NOMOR 42/Permentan/OT.140/3/2014
TENTANG
PENGAWASAN PRODUKSI DAN PEREDARAN
BENIH DAN BIBIT TERNAK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa benih atau bibit yang diproduksi dan diedarkan harus
persyaratan mutu;
memenuhi
b. bahwa agar benih atau bibit yang diproduksi dan diedarkan memenuhi
persyaratan mutu perlu dilakukan pengawasan mulai dari produksi sampai
dengan peredarannya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah
Nomor 48 Tahun 2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan
Ternak, perlu mengatur Pengawasan Produksi dan Peredar an Benih dan
Bibit Ternak dengan Peraturan Menteri Pertanian;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
(Lembaran Negar a Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3821);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5015);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan
(Lembaran Negar a Tahun 1977 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3102);
5. Peraturan
6.
Peraturan
Nasional
Negara
Pemerintahan
Nomor
82,
Nomor
(Lembaran
Pemerintah
Pemerintah
Tambahan
Antara
Daerah
4020);Negara
Lembaran
Nomor
Pemerintah,
Kabupaten/Kota
Nomor
Tahun
38
102
Negara
Tahun
2000
Pemerintahan
Tahun
Nomor
(Lembaran
Nomor
2007
2000tentang
4737);
199,
tentang
Daerah
Negara
Tambahan
Pembagian
Standardisasi
Provinsi,
Tahun
Lembaran
2007
Urusan
dan
8. Sertifikat Benih atau Bibit adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh
lembagayang
sertifikasi
produk
telah terakreditasi atau ditunjuk Menteri, yang menyatakan benih
memenuhi
proses dan standar yang dipersyaratkan.
atau bibit telah
9. Pelaku Usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi,
baik berbadan
hukum
maupun tidak berbadan hukum yang didirikan dan berkedudukan
dalam wilayah
Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang melakukan kegiatan produksi
dan/atau
edaran
benih
atauper
bibit.
10. Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SNI adalah
spesifikasi
atau termasuk tata cara dan metoda yang disusun ber
sesuatu
yangteknis
dibakukan
dasarkan
konsensus
semua pihak
yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan,
keamanan,
kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi,
serta
pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk
manfaat yang sebesar-besarnya yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi
memperoleh
Nasional.
11. Persyaratan Teknis Minimal yang selanjutnya disingkat PTM adalah
batasan terendah
darisesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metoda
spesifikasi
teknis atau
yang disusun konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan
berdasarkan
syarat-syarat
keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu
teknologi,
serta
pengetahuan
dan pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang
akan datang manfaat
untuk yang sebesar-besarnya yang ditetapkan oleh Menteri.
memperoleh
12. Kesehatan Hewan adalah segala urusan yang berkaitan dengan perawatan
hewan, pengobatan
pelayanan kesehatan hewan, pengendalian dan penanggulangan
penyakit hewan,
penolakan
penyakit, medik reproduksi, medik konservasi, obat hewan dan
hewan,
serta
keamanan pakan.
peralatan
kesehatan
13. Ternak Asli adalah ternak yang kerabat liarnya berasal dari Indonesia, dan
proses
domestikasinya terjadi di Indonesia.
14. Ternak Lokal adalah ternak hasil persilangan atau introduksi dari luar
negeri yang telah di Indonesia sampai generasi kelima atau lebih yang
dikembangbiakkan
pada
telah lingkungan
beradaptasidan/atau manajemen setempat.
15. Dinas adalah satuan kerja perangkat daerah yang membidangi fungsi
peternakan
dan/atau
kesehatan hewan.
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai dasar bagi:
a. pelaku usaha dalam melakukan produksi dan peredaran benih atau bibit; dan
b. pengawas bibit ternak dalam melakukan pengawasan produksi dan peredaran
benih atau
bibit.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk:
a. menjamin
benih atau
bibit
yangmemproduksi
diproduksi
memenuhi
melindungiagar
memberikan
konsumen
kepastian
dari
usaha
perolehan
dalam
benih atau atau
bibit
dandiedarkan
sesuai
mengedarkan
dengan
standar;
benih atau
standar
yang
ditetapkan
secara
berkesinambungan;
Ruang
a.
b.
b.
c.
pengawasan
lingkup
dan pengaturan
bibit.
produksi;dalam Peraturan Menteri
peredaran;
Pasal ini
3 meliputi:
c.
d.
e.
(1) Pengawasan produksi benih atau bibit di dalam negeri dilakukan pada unit
pembenihan atau
pembibitan.
(2) Pengawasan produksi benih atau bibit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan
secara
berkala setiap
6 (enam) bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Pasal 5
Pengawasan benih atau bibit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan
mulai darisampai
prosesdengan hasil produksi.
produksi
Pasal 6
Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan secara preventif
dan represif.
Pasal 7
(1) Pengawasan secara preventif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
kesesuaian
proses produksi dalam menerapkan cara pembenihan atau
dilakukan terhadap
pembibitan
yang
baik
dengan
sistem
manajemen
mutu, dan kesesuaian hasil produksi benih atau bibit
dengan
SNI
atau
PTM.
(2) Tata cara pengawasan produksi benih atau bibit secara preventif
sebagaimana
pada
ayat (1) dimaksud
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
Peraturan
Menteri
terpisahkan
dari ini.
Pasal 8
(1) Pengawasan kesesuaian proses produksi benih sebagaimana dimaksud
dalam Pasal
7 penilaian sumber benih dan penilaian pelaksanaan produksi
dilakukan
melalui
benih.
(2) Penilaian sumber benih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
terhadap
dan
mutuperforma
genetik.
Penilaian pelaksanaan
Pengawasan
melalui
kesesuaian
penilaian
produksi
proses
penerapan
produksi
benih sebagaimana
pembibitan
bibit sebagaimana
dan
dimaksud
penilaian
dimaksud
pada ayat
dalam
(1)
(3) dilakukan
(1) bibit.
terhadap
dilakukan
Pasal
pelaksanaan
7 persiapan,
pemanenan
koleksi, pengelolaan, pengemasan,
Pasal 9
dan penyimpanan.
(1) Pengawas bibit ternak pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)
diangkat dan oleh Menteri.
diberhentikan
(2) Pengawas bibit ternak provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)
diberhentikan
diangkat dan oleh gubernur.
(3) Pengawas bibit ternak kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 ayat (2)
diangkat
dan diberhentikan oleh bupati/walikota.
Pasal 16
(1) Pengawas bibit ternak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 harus berasal
yang
membidangi
fungsi peternakan dan kesehatan hewan.
dari unit
kerja
(2) Syarat dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian pengawas bibit ternak
sesuai dengan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 17
Dalam hal pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota
pengawas
bibit ternak, pengawasan produksi dan peredaran benih atau bibit di
belum memiliki
dilaksanakan
oleh pengawas bibit ternak Unit Pelaksana Teknis Pusat,
wilayahnya dapat
kabupaten/kota
provinsi atau terdekat berdasarkan permintaan dari pejabat berwenang
setempat.
Pasal 18
(1) Pengawas bibit ternak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 mempunyai
merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan
tugas
atau
bibit. benih
pengawasan
(2) Kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan sebagaimana
ayat
(1) sesuai
dimaksud
padaFormat-1, Format-2, Format-3a, Format-3b, Format-3c, dan
Format-4.
Pasal 19
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, pengawas
mempunyai
bibit ternak wewenang:
a.
memasuki lokasi unit pembenihan atau pembibitan, atau unit pengguna benih
dan
atau bibit;
b. mengusulkan penghentian sementara kegiatan produksi atau penarikan
atau
bibit yang
peredaran
benihtidak sesuai dengan persyaratan dan pencabutan izin usaha.
(2) Usul penghentian sementara kegiatan produksi atau penarikan peredaran
dimaksud pada ayat (1) huruf b disampaikan kepada gubernur atau
sebagaimana
Pengawas
Usul
bibit
pencabutan
ternaksesuai
sebagaimana
izin usaha sebagaimana
dimaksud dalam
dimaksud
Pasal 15,
pada
dalam
ayat (1) huruf b
dengan
kewenangannya.
bupati/walikota
(3) disampaikan
melaksanakan
dilengkapi:
kepada bupati/walikota
tugas harus sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 20
a. kartu tanda pengenal yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang sesuai
b. surat
tugasdan
dari pejabat yang berwenang sesuai Format-6.
Format-5;
BAB V
PELAPORAN
Pasal 21
(1) Pengawas bibit ternak yang melaksanakan tugas pengawasan wajib
menyampaikan
membuat dan laporan tertulis paling lama 7 ( tujuh) hari kalender setelah
pelaksanaan
pengawasan.
(2) Laporan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
oleh
bibit pengawas
ternak sesuai dengan kedudukannya kepada:
a.
b.
c.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 April 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 427
4)
5)
6)
7)
Good Breeding
12
13
a. semen: warna dan bentuk straw, ukuran, dosis, kode pejantan, nama pejantan, kode
batch (tahun dan nomor urut produksi), nama produsen, dan bangsa pejantan.
b. embrio: warna dan bentuk straw , ukuran, dosis, kode pejantan, nama pejantan, kode
batch (tahun dan nomor urut produksi), nama produsen, bangsa pejantan, dan kode
donor.
c. telur tetas: bahan dasar kemasan, bentuk dan ukuran kemasan,
strain , jumlah per
egg
tray, tanggal produksi, pencatuman label, dan warna label yang disesuaikan
ketentuan
denganyang berlaku.
d. DOC: jenis bahan dasar kemasan dan alas, bentuk, bagian kemasan, ukuran,
ventilasi, kapasitas, frekuensi pemakaian, kekuatan, strain
, dan pencantuman label
bobot,
(kapasitas, dimensi, berat kemasan kosong, jumlah maksimum tumpukan,
nama
produsen kemasan).
3. Memeriksa kesesuaian label dengan benih atau bibit yang ada dalam
C. kemasan.
Alat Angkut
Pengawasan peredaran benih atau bibit melalui alat angkut, sebagai berikut:
1. Memeriksa jenis angkutan yang dipergunakan (angkutan darat/laut/ udara);
2. Memeriksa kondisi alat angkut (kebersihan, ventilasi, kapasitas angkut,
tempat pakan dan minum, ketersediaan alat pengamanan/terpal/alat pemadam
ketersediaan
dan desain disesuaikan dengan jenis benih atau bibit); dan
kebakaran
3. Memeriksa tata cara penyusunan pengangkutan benih dan/atau bibit
(ketinggian
maksimal susunan, penataan ternak, dan menerapkan prinsip kesehatan dan
hewan).
kesejahteraan
D. Kondisi Fisik
Pengawasan peredaran benih atau bibit melalui kondisi fisik, sebagai berikut:
1. Benih
Pemeriksaan kesesuaian kondisi fisik sesuai dengan standar, dilakukan ter
yang
hadapdiambil
sampelsecar a acak dari alat angkut dengan jumlah proposional, sebagai
berikut:
a. Semen Beku
1) Cara pengambilan dan pemeriksaan sampel, sebagai berikut:
1) Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari alat angkut, paling kurang 2
dosis pada setiap kode batch.
2) Pemeriksaan sampel dilakukan sesudah dicairkan ( post thawing
) dengan
menggunakan mikroskop yakni:
a) semen beku dicairkan dalam air hangat 37 C selama 15 detik atau air
biasa selama 30 menit;
b) keringkan strawdengan kertas tissue/kapas bersih;
c) gunting satu dari kedua ujung dan bagian tengahnya straw
tetapi tidak
sampai putus;
d) teteskan semen pada obyek glasspada 2-3 tempat masing-masing satu
tetes;
Penilaian
progresif)
dinyatakan
terhadap keseluruhan
dalam persentase
jumlahsel
selspermatozoa
spermatozoayang
sertagerak
gerak maju
e)
tutup
dengan
cover
glass
;
dan
2) Cara
(motil
sperma
individu
f)penilaian
pemeriksaan
bawah
menggunakan
(nilai Post
semen
mikroskop
Thawing
dilakukan
beku
meja pembesaran
pemanas
Motility
sekurang-kurangnya
minimal
(warm
20x10
plate)
40%).
atau
pada
540-45x10,
(lima)
suhu 37
lapang
dengan
C. pandang 14
di
b. Embrio
Pemeriksaan embrio yang diedarkan dilakukan secara acak dari alat angkut
melakukan pengamatan terhadap penandaan, penyimpanan, dan pengiriman
dengan
kesesuaian
terhadap dengan Standar.
c. Telur Tetas
Pemeriksaan kondisi telur tetas dilakukan terhadap:
a. telur tetas bibit induk harus mempunyai bobot minimal 55 gram untuk
pedaging dan 53 gram untuk tipe petelur;
tipe
b. telur tetas bibit tetua tipe pedaging harus memiliki bobot minimal 50 gram
galur jantan dan 53 gram untuk galur betina;
untuk
c. telur tetas bibit tetua tipe petelur harus memiliki bobot minimal 50 gram
galur
untukjantan dan 52 gram untuk galur betina;
d. telur tetas harus bersih, berbentuk normal, kualitas kerabang baik dan
warna
seragam;
e. pengiriman telur tetas dilakukan dengan menggunakan kemasan karton
khusus
dengan kapasitas 300 s/d 360 per boks; dan
f. telur tetas diseleksi, dihitung, dan disusun sesuai nomor kandang/flok serta
dicantumkan tanggal produksinya, dan nama produsennya.
2. Bibit
Pemeriksaan kondisi fisik sesuai dengan rumpun atau galur berdasarkan
SNI/PTM,
dilakukan terhadap sampel yang diambil secara acak dari alat angkut.
Penilaian kondisi fisik bibit yang diedarkan berdasarkan SNI atau PTM
masing-masing,
sesuai rumpun dengan tata cara sebagai berikut:
1) Bibit ruminansia
a) Pengambilan sampel dilakukan secara acak untuk penilaian terhadap sifat
kualitatif dan kuantitatif.
b) Penilaian sifat kualitatif terhadap warna bulu, bentuk tanduk, bentuk kepala,
dan
bentuk tubuh; dan
c) Penilaian sifat kuantitatif terhadap berat badan, tinggi gumba, umur, lingkar
lebar
dada, dada, panjang badan, lingkar scrotum (khusus jantan).
2) Bibit unggas (DOD/DOC/DOQ)
a) Sampel kelompok
Pengambilan dilakukan secara acak dari alat angkut sebanyak 1% dari
jumlah
yang siap diedarkan ( Saleable chick) dan ditimbang serta dihitung jumlah
DOC/DOD/DOQ dalam setiap kemasan.
Cara menghitung berat rata-rata DOC/DOD/DOQ
Berat rata-rata DOC/DOD/DOQ- FS = (A-B) gram
C
A
: berat kemasan
sampel
yang
berisi
DOC/DOD/DOQ
kelompok
kesehatan,
yang
fisik,telah
kondisi
diambil
kaki,
daripusar,
alat angkut.
perut, Kemudian
dubur, warna,
ditimbang
kondisi
danbulu,
B
:
berat
rata-rata
kemasan
kosong
b) dan
C jumlah
Sampel
Pengambilan
diperiksa
keseragaman
Individu
DOC/DOD/DOQ-FS
bulu
DOC/DOD/DOQ
serta jaminan kematian
dalam
sebanyak
kemasan.
sesuai
10% standar.
dari setiap kemasan sampel 15
MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SUSWONO
Format-1
PERENCANAAN
Nama : ....................................
NIP : ....................................
Jabatan : ....................................
Instansi : ....................................
No Waktu
Pelaksanaan Lokasi Pengawasan Obyek Pengawasan Keterangan
Pengawas Bibit Ternak
Mengetahui,
Atasan
...................,
langsung ..................................
16
Nama:....................................
NIP:........................................
Nama:..................................
NIP:.....................................
17
Format-2
PELAKSANAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ...............
NIP : ...............
Instansi : ...............
Nomor Surat Tugas : ...............
Telah melaksanakan pengawasan produksi dan/atau peredaran benih
dan/atau bibit pada:
1.
2.
3.
4.
5.
Dengan hasil pengawasan tertuang dalam evaluasi dan berita acara terlampir.
............,.............
Pengawas Bibit Ternak
Nama..............
NIP..................
18
Format-3a
EVALUASI PRODUKSI BENIH
Nama pengawas : ..........
Waktu pelaksanaan : .......... s.d. ..........
1. Lokasi pengawasan : ..........
2. Obyek pengawasan : ..........
3. Alamat pembenih : ..........
4. Nama responden : ..........
5. Hari/Tanggal : ..........
Pengawasan dilakukan terhadap:
1. Kesiapan Produksi
No Uraian Kesesuaian Keterangan
Sesuai Tidak sesuai
1 Peralatan
2 Bahan
3 Sumber Benih
2. Koleksi Benih
No Uraian Kesesuaian Keterangan
Sesuai Tidak sesuai
1 Lokasi
2 Waktu
3. Pengelolaan Benih
No Uraian Kesesuaian Keterangan
Sesuai Tidak sesuai
1 Kualitas benih
2 Lingkungan
proses
produksi
3 Prosedur
operasional
baku
4. 21No
Pengemasan
Benih
Peruntukan
Persyaratan
Uraian
kemasan
Kesesuaian
Keterangan
Sesuai Tidak sesuai
19
5. Penyimpanan Benih
No Uraian Kesesuaian Keterangan
Sesuai Tidak sesuai
1 Peruntukan
tempat
penyimpanan
2 Prosedur
operasional
penyimpanan
6. Pemeriksaan Fisik
a. Telur tetas
Kesesuaian
N
o
1. Bentuk
2. Warna
3. Berat
4. Tunas
Uraian
Sesuai Tidak
Keterangan
b. Semen
No Uraian Kesesuaian Keterangan
Sesuai Tidak
1 Motilitas
2 Derajat gerakan
individu
c. Embrio ternak
No Uraian Kesesuaian Keterangan
Sesuai Tidak
1 Bentuk
2 Blastomer dan
Zona pellucida
utuh
3 Blastomer hidup
dan utuh (min
50%)
...........................,
Pengawas
Bibit Ternak
NIP ..................................
..................................
Nama
20
Format-3b
EVALUASI PRODUKSI BIBIT
Nama pengawas : .........
Waktu pelaksanaan : ......... s.d. .........
1. Lokasi pengawasan : .........
2. Obyek pengawasan : .........
3. Alamat pembibit : .........
4. Nama responden : .........
5. Hari/Tanggal : .........
Pengawasan dilakukan terhadap:
1. Penerapan Pembibitan
Pelaksanaan
Dilakukan Tidak
Sesuai Tidak
sesuai
N
o Uraian
dilakukan
Keteranga
n
1 Rencana produksi
2 Pengaturan
perkawinan
3 Analisa data recording
performa bibit
4 Sistem pemeliharaan
sesuai prosedur
operasional baku
2. Pemanenan Bibit
No Uraian Kesesuaian Keterangan
1 Pelaksanaan panen
sesuai POB
2 Kriteria bibit sesuai
standar
3. Pemeriksaan Fisik Bibit Sapi/Kerbau/Kambing/Domba
a. Kualitatif
No
b. N
N
o Kuantitatif
Identita
No
s UmurRump
Berat
un
Warn
bada
a
Ambin
Punda
Tinggi
g
Tandu
Lingka
kr
Bentuk
panjan
Badan
gBada
Organ Pedigree
21
Reproduk
Lingkar
dada
si Ket.
Individu
al
s n k Skrotu
n
m
Kualitatif
N
o
No
Identita
s
Pedigree
individua
l
Rumpu
n
Ambin
g
Warn
a
Bentu
k
badan
Bentu
k
telinga
ke
t
b. Kuantitatif
No No
Identitas Umur Berat badan
Litte
r
size
Jumlah
puting
Panjan
g
badan
Organ
Reproduk
si
Lingkar
scrotu
m
Ket
No
Identita
s
Rump
un
Warn
a
Ambin
g
Bentuk
Badan
Umur
Berat
bada
n
Tinggi
Punda
k
Lingka
r
Skrotu
m
Pedigree
Individual
b. Kuantitatif
N
o
No
Identita
s
panjan
gBada
n
Lingkar
dada Ket.
Jen
is /Strain
Rumpu
n
DOC/
DOD/
Berat
DOQ
War
na tubu
Bent
uk
h
Bent
paru
uk
h Dehidr
Tidak
asi
Tida
cacat
tubu
hk
Perut
kemb
tidak
ung
Pusa
rkerin
dubu
dan
gr
22
Pusar
tertut
up Ket
Nomor
Kemasan
Contoh
Per
Kemasan
(ekor)
1 2 3 4 5 6
1.
2.
3.
4 Jumlah
Keterangan: semua data ditulis dengan angka bulat
Kesimpulan:
1. Berat rata-rata (kolom 4)
a. Teringan (kolom 4, baris..)
b. Terberat (kolom 4, baris..)
2. Berat sesuai standar gram %
3. Kondisi fisik dan bulu sesuai standar
(kolom .)
4. Jaminan kematian Ada/Tidak*) =
gram
gram
gram
gram %
...........................................
Pengawas Bibit Ternak
Nama ..................................
NIP ..................................
23
Format-3c
EVALUASI PEREDARAN BENIH ATAU BIBIT
Nama pengawas : ........
Waktu pelaksanaan : ........ s.d. ........
1. Lokasi pengawasan : ........
2. Obyek pengawasan : ........
3. Alamat pembenih/pembibit : ........
4. Nama responden : ........
5. Hari/Tanggal : ........
Pengawasan dilakukan terhadap :
1.
Kelengkapan Dokumen:
No Jenis dokumen Kelengkapan Keterangan
1
2
3
4
2.
Sarana Penyimpanan
Sesuai/tidak sesuai
.........
.........
3.
Kemasan
Sesuai/tidak sesuai
.........
.........
4.
5.
Ada Tidak
Sesuai Tidak
Sesuai Tidak
24
c. Embrio Ternak
No Uraian Kesesuaian Keterangan
Sesuai Tidak
1 Bentuk
2 Blastomer dan Zona
pellucida utuh
3 Blastomer hidup dan
utuh (min 50%)
6.
No No
Identitas Rumpun Warna Ambing Tandu
OrganPedigree
Reproduks
Individu
i
al
Bentuk
Badan
b. Kuantitatif
No No
Identitas
7.
Umu
r
Berat
Bada
n
Tinggi
Punda
k
Lingkar
Skrotum
Panjan
gBadan
Lingka
r
Dada
Ket.
Bentuk
Telinga Ket
b. Kuantitatif
No No
Identitas Umur Berat Badan
Litter
size
8. a.Pemeriksaan
NoKualitatif
NoIdentitas
Fisik
Rumpun
Kuda Warna Ambing Bentuk
Jumlah
Puting
Badan
Panjang
Badan
Lingkar
scrotum Ket
25
Reproduksi
Organ Individual
Pedigree
b. Kuantitatif
No No
Identitas Umur Berat
9.
Tinggi
Pundak
badan
Lingkar
Skrotum
Panjang
Badan
Lingkar
Dada Ket.
N
o Jenis
Berat
DOC/
Warn
DOD
a
/DO
Q
Rumpu
n
/Strain
Bentu
k
tubuh
Bentu
k
paruh
Tidak
Dehidra
si
Tida
k
cacat
tubu
h
Perut
tidak
kembun
g
Pusa
r dan Pusa
dubu Ker
r tertutt
kerin up
g
Nomor
Kemasan
Contoh
Per
Kemasan
(ekor)
1 2 3 4 5 6
1.
2.
3.
.
15
16 Jumlah
Keterangan: semua data ditulis dengan angka bulat
Kesimpulan:
1. Berat rata-rata (kolom 4)
a. Teringan (kolom 4, baris..)
2. Jaminan
3.
4.
Berat
Kondisi
standar
b. Terberat
sesuai
kematian
fisik
(kolom
standar
(kolom
dan.)
Ada/Tidak*)
bulu
4,gram
baris..)
sesuai
% =
gram
gram
...........................................
gram %
-
26
Nama ..................................
NIP ..................................
Format-4
PELAPORAN
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
Pendahuluan
Metode
Hasil Pelaksanaan
Pembahasan
Kesimpulan
Lampiran (Berita Acara dan Evaluasi)
...............................,
Pengawas Bibit Ternak
Nama .................................
NIP .................................
27
Format-5
KARTU TANDA PENGENAL PENGAWAS BIBIT TERNAK
9 cm
Logo Instansi
Nama Instansi
6 cm
Nama
: .........................................................
NIP
: .........................................................
Unit Kerja
: ..........................................................
Berlaku Hingga : ..........................................................
........., ............. 20...
Pejabat yang berwenang
Foto
2x3
Nama ................................
NIP. ..................................
Keterangan :
Ukuran : 9 x 6 cm
Warna dasar : Putih
Warna tulisan : Hitam
Halaman belakang : kosong
28
Format-6
KOP SURAT
SURAT TUGAS
Nomor:
Yang bertandatangan di bawah ini:
NAMA : .................................................................
NIP : .................................................................
JABATAN : .................................................................
INSTANSI : .................................................................
Dengan ini menugaskan kepada:
NAMA : .................................................................
NIP : .................................................................
JABATAN : .................................................................
INSTANSI : .................................................................
Untuk melaksanakan pengawasan produksi dan/atau peredaran benih/bibit
pada:
i.
Lokasi : UPT Pusat, Provinsi, Kab/Kota, perusahaan
pembenihan/pembibitan, kelompok pembenih/
pembibit, peternakan berskala kecil, perusahaan
peternakan, atau pos lalulintas ternak
ii.
Nama Instansi : ....................................................................
iii.
Alamat : ....................................................................
iv.
Obyek : ....................................................................
v.
Waktu Pelaksanaan : ....................................................................
*)
(.............................................)
*) coret yang tidak perlu
29
Format-7a
BERITA ACARA PENGAWASAN
PRODUKSI BENIH / BIBIT
Pada hari ini..........., tanggal.........., bulan..........tahun......, yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama Pengawas Bibit Ternak:
1. .......................................................................
NIP...........................................
2. .......................................................................
NIP...........................................
3. .......................................................................
NIP...........................................
4. .......................................................................
NIP...........................................
Instansi
: ...................................................
Surat Tugas
: ...................................................
Telah melaksanakan pengawasan benih dan/atau bibit ternak pada:
1. Lokasi pengawasan : ...................................................
2. Obyek pengawasan : ...................................................
3. Alamat pembenih/pembibit : ...................................................
4. Alamat Breeder Negara Asal : ...................................................
Dengan hasil pengawasan : ...................................................
1. Rumpun
:
2. Dokumentasi
:
No Jenis dokumen Kelengkapan Keterangan
Ada Tidak
1. Ijin Usaha
2. Surat Keterangan
Kesehatan
3. Silsilah
4. Prosedur Pembibitan
3. Persyaratan Mutu
a. Benih Ternak
No Uraian
1 Telur--tetas
bentuk
warna
berat
Jumlah
sampel
yang
diperiksa
........
butir
Sesuai
Standar
........ butir
Tidak
sesuai
Standar
butir
........
Score
(%)
30
Semen
- motilitas
- derajat
gerakan
individu
3 Embrio ternak
- Bentuk
- Blastomer
dan Zona
pellucida
utuh
- Blastomer
hidup dan
utuh (min
50%)
........
dosis
.....
embrio
........ dosis
........ dosis
........
dosis
........
dosis
..... embrio
..... embrio
.....
embrio
.....
embrio
..... embrio
.....
embrio
b. Bibit Ternak
No
Uraian
A. Sapi/Kerbau/Kambing/Domba
1. Kualitatif
- Warna bulu
- Ambing
- Bentuk tanduk
- Bentuk tubuh
- Organ
reproduksi
2.
Kuantitatif
- - umur
- - berat badan
- - tinggi pundak
- - Lingkar dada
- - Panjang badan
- - lingkar scrotum
B. Babi
1. Kualitatif
- Ambing
- Warna tubuh
- Bentuk badan
- Bentuk telinga
C. Kuda
2. Kualitatif
1.
Kuantitatif
- Lingkar
Berat
Litter
Jumlah
Panjang
............ek
badan
size
puting
skrotum
badan
Jumlah
sampel
yang
diperiksa
Sesuai
Standar
Tidak
sesuai
Standar
Score
(%)
............ek
........
........
........
........
........
ek
ek
ek
ek
ek
........ ek
........ ek
........ ek
........ ek
........ ek
...........ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
........
........
........
........
........
........ ek
........ ek
........ ek
........ ek
........ ek
............ek
............ek
ek
ek
ek
ek
ek
31
Warna bulu
Ambing
Bentuk tubuh
Organ
reproduksi
2.
Kuantitatif
- umur
- berat badan
- - tinggi pundak
- - Lingkar dada
- - Panjang badan
- - lingkar scrotum
D. Unggas
1. Kualitatif
- Warna bulu
- Bentuk tubuh
- Bentuk paruh
2.
Kuantitatif
- berat badan
........ ek
........ ek
........
ek
........ ek
........ ek
........ ek
........ ek
........ ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
........ ek
........ ek
........
ek
........ ek
........ ek
........ ek
.......... ek
.......... ek
...........ek
............ek
...........ek
4. Kesimpulan
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
RResponden
........................
((Pembibit)
Mengetahui,
..........................
(Dinas )
Keterangan :
Format Berita Acara dimodifikasi dan diisi sesuai dengan komoditi yang
diawasi
32
33
Format-7b
BERITA ACARA PENGAWASAN
PEREDARAN BENIH ATAU BIBIT
Pada hari ini..........., tanggal.........., bulan..........tahun......, yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama Pengawas Bibit Ternak:
1. .........................................................................NIP................................
2. .........................................................................NIP................................
3. .........................................................................NIP................................
4. .........................................................................NIP................................
Instansi
: ........................................
Surat Tugas
: ........................................
Telah melaksanakan pengawasan benih dan/atau bibit ternak pada:
1. Lokasi pengawasan : ........................................
2. Obyek pengawasan : ........................................
3. Alamat pembenih/pembibit : ........................................
4. Alamat Breeder Negara Asal : ........................................
Dengan hasil pengawasan : ........................................
1. Rumpun
: ........................................
2. Dokumentasi
No Jenis dokumen Kelengkapan Keterangan
Ada Tidak
1 Rekomendasi lalu
lintas
2 Surat keterangan
kesehatan
3 Surat keterangan dari
pembibit asal
4 Sertifikat klasifikasi
dan pedigree
individual
3. Persyaratan Mutu
a. Benih Ternak
No Uraian
1 Telur tetas
- bentuk
- warna
2
-Semen
individu
motilitas
derajat
berat gerakan
Jumlah
sampel
yang
diperiksa
........
butir
........
dosis
Sesuai
Standar
........ butir
........ butir
........ dosis
butir
Tidak
sesuai
Standar
........
butir
butir
dosis
........
Score
(%)
34
dosis
3 Embrio ternak
- Bentuk
- Blastomer dan
Zona pellucida
utuh
- Blastomer hidup
dan utuh (min
50%)
.....
embrio
..... embrio
..... embrio
.....
embrio
.....
embrio
..... embrio
.....
embrio
b. Bibit Ternak
No
Uraian
A. Sapi/Kerbau/Kambing/Domba
1. Kualitatif
- Warna bulu
- Ambing
- Bentuk tanduk
- Bentuk tubuh
- Organ
reproduksi
2.
Kuantitatif
- - umur
- - berat badan
- - tinggi pundak
- - Lingkar dada
- - Panjang badan
- - lingkar scrotum
B. Babi
1. Kualitatif
- Ambing
- Warna tubuh
- Bentuk badan
- Bentuk telinga
2. Kuantitatif
- Berat badan
C. Kuda
1. Kualitatif
-- Lingkar
Litter
Jumlah
Panjang
Warna
Ambing
size
puting
bulu
skrotum
badan
Jumlah
sampel
yang
diperiksa
Sesuai
Standar
Tidak
sesuai
Standar
Score
(%)
............ek
........
........
........
........
........
ek
ek
ek
ek
ek
........ ek
........ ek
........ ek
........ ek
........ ek
...........ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
........
........
........
........
ek
ek
ek
ek
........ ek
........ ek
........ ek
........ ek
........ ek
........ ek
........ ek
........ ek
............ek
............ek
............ek
35
No
Uraian
- Bentuk tubuh
- Organ
reproduksi
2.
Kuantitatif
- umur
- berat badan
- - tinggi pundak
- - Lingkar dada
- - Panjang badan
- - lingkar scrotum
D. Unggas
1. Kualitatif
- Warna bulu
- Bentuk tubuh
- Bentuk paruh
2.
Kuantitatif
- berat badan
Jumlah
sampel
yang
diperiksa
Sesuai
Standar
Tidak
sesuai
Standar
........
ek
........ ek
........ ek
........ ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
.......... ek
........ ek
........ ek
........
ek
........ ek
........ ek
........ ek
.......... ek
.......... ek
Score
(%)
...........ek
............ek
...........ek
4. Kesimpulan
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
RResponden
........................
((Pembibit)
Mengetahui,
..........................
(Dinas )
Keterangan :
Format Berita Acara dimodifikasi dan diisi sesuai dengan komoditi yang
diawasi
36