CIDR merupakan cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat berbeda
dengan sistem pengelompokkan ke dalam kelas A, B, C, D, dan E. Selain itu CIDR juga menggunakan prefix dari jumlah host terbanyak dalam suatu jaringan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan di CIDR ini adalah penggunaan oktet pada subnetmask dimana : 1. IP address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktet terakhir karena kelas A memiliki subnetmask default 255.0.0.0 2. IP address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktet 2 terakhir karena kelas B memiliki subnetmask default 255.255.0.0 3. IP address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktet terakhir karena kelas C memiliki subnetmask default 255.255.255.0
VLSM (Variable Length Subnet Mask)
VLSM merupakan teknik yang digunakan untuk subnetting selain CIDR. Berbeda dengan CIDR yang menggunakan prefix dengan host terbesar untuk melakukan subnetting, VLSM menggunakan prefix sesuai dengan kebutuhan pemakaian hostnya. Adapun tujuan dari VLSM yaitu :
1. Untuk mengoptimalkan pemakaian IP address 2. Memperbaiki kekurangan dalam
metode konvensional subnetting 3. Menyesuaikan dengan kebutuhan IP address yang diinginkan