Anda di halaman 1dari 31

TRANSMISI DAN

DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

MAKALAH
TRANSMISI DAN DISTRIBUSI ENERGI II

PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN


TEGANGAN TINGGI AC

M DISTR

Disusun Oleh :
Astrid Octiani R.P.

3.22.14.3.05

Ganar Pradiko

3.22.14.3.09

Radhitia Wicaksana 3.22.14.3.15

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Transmisi dan Distribusi Energi II dengan judul
Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC dengan lancar dan
tepat waktu.
Transmisi dan Distribusi Energi II merupakan mata kuliah Program Studi
Teknik Konversi Energi yang harus dikuasai, hal ini sesuai dengan kompetensi
yang harus dimiliki setiap mahasiswa untuk menunjang ketika sudah lulus kuliah.
Peranan Transmisi dan Distribusi Energi dalam dunia pembangkitan merupakan
hal yang wajib, karena setiap proses penyaluran daya dibutuhkan pentransmisian
agar daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik dapat tersalurkan secara merata
kekonsumen. Makalah ini merupakan salah satu tugas Transmisi dan Distribusi
Energi II sebagai bukti peningkatan pemahaman terhadap mata kuliah ini dapat
bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan wawasan bagi para pembaca.
Penulis sadar bahwa tidak ada karya yang sempurna tanpa dukungan para
pemerhatinya. Oleh sebab itu kritik Transmisi dan Distribusi Energi.
Akhir kata, penulis berharap agar Makalah dan saran yang membangun
senantiasa penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan ini.

Semarang, 27 November 2016


Penulis,

DAFTAR ISI

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

HALAMAN JUDUL ............................................................................................i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1
1.2
1.3
1.4

Latar Belakang .................................................................................... 1


Rumusan Masalah ................................................................................1
Tujuan ..................................................................................................2
Sistematika Penulisan Makalah ........................................................... 2

BAB II PERALATAN TEGANGAN TINGGI .................................................. 3


2.1
2.2
2.3
2.4

Pengertian Tegangan Tinggi .................................................................3


Tegangan Tinggi AC .............................................................................5
Pembangkitan Tegangan Tinggi AC .....................................................6
Pengukuran Tegangan Tinggi AC .......................................................18

BAB III PENUTUP .............................................................................................25


3.1
3.2

Kesimpulan .........................................................................................25
Saran ...................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Single Step-Up Transformer ........................................6
Gambar 2 Kaskade Transformer 2 Tingkat............................................7
Gambar 3 Slider Resistance Control ..........................................10

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Gambar 4 Tapped Transformer ........................................................12


Gambar 5 Induction Regulator ..................................................14
Gambar 6 Rangkaian Resonansi Seri ........................................16
Gambar 7 Rangkaian resonansi seri pada pembangkitan tegangan tinggi.....17
Gambar 8a Transformer ............................................................17
Gambar 8b Rangkaian Equivalen ..............................................17
Gambar 9 Rangkaian Series Impedance Voltmeter ...................19
Gambar 10 Rangkaian Series Capasitance Voltmeter ...............19
Gambar 11 Rangkaian Capasitance Potential Dividers ..........................19
Gambar 12 Sela Percik Bola ......................................................19

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Dalam dunia teknik tenaga listrik (electric power engineering) dikenal

adanya tegangan tinggi. Tegangan tinggi ialah semua tegangan yang dianggap
cukup tinggi oleh para teknisi listrik sehingga diperlukan pembangkitan dan
pengukuran dengan tegangan tinggi yang semuannya bersifat khusus dan
memerlukan teknik-teknik tertentu (subyektif), atau dimana gejala-gejala
tegangan tinggi mulai terjadi (obyektif).
Mengingat tingginya resiko dalam dunia kelistrikan tegangan tinggi, maka
mahasiswa calon teknisi listrik harus memahami dan mengetahui apa itu tegangan
tinggi, bagaimana proses pembangkitannya, dan bagaimana cara pengukuranya.
Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan rendah,
sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Untuk itu makalah
ini dibuat agar para mahasiswa dan pembaca dapat mengambil pengetahuan
tentang tegangan tinggi. Makalah ini hanya dibatasi pada tegangan tinggi AC saja,
karena tegangan tinggi AC ini lebih banyak digunakan dalam kehidupan
masyarakat.

1.2.
1.
2.
3.
4.

RUMUSAN MASALAH
Apakah yang dimaksud dengan tegangan tinggi?
Apakah yang dimaksud dengan tegangan tinggi AC?
Bagaimana proses pembangkitan tegangan tinggi AC?
Bagaimana cara pengukuran tegangan tinggi AC?

1.3.
1.
2.
3.

TUJUAN
Untuk mengetahui maksud dari tegangan tinggi
Untuk mengetahui maksud dari tegangan tinggi AC
Untuk mengetahui proses pembangkitan tegangan tinggi AC

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

4. Untuk mengetahui cara pengukuran tegangan tinggi AC


1.4.

SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH


Dalam penulisan makalah ini penulis membagi dalam 3 bab yang meliputi :

1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab yang pertama ini akan dibahas sekilas mengenai tegangan tinggi
baik meliputi pengertian tegangan tinggi itu sendiri dan sekilas mengenai
pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi ac, pada bab ini pula tujuan dari
makalah yang dibuat akan dicantumkan dan batasan-batsan masalah yang akan
diangkat untuk pembahasan maupun tidak .
2. BAB II PEMBAHASAN
Pada bab kedua ini merupakan bab yang akan menjelaskan isi dan maksud
makalah ini dibuat, beberapa sub bab akan membahas mengenai pembangkitan
dan pengukuran tegangan tinggi ac sesuai dengan tujuan dan rumusan masalah
pada bab I.
3. BAB III PENUTUP
Pada bab ketiga ini merupakan bab yang berisikan kesimpulan dari
makalah ini dan saran atas kekurangan dari makalah yang telah dibuat agar
kedepanya penulis dalam membuat makalah lebih baik dari sebelumnya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

PENGERTIAN TEGANGAN TINGGI

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik (electric power


engineering) ialah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh para teknisi
listrik sehingga diperlukan pembangkitan dan pengukuran dengan tegangan tinggi
yang semuannya bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik tertentu
(subyektif), atau dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi (obyektif).
Project terpenting dalam teknik tegangan tinggi adalah INSULATION,
yang berarti to insulate dan to separate. Insulator ini terpasang pada tiang tiang
transmisi atau distribusi dengan jalan agar arus tidak mengalir ke tanah melalui
tiang atau arus bocor, melainkan menuju ke konsumen. insulator ini terbuat dari
bahan isolator. Perbedaan antara isolator dan konduktor adalah, bahwa konduktor
adalah sangat mudah mengalirkan elektron sedangkan isolator sangat susah
mengalirkan elektron. Hal ini lah yang menjadikan bahan dasar pembuatan
isolator.
Suspension isolator : merupakan isolator yang digantung pada tiang
distribusi, berbentuk suatu lempengan keramik yang diapit oleh logam. satu logam
unutk tempat bergantung suspensi ini dan logam lain untuk menggatung kabel
transmisi atau distribusi. jadi keramik digunakan unutk mengisolasi arus, agar
tidak bocor ke tanah lewat tiang. penggunaan isolator ini menganut type
tegangannya, misalnya pada tegangan 20 Kv menggunakan 2 suspensi isolator,
sedangkan pada 150 Kv menggunakan 11 suspensi dan 500 Kv menggunakan 33
suspensi.

High Voltage Engineering


Fungsi nya adalah :
Untuk mengetes material insulator yang baru

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Untuk mengetahui tingkat tegangan yang dapat digunakan oleh


insulation material
Untuk mengetes exiciting komponen yang ada dalam komponen
power system pada trafo terdapat minyak yang berfungsi sebagai
pendingin kumparan dan mengisolasi tegangan agar tidak bocor ke
luar.

Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan rendah,


sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis
tegangan tinggi yang akan diukur dalam pengujian tegangan tinggi, yaitu
tegangan tinggi bolak-balik (AC), tegangan tinggi searah (DC), dan tegangan
tinggi impuls. Pengujian tegangan tinggi pada umumnya diperlukan untuk
mengetahui apakah peralatan tegangan tinggi yang diuji masih memenuhi standar
kualitas dan kebutuhan yang dispesifikasikan pada peralatan tersebut.
Lingkup studi teknik tegangan tinggi mencakup semua masalah seperti
studi tentang korona, teknik isolasi, tegangan lebih pada sistem tenaga listrik,
proteksi tegangan lebih, dan lain-lain. Dengan begitu banyaknya masalah yang
mencakup tegangan tinggi, maka dibutuhkanlah pengujian tegangan tinggi dengan
maksud sebagai berikut:
Untuk meneliti sifat-sifat listrik dielektrik yang baru ditemukan,
sebagai usaha dalam menemukan bahan isolasi yang lebih murah.
Untuk verifikasi hasil rancangan isolasi baru, yaitu hasil rancangan
yang telah dikurangi volume isolasinya.
Untuk memeriksa kualitas peralatan sebelum terpasang, hal ini
dilakukan untuk menghindarkan kerugian bagi pemakai peralatan.
Untuk memeriksa kualitas peralatan setelah beroperasi dalam
rangka mengurangi kerugian semasa pemeliharaan.

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Perlunya pengujian tegangan tinggi seperti diuraikan di atas menuntut


adanya cabang studi tegangan tinggi yang membahas khusus pengujian tegangan
tinggi. Studi ini akan mempelajari cara kerja dan karakteristik peralatan-peralatan
uji tegangan tinggi dan prosedur pengujian yang telah distandarisasi. Adapun
peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian tegangan tinggi adalah:
Pembangkit tegangan tinggi yang terdiri atas: pembangkit tegangan
tinggi AC, pembangkit tegangan tinggi DC, dan pembangkit
tegangan tinggi impuls.
Alat ukur tegangan tinggi yang terdiri atas alat ukur tegangan
tinggi DC, alat ukur tegangan tinggi AC, dan alat ukur tegangan
tinggi impuls.
Alat pengukur sifat listrik dielektrik, antara lain alat ukur rugi-rugi
dielektrik, alat ukur tahanan isolasi, alat ukur konduktivitas, dan
alat ukur peluahan parsial.
Pada Makalah ini kami hanya akan membahas Tegangan Tinggi AC
(bolak-balik) yaitu pada Pembangkitan dan Pengukurannya.
2.2.

TEGANGAN TINGGI AC
Dalam laboratorium diperlukan tegangan tinggi bolak balik untuk

percobaan dan pengujian dengan arus bolak-balik serta untuk membangkitkan


tegangan tinggi searah dan impuls. Trafo uji yang biasa digunakan untuk
keperluan tersebut memiliki daya yang lebih rendah serta perbandingan belitan
yang jauh lebih besar dari pada trafo daya. Arus primer biasanya disulang dengan
oto trafo sedangkan untuk kasus khusus disulang dengan pembangkit sinkron.
Hampir semua pengujian dan percobaan dengan tegangan tinggi bolakbalik mensyaratkan nilai tegangan yang teliti. Hal tersebut umumnya hanya akan
terpenuhi jika pengukuran dilakukan pada sisi tegangan tinggi; untuk itu telah
disusun berbagai cara dalam mengukur tegangan tinggi bolak-balik. Bentuk V(t)
untuk tegangan tinggi bolak-balik sering menyimpang dari bentuk sinus. Dalam

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

teknik tegangan tinggi, nilai puncak V dan nilai efektif Vef memiliki arti yang
sangat penting :

Vrms =

1
T

V 2 (t)dt

Untuk pengujian tegangan tinggi besaran

/2

didefinisikan sebagai

tegangan uji. Di sini di andaikan bahwa penyimpangan bentuk tegangan tinggi


dari bentuk sinus masih dalam batas yang diijinkan. Untuk sinusoidal murni
/ 2 = Vrms .

2.3.

PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI AC


Bentuk tegangan tinggi yang dibangkitkan dapat berupa: Tegangan AC,

DC (konstan) atau Impuls. Tegangan AC dan DC digunakan untuk transmisi daya


listrik, juga dipakai untuk tujuan pengujian. Sedangkan tegangan tinggi Impuls
dibutuhkan untuk investigasi renspons isolasi pada system transmisi (termasuk
peralatan) terhadap gangguan transien akibat Surja hubung dan surja petir.
Pembangkitan tegangan tinggi AC dapat dilakukan dengan menggunakan
Generator sinkron

(motor-driven synchronous generator), namun kebanyakan

menggunakan trafo uji satu phasa yang disupply oleh tegangan distribusi (110 V
atau 240 V, 50/60 Hz). Untuk keperluan pengujian tegangan tinggi, dituntut
tegangan yang naik secara perlahan-lahan (smooth and gradually). Untuk itu
tegangan input distribusi yang merupakan fixed mains Voltage terhubung dengan
variable-voltage transformer yang berfungsi sebagai pengatur tegangan pada sisi
primer trafo uji tegangan tinggi
1. Single step up Transformers

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Rangkaian listrik dasar dari pada pembangkitan tegangan tinggi (test-set)


untuk menghasilkan tegangan tinggi AC frekwensi daya hingga 200 kV
diperlihatkan pada gambar 1.

Gambar 1. Single Step-Up Transformers


Tegangan input (main supply) sebelum disupply ke kumparan primer trafo
uji, terlebih dahulu melalui variable transformer (yaitu: variable voltage toroidal
auto-transformer, variac), rating dari Test-set commercial berupa tegangan out put
dalam kV dan daya dalam kVA. Adapun konstruksi dari test-set dibagi kedalam 2
katagori, yaitu:
(1). Portable unit, dengan tegangan out put hingga 50 kV dan rating daya
1-2 kVA
(2). Large fixed unit, dapat beroperasi hingga 200 kV, rating daya output
nya besar dan ditentukan oleh factor-faktor fisik dan berat, yang
dapat mecapai 100 kVA
Jika terjadi flash over, atau breakdown internal pada obyek uji, maka
sudah barang tentu transformer sebagaimana gambar 1. akan mengalami kondisi
over load dan short circuit. Konsekwensinya, isolasi dari trafo uji harus didesign

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

tahan terhadap tegangan tinggi surja yang menyebabkan kegagalan pada obyek
uji.
2. Kaskade Transformer
Hubungan kaskade trafo uji umumnya dipakai untuk mendapat tegangan
yang lebih tinggi yang melebihi beberapa ratus kV. Pada gambar 2. Diperlihatkan
kaskade 2 buah transformer dengan spesifikasi tegangan 240V/200kV.
Transformer cascade merupakan peralatan yang sangat mahal dan sulit diperbaiki.
Sehingga arus short circuit tinggi harus dibatasi dengan menggunakan limiting
reactor pada input stage.
Tangki dan inti pada Transformer T1 ditanahkan, main voltage berasal dari
variable-voltage transformer, Ujung terminal sekunder T1 (d1) juga ditanahkan,
sedangkan terminal outputnya yang berasal dari c1 dan e1 dihubungkan ke primer
T2 (a2b2). Dari bentuk kaskade 2 buah trafo, maka akan dihasilkan tegangan output
sebesar 400 kV terhadap tanah (c2d1).
Power Supply untuk a.c Rangkaian Uji
Unit Transformer cascade besar
generator terpisah

mendapat pasokan daya dari motor-

atau regulator tegangan. Supply menggunakan regulator

tegangan akan lebih murah, dan lebih flexible jika unit cascade dapat beroperasi
dalam keadaan terpisah, atau parallel, atau dalam unit 3 fasa. Impedansi pada
transformer regulating tegangan juga harus rendah pada semua posisi tegangan.

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Gambar 2. Kaskade Transformer 2 Tingkat

Kerugian dan Keuntungan menggunakan Kaskade Transformer


adalah sebagai berikut :
a) Kerugian :
mahal dan memakan tempat.
b) Keuntungan:
pendinginan alami yang cukup
transformer ringan dan padat
transportasi dan penyusunan kembali gampang
konstruksinya serupa dengan isolating transformer dan unit

cascade tegangan tinggi


koneksi 3 fasa dalam delta atau bintang bagi 3 unit

memungkinkan
rating di sampai pada 10 MVA pada koneksi cascade
memberikan tegangan tinggi sampai 2.25 MV baik dalam
ruangan maupun di luar ruangan.

Pada Kaskade Transformer cara menentukan Reaktansinya adalah sebagai


berikut :
a) Rangkaian Pertama

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

UE
X
'
'
I H ( X E X H ) X E 2E
a
a

b) Rangkaian Kedua
UE IK (X E X K )

c) Rangkaian Ketiga

10

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

'

XK

TEGANGAN TINGGI AC]

X K UK
'
IH (X K X H )
2
a
a

d) Untuk kaskade n tingkat reaktansi hubung singkat (X res)

X
n

v 1

Hv

'

v X E n 1v X K n v
2

'

3. Kontrol tegangan pada trafo uji


Semua bentuk pengujian, merekomendasikan agar tegangan uji yang
diberikan bergerak naik secara gradual dan smooth dari nilai 0 hingga pada level
tegangan uji. Keadaan ini dapat dilakukan dalam beberapa cara. Yaitu:
menggunakan slider resistance control sebagaimana terlihat pada gambar 3,
menggunakan tapped transformer sebagaimana terlihat pada gambar 4,
menggunakan induction regulator sebagaimana terlihat pada gambar 5.

11

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Untuk trafo uji yang kecil dengan output daya dibawah 5 kVA, control
resistance mempunyai keuntungan, selain

murah, mudah, distorsi bentuk

gelombang tegangannya pun kecil. Sedangkan untuk unit dengan kVA yang besar,
Large size dan cost of resistance bersama-sama dengan rugi-rugi daya merupakan
hal yang tidak menguntungkan.
Gambar 4. Menggambarkan metode control output tegangan tinggi yang
akurat. Primer dari trafo uji dihubungkan dengan tap-tap yang yang tedapat pada
sisi sekunder trafo regulasi. Untuk menghindari surja pada output tegangan tinggi
berkenaan dengan terbukanya sisi sekunder pada trafo regulasi akibat perpindahan
tap, digunakan two contact brushes, brushes berhubungan dengan adjacent studs
dan buffer resistance, atau reactance coil, Keadaan yang demikian ini mencegah
terjadinya short circuit pada bagian kumparan transformer. Keuntungan dari
metode ini, selain efisiensinya tinggi, distorsi bentuk gelombangnya kecil, namun
regulasinya tidak smooth kecuali jika menggunakan jumlah tap yang banyak.
Untuk trafo uji pada heavy duty, regulator induksi dapat digunakan untuk
mengontrol input tegangan pada trafo uji, sebagaimana diperlihatkan pada gambar
5.
Gambar 4. Tapped Transformer

Gambar 3. Slider Resistance Control

12

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Gambar 4. Tapped Transformer

Gambar 5. Induction Regulator

Berikut adalah ciri-ciri dari Trafo Uji :


Perbandingan jmlh belitan > jmlh belitan trafo tenaga.
Merupakan trafo berfrekuensi rendah.
kVAnya < dari kVA trafo tenaga.
Isolasi diperhitungkan u/ tegangan penguji maks sehingga tidak over
voltage
Salah satu ujungnya diketanahkan
Menggunakan trafo 1 phasa.

13

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

4. Rangkaian resonansi seri


Rumus-rumus bagi impedansi yang mengandung L atau C menunjukkan,
bahwa modulus maupun sudut fasa suatu impedansi merupakan fungsi dari
frekwensi sudut

. Misalnya untuk impedansi rangkaian seri R dan L, terlihat

bahwa impedansi (Modulus) makin besar dengan bertambahnya frekwensi,


sedangkan fasanya makin mendekati 90o. Olehkarena itu rangkaian semacam ini
makin sukar melalukan arus dengan frekwensi yang tinggi.
Sebaliknya impedansi rangkaian seri R dan C, terlihat bahwa impedansi
(Modulus) makin kecil dengan bertambahnya frekwensi dan sudut fasanya
semakin mendekati -90o . Dengan demikian rangkaian semacam ini makin mudah
melalukan arus dengan frekwensi yang tinggi .
Untuk itu rangkaian yang mengandung R, L dan C, dapat diharapkan
impedansinya tidak naik terus atau turun terus bila
kedua contoh diatas, melainkan menurut fungsi

dinaikkan seperti pada

yang mungkin mengandung

sejumlah maxima dan minima.

Gambar 6. Rangkaian Resonansi Seri

14

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Dari gambar 6. dapat dibentuk persamaannya sebagai berikut:


1
Z R jL 1 R j(L
)
jC
C
1 2
Z R 2 (L
)
C
1
L
C )
arc tg (
R

Dari persamaan diatas, terlihat bahwa baik frekwensi-frekwensi yang sangat


L

tinggi maupun rendah, Z menjadi sangat besar. Namun demikian bila

1
C

0, maka

= 0 dan Z = R. Keadaan ini merupakan harga minimum bagi Z.

Sedangkan harga frekwensi sudut untuk keadaan ini adalah:

1
1

C
LC
1
1
2f
f
LC
2 LC

Keadaan ini disebut sebagai keadaan resonansi, yaitu keadaan dimana diperoleh
arus yang maximum (karena Z minimum), dan frekwensi bergantung pada nilai L
L

atau C. Bila

1
C

Sebaliknya bila

1
C

maka

negative, dan rangkaian bersifat kapasitif.

maka

positif, dan rangkaian bersifat induktif.

15

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

5. Rangkaian Resonansi Seri pada Pembangkitan Tegangan Tinggi


Gambar dibawah adalah diagram sederhana dari rangkaian resonansi seri. Objek
uji berupa kabel yang dapat direpresentasikan sebagai sebuah kapasitansi dan
terhubung seri dengan moving coil reactor yang direpresentasikan sebagai
induktansi, yang dapat diubah-ubah untuk mengimbangi

impedansi beban

kapasitif pada frekwensi daya. Rangkaian resonansi seri yang terbentuk akan
membangkitkan tegangan tinggi ketika dieksitasi oleh regulator tegangan dari
main supply.

Gambar 7. Rangkaian resonansi seri pada pembangkitan tegangan tinggi

Atau dalam bentuk rangkaian eqivalen, digambarkan sebagai berikut:

16

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Gambar 8a. Transformer

Gambar 8b. Rangkaian Equivalen

Dari gambar 8a, dan 8b. dapat dilihat bahwa rangkaiannya membentuk resonansi
seri pada freqwensi daya

, Jika (L1+L2)=1/ C, maka arus pada obyek uji

menjadi sangat besar dan hanya dibatasi oleh resistansi rangkaian. Bentuk
gelombang tegangan pada obyek uji merupakan sinusoidal murni. Adapun besar
tegangan yang melalui capasitasi C pada obyek uji dirumuskan sbb:

VC

jVX C
V
V
XC
R J(X L X C ) R
CR

Faktor XC/R=1/ CR merupakan factor Q pada rangkaian dan memberikan


kenaikan tegangan pada object uji pada kondisi resonansi. Olehkarena itu
tegangan input yang dibutuhkan untuk exitasi diturunkan sebesar factor 1/Q dan
output kVA juga diturunkan sebesar factor 1/Q. Faktor daya rangkaian pada sisi
sekunder adalah satu.
Prinsip yang ada pada resonansi seri dipakai untuk pengujian tegangan
yang sangat tinggi dan pada keadaan yang membutuhkan output arus yang besar
seperti pada pengujian kabel, pengukuran dielectric loss, pengukuran partial
discharge.

17

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

a)

Keuntungan dari prinsip ini :


outputnya berupa gelombang sinus murni
daya yang dibutuhkan rendah (5 -10 % dari total kVa yang dibutuhkan)
tidak ada high-power arcing (pancaran bunga api) dan sentakan arus berat yang

terjadi jika gagal, karena resonansi berhenti jika pengujian gagal.


cascading (pemisahan) juga dapat dilakukan pada tegangan sangat tinggi
penyusunan test yang simple dan padat
tidak ada pengulangan flashover terjadi jika gagal sebagian pada test objek dan

pemulihan isolasi.
b) Kerugian :
dibutuhkan cok variable tambahan yang sanggup menahan tegangan penuh dan
arus penuh.

6. Pembangkitan Frekuensi Tinggi pada Tegangan Tinggi


Frekuensi tinggi tegangan tinggi dibutuhkan untuk rectifier supply daya DC.
dan menggunakan transformator frekuensi tinggi AC.
Keuntungan transformator frekuensi tinggi:

tidak diperlukan inti besi pada transformer sehingga menghemat biaya dan
ukuran
output gelombang sinus murni

peningkatan tegangan lambat melalui beberapa siklus sehingga tidak ada

kerusakan karena pergantian gelombang (sentakan)


distribusi seragam tergangan melewati lilitan koil karena pembagian koil stack
menjadi sejumlah unit.

Transformer resonansi frekuensi tinggi yang umum digunakan adalah


Tesla coil, yang rangkaiannya doubly tuned resonant. Rating tegangan utama
adalah 10kV dan sekunder 500-1000kV.

2.4.

PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI AC


Pengukuran tegangan tinggi AC menggunakan metode konvensional

seperti: series impedance voltmeters, potential divider, potensial transformer, atau


electrostatic voltmeters. Akan tetapi designnya berbeda dibanding meter-meter

18

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

tegangan rendah, misalnya pada design isolasinya. Jika hanya dibutuhkan


pengkuran nilai puncak, maka peek voltmeters dan sphere gap dapat digunakan.
Pengukuran AC frekwensi tinggi , semuanya menggunakan potential
dividers dengan cathode ray ascillograph untuk merekam bentuk gelombang
tegtangan. Sphere gaps digunakan jika nilai yang dibutuhkan hanya nilai tegangan
puncak dan juga untuk keperluan kalibrasi.
1. Series Impedance Voltmeter
Untuk pengukuran frekwensi daya, series impedance dapat berupa
resistansi murni atau reaktansi. Jika resistansi menyebabkan rugi-rugi daya,
biasanya capasitor dijadikan sebagai series reactance. Dan residual inductance
pada resistansi mengalami kenaikan pada impedansi yang berbeda dari
resistansinya. memberikan Selain itu pula untuk resistansi yang tinggi, variasi
resistansi terhadap temperature merupakan masalah. Reaktansi yang tinggi untuk
tegangan tinggi memiliki stray capacitance dan karenanya resistansi mempunyai
rangkaian eqivalen seperti pada gambar 7.1. Untuk setiap frekwensir

dari

tegangan AC, impedansi dari resistansi R adalah:


R jL
Z
(1 2LC ) jCR
(1)
Jika

L dan

C kecil dibandingkan R, maka:

Gambar 9. Rangkaian Series


Impedance Voltmeter

L

Z R 1 j
CR
R

Dan total sudut phasanya adalah:


(2)

19

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

CR
R

tan

(3)
Kondisi ini dapat dibuat 0 dan tidak bergantung pada frekwensi, jika:
L/C = R2
(4)
2. Series Capacitance Voltmeter
Series capacitor digunakan sebagai pengganti resistor untuk pengukuran
tegangan tinggi AC. Diaagram skematik ditunjukkan pada gambar 7.10. Arus I c
yang melalui meter adalah:
Ic jCV
(5)
Dimana:

C = Kapasitansi dari series capacitor

= Frekwensi sudut, dan


V = Tegangan AC yang diterapkan
Jika tegangan AC mengandung harmonic, maka akan terjadi perubhan pada series
impedance. Nilai tegangan rms V dengan harmonic diberikan oleh persamaan:

V V12 V22 V32 ... Vn 2


(6)
V1,V2,Vn mempresentasikan nilai fundamental rms, harmonic ke 2 dank e n

Gambar 10. Rangkaian Series


Arus berkenaan
dengan Voltmeter
harmonisasi ini
Capacitance
adalah:
I1 CV1

I 2 2CV2 ,....
I n nCVn
(7)
Oleh karenanya, resultante arus rms adalah:

I C(V12 4V22 ... n 2Vn 2 )1 / 2

20

(8)

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Dengan 10% harmonic kelima, maka arusnya adalah 11.2% lebih tinggi, dan
karenanya errornya 11.2% pada pengukuran tegangan. Metode ini tidak
direkomendasi jika tegangan ac bukan gelombang sinusoidal murni.
3. Capasitance Potential Dividers and Capacitance Voltage Transformers
Error berkenaan dengan tegangan harmonic dapat dieliminasi dengan
mengunakan Capacitive Voltage dividers dengan Volmeter elektrostatis atau meter
impedansi tinggi. Jika meter dihubungkan melalui long cable, maka
kapasitansinya harus dimasukkan dalam perhitungan. Biasanya, kapasitor yang
digunakan sebagai C berupa tekanan udara atau gas standar (gambar 7.11), dan C 2
merupakan kapasitor besar (mica, paper, atau capasitor dengan rugi-rugi yang
kecil). C1 merupakan kapasitor 3 terminal dan dihubungkan dengan C2 melalui
shielded cable, dan C2 completely shielded

yang berada dalam box untuk

menghindari stray capacitance.


Tegangan yang diterapkan dirumuskan dengan:
C C 2 C3

V1 V2 1
C1

Keteragan :

V1
= Tegangan Puncak (V)
V2
= Tegangan Efektif (V)
C
= Kapasitor (F)
Dimana Cm adalah kapasitansi meter , V2 merupakan pembacaan meter

21

(9)

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Gambar 11. Rangkaian Capasitance Potential Dividers

4. Sela Percik Bola


Pengukuran tegangan tinggi dengan elektroda bola pada kenyataannya
dipengaruhi beberapa hal, salah satunya adalah keadaan udara. Dalam
prakteknya, keadaan udara saat pengujian tidak selalu sama dengan keadaan
standar.
Elektroda bola standar dibuat dengan dua bola logam yang memiliki
diameter D yang identik dan memiliki kaki penopang, alat pengoperasian, dan
isolator pendukung. Elektroda tersebut biasanya terbuat dari tembaga, kuningan,
atau aluminium yang belakangan ini banyak digunakan karena biayanya lebih
murah. Diameter standar untuk elektroda bola-bola tersebut yang adalah
2,5,10,12,15,25,50,75,100,150, dan 200cm. Jarak-jarak itu dirancang dan dipilih
seperti itu agar flashover terjadi di dekat titik percik. Elektroda-elektroda itu
dirancang dan diproduksi dengan hati-hati sehingga permukaannya lembut dan
memiliki kelengkungan yang seragam/sama. Jari-jari kelengkungan diukur dengan
sebuah spherometer di titik-titik yang bervariasi pada area yang ditutup oleh
sebuah lingkaran 0,3D mengelilingi titik percik tidak boleh berbeda lebih 2%
dari nilai nominal. Permukaan bola harus bersih dari debu, minyak, atau pelapis

22

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

lainnya. Permukaan elektroda harus dipertahankan tetap bersih tetapi tidak perlu
dipoles. Jika ada lubang yang terjadi akibat tembus listrik yang berulang-ulang
maka elektroda harus dibersihkan.
Untuk memperoleh ketelitian yang tinggi, hal-hal ini diperhatikan :
1. Jarak sela s< D
2. Jarak sela > 5 % jari-jari elektroda
3. Permukaan elektroda tidak boleh berdebu
4. Elektroda harus licin ( jangan dibersihkan dengan
pembersih yang kasar)
5. Jarak benda disekitar elektroda >(0,25+ V/300)m.
6. Untuk mencegah osilasi saat percikan , sebuah resistor yang
tahanannya > 500 ohm diserikan degan elektroda bola.

Konduktor tegangan tinggi juga dirancang sehingga tidak mempengaruhi


konfigurasi medan listrik. Sebuah tahanan seri biasanya dihubungkan di antara
sumber listrik dan elektroda bola untuk membatasi arus yang terjadi akibat
tegangan tembus dan juga memperkecil osilasi yang tidak diinginkan pada sumber
tegangan listrik ketika terjadi tegangan tembus (pada kasus tegangan impuls).
Nilai resistansi seri bervariasi mulai dari 100 sampai 1000 k untuk ac dan tidak
lebih dari 500 pada kasus tegangan impuls. Pada kasus pengukuran tegangan
puncak ac dan tegangan dc, tegangan yang diberikan dinaikkan secara teratur
sampai terjadi tembus listrik pada sela bola.

Fungsi pengukuran sela percik bola adalah sebagai berikut :

Sebagai pelipat tegangan

23

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Sebagai pengaman cadangan

Sebagai penajam pulsa

Sebagai pengaman surja hubung

Gambar 12. Sela Percik Bola

Tegangan Tembus Sela Percik Bola

24

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

Kondisi p dan t berbeda, tegangan tembus (

U d 0,289

Ud

p
.U d 0
273 t

bB 273 20 0,386.bB
V
.

Vs B
760 273 t B
273 t B
d

Vs : Tegangan lompatan pada keadaan standar


VB : Tegangan lompatan yang diukur pada keadaan sebenarnya
bB : Tekanan udara pada waktu pengujian (mm Hg)
tB : Suhu sekeliling pada waktu pengujian ( )

25

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

TEGANGAN TINGGI AC]

BAB III
PENUTUP

3.1.

KESI
MPULAN
Pada makalah Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC, maka

dapat disimpulkan bahwa Tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik
(electric power engineering) ialah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi
oleh para tenisi listrik sehingga diperlukan pembangkitan dan pengukuran dengan
tegangan tinggi yang semuannya bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik
tertentu (subyektif), atau dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi
(obyektif). Salah satu jenis tegangan tinggi tersebut adalah Tegangan Tinggi AC
(arus bolak-balik). Pembangkitan Tegangan Tinggi AC dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa cara, diantaranya adalah menggunakan Single step up
Transformers, menggunakan Kaskade Transformer, menggunakan Trafo Uji,
Rangkaian Resonansi yang dihubung secara seri, dan Pembangkitan Frekuensi
Tegangan Tinggi. Sedangkan Pengukuran Tegangan Tinggi AC dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa cara juga, diantaranya adalah menggunakan Series
Impedance Voltmeter, menggunakan Series Capacitance Voltmeter, menggunakan
Capasitance Potential Dividers and Capacitance Voltage Transformers, dan
menggunakan Sela Percik Bola.
3.2. SARAN
Dalam makalah ini terdapat penjelasan pembangkit dan pengkuruan
tegangan tinggi ac. Namun dalam penyajiannya masih dalam batas pengenalan

26

TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI ENERGI II

saja. Diharapkan

para

TEGANGAN TINGGI AC]

pembaca

memberikan

kritik

maupun

saran yang

membangun agar makalah ini menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
http://mappiara.blogspot.co.id/
http://hendratetro.blogspot.co.id/2012/05/pembangkitan-teknik-tegangan-tinggiac.html
http://nabilazisputri.blogspot.co.id/2015/05/pembangkitan-tegangan-tinggi-acdan-dc.html
http://documents.tips/documents/39177881-proses-pembangkitan-tegangantinggi-ac.html
https://duabenuadansamudra.wordpress.com/2014/05/07/pembangkitan-tegangantinggi-ac/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21649/3/Chapter%20II.pdf
https://globalenergizer.wordpress.com/2013/11/07/pengukuran-tegangan-tinggi/
http://faculty.petra.ac.id/steph/GMT8.ppt

27

Anda mungkin juga menyukai