Abstrak
Kota
Surabaya
sebagaimana
terlihat
mempunyai permasalahan yang cukup serius di bidang
transportasi khususnya lalu lintas.
Sehubungan dengan itu akan dibangun gedung
baru yaitu Hotel Rich Palace yang berlokasi di Jl. HR
Muhammad No. 269-271 Surabaya, Kelurahan Pradah
Kalikendal, Kecamatan Dukuh Pakis Surabaya. Dengan
adanya rencana pembangunan tersebut tentunya akan
terjadi bangkitan lalu lintas baru di kawasan tersebut dan
kemudian akan memberikan tambahan volume lalu lintas
yang membebani jalan - jalan sekitar Jl. HR Muhammad
yang mana pada kondisi saat ini (eksisting) sudah mulai
menunjukkan terjadinya kemacetan khususnya pada jam
sibuk.
Mengacu pada kondisi tersebut dan Peraturan
Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) Hotel Rich
Palace memenuhi kriteria kewajiban untuk melakukan
studi Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) sebagai
upaya pengendalian dan menentukan teknik manajemen
dan rekayasa lalu lintas, untuk meminimalisir terjadinya
penurunan tingkat pelayanan dan kinerja ruas jalan
maupun persimpangan.
Kata kunci: lalu lintas, jam sibuk, Detektor ruas jalan
1. 1. PENDAHULUAN
Analisis Dampak Lalu Lintas, untuk
selanjutnya disebut Andalalin adalah Studi / Kajian
mengenai dampak lalu lintas dari suatu kegiatan dan/atau
usaha tertentu yang hasilnya dituangkan dalam bentuk
dokumen Andalalin atau Perencanaan Pengaturan Lalu
Lintas. Hal ini dikaitkan bahwa setiap perubahan guna
lahan akan mengakibatkan berubahan didalam sistem
transportasinya. Mall yang besar, stadion, kawasan
pemukiman (hunian) atau pusat kegiatan yang baru akan
menimbulkan bangkitan lalu lintas dan mempengaruhi
lalu lintas yang ada disekitar pusat kegiatan baru
tersebut. Dengan adanya kegiatan andalalin maka dapat
diperhitungkan seberapa besar bangkitan perjalanan baru
yang memerlukan rekayasa lalu lintas dan manajemen
lalu lintas untuk mengatasi dampaknya.
Pembangunan suatu kawasan atau bangunan baru akan
berdampak langsung terhadap lalu lintas disekitar
kawasan tersebut. Untuk itu diperlukan data historis lalu
lintas yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
pengaruh dari kawasan baru terhadap jalan - jalan
disekitarnya. Andalalin ini akan digunakan untuk
memperkirakan kondisi lalu lintas mendatang baik untuk
kondisi tanpa adanya pembangunan kawasan maupun
dengan pembangunan kawasan.
A-157
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
JL. HR
Toko
Pem
Pe
2.1.3.
e.
Jumlah jalan masuk, jalan arteri
primer, dibatasi secara efisien sehingga
kecepatan 60 km/jam dan kapasitas besar tetap
terpenuhi; dan
f.
Persimpangan pada jalan arteri primer
harus dapat memenuhi ketentuan kecepatan dan
volume lalu lintas.
Jalan Kolektor Primer, menghubungkan kota
jenjang kedua dengan kota jenjang kedua, atau
menghubungkan kota jenjang ke satu dengan kota
jenjang ketiga, atau menghubungkan kota jenjang
kedua dengan kota jenjang ketiga.
a.
Didesain untuk kecepatan paling
rendah 40 km/jam;
b.
Lebar badan jalan tidak kurang dari
7,00 meter;
c.
Kapasitas sama atau lebih besar dari
volume lalu lintas rata rata;
d.
Jumlah jalan masuk dibatasi, dan
direncanakan
sehingga
dapat
dipenuhi
kecepatan paling rendah 40 km/jam; dan
e.
Jalan kolektor primer, tidak terputus
walaupun memasuki kota.
Jalan Lokal Primer, menghubungkan kota jenjang
ke tiga dengan kota jenjang ketiga, atau
menghubungkan kota jenjang kedua dengan persil,
atau menghubungkan jenjang ketiga dengan persil.
a.
Didesain
berdasarkan
kecepatan
rencana paling rendah 20 km/jam;
b.
Lebar badan jalan tidak kurang dari
6,00 meter; dan
c.
Jalan lokal primer tidak terputus,
walaupun memasuki desa.
2. Sistem jaringan jalan sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan
rencana tata ruang wilayah kabupaten / kota dan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang
menghubungkan secara menerus kawasan yang
mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu,
fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan
seterusnya sampai ke persil.
Jalan Arteri Sekunder, menghubungkan kawasan
primer dengan kawasan sekunder kesatu, atau
menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
kawasan sekunder kedua.
a.
Didesain berdasarkan kecepatan paling
rendah 30 km/jam;
b.
Kapasitas sama atau lebih besar dari
volume lalu lintas;
c.
Lebar badan jalan rata rata tidak
kurang dari 8 meter;
d.
Pada jalan arteri sekunder, lalu lintas
cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
lambat; dan
e.
Persimpangan jalan dengan pengaturan
tertentu harus memenuhi kecepatan tidak
kurang dari 30 km/jam.
Jalan Kolektor Sekunder, menghubungkan
kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder
kedua, atau menghubungkan kawasan sekunder
kedua dengan kawasan sekunder ketiga.
a.
Didesain berdasarkan kecepatan paling
rendah 20 km/jam; dan
A-160
b.
Lebar badan jalan tidak kurang dari
7,00 meter.
Jalan Lokal Sekunder, menghubungkan kawasan
sekunder
kesatu
denga
perumahan,
atau
menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan
perumahan, atau menghubungkan kawasan kawasan
sekunder ketiga dengan perumahan.
a.
Didesain berdasarkan kecepatan paling
rendah 10 km/jam;
b.
Lebar badan jalan tidak kurang dari
5,00 meter;
c.
Dengan kecepatan paling rendah 10
km/jam, bukan diperuntukkan untuk roda tiga
atau lebih; dan
d.
Yang tidak diperuntukkan kendaraan
roda tiga atau lebih harus mempunyai lebar
jalan tidak kurang dari 3,50 meter.
Pada sekitar wilayah studi dalam hal ini adalah Hotel
Rich Palace jaringan jalan sekitar didominasi oleh
jaringan jalan arteri dan lokal, adapun beberapa ruas
jalan disekitar wilayah studi yang ditinjau adalah sebagai
berikut :
1. Ruas Jl. Mayjen Sungkono masuk kategori
jalan arteri sekunder;
2. Ruas Jl. Kupang Indah Raya masuk kategori
jalan kolektor sekunder;
3. Akses Jalan TOL Surabaya-Gempol;
4. Ruas Jl. HR Muhammad masuk kategori jalan
arteri sekunder;
5. Ruas Jl. Darmo Baru Barat masuk kategori
jalan kolektor sekunder;
6. Ruas Jl. Bukit Darmo Raya masuk kategori
jalan kolektor sekunder;
7. Ruas Jl. Darmo Permai Timur masuk kategori
jalan kolektor sekunder;
8. Ruas Jl. Putat Gede Timur masuk kategori jalan
lokal;
9. Ruas Jl. Darmo Permai I masuk kategori jalan
kolektor sekunder;
10. Ruas Jl. Darmo Permai Selatan masuk kategori
jalan kolektor sekunder;
11. Ruas Jl. Darmo Permai II masuk kategori jalan
kolektor sekunder;
12. Ruas Jl. Bukit Darmo Boulevard masuk
kategori jalan arteri sekunder;
Untuk lebih jelasnya mengenai jaringan jalan yang ada
pada sekitar wilayah studi dapat dilihat pada Lampiran
Gambar 4.
2.2.2. Angkutan Umum
Angkutan umum adalah pemindahan orang
dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan kendaraan umum dengan dipungut
bayaran baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa
istilah dalam angkutan umum adalah sebagai berikut
(berdasarkan KM 35 Tahun 2003) :
1. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk
pelayanan jasa angkutan orang dengan kendaraan
umum yang mempunyai asal tujuan perjalanan
tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak
berjadwal;
2. Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayektrayek yang menjadi satu kesatuan jaringan
pelayanan angkutan orang; dan
ISBN : 978-979-18342-3-0
Gambar 2.2
Parkir Tepi Jalan Pada Ruas Jl. HR Muhammad
2.2.4.
Trotoar
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang
umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari
permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan
pejalan kaki yang bersangkutan.
Para pejalan kaki berada pada posisi yang lemah jika
mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka
akan memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena itu,
salah satu tujuan utama dari manajemen lalu lintas
adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki dari
arus kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan gangguangangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan
pembangunan trotoar.
Perlu tidaknya trotoar dapat di identifikasikan oleh
volume para pejalan kaki yang berjalan dijalan, tingkat
kecelakaan antara kendaraan dengan pejalan kaki dan
pengaduan/permintaan masyarakat. Fasilitas pejalan kaki
berupa trotoar ditempatkan di:
1. Daerah perkotaan secara umum yang tingkat
kepadatan penduduknya tinggi;
A-161
Gambar 2.4
Ruas Jl. Bukit Darmo Raya Tidak Tersedia Trotoar
Gambar 2.5
Ruas Jl. HR Muhammad Tersedia Trotoar
Gambar 2.6
Ruas Jl. HR Muhammad Tidak Tersedia Trotoar
Gambar 2.3
Ruas Jl. Darmo Permai 1 Tidak Tersedia Trotoar
A-162
Gambar 2.8
Rambu Lalu Lintas Bundaran Satelit
2.3.
Gambar 2.7
Rambu Lalu Lintas Ruas Jl. HR Muhammad
A-163
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
Gambar 2.9
Asal Tujuan Perjalanan Antar Zona Yang Ditinjau
METODOLOGI
3.1.
UMUM
Model
Bangkitan
Pengump
ulan Data
Sekunder
Model
Penyebaran
Model
Penetapa
n Daerah
Dampak
Pembang
unan Model
Jaringan
SurveySurvey
Primer
Pemilihan
Model
Pembebanan
Validasi
Model
Model
Jaringan
Jalan (Base
Gambar. 3.1
3.2.2.
Survey-Survey Primer
Survey yang dilakukan pada kegiatan Studi
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Hotel Rich
Palace ini meliputi kelompok survey Inventarisasi
(Inventory Survey), kelompok survey Pencacahan Lalu
Lintas (Traffic Counting Survey), dan kelompok survey
Tarikan Perjalanan (Trips Attraction Survey), serta
kelompok survey Asal Tujuan Perjalanan (Origin
Destination Survey). Kemudian metode yang digunakan
pada survey yang dilakukan tersebut yaitu dengan
penghitungan, pengukuran (walking measures/whellmeter), pencatatan secara manual, dan wawancara
A-164
ISBN : 978-979-18342-3-0
No
1
1.
2.
Jenis
Metoda Survey
Survey
2
3
Inventory Surveys
a. R Pengukuran
dan
oadwa penca-tatan kondisi
y
maupun
dimensi
Inventr geometrik jalan
ory
b. In Pengukuran
dan
tersecti penca-tatan kondisi
on
maupun
dimensi
Invent
geometrik
ory
persimpangan
Traffic Counting Surveys
Classified Penghitungan
Turning
manual
dan
Movement pencatatan secara
Count
komulatif
Lama
Waktu
4
1 hari
1 hari
8 jam
selama 1
hari
(Antara
SelasaKamis)
Dan 8 jam
selama 1
hari pada
hari
(Antara
SabtuMinggu)
PENGEMBANGAN MODEL
Dalam
melakukan
analisis
transportasi
digunakan beberapa model perhitungan, tergantung pada
ketersediaan data yang akan dipergunakan dalam
perangkat lunak (Software). Model transportasi ini akan
memberikan suatu gambaran lalu lintas pada daerah
yang di studi.
Pendekatan makro dimulai dengan penaksiran intensitas
tata guna lahan Pembangunan Hotel Rich Palace yang
didapatkan dari pengembang Hotel Rich Palace. Dari
data tersebut selanjutnya diestimasi bangkitan
perjalanan, distribusi perjalanan, pemilihan moda dan
pembebanan lalu lintas baik pada jalan - jalan di sekitar
lokasi maupun pada akses keluar - masuk lokasi.
Pembebanan perjalanan di sekitar lokasi ditambahkan
dengan lalu lintas dasar (base-traffic) untuk
mendapatkan beban yang nyata pada daerah pengaruh
dengan dibangunnya Hotel Rich Palace
Tata Guna
Lahan
Tarikan Lalu
Lintas
(Trip Attraction)
Sebaran Lalu
lintas
(Trip
Distribution)
Pembebanan
Lalu Lintas
Sekitar Lokasi
(Trip
Lalu Lintas
Dasar
(Base-Traffic)
Pembebanan
Akses
Internal
Lokasi
Kombinasi
Lalu Lintas
Lokasi dan
Non Lokasi
Analisis
Kinerja Lalu
Lintas
Internal
Lokasi
Analisis
Kinerja Lalu
Lintas
Pemilihan
Alternatif
Penanganan
Dampak
Lalu Lintas
Internal
Pemilihan
Alternatif
Penanganan
Dampak Lalu
Lintas
Eksternal
Kebutuhan
Pengaturan
Akses &
Fasilitas
Internal
Lokasi
Kebutuhan
Pengaturan
& Fasilitas
Transportasi
Eksternal
Lokasi
Eksternal
Lokasi
Gambar 3.2
Pola Pikir Pemodelan Analisis Dampak Lalu Lintas
A-166
ISBN : 978-979-18342-3-0
4.
4.1.
PEMBAHASAN
BANGKITAN PERJALANAN
Ju mlah Un it
Somerset
135 Unit
Bangkitan Perjalanan
96 smp/jam = 0.711 (smp/jam)/unit
Total Bangkitan
360 smp/jam
4.2.
A-168
Tingkat
Pelayanan
Karekteristik
0,00 0,20
0,20 0,44
0,45 0,74
0,75 0,84
0,85 1,00
> 1,00
PERMASALAHAN POKOK
2.
3.
5.
6.
7.
8.
5.2.
6.
KESIMPULAN
Terpotong GS
263,90 m
Sisa
m
2.997,50
2.
Tidak
menutup
kemungkinan
nantinya
pengguna jasa Hotel Rich Palace ada yang
berjalan kaki, hal tersebut akan menganggu arus
lalu lintas jika tidak disediakan adanya fasilitas
atau sarana bagi pejalan kaki;
Timbulnya angkutan umum yang mangkal /
ngetem (berhenti untuk menurunkan maupun
menaikkan penumpang) didepan Hotel Rich
Palace atau tepatnya pada ruas Jl. HR
Muhammad; dan
Palace :
Akses kendaraan menuju dan meninggalkan
Hotel Rich Palace menggunakan sistem atau
satu arah (antara kendaraan masuk dan keluar
terpisah) sehingga diharapkan tidak terjadi
konflik;
A-170
6.
ISBN : 978-979-18342-3-0
A-171
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011