Fraktur Terbuka Tibia
Fraktur Terbuka Tibia
Bawah
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Fraktur atau patah tulang merupakan masalah yang sangat
kurangnya
pengetahuan
terhadap
fraktur
tersebut.
Pembahasan
A. Skenario
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke UGD RS setelah mengalami kecelakaan
sepeda motor. Menurut warga, saat sedang mengendarai sepeda motornya, pasien
tersebut ditabrak oleh mobil yang melaju dari arah kanan, lalu pasien terlempar dari
sepeda motornya dan sempat terguling beberapa meter. Saat mengendarai sepeda
motornya, pasien menggunakan helm. Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik tampak luka terbuka pada regio cruris
dekstra 1/3 tengah bagian ventral dengan ukuran 5 x 2 cm, tepi luka tidak rata, sudut
luka tumpul, tampak jembatan jaringan, tidak tampak adanya perdarahan aktif,
tampak adanya penonjolan fragmen tulang. Ekstremitas bawah sebelah kanan terlihat
adanya deformitas dan lebih memendek.
B. Rumusan Masalah
Luka terbuka dan penonjolan fragmen tulang pada regio cruris dekstra 1/3 tengah
bagian ventral
C. Hipotesis
Luka terbuka pada regio cruris dextra ventral disertai penonjolan fragmen tulang
termasuk jenis fraktur terbuka Os tibia Dextra 1/3 tengah.
D. Pembahasan materi
ANAMNESA
Anamnesis adalah proses tanya jawab untuk mendapatkan data pasien beserta keadaan
dan keluhan-keluhan yang dialami pasien. Anamnesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu
auto anamnesis dan alloanamnesis. Autoanamnesis adalah bila tanya jawab dilakukan
dengan pasien sendiri. Sedangkan alloanamnesis adalah bila tanya jawab dilakukan
dengan orang lain yang dianggap mengetahui keadaan penderita.2
Anamnesis umum: dalam anamnesis ini berisi identitas pasien, dari anamnesis ini
bukan hanya dapat diketahi siapa pasien, namun juga dapat diketahui bagaimana
pasien tersebut dan permasalahan pasien. Identitas pasien terdiri dari nama pasien,
umur, jenis, kelamin, alamat, agama dan pekerjaan pasien.3
Anamnesis khusus:1
1. Auto anamnesa
a. Keluahan utama: Di tanyakan persoalan, mengapa datang, untuk apa dan
kapan dikeluhkan; biarkan penderita bercerita tentang keluhan sejak awal
dan apa yang perlu dirasakan sebagai ketidak beresan, bagian apa dari
anggotanya/lokalisasi perlu dipertegas sebab ada pengertian berbeda.
Kemudian ditanyakan gejala suatu penyakit atau beberapa penyakit yang
serupa sebagai pembanding. Untuk dapat melakukan anamnesis demikian
perlu pengetahuan tentang penyakit.
b. Riwayat penyakit sekarang: bisa ditanyakan kapan fraktur, mekanisme
terjadinya fraktur, pengobatan yang telah didapat, bagaimana cara
penanganannya dan bagaimana hasilnya. Ada beberapa hal yang
menyebabkan penderita datang untuk meminta pertolongan.
i.
Nyeri/sakit
Sifat dari sakit:
Lokasi setempat/ meluas/ menjalar
Apa ada penyebabnya; misalnya trauma
Sejak kapan dan apa sudah mendapat pertolongan
Bagaimana sifatnya: pegel/ seperti di tusuk-tusk/ rasa panas/
ditarik-tarik/ terus menerus atau hanya waktu bergerak/
istirahat dst.
Apakah keluhan ini untuk pertama kali, atau sering hilang
ii.
timbul
Kekakuan;
Pada umumnya mengenai persendian. Apakah hanya kaku, atau
disertai nyeri, sehingga pergerakan terganggu?
Kelemahan;
Apakah yang dimaksudkan instability atau kekuatan otot
PEMERIKSAAN FISIK3,4
Dibagi menjadi dua: satu pemeriksaan umum (status generalisata) untuk mendapatkan
gambaran umum dan kedua pemeriksaan setempat (status lokasi). Hal ini perlu untuk
dapat melaksanakan Total Care karena ada kecenderungan di mana spesialisasi hanya
memperhatikan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.
a. Gambaran umum:
Perlu menyebabkan:
i.
Keadaan umum (K.U): baik/buruk, yang dicatat adalah tanda-tanda vital
ii.
iii.
b. Keadaan lokal:
Harus dipertimbangkan keadaan proksimal serta distal dari anggota terutama
yang mengenai status neurovaskuler. Pada pemeriksaan orthopedi yang
penting adalah:
i.
Look (inspeksi)
ii.
Feel (palpasi)
iii.
Move (pergerakan terutma mengenai lingkup gerak)
Di samping gerak perlu dilakukan pengukuran bagian yang penting untukmembuat
kesimpulan kelainan apakah suatu pembengkakan atau atrofi serta melihat adanya
selisih panjang (discrepancy).
a. Look (inspeksi
-Fistulae, warna kemerahan/kebiruan/ hiperpigmentasi
-benjol/ pembengkakan/ cekungan
iii.
c. Move (gerak)
Setelah memeriksa feel pemeriksaan diteruskan dengan menggerakkan
anggota gerak dan dicapai apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan.
Pada anak periksalah bagian yang tidak sakit dahulu, selain untuk
mendapatkan kooperasi anak pada waktu pemeriksaan. Apabila terdapat
fraktur tentunya akan terdapat gerakan yang abnormal di daerah fraktur
(kecuali pada incomplete fracture). Gerakan sendi dicatat dengan ukuran
derajat gerakan dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 atau dengan ukuran
metric. Pencatatan ini penting untuk mengetahui apakan ada gangguan geraj.
Kekakuan sendi disebut ankylosis dan hal ini dapat disebabkan oleh faktor
intra articuler atau extra articuler.
Selain diperiksa susuk, berbaring juga perlu dilihat waktu berdiri dan jalan.
Jalan perlu dinilai untuk mengetahui apakah pincang disebabkan karena:
-instability
-nyeri
-Discrepancy
-Fixed deformity
Tes Khusus- Tes stabilitas sendi lutut yaitu3:
Anterior Drawer design
Posterior Drawer design
Test Mc-Murray: Pada posisi tungkai bawah rotasi eksterna 15, bunyi snap
yang teraba atau terdengar pada waktu tungkai bawah pasien digerakkan dari
penunjang
merupakan
pemeriksaan
yang
dilakukan
di
laboratorium untuk mendapatkan gambaran penyakit secara dini dan mencakup antara
lain:
Pemeriksaan darah rutin(Hemoglobin,Leukosit,Hematokrit,Thrombosit)
Pemeriksaan gula darah sewaktu.
Golongan darah pasien.
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Interpretasi
Hb (Hemoglobin)
11 g/dL
(Untuk lelaki
Hb normal
dewasa) 13-18 g/
dL
Ht (Hematokrit)
34%
(Untuk lelaki
Ht menurun
dewasa) 37-49%
Leukosit
9000/ mm3
5000-10.000 / mm3
Normal
Trombosit
200.000 / mm3
140.000-400.000 /
Normal
mm3
Tabel 1: Pemeriksaan laboratorium berdasarkan kasus
Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan X-Ray mengikut Rules of Two:
2 posisi (Antero posterior dan Lateral)-lihat gambar 3
2 Sendi( Sendi atas& bawah tulang yang patah)
2 Ekstremitas (kanan & kiri)- Anak-anak
terjadi
fraktur
pada
bagian
diafisis,kondiler,
dan
pergelangan
kaki.Penanganan patah tulang terbagi menjadi dua macam yaitu secarakonsevatif atau
dilakukan tanpa pembedahan dan dilakukan dengan pembedahan.Dalam hal ini akan
dibahas penanganan fraktur dengan pembedahan dan pemasanganplate and screw
sebagai alat fiksasi atau penyambung tulang yang patah. Dengantujuan agar fragment
dari tulang yang patah tidak terjadi pergeseran dan dapatsambung lagi dengan
baik.Terjadinya fraktur akan berpengaruh besar terhadap aktifitas penderitakhususnya
yang berhubungan dengan gerak dan fungsi anggota yang mengalami cedera akibat
fraktur. Berbagai tingkat gangguan akan terjadi sebagai suatu dampakdari jaringan
yang cedera, baik yang disebabkan karena patah tulangnya maupundikarenakan
kerusakan jaringan lunak disekitar fraktur atau karena luka bekasinfeksi saat
dilakukan pembedahan. Akibatnya adanya cedera akan terlihat adanya tanda tanda
radangmeliputi dolor (rasa nyeri), kalor (suhu yang meningkat), tumor (bengkak),
rubor (warna merah), dan function laesa (fungsi yang terganggu).Tingkat gangguan
akibat terjadinya fraktur seperti diatas dapatdigolongkan kedalam berbagai fase atau
tingkat dari impairment atau sebataskelemahan misalnya : adanya nyeri, bengkak
mengantisipasi timbulnya
gangguan gerak
fungsional
dan jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya
menyebabkan
fraktur
melintang
dan
kerusakan
pada
kulit
diatasnya
lemak tersebut masuk ke dalam pembuluh darah yang mensuplai darah pada
organ-organ yang lain.
Hematom menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan
tekanan kapiler, kemudian menstimulasi histamin pada otot yang iskemia dan
menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini
menyebabkan terjadinya edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung
saraf, yang bila berlangsung lama bisa menyebabkan Compartment Syndrome.
darah
sehingga
terbentuk
jaringan
granulasi,sel
osteogenik
Klasifikasi Fraktur:
1. Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis fraktur meliputi:
Fraktur Komplit- Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang
luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya
menyeberang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh korteks.
Penjelasan
Fraktur berbentuk 1 garis lurus biasanya pada antebrachii, cruris
atau cranium. Fraktur yang tegak lurus terhadap sumbu panjang
tulang. Pada fraktur ini mudah dikontrol dengan bidai gips.
Cominutiva
Spiral
oblique
Avulsi
Epifise
Impresi/Kompresi Fraktur berbentuk linier atau kominutiva dimana ada fragmen yang
menekan ke dalam. Fraktur Kompresi biasa terjadi pada columna
vertebralis.
Greenstick
Segmental
5 -7
Komplikasi Segera
Lokal:
(Komplikasi yang
-Kulit abrasi,laserasi,penetrasi
terjadi saat
fraktur atau
segera setelahnya)
sensorik.
-Otot
-Organ dalam: Jantung,paru,hepar,limpa dan kandung kemih(fraktur
pelvis)
Umum:
-Rudapaksa/fraktur multiple
Komplikasi Dini
-Syok: Hemoragik,neurogenik
Lokal:
(Komplikasi yang
-nekrosis
terjadi beberapa
hari setelah
kejadian)
kulit,gangren,compartment
syndrome,thrombosis
Umum:
-Acute Respiratory Distress Syndrome,emboli paru,tetanus.
Komplikasi Lama
Lokal:
(Komplikasi
terjadi setelah
fraktur tulang
lama)
-tulang:
gagal
taut/salah
pascatrauma,gangguan
taut.distrofi
reflex,osteoporosis
pertumbuhan,osteomielitis
berulang.
-Otot/tendo: penulangan otot,rupture tendon.
-Saraf: kelumpuhan saraf lambat
Umum:
-Batu ginjal akibat imobilisasi lama di tempat tidur.
Tabel 3: Komplikasi Patah Tulang
dan
fraktur
Infeksi dapat terjadi karena penolakan tubuh terhadap implant berupainternal fiksasi
yang dipasang pada tubuh pasien. Infeksi juga dapat terjadi karenaluka yang tidak
steril.
2) Delayed union
Delayed union adalah suatu kondisi dimana terjadi penyambungan tulangtetapi
terhambat yang disebabkan oleh adanya infeksi dan tidak tercukupinyaperedaran
darah ke fragmen.
3) Non union
Non union merupakan kegagalan suatu fraktur untuk menyatu setelah 5bulan mungkin
disebabkan oleh faktor seperti usia, kesehatan umum danpergerakan pada tempat
fraktur .
4) Avaskuler nekrosis
Avaskuler nekrosis adalah kerusakan tulang yang diakibatkan adanyadefisiensi suplay
darah.
5) Mal union
Terjadi penyambungan tulang tetapi menyambung dengan tidak benarseperti adanya
angulasi, pemendekan, deformitas atau kecacatan.
Komplikasi yang berhubungan dengan tindakan operasi yaitu kerusakanjaringan dan
pembuluh darah pada daerah yang dioperasi karena incisi. Pada lukaoperasi yang
tidak steril akan terjadi infeksi yang dapat menyebabkan prosespenyambungan tulang
dan penyembuhan tulang terlambat.
PENATALAKSANAAN2, 3,5,6
Prinsip umum penanganan fraktur terdiri dari 4R:
Recognition-Membuat diagnosis yang benar berdasarkan anamnesis,waktu
kejadian dan lokalisasi yang cedera.
Reposition-Mengembalikan tulang yang patah ke arah/alignment yang benar,
pengembalian fragment distal terhadap proksimal dan memastikan kedudukan
serta neurovascular terjamin baik.
Retaining-Tindakan mempertahankan kedudukan hasil reposisi, fiksasi luar
dengan gips dan dalam dengan implant seperti K-wire,plate&screw.
Konservatif:
1
Dengan imobilisasi dengan memasang gips atau bidai pada fraktur yang
inkomplit atau fraktur dengan keadaan baik.
Perbaikan gizi atau asupan calcium yang lebih untuk memperkuat tulang.
Operatif :
1
Fiksasi externa
Peranti fiksasi luaran yang melekat pada tulang dengan menggunakan
pin atau kabel dan terdiri daripada frame luaran. Alat fiksasi eksterna
terdiri dari pelbagai jenis dari frame uniaksial sederhana hingga ke
frame lingkaran kompleks untuk masalah fraktur yang lebih sukar.
Keuntungan utama adalah operasi minimal invasif dan aplikasi lebih
fleksibel. Kekurangan menggunakan fiksasi externa adalah infeksi
pada pin-track, penerimaan pasien yang rendah dan tahap yang lebih
tinggi untuk timbulnya malunion.
Alat ini sangat sesuai untuk digunakan dalam situasi di mana
pelaksanaan fiksasi dalaman mungkin sukar atau berisiko. Contohnya
termasuk fraktur metafisis distal tulang di mana telah ada sebelumnya
osteomyelitis, fraktur multipel atau kerosakan kulit luas dan
pembengkakan berikutan trauma energy tinggi. Fiksasi luaran boleh
digunakan untuk sementara dalam situasi ini sampai fiksasi dalaman
dianggap selamat.
Antara indikasi untuk fiksasi luaran adalah:
Fraktur tertutup dengan cedera jaringan lunak di sekitarnya.
Beberapa fraktur terbuka
Fraktur Juxta-artikular dimana nail&plate secara teknikal sukar.
Stabilisasi sementara fraktur tulang panjang pada multipel
trauma
Kaki memanjang selepas pemendekkan pasca-trauma
Koreksi deformitas sudut / putaran kompleks pasca-trauma.
Fiksasi Interna
tahap potensi yang sangat rendah terhadap malunion serta komplikasi lain,
seperti jangkitan.
Fiksasi interna merupakan pilihan rawatan menggantikan fraktur tidak
stabil di mana reduksi yang lemah akan lebih compromise untuk
penyembuhan dan memberikan hasil yang fungsional. Hal ini sering
digunakan dalam patah tulang terbuka high energy trauma dan patah
tulang dengan saraf yang berkaitan kecederaan pembuluh darah, untuk
menghasilkan persekitaran/lingkungan luka yang stabil.
Gambar 7:
Contoh
Operasi
Plate&Screw
Fraktur yang tidak bisa dengan terapi konservatif atau timbulnya bahaya
avaskuler nekrosis tinggi.
Fraktur yang berdasarkan pengalaman, memberi hasil yang lebih baik dengan
operasi.
PROGNOSIS9
Prognosis tergantung pada jenis dan lokasi usia dan status kesehatan individu
serta adanya cedera secara bersamaan. Pemulihan umumnya memang sudah dijangka,
namun, individu-individu di atas usia 60 dengan fraktur femur tertutup memiliki
tingkat kematian 17%. Tingkat non-union adalah sekitar 1%. Masalah permanen
dengan gaya berjalan mungkin terjadi, dan kecacatan/defromitas dapat diakibatkan
dari cedera lain yang berkelanjutan pada saat fraktur.
PENCEGAHAN9-10
Bagi mengelakkan terjadinya fraktur,terutama fraktur pada tungkai bawah, tindakan
yang perlu dilakukan ialah:
Makanlah makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D bagi meningkatkan
kekuatan tulang dan mengelak tulang menjadi keropos atau mudah patah
L,
Kathryn
L.
Alteration
of
musculoskeletal
function.