Anda di halaman 1dari 9

Perbandingan Angka Infeksi dalam Pengunaan Povidine Iodine dan

Salep Kloramefanikol 2%

ABSTRACK
Infeksi luka pasca operasi menjadi suatu komplikasi setelah proses penyembuhan
pasca operasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui erapa angka infksi yang
terjadi karena Perbandingan Angka Infeksi Luka Sayatan Pascaoperasi Perbandingan
Angka Infeksi Luka Sayatan Pascaoperasi. Hasil penelitian menunjukkan angka
infeksi luka sayatan kulit kepala yang ditutup dengan menggunakan pembalutan
kassa povidone iodine 10% sebesar 12,5%, sedangkan dengan kloramfenikol 2%
hasilnya sebesar 6,25%. Angka infeksi luka sayatan kulit kepala yang ditutup dengan
menggunakan salep antibiotika kloramfenikol 2% secara klinis cenderung lebih
rendah bila dibandingkan dengan pembalutan kassa povidone iodine 10%, tetapi
secara statistik perbedaan tersebut tidak signifikan (p>0,05), sehingga salep
antibiotika kloramfenikol 2% dapat dipertimbangkan penggunaannya sebagai
alternatif penutupan luka pada pasien pasca operasi.
Kata Kunci : Infeksi luka operasi, Povidone iodine analysis, mengurangi infeksi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Luka operasi adalah luka akut yang dibuat oleh ahli bedah yang bertujuan
untuk terapi atau rekonstruksi (Murtutik & Marjiyanto, 2013). Perawatan luka sesuai
dengan prosedur dan dengan teknik aseptik dapat mencegah infeksi luka operasi
(ILO) (Mustaan, Supartono & Suwarni, 2011). Perawatan luka pasca operasi adalah
perawatan yang dilakukan pada luka yag diakibatkan oleh adanya pembedahan pada
bagain tubuh. Luka operasi berupa sayatan dan sudah dilakukan penjaritan pada
bagian tubuh yang dioperasi.
Perawata luka sangatlah penting karena apabila tidak dilakukan pembersihan
pada luka maka akan terjadi infeksi. Dalam perawatan luka pasca operasi digunakan
prinsip srteril. Penataaksanaan luka pasca operasi pada saat ini masih belum optimal
hal ini ditunjukkan dengan belum patuhnya perawat dalam melakukan prosedur
perawatan luka post operasi dengan benar seperti melakukan perawatan luka operasi
dengan 1 set medikasi digunakan untuk pasien secara bersama-sama (banyak pasien),
perawat tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan medikasi,
perawat tidak memperhatikan tehnik steril seperti tidak memakai sarung tangan steril
saat medikasi (Rosaliya, Suryani & Shobirun, 2011).
Data yang diperoleh dari National Nosocomial Infection Surveillence (NNIS)
United states of Amerika mengindikasikan bahwa ILO merupakan infeksi ketiga
tersering yang terjadi di rumah sakit sekitar 14-16% dari total pasien di rumah sakit
mengalami ILO (Faridah, Andayani & Inayati, 2012). Survey World Health
Organization (WHO) menunjukkan bahwa angka kejadian ILO atau Surgical Site
Infection (SSI) di dunia berkisar antara 5% sampai 34% (Yuwono, 2013).

1.2 Tujuan
1. Mengetahui perencanaan perawatan luka pasca operasi
2. Mengurangi angka infeksi pada luka pasca operasi
3. Mengurangi infeksi yang terjadi pada pasien akibat komplikasi
1.3 Manfaat
1. Bagi peneliti, meningkatkan pengetahuan peneliti agar melakukan
perawatan luka pasca operasi sesuai SOP (Standar Operasional
Prosedure) agar tidak menimbulkan komplikasi.
2. Bagi perawat, sebagai bahan pertimbangan dan referensi

dalam

melakukan suatu rencana perawatan luka pasca operasi sesuai dengan


SOP.
3. Bagi dunia pendidikan, menambah referensi bacaan dan wawasan
ilmu.

BAB III

METODE
PERTANYAAN DAN PICO
Populasi/ problem

: infeksi luka operasi

Intervensi

: terapi alternative

Comparison (Kontrol): Outcomes

: mengurangi infeksi yang terjadi pada luka operasi

PENCARIAN
Penelusuran literature dilakukan melalui scholar.google.com dengan membuka situs
tersebut.
Masukkan kata kunci 5 tahun terakhir :
No
1
2
3

Keywards
Infeksi luka operasi
Povidone iodine analysis
Mengurangi infrksi

Hasil
4.630
55
17

Penulis kemudian memilih 2 dari 17 jurnal yang berjudul :


Perbandingan Antiseptik Chlorhexidine Alkohol dengan Povidone Iodine terhadap
Penurunan Pertumbuhan Koloni Bakteri pada Kateter Epidural yang Dipasang di
Kamar Operasi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung yang merupakan jurnal
yang tertanggal 1 April 2016

dan Perbandingan Angka Infeksi Luka Sayatan

Pascaoperasi Ventriculoperitoneal Shunt Perbandingan Angka Infeksi Luka Sayatan


Pascaoperasi yang merupakan jurnal tertanggal publikasi 1 Juli 2016.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
Penelitian dilakukan terhadap 76 orang subjek penelitian. Setiap kelompok terdiri atas
38 orang. Usia rata-rata subjek penelitian adalah 45,61 tahu. Pada chlorhexidine
alkohol dan 48,03 tahun pada povidone iodine. Jenis operasi yang dilakukan dengan
menggunakan anestesi epidural pada kedua kelompok, yaitu pada operasi bedah
umum, obstetri dan ginekologi, ortopedi, dan urologi. Berdasarkan uji-t tidak terdapat
perbedaan bermakna antara jenis kelamin, usia, dan jenis operasi antara kedua
kelompok.
Hasil Karakteristik subjek penelitian berdasarkan umur, jenis kelamin dan diagnosis
antara yang ditutup dengan menggunakan salep antibiotika kloramfenikol 2% dan
pembalutan kassa yang mengandung povidone iodine 10% pada pasien pasca operasi
ventriculoperitoneal shunt dapat dilihat pada Tabel 1. Terlihat bahwa hasil Chi Square
test dan Mann Whitney test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan
Perbandingan Angka Infeksi Luka Sayatan Pascaoperasi Ventriculoperitoneal Shunt
antara Kassa Povidone Iodine 10% dengan Salep Kloramfenikol 2% pada Penutupan
Luka (M. Zafrullah Arifin, Y. Ronny Setiawan) 41 tidak terdapat perbedaan bermakna
pada karakteristik subjek penelitian pada kelompok yang ditutup dengan
menggunakan salep antibiotika kloramfenikol 2% dan pembalutan kassa yang
mengandung povidone iodine 10%, berdasarkan jenis kelamin (p=0,719), umur
(p=0,136), dan diagnosis (p=0,146). Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik subjek
penelitian.

Tabel 1. Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, dan Diagnosis

Variable

Teknik penutupan luka


Salep antibiotika
kloramfenikol 2% (n=16)

Pembalutan kassa dan


povidone iodine 10% (n=16)

Jenis Kelamin

0,719*)

Laki-laki

9(56,3%)

10(62,5%)

Perempuan

7(43,8%)

6(37,5%)

Umur (tahun)
Median(Rentang)

Nilai p

0,136**)
1(0,17-36)

8(0,17-41)

Diagnosis

0,146*)

Kongenital

11(68,75%)

6(37,5%)

Infeksi

2(12,5%)

2(12,5%)

Tumor

3(18,75%)

8(50,0%)

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data, karakteristik subjek penelitian pada Tabel 1
menunjukkan bahwa sekalipun jumlah jenis kelamin laki-laki lebih banyak
dibandingkan perempuan pada kedua metode penutupan luka, tetapi secara statistik
terbukti tidak ada perbedaan bermakna dengan p=0,719 (p>0,05). Nilai median umur
penderita yang mendapat perlakuan salep antibiotika kloramfenikol 2% adalah 1
tahun, sedangkan yang mendapat perlakuan pembalutan dengan kassa yang
mengandung povidone iodine 10% adalah 8 tahun. Diagnosis pada kelompok salep
antibiotika didominasi oleh kelainan kongenital sebesar 68,75%, sedangkan pada
kelompok pembalutan dengan kassa povidone iodine 10% didominasi oleh kasus
tumor (50%). Sekalipun umur median kelompok perlakuan dengan povidone iodine
10% lebih besar dibandingkan kelompok salep kloramfenikol 2%, dan diagnosis yang

mendominasi masing-masing kelompok berbeda, namun secara statistik tidak didapati


perbedaan karakteristik secara bermakna, baik pada umur penderita maupun
diagnosis pada kedua kelompok perlakuan dengan nilai p=0,136 (p>0,05) untuk umur
dan p=0,146 (p>0,05) untuk diagnosis. Nilai lekosit preoperasi dapat dipakai sebagai
prediksi adanya infeksi yang sudah ada sebelumnya di bagian lain dari tubuh, dimana
hal tersebut dapat menjadi faktor risiko terjadinya infeksi pada luka sayatan
pascaoperasi.3,5 Dari data pada Tabel 2 terlihat bahwa pada kedua kelompok
perlakuan 14 dari 16 subjek (87,5%) memiliki nilai lekosit yang normal. Nilai median
lama operasi pada kedua kelompok perlakuan sama, yaitu 60 menit. Jenis shunt yang
dipakai pada kedua kelompok perlakuan didominasi oleh merek Chhabra, JKM.
Vol.10 No.1 Juli 2010:37-46 44 sebanyak 14 dari 16 subjek (87,5%) pada kelompok
salep antibiotika kloremfenikol 2% dan 15 dari 16 subjek (93,8%) pada kelompok
pembalutan dengan kassa povidone iodine 10%. Berdasarkan analisis statistik
didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara bermakna pada karakteristik
subjek penelitian berdasarkan lekosit preoperasi (p=0,700), lama operasi (p=0,461)
dan jenis shunt (p=0,491). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang ada
bersifat homogen. Hal ini penting, mengingat umur, diagnosis pasien, adanya infeksi
yang sedang terjadi pada host, lamanya pre-operasi, lamanya operasi dan jenis shunt
yang dipakai dapat menjadi faktor risiko terjadinya infeksi pada luka operasi.

BAB V
KESIMPULAN

Perawatan luka operasi merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan
pembalutandengan tujuan mencegah terjadinya infeksi silang (masuk melalui luka)
dan mempercepat proses penyembuhan luka. Perlu diperhatikan yang dipakai untuk
perawatan luka. keterbatasan meminimalkan semua faktor risiko yang dapat
mempengaruhi terjadinya infeksi, seperti respons imun pasien, perbedaan operator
bedah Perbandingan Angka Infeksi Luka Sayatan Pascaoperasi Ventriculoperitoneal
Shunt antara Kassa Povidone Iodine 10% dengan Salep Kloramfenikol 2% pada
Penutupan

Luka

sehingga

masih

dimungkinkan

adanya

perbedaan

ketrampilan/kecakapan mempergunakan instrumen bedah, serta beberapa faktor


sistemik lainnya yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka. Diharapkan
dengan adanya data-data penelitian yang homogen seperti yang sudah dipaparkan
diatas, dapat diperoleh hasil penelitian yang valid.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,M.Z.,Setiawan,Y.R.

(2016).

Angka Infeksi

Luka Sayatan

Pascaoperasi

Ventriculoperitoneal Shunt antara Kassa Povidone Iodine 10% dengan Salep


Kloramfenikol 2% pada Penutupan Luka. Volume 10, No 1. 37 45. Perbandingan
Angka Infeksi Luka Sayatan Pascaoperasi Ventriculoperitoneal Shunt antara Kassa
Povidone Iodine 10% dengan Salep Kloramfenikol 2% pada Penutupan Luka.
Diakses pada tanggal 29 November 2016.
Barzah,A.

M.,Pradian,E.,

&

Bisri,T.

(2016).

Antiseptik Chlorhexidine

Alkohol dengan Povidone Iodine terhadap Penurunan Pertumbuhan Koloni Bakteri


pada Kateter Epidural yang Dipasang di Kamar Operasi . Volume 4, No 1. 21 28.
Perbandingan Antiseptik Chlorhexidine Alkohol dengan Povidone Iodine terhadap
Penurunan Pertumbuhan Koloni Bakteri pada Kateter Epidural yang Dipasang di
Kamar Operasi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Diakses pada tanggal 28
November 2016.

Anda mungkin juga menyukai