
500
Nitrat NO3
100
Nitrat + nitrit
200
Nitrit NO2
100
500
-
300
Waktu
pengawetan
maksimum anjuran/batasan
Didinginkan
1 s/d14 hari
6 jam/ 14 hari
Didinginkan
0
Dianalisa segera
Ditambah H2SO4 sp pH 7/ 28 hari
28 hari
<2
Didinginkan
2 hari
Penyaringan:
segera;
lalu
dibekukan
pada hari
o
6 bulan
suhu 10 C
Cara pengawetan 1)
Disimpan
ditempat
0,5 / 2 jam
gelap,
Ditambah HNO3 sp pH 6 bulan
<2
7/28 jam
Dianalisa segera
Penyaringan:
segera;
ditambahkan HNO3 sp
pH < 2
Dianalisa segera, atau
ditambah H2SO4 sp pH
< 2 dan didinginkan
Ditambah H2SO4 sp pH
< 2 dan didinginkan
Dianalisa segera, atau
dibekukan pada suhu
20oC
Dianalisa segera, atau
2 hari
0/28 hari
0/2 hari
7/28 hari
0,5/ 1 jam
8 jam
pH
Suhu
Warna
Zat Tersuspensi
100
500
200
2 jam
2 hari
7/14 hari
Botol timba
Derijen plastik ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih)
Botol plastik vol. 500 mL (2 buah)
Botol oksigen vol. 250 mL
Termos es untuk mendinginkan contoh
Tas lapangan
Alat tulis
Buku catatan (bungkus dengan plastik)
Alat dan Bahan untuk periksa parameter (yang diperlukan)
MATERI 3
PENGUJIAN KUALITAS AIR
I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui parameter pengujian kualitas air.
2. Menganalisis kualitas air dengan parameter kimia berdasarkan standar nasional indonesia.
2. Bau
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas. Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya, contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata, Jawa Barat.
Metode Pengamatan : Organoleptik
3. Rasa
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan. Rasa suatu perairan dalam
kondisi air berasa hambar, bila suatu periran sudah berwarna kurang baik atau/dan bau
yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak. Metode
Metode Pengamatan : Organoleptik
4. Temperatur
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan Aquatic
life atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan organisme baik
secara langsung maupun tidak langsung. Aktivitas biologi dapat menaikkan suhu perairan
sampai 60o C. suh air buangan kebanyakan lebih tinggi daripada suhu badan air. Hal ini
erat hubungannya dengan proses biodegradasi. Pengamatan suhu dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi perairan dan interaksi antara suhu dengan aspek kesehatan habitat
dan biota air lainnya. Tetapi hal ini tidak mutlak karena dengan perubahan suhu yang
kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi biota, contohnya terumbu karang. Bila suhu
perairan semakin tinggi maka kadar O2 yang terlarut akan semakin rendah, demikian pula
sebaliknya.
Alat : termometer
Cara Kerja :
5. Kekeruhan
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air. Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk proses
metabolisme. Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk akan sedikit
karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut, dan bila air tidak keruh maka
sinar matahari yang masuk akan banyak. Kekeruhan dapat dipakai sebagai indikasi
kualitas suatu perairan. Air alami dan air buangan yang mengandung koloid
: DO Meter
Cara Kerja
Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu mengukur kandungan
oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan contoh dengan
menggunakan DO meter, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel
yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20oC) yang sering
disebut dengan DO5.
BOD=DO iDO5
Ket :
BOD
DOi
DO5
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Hadi,Anwar. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Nasution, Rozaini. 2013. Teknik Sampling. Http://library.usu.id/download/fkm/fkmrozaini.pdf. Diakses pada tanggal 29 April 2013.