Anda di halaman 1dari 11

1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 JUDUL PROGRAM
Analisis pengaruh laju inflasi, nilai tukar, suku bunga sbi, ekspor, dan
money supply terhadap return saham pada perusahaan sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2011-2015.
1.2 LATAR BELAKANG
Dalam era globalisasi yang di tandai oleh kemajuan teknologi informasi
yang begitu pesat sehingga tidak adanya hambatan-hambatan perdagangan antar
negara, lalu lintas keuangan internasional, dan keluar masuknya arus modal dan
investasi, maka tidak terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa perkembangan
ekonomi suatu negara secara sederhana dapat dinilai dari seberapa jauh
kesuksesan dan perkembangan pasar modalnya. Dengan pertumbuhan ekonomi
yang semakin pesat, banyak perusahaan melakukan berbagai cara untuk
memenuhi kebutuhan modalnya dalam rangka mengembangkan usahanya, salah
satu caranya adalah dengan menambah jumlah kepemilikan saham melalui
penerbitan saham baru. Menurut Fidhayantiin dan Dewi (2012) salah satu faktor
yang membuat para investor menanamkan modalnya saat berinvestasi adalah
return yang tinggi, dengan return yang tinggi maka investor berharap akan
mendapatkan imbalan yang tinggi atas investasi yang dilakukan . Semakin tinggi
return yang di dapat investor maka akan semakin tinggi pula harga sahamnya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan semakin dipercaya sehingga nilai
perusahaan semakin tinggi pula.
Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa
berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Pada tahun
2007, total investasi di Indonesia mencapai Rp 983,9 trilyun. Angka ini hampir
tujuh belas kali lipat dibandingkan investasi pada tahun 1990 yang sebesar Rp
58,9 trilyun. Investasi tersebut dilakukan baik oleh pemerintah maupun
masyarakat/swasta.Meskipun demikian, peranan investasi pemerintah relatif kecil.
Dari total investasi pada tahun 2007, hanya 12,75 persen (Rp 125,4 trilyun) yang
merupakan investasi pemerintah, sedangkan sebagian besar lainnya (87,25 persen
atau Rp 858,5 trilyun) merupakan investasi masyarakat. Selain itu, jika dilihat
selama periode 1990 2007, perkembangan investasi pemerintah juga relatif lebih
lambat dibandingkan investasi masyarakat. Total investasi masyarakat pada tahun
2007 hampir dua puluh dua kali lipat dibandingkan investasi masyarakat pada
tahun 1990, sedangkan investasi pemerintah tahun 2007 hanya sekitar enam kali
lipat dibandingkan keadaan tahun 1990. Pemerintah menargetkan 10,7 juta
lapangan kerja baru, serta menurunkan tingkat kemiskinan menjadi sekitar 8-10%
pada akhir tahun 2014. Target itu bisa tercapai asalkan setiap tahunnya
perekonomian meningkat 30% lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya. Untuk
mendorongnya, pemerintah harus fokus pada tiga hal, yaitu ekspor, investasi
pemerintah dan publik, serta konsumsi. Di samping itu, investasi yang

dikembangkan pun harus lebih memihak pada penciptaan lapangan kerja.Untuk


mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 6,3-6,4% pemerintah
menargetkan pertumbuhan laju investasi sebesar 10% pada tahun 2011. Angka ini
lebih tinggi bila dibandingkan dengan perkiraan realisasinya pada tahun 2010
yang sebesar 8%. Membaiknya likuiditas keuangan global akan semakin
mendorong masuknya aliran modal dari luar negeri sehingga menggerakkan
kinerja investasi domestik dan daya saing perekonomian nasional. Kebutuhan
investasi nominal tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp2.243,8 triliun.
Kebutuhan investasi tersebut akan bersumber dari PMA dan PMDN sebesar
26,8%, kredit perbankan 17,4%, pasar modal 16,7%, belanja modal pemerintah
12,4%, dan sumber-sumber investasi lainnya.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah melambat sejak tahun 2011
karena permintaan global yang lemah untuk berbagai komoditi (dan karenanya
memberikan dampak negatif pada pendapatan ekspor Indonesia) dan tingkat suku
bunga Indonesia yang tinggi. Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) menaikkan
suku bunga acuannya (BI rate) secara bertahan antara pertengahan tahun 2011
sampai akhir 2014 dari 5,75% menjadi 7,75% dalam usaha melawan inflasi yang
tinggi (dipicu oleh kenaikan harga dua jenis bahan bakar bersubsidi), mengurangi
defisi transaksi berjalan Indonesia yang besar, dan membatasi (ancaman) capital
outflow yang dipicu oleh pengetatan moneter di AS. Akibatnya, pertumbuhan
perekonomian Indonesia telah melambat mencapai level terendah selama lima
tahun terakhir yaitu 5,02% pada basis year-on-year (y/y) di 2014. Rendahnya
harga-harga komoditi dunia dan melemahnya nilai rupiah secara tajam
(menyebabkan inflasi karena impor) mengurangi daya beli masyarakat.Oleh
karena itu, Widodo menargetkan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia
pada ekspor komoditi dan konsumsi rumah tangga, dan justru berfokus pada
pembangunan infrastruktur dan realisasi investasi. Widodo melakukan awal yang
menjanjikan dengan mengurangi belanja pemerintah untuk bahan bakar bersubsidi
secara signifikan dan mengalihkan sejumlah besar dana tersebut untuk
pembangunan infrastruktur yang sangat dibutuhkan.
Perusahaan-perusahaan kunci Indonesia (yang terdaftar di BEI)
menerbitkan laporan-laporan pendapatan perusahaan di kuartal 1 tahun 2015 yang
lebih lemah dari dugaan.Perusahaan-perusahaan ini termasuk Astra International,
Bank Mandiri, Indofood Sukses Makmur, dan Bank Central Asia (BCA).
Astra International, dianggap sebagai barometer perekonomian Indonesia
karena keterlibatannya di sebagian besar sektor perekonomian, mencatat
penurunan 15,6% untuk laba bersih di kuartal 1 tahun 2015 dan penurunan 9%
untuk pendapatan perusahaan dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun
2014 karena rendahnya pendapatan dari bisnis-bisnis yang berkaitan dengan
komoditi dan otomotif. Bank Central Asia, pemberi pinjaman terbesar ketiga di
Indonesia dari segi aset, mencatat perlambatan pertumbuhan laba bersih menjadi
11% di kuartal 1 tahun 2015, secara signifikan lebih rendah dari kecepatan poin

pertumbuhan 27% yang dicatat di kuartal 1 tahun 2014 dan 2011. Perlambatan
pertumbuhan keuntungan BCA disebabkan karena perlambatan aktivitas-aktivitas
bisnis di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara (mengakibatkan minat
domestik yang lemah terhadap pinjaman bank. Sektor industri mempunyai
peranan penting dalam perekonomian Indonesia Secara umum sektor ini
memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan Produk Domestik Produk
(PDB) nasional dan penerimaan devisa. Produk industri selalu memiliki term of
trade yang tinggi serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan
produk lain. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki variasi produk
yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat yang tinggi kepada
pemakainya.Sektor industri baraaang konsumsi misalnya merupakan sektor
industri yang memiliki jumlah emiten paling sedikit dibandingkan sektor industri
lainya. Penambahan setiap tahunya pun sedikit, ini menandakan bahwa adanya
kesulitan perusahaan pendatang untuk masuk kedalam industri sebagai pesaing
baru pada sektor industri barang konsumsi. Indofood Sukses Makmur, salah satu
perusahaan yang bergerak di sektor industri barang konsumsi, perusahaan
makanan olahan terbesar di Indonesia dan produsen mie instan global yang
unggul, mencatat penurunan keuntungan sebesar 37% (y/y) di kuartal 1 tahun
2015 karena melemahnya daya beli masyarakat dan nilai tukar rupiah. Terlebih
lagi, data-data lain menandakan bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia
terus melambat pada awal 2015. Contohnya, penjualan semen (-3%), penjualan
mobil (-14%) dan penjualan motor (-19%) semuanya jatuh di kuartal 1
dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun lalu. Penjualan semen, mobil,
dan motor adalah angka-angka penting untuk menyediakan informasi mengenai
kepercayaan konsumen, daya beli masyarakat dan pembangunan infrastruktur
(dan properti). Karena kekuatiran-kekuatiran para investor mengenai penurunan
perekonomian Indonesia lebih lanjut di kuartal 1 tahun 2015, Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) jatuh 6,4% selama seminggu terakhir dan menjadikan
Indonesia sebagai pasar negara berkembang dengan performa terburuk di Asia
selama tahun 2015. Diduga bahwa banyak investor telah menjual saham-saham
Indonesia dan menginvestasikan keuntungan di saham-saham Republik Rakyat
Tionghoa (RRT), Korea dan Taiwan (pasar-pasar saham di India dan Filipina juga
dibebani perubahan keadaan yang sama). Karena pada umumnya tujuan para
investor menanamkan modalnya adalah untuk memperoleh penghasilan atas
investasinya. Untuk saham, bentuk penghasilannya terdapat pada kenaikan harga
saham dan pembagian dividen. Harga yang diperdagangkan di pasar saham
berubah setiap hari dan ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran (Saleem
dkk, 2011). Menurut Kurihara (2006) beberapa faktor di balik penurunan atau
peningkatan permintaan dan penawaran saham bisa terjadi karena perilaku pasar,
fundamental perusahaandan faktor eksternal. Padahal Dalam tulisan Sugianto
(Tribune news, Juli 13, 2012) menyebutkan Indonesia memasuk lima besar
emerging market tahun 2012 - 2017 berdasarkan Global Intelligence Alliance

(GIA), negara-negara tersebut antara lain; Brasil, India, China, Rusia, dan
Indonesia. Negara emerging market merupakan negara berkembang yang menuju
pertumbuhan ditandai dengan industrialisasi yang cepat dan kebutuhan investasi
modal yang sangat besar, sehingga mampu menarik para investor. Namun karena
banyak faktor salah satunya faktor makro ekonomik yang mempengaruhi return
saham sehingga membuat para investor berfikir ulang. Maka dari itu karya tulis
ini akan membahas faktor makro ekonomik yang mempengaruhi tingkat saham.
Faktor-faktor dalam makroekonomi memberikan pengaruh sangat besar
terhadap fluktuasi tingkat return saham-saham perusahaan yang tercermin pada
pergerakan harga saham di pasar modal. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor
atau variabel makroekonomi terhadap tingkat return indeks saham-saham di BEI
secara akurat, uji empiris dilakukan pada variabel-variabel tersebut. Penelitian ini
menggunakan lima variabel makroekonomi, laju inflasi,nilai tukar,suku bunga
SBI,ekspor,dan money supply.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut yang mengkaji pengaruh makroenomik terhadap return
saham, sehingga penelitian ini diberi judul Analisis Pengaruh Laju Inflasi,Nilai
Tukar, Suku Bunga SBI,Ekspor, dan Money SupplyTerhadap Return Saham pada
Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa
EfekIndonesia Periode 2011-2015.
1.3 PERUMUSAN MASALAH
1. Apakahlaju inflasi berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia
periode 2011-2015?
2. Apakah nilai tukar berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek
indonesiaperiode 2011-2015?
3. Apakah suku bunga SBI berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek
indonesiaperiode 2011-2015?
4. Apakah ekspor berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesiaperiode
2011-2015?
5. Apakahmoney supply berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek
indonesiaperiode 2011-2015?
1.4 TUJUAN
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh laju inflasi berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
bursa efek indonesia periode 2011-2015.
2. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar berpengaruh terhadap return

saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di


bursa efek indonesia periode 2011-2015.
3. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga SBI berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
bursa efek indonesia periode 2011-2015.
4. Untuk mengetahui pengaruh ekspor berpengaruh terhadap return saham
pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa
efek indonesia periode 2011-2015.
5. Untuk mengetahui pengaruh money supply berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
bursa efek indonesia periode 2011-2015.
1.5 LUARAN YANG DIHARAPKAN
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi karya ilmiah yang terpublis pada
jurnal ber ISSN atau jurnal nasional atau pada prosiding seminar nasional.
1.6 KEGUNAAN
1. Emiten
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia untuk
dapat mengatur pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang lebih baik sehingga
dapat memberikan return saham yang diharapkan investor.
2. Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia.
1.7 URGENSI PENELITIAN
Dalam melakukan transaksi perdagangan saham, tidak ada investor yang
tidak pernah mengalami kerugian, sehingga seorang investor harus bisa
menyeleksi saham-saham mana yang dia akan beli dengan mempertimbangkan
berbagai hal termasuk resiko yang dimungkinkan akan terjadi. Berdasarkan
kondisi tersebut menjadi alasan mengapa pentingnya menghitung tingkat
pengembalian yang diharapkan dan risiko dari suatu investasi agar mencapai titik
pengambalian yang optimal.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Tandelilin (2010) menyebutkan return merupakan salah satu faktor yang
memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian
investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Gitman dan Zutter
(2012) mendefinisikan jumlah tingkat pengembalian saham sebagai jumlah
keuntungan atau kerugian yang dialami oleh investor dalam suatu periode.
Adapun variabel-variabel yang dijadikan sebagai variabel independen
dalam penelitian:
1. Inflasi
Menurut Irham Fahmi (2006) Inflasi adalah keadaan yang menggambarkan
perubahan tingkat harga dalam sebuah perekonomian. Sedangkan menurut
Mankiw (2007) pengertian inflasi adalah salah satu peristiwa modern yang
sangat penting dan yang selalu dijumpai dihampir semua negara di dunia
adalah inflasi.
2. Nilai tukar
Menurut Bambang Wijayanta dan Aristanti Vidyanigsih (2008), nilai tukar
adalah perbandingan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang
asing. Nilai tukar atau kurs adalah perbandingan antara harga mata uang
suatu negara dengan mata uang negara lain.
3. SBI
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada prinsipnya adalah surat berharga atas
unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank Sentral sebagai pengakuan
utang berjangka waktu pendek dan diperjualbelikan dengan sistem
diskonto. Menurut Pohan (2008) suku bunga yang tinggi di satu sisi,
akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk menabung sehingga jumlah
dana perbankan akan meningkat.
4. Ekspor
Ekspor adalah perdagangan dengan mengeluarkan barang dari dalam ke
luar pabean indonesia dengan memenuhi ketentuan-ketentuan berlaku.
Menurut Sukirno (2012) Ekspor adalah pembelian negara lain atas barang
buatan perusahaan-perusahaan di dalam negeri.
5. Money Suply
Menurut Nilawati dalam Lily Prayitno dkk (2006) jumlah uang beredar
yaitu M1 (uang dalam arti sempit) yang terdiri dari uang kartal dan uang
giral, dan M2 (uang dalam arti luas) yang terdiri dari M1 ditambah uang.
Sedangkan menurut Madura (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
tukar rupiah ada 4 yaitu, perbedaan tingkat inflasi antara kedua negara,
Perbedaan tingkat suku bunga antara kedua negara, tingkat pendapatan
relatif, dan pengendalian pemerintah.

BAB 3. METODE PENELITIAN


Jenis penelitian dan gambaran obyek penelitian jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011) pendekatan
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
statistik/kuantitatif. Gambaran dari populasi
penelitian ini adalah semua
perusahaan sektor industri barang konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini sampel diambil secara purposive sampling, yaitu
pemilihan sampel yang didasarkan atas kriteria yang telah ditentukan oleh
peneliti. Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan sektor industri barang konsumsiyang telah dan masih tercatat
(listed) di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai 2015.
2. Perdagangan saham emiten tidak pernah disuspensi atau dinonaktifkan
selama lebih dari satu bulan.
3. Saham diperdagangkan minimal 1 bulan sekali.
4. Data tersedia untuk dianalisis.
Teknik Analisa Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis regresi linier berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua
atau lebih variabel independen (X1, X2,.Xn) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila
nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang
digunakan biasanya berskala interval atau rasio.Persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2+..+ bnXn
Keterangan:
Y
= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X1 dan X2 = Variabel independen
a
= Konstanta (nilai Y apabila X1, X2..Xn = 0)
b
= Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
2. Uji Hipotesis
a. Pengujian Pengaruh Simultan dengan Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji kesesuaian model regresi linear berganda.
Uji ini dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis pertama bahwa terdapat

pengaruh simultan antara nilai tukar uang, suku bunga, dan inflasi terhadap return
saham. Adapun rumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
H0: b1 = b2 = b3 = 0, artinya diduga tidak terdapat pengaruh simultan yang
signifikan antara nilai tukar uang, suku bunga, dan inflasi terhadap return saham.
Ha: b1 b2 b3 0, artinya diduga terdapat pengaruh simultan yang signifikan
antara nilai tukar uang, suku bunga, dan inflasi terhadap return saham.
Kriteria pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan tingkat
signifikansi dari nilai F ( = 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika tingkat signifikansi uji F < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima,
artinyaterdapat pengaruh simultan yang signifikan antara nilai tukar uang,
suku bunga,dan inflasi terhadap return saham.
2. Jika tingkat signifikansi uji F > 0,05 tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara nilai tukar
uang, suku bunga, dan inflasi terhadap return saham. Untuk menghitung nilai
F digunakan software statistik SPSS.
b. Pengujian Pengaruh Parsial dengan Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial antara nilai
tukar uang, suku bunga, dan inflasi terhadap return saham. Adapun rumusan
hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
H0: b1 = b2 = b3 = 0, artinya diduga tidak terdapat pengaruh parsial yang
signifikan antara nilai tukar uang, suku bunga, dan inflasi terhadap return saham.
Ha: b1 b2 b3 0, artinya diduga terdapat pengaruh parsial yang signifikan
antara nilai tukar uang, suku bunga, dan inflasi terhadap return saham.Kriteria
pengujian dengan uji t adalah dengan membandingkan tingkatsignifikansi dari
nilai t ( = 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika tingkat signifikansi uji t < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima,
artinyaterdapat pengaruh parsial yang signifikan antara nilai tukar uang, suku
bunga, dan inflasi terhadap return saham.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Rencana Anggaran
No
Jenis Pengeluaran

Biaya (Rp)

Peralatan penunjang

Rp. 500.000,-

Bahan Habis Pakai

Rp. 4.450.000,-

Perjalanan

Rp. 4.500.000,-

Lain-lain

Rp. 1.000.000,-

TOTAL

Rp. 10.450.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan


Jadwal Kegiatan Program
No.

Kegiatan

1.

Persiapan
Observasi
dan
penggalian potensi
dan data-data
Perancangan sistem
Implementasi
siostem
Pembuatan
draft
laporan

2.
3.
4
4.

5.

Presentasi di depan
viewer internal

6.

Penyusunan laporan
akhir

7.

Pengiriman laporan

8.

Diseminasi hasil

BAB 5. DAFTAR PUSTAKA

BulanKe3
4

10

Adiwarman, K. 2008. Mengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global.


Impresario BRI. Jakarta. Depprin RI. 2008. Tanya Jawab Memahami Krisis
Keuangan
Global,
Bagaimana
Pemerintah
Mengatasinya.
http://www.setneg.go.id/image/stories/kepmen/kontributor/buku_2_krisis_finansial_global_tanya_jawab
Aulia Pohan. 2008.Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta :PT. Raja Grafika
Persada.
Bambang Wijayanta dan Aristanti Vidyaningsih. 2008. Ekonomi&Akuntansi:
Mengasah Kemampuan Ekonomi. Edisi 1. Bandung: Citra Praya.
Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Bandung: Alfabeta.
Fidhayantiin dan Dewi. 2012. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
return Saham Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Gay, Robert D. 2008. Effect Of Macroeconomic Variables On Stock Market
Returns For Four Emerging Economies: Brazil, Russia, India, And China,
International Business & Economics Research Journal March 2008
Volume 7, Number
Gitman, Lawrence J dan Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance.
13th Edition. Global Edition: Pearson Eduaction Limited
Https://www.researchgate.net/publication/50944464_PENGARUH_VARIABEL_
EKONOMI_MAKRO_TERHADAP_RETURN_SAHAM_PERBANKAN
_PADA_BURSA_EFEK_DI_INDONESIA diakses pada 10 November
2016 14:55 WIB.
Indriantoro, N & Supomo, B. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta:BPFEYogyakarta.
Mankiw, N.Gregory. 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.
Nabila Nisha. 2015. Impact of Macroeconomic Variables on Stock
Returns:Evidence from Bombay Stock Exchange (BSE). Journal of
Investment and Management.2015; 4(5): 162-170
Peter Ifeanyichukwu Ali, Akujuobi, A.B.C. 2014. Empirical Analysis of the
Relationship between Stock Market Returns and Macroeconomic Indicators
in Nigeria. Vol.5, No.14
Singh, D. 2010. Causal Relationship between Macroeconomic Variables and
Stock Market: A case for India. Pakistan Journal of Social Sciences (PJSS),
Vol. 30(No. 2), 263-274.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, S. 2012. Makroekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Cetakan ke 21.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sunyoto , D. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Penerbit
CAPS.Yogyakarta.

11

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi
pertama. Yogyakarta : Kanisius
Wycliffe Nduga Ouma,Dr. Peter Muriu.2014.The Impact Of Macroeconomic
Variables On Stock Market Returns In Kenya. Vol. 3, No.11: July 2014[0131] (ISSN: 2225-2436)
Zaheer Alam, Kashif Rashid.2014. Time Series Analysis of the Relationship
between Macroeconomic Factors and the Stock Market Returns in Pakistan.
9(36) 6261 6380

Anda mungkin juga menyukai