DISTRIBUSI ENERGI II
MAKALAH
TRANSMISI DAN DISTRIBUSI ENERGI II
M DISTR
Disusun Oleh :
Astrid Octiani R.P.
3.22.14.3.05
Ganar Pradiko
3.22.14.3.09
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
DAFTAR ISI
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
Kesimpulan .........................................................................................25
Saran ...................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Single Step-Up Transformer ........................................6
Gambar 2 Kaskade Transformer 2 Tingkat............................................7
Gambar 3 Slider Resistance Control ..........................................10
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Dalam dunia teknik tenaga listrik (electric power engineering) dikenal
adanya tegangan tinggi. Tegangan tinggi ialah semua tegangan yang dianggap
cukup tinggi oleh para teknisi listrik sehingga diperlukan pembangkitan dan
pengukuran dengan tegangan tinggi yang semuannya bersifat khusus dan
memerlukan teknik-teknik tertentu (subyektif), atau dimana gejala-gejala
tegangan tinggi mulai terjadi (obyektif).
Mengingat tingginya resiko dalam dunia kelistrikan tegangan tinggi, maka
mahasiswa calon teknisi listrik harus memahami dan mengetahui apa itu tegangan
tinggi, bagaimana proses pembangkitannya, dan bagaimana cara pengukuranya.
Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan rendah,
sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Untuk itu makalah
ini dibuat agar para mahasiswa dan pembaca dapat mengambil pengetahuan
tentang tegangan tinggi. Makalah ini hanya dibatasi pada tegangan tinggi AC saja,
karena tegangan tinggi AC ini lebih banyak digunakan dalam kehidupan
masyarakat.
1.2.
1.
2.
3.
4.
RUMUSAN MASALAH
Apakah yang dimaksud dengan tegangan tinggi?
Apakah yang dimaksud dengan tegangan tinggi AC?
Bagaimana proses pembangkitan tegangan tinggi AC?
Bagaimana cara pengukuran tegangan tinggi AC?
1.3.
1.
2.
3.
TUJUAN
Untuk mengetahui maksud dari tegangan tinggi
Untuk mengetahui maksud dari tegangan tinggi AC
Untuk mengetahui proses pembangkitan tegangan tinggi AC
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab yang pertama ini akan dibahas sekilas mengenai tegangan tinggi
baik meliputi pengertian tegangan tinggi itu sendiri dan sekilas mengenai
pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi ac, pada bab ini pula tujuan dari
makalah yang dibuat akan dicantumkan dan batasan-batsan masalah yang akan
diangkat untuk pembahasan maupun tidak .
2. BAB II PEMBAHASAN
Pada bab kedua ini merupakan bab yang akan menjelaskan isi dan maksud
makalah ini dibuat, beberapa sub bab akan membahas mengenai pembangkitan
dan pengukuran tegangan tinggi ac sesuai dengan tujuan dan rumusan masalah
pada bab I.
3. BAB III PENUTUP
Pada bab ketiga ini merupakan bab yang berisikan kesimpulan dari
makalah ini dan saran atas kekurangan dari makalah yang telah dibuat agar
kedepanya penulis dalam membuat makalah lebih baik dari sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
TEGANGAN TINGGI AC
Dalam laboratorium diperlukan tegangan tinggi bolak balik untuk
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
teknik tegangan tinggi, nilai puncak V dan nilai efektif Vef memiliki arti yang
sangat penting :
Vrms =
1
T
V 2 (t)dt
/2
didefinisikan sebagai
2.3.
menggunakan trafo uji satu phasa yang disupply oleh tegangan distribusi (110 V
atau 240 V, 50/60 Hz). Untuk keperluan pengujian tegangan tinggi, dituntut
tegangan yang naik secara perlahan-lahan (smooth and gradually). Untuk itu
tegangan input distribusi yang merupakan fixed mains Voltage terhubung dengan
variable-voltage transformer yang berfungsi sebagai pengatur tegangan pada sisi
primer trafo uji tegangan tinggi
1. Single step up Transformers
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
tahan terhadap tegangan tinggi surja yang menyebabkan kegagalan pada obyek
uji.
2. Kaskade Transformer
Hubungan kaskade trafo uji umumnya dipakai untuk mendapat tegangan
yang lebih tinggi yang melebihi beberapa ratus kV. Pada gambar 2. Diperlihatkan
kaskade 2 buah transformer dengan spesifikasi tegangan 240V/200kV.
Transformer cascade merupakan peralatan yang sangat mahal dan sulit diperbaiki.
Sehingga arus short circuit tinggi harus dibatasi dengan menggunakan limiting
reactor pada input stage.
Tangki dan inti pada Transformer T1 ditanahkan, main voltage berasal dari
variable-voltage transformer, Ujung terminal sekunder T1 (d1) juga ditanahkan,
sedangkan terminal outputnya yang berasal dari c1 dan e1 dihubungkan ke primer
T2 (a2b2). Dari bentuk kaskade 2 buah trafo, maka akan dihasilkan tegangan output
sebesar 400 kV terhadap tanah (c2d1).
Power Supply untuk a.c Rangkaian Uji
Unit Transformer cascade besar
generator terpisah
tegangan akan lebih murah, dan lebih flexible jika unit cascade dapat beroperasi
dalam keadaan terpisah, atau parallel, atau dalam unit 3 fasa. Impedansi pada
transformer regulating tegangan juga harus rendah pada semua posisi tegangan.
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
memungkinkan
rating di sampai pada 10 MVA pada koneksi cascade
memberikan tegangan tinggi sampai 2.25 MV baik dalam
ruangan maupun di luar ruangan.
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
UE
X
'
'
I H ( X E X H ) X E 2E
a
a
b) Rangkaian Kedua
UE IK (X E X K )
c) Rangkaian Ketiga
10
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
'
XK
X K UK
'
IH (X K X H )
2
a
a
X
n
v 1
Hv
'
v X E n 1v X K n v
2
'
11
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
Untuk trafo uji yang kecil dengan output daya dibawah 5 kVA, control
resistance mempunyai keuntungan, selain
gelombang tegangannya pun kecil. Sedangkan untuk unit dengan kVA yang besar,
Large size dan cost of resistance bersama-sama dengan rugi-rugi daya merupakan
hal yang tidak menguntungkan.
Gambar 4. Menggambarkan metode control output tegangan tinggi yang
akurat. Primer dari trafo uji dihubungkan dengan tap-tap yang yang tedapat pada
sisi sekunder trafo regulasi. Untuk menghindari surja pada output tegangan tinggi
berkenaan dengan terbukanya sisi sekunder pada trafo regulasi akibat perpindahan
tap, digunakan two contact brushes, brushes berhubungan dengan adjacent studs
dan buffer resistance, atau reactance coil, Keadaan yang demikian ini mencegah
terjadinya short circuit pada bagian kumparan transformer. Keuntungan dari
metode ini, selain efisiensinya tinggi, distorsi bentuk gelombangnya kecil, namun
regulasinya tidak smooth kecuali jika menggunakan jumlah tap yang banyak.
Untuk trafo uji pada heavy duty, regulator induksi dapat digunakan untuk
mengontrol input tegangan pada trafo uji, sebagaimana diperlihatkan pada gambar
5.
Gambar 4. Tapped Transformer
12
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
13
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
14
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
1
C
0, maka
1
1
C
LC
1
1
2f
f
LC
2 LC
Keadaan ini disebut sebagai keadaan resonansi, yaitu keadaan dimana diperoleh
arus yang maximum (karena Z minimum), dan frekwensi bergantung pada nilai L
L
atau C. Bila
1
C
Sebaliknya bila
1
C
maka
maka
15
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
impedansi beban
kapasitif pada frekwensi daya. Rangkaian resonansi seri yang terbentuk akan
membangkitkan tegangan tinggi ketika dieksitasi oleh regulator tegangan dari
main supply.
16
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
Dari gambar 8a, dan 8b. dapat dilihat bahwa rangkaiannya membentuk resonansi
seri pada freqwensi daya
menjadi sangat besar dan hanya dibatasi oleh resistansi rangkaian. Bentuk
gelombang tegangan pada obyek uji merupakan sinusoidal murni. Adapun besar
tegangan yang melalui capasitasi C pada obyek uji dirumuskan sbb:
VC
jVX C
V
V
XC
R J(X L X C ) R
CR
17
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
a)
pemulihan isolasi.
b) Kerugian :
dibutuhkan cok variable tambahan yang sanggup menahan tegangan penuh dan
arus penuh.
tidak diperlukan inti besi pada transformer sehingga menghemat biaya dan
ukuran
output gelombang sinus murni
2.4.
18
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
dari
L dan
L
Z R 1 j
CR
R
19
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
CR
R
tan
(3)
Kondisi ini dapat dibuat 0 dan tidak bergantung pada frekwensi, jika:
L/C = R2
(4)
2. Series Capacitance Voltmeter
Series capacitor digunakan sebagai pengganti resistor untuk pengukuran
tegangan tinggi AC. Diaagram skematik ditunjukkan pada gambar 7.10. Arus I c
yang melalui meter adalah:
Ic jCV
(5)
Dimana:
I 2 2CV2 ,....
I n nCVn
(7)
Oleh karenanya, resultante arus rms adalah:
20
(8)
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
Dengan 10% harmonic kelima, maka arusnya adalah 11.2% lebih tinggi, dan
karenanya errornya 11.2% pada pengukuran tegangan. Metode ini tidak
direkomendasi jika tegangan ac bukan gelombang sinusoidal murni.
3. Capasitance Potential Dividers and Capacitance Voltage Transformers
Error berkenaan dengan tegangan harmonic dapat dieliminasi dengan
mengunakan Capacitive Voltage dividers dengan Volmeter elektrostatis atau meter
impedansi tinggi. Jika meter dihubungkan melalui long cable, maka
kapasitansinya harus dimasukkan dalam perhitungan. Biasanya, kapasitor yang
digunakan sebagai C berupa tekanan udara atau gas standar (gambar 7.11), dan C 2
merupakan kapasitor besar (mica, paper, atau capasitor dengan rugi-rugi yang
kecil). C1 merupakan kapasitor 3 terminal dan dihubungkan dengan C2 melalui
shielded cable, dan C2 completely shielded
V1 V2 1
C1
Keteragan :
V1
= Tegangan Puncak (V)
V2
= Tegangan Efektif (V)
C
= Kapasitor (F)
Dimana Cm adalah kapasitansi meter , V2 merupakan pembacaan meter
21
(9)
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
22
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
lainnya. Permukaan elektroda harus dipertahankan tetap bersih tetapi tidak perlu
dipoles. Jika ada lubang yang terjadi akibat tembus listrik yang berulang-ulang
maka elektroda harus dibersihkan.
Untuk memperoleh ketelitian yang tinggi, hal-hal ini diperhatikan :
1. Jarak sela s< D
2. Jarak sela > 5 % jari-jari elektroda
3. Permukaan elektroda tidak boleh berdebu
4. Elektroda harus licin ( jangan dibersihkan dengan
pembersih yang kasar)
5. Jarak benda disekitar elektroda >(0,25+ V/300)m.
6. Untuk mencegah osilasi saat percikan , sebuah resistor yang
tahanannya > 500 ohm diserikan degan elektroda bola.
23
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
24
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
U d 0,289
Ud
p
.U d 0
273 t
bB 273 20 0,386.bB
V
.
Vs B
760 273 t B
273 t B
d
25
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESI
MPULAN
Pada makalah Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC, maka
dapat disimpulkan bahwa Tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik
(electric power engineering) ialah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi
oleh para tenisi listrik sehingga diperlukan pembangkitan dan pengukuran dengan
tegangan tinggi yang semuannya bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik
tertentu (subyektif), atau dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi
(obyektif). Salah satu jenis tegangan tinggi tersebut adalah Tegangan Tinggi AC
(arus bolak-balik). Pembangkitan Tegangan Tinggi AC dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa cara, diantaranya adalah menggunakan Single step up
Transformers, menggunakan Kaskade Transformer, menggunakan Trafo Uji,
Rangkaian Resonansi yang dihubung secara seri, dan Pembangkitan Frekuensi
Tegangan Tinggi. Sedangkan Pengukuran Tegangan Tinggi AC dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa cara juga, diantaranya adalah menggunakan Series
Impedance Voltmeter, menggunakan Series Capacitance Voltmeter, menggunakan
Capasitance Potential Dividers and Capacitance Voltage Transformers, dan
menggunakan Sela Percik Bola.
3.2. SARAN
Dalam makalah ini terdapat penjelasan pembangkit dan pengkuruan
tegangan tinggi ac. Namun dalam penyajiannya masih dalam batas pengenalan
26
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II
saja. Diharapkan
para
pembaca
memberikan
kritik
maupun
saran yang
DAFTAR PUSTAKA
http://mappiara.blogspot.co.id/
http://hendratetro.blogspot.co.id/2012/05/pembangkitan-teknik-tegangan-tinggiac.html
http://nabilazisputri.blogspot.co.id/2015/05/pembangkitan-tegangan-tinggi-acdan-dc.html
http://documents.tips/documents/39177881-proses-pembangkitan-tegangantinggi-ac.html
https://duabenuadansamudra.wordpress.com/2014/05/07/pembangkitan-tegangantinggi-ac/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21649/3/Chapter%20II.pdf
https://globalenergizer.wordpress.com/2013/11/07/pengukuran-tegangan-tinggi/
http://faculty.petra.ac.id/steph/GMT8.ppt
27