: Mukti Utami
NRP
: 4312100127
Baja hypoeutectoid adalah baja dengan kadar C antara 0,02-0,76 %. Jika baja
dengan kadar Co = 0,4 %C didinginkan dan suhu 900 C maka akan terjadi
perubahan struktur mikro. Pada suhu 900 C, baja dalam bentuk austenit. Jika
suhunya turun sampai 800 C, ferit mulai tumbuh pada butir austenit. Ferit ini
dinamakan proeutectoid ferrite. Pendinginan selanjutnya pada suhu 725 C
menyebabkan bertambahnya jumlah proeutectoid ferrite sampai semua batas butir
austenit dipenuhi proeutectoid ferrite. Pada suhu di bawah 723 C, sisa austenit
berubah menjadi perlit.
Baja hypereutectoid adalah Baja dengan kadar C antara 0,8-2,14 %. Pada suhu
1000 C, baja hypereutectoid berada dalam bentuk austenit. Jika suhu turun
sampai 850 C, cementite (Fe3C) mulai terbentuk sepanjang batas butir austenit.
Pada suhu 725 C, jumlah cementite bertambah sampai batas butir austenit
tertutupi oleh cementite. Di bawah suhu eutectoid, sisa austenit akan berubah
menjadi perlit. Hasil akhir berupa cementite yang terbentuk sebelum reaksi
b. Martensit adalah fasa terkeras dari baja paduan karbon. Fasa ini dapat diperoleh
dengan pemanasan hingga fasa Austenit (gama), lalu dilakukan pendinginan cepat
atau kuens (transliterasi Quenh). Pada diagram transformasi isotermal dapat diperoleh
suhu awal reaksi martensit (Ms) dan suhu akhir martensit (Mf). Selain itu, dapat
dilihat juga bahwa untuk membentuk fasa martensit harus dilakukan pendinginan
dengan sangat cepat. Sehingga dengan alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
transformasi pembentukan martensit tidak bergantung pada pergerakan atom, namun
dengan proses tanpa difusi.
Barit adalah mineral yang umumditemukan dengan kandungan mineral Barium (Ba)
dan Sulfat (SO4). Mineral ini membentuk struktur kristal yang konsentris semakin
membesar keluar. Secara umum barite digunakan dalamdunia perminyakan sebagai
WEIGTHING AGENT, atau additive pemberat dalamlumpur pengeboran. Selain
dalam lumpur, barite juga dipakai sebagai bahan additive semen. Dalamsemen, barite
juga berfungsi sebagai bahan pemberat, atau untuk menaikkandensitas semen.
4. a. Apakah yang dimaksud dengan preheating / post heating pada pengelasan?
Jelaskan prosedurnya!
Preheating atau pemanasan awal sebelum melakukan pengelasan dilakukan untuk
memperlambat laju pendinginan pada logam yang dilas dan untuk meningkatkan
temperatur logam dasar serta menurunkan gradien termal logam las, mencegah
terjadinya retak las. Preheating kadang-kadang juga diperlukan untuk mengurangi
tegangan sisa (residual stress), distorsi dan menjaga sifat mekanis seperti kekuatan
impak atau ketangguhan logam las; dan mengendalikan sifat-sifat metalurgi di daerah
HAZ, sedangkan post heating adalah bagian dari proses heat treatment yang bertujuan
untuk stress relief (pelepasan tegangan sisa) setelah proses pengelasan selesai. Tujuan
dari stress relieving adalah untuk mengurangi semua tegangan sisa atau tegangan
internal yang mungkin terbentuk saat proses pengelasan. Stress relief setelah
pengelasan mungkin saja diperluan untuk mengurangi resiko patah getas (bruttle
fracture), untuk menghndari distorsi saat machining, atau untuk mengurangi resiko
terjadinya stress corrosion cracking.
b. Apakah yang dimaksud dengan weldability? Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi weldability?
Weldability adalah kemampuan bahan, logam untuk dapat dilas, tanpa mengalami
sifat-sifat yang dimilikinya secara berlebihan
Faktor faktor yang mempengaruhi proses weldability adalah:
Kadar karbon, maksudnya adalah Semakin banyak kadar karbon, maka makin
mudah terbentuknya martensit yang bersifat keras dang etas. Oleh karena itu
digunakan.
5. a. Pada pengelasan baja karbon: Low carbon, Medium carbon, dan High
carbon, manakah yang memerlukan pre heating atau post heating? Jelaskan
dengan diagram CCT baja!
Yang memerlukan pre heating atau post heating adalah medium carbon dan high
carbon. Yang mana apabila baja karbon sedang dilas akan mempunyai kecenderungan
pembentukan struktur martensit yang keras, getas/rapuh pada daerah lasan dan pada
daerah pengaruh daerah panas (HAZ). Dengan melakukan proses preheating dapat
mengurangi terbentuknya struktur martensit yang keras tapi getas/rapuh, dan dengan
melakukan proses postheating yaitu proses pemanasan kembali benda kerja yang telah
dilas, untuk mendapatkan hasil lasan yang ulet/liat (ductile). Pada baja karbon tinggi,
kandungan karbon 0,5-0,8 %, memiliki kekuatan tarik, kekerasan dan ketahanan
terhadap korosi lebih tinggi, tetapi kemampuan regangnya kurang, tidak mudah dilas
karena besar sekali kemungkinannya untuk retak. Oleh karena itu diperlukan
preheating/postheating dengan memakai elektrode austenitic stainless steel agar bisa
mendapatkan hasil yang mempunyai sifat ulet dari sambungan las.