Anda di halaman 1dari 3

kuatkanlah pijakan kami jangan sampai terpeleset

dan jatuh kedalam jurang kehancuran YA ROB....amiin


Sumber: http://www.katabijaksuper.com/
2014/02/puisi
religi
jalan
kehidupan.html
1.
Guru mengajukan pertanyaan
pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada
kondisi internal yang mendorong eksplorasi terhadap pemahaman teks
eksemplum
.
Kemungkinan pertanyaan tersebut di antaranya
.

Siapakah pela
ku yang dijadikan tokoh di dalam puisi di atas?

Apakah tokoh tersebut mengalami peristiwa penting dalam hidupnya?

Apakah tema yang ingin disampaikan penulis di dalam puisi tersebut?

Apa pesan yang ingin disampaikan penulis dalam puisi tersebut?

Sebagai
pelajar, apa yang dapat dan harus kamu lakukan terkait dengan makna dan
pesan puisi tersebut?
Illustrasi guru :
Puisi di atas tidak hanya menarik untuk dibaca, tetapi juga nikmat jikakita
dapat memahami isinya. Tanpa disadari, penulis mengajak kita ber
syukurkepada Tuhan
atas segala ciptaan dan rahmat yang diberikan
Nya selama ini.Rasa syukur itu dapat
kita perlihatkan melalui perbuatan baik yang direstui
Nya dan
bermanfaat bagi manusia.
Agar tidak tersesat dan terjerumus dalamkehidupan yang tidak baik,
kita wajib berdoa
dan memohon petunjuk kepada
-

Nya
Untuk lebih lanjut memahamai bagian
bagian atau struktur teks eksemplum, marilah kita
mengamati informasi
berikut i
ni
1.
Siswa membaca contoh teks
eksemplum
dan informasi yang berhubungan dengan
struktur tek
s
eksemplum.
Putri Tangguk
Alkisah, di Desa Bunga Tanjung ada seorang
perempuantua yang mempunyai huma.
Humanya tidak begitu luas, hanyaseluas
tangguk penangkap ikan, tetapi hasilnya
melimpah ruah. Putri Tangguk nama
perempuan itu. Ia memiliki tujuh orang
anak
Pada suatu malam, Putri Tangguk dan
suaminya sedang berbincang
bincang tentang
masa depan keluarganya. Ketikaitu, ketujuh
anak mereka sudah tidur dengan pulas. WahaiKakanda, kata Putri Tangguk
kepada suaminya sambil menghela napas panjang. Kita
telah bekerja terus
menerusdan tidak henti
henti menuai padi.Haba merasa sangat lelah.Anak
anak kita pun tidak terurus lagi. Lihatlah anak
anak kita yang tidak pernah lagi
berdandan. Ya, jawab suaminya sambil duduk! Kalau itu keinginan Dinda,
Kanda tidak
akan berhuma lagi karena ketujuh lumbung padi sudah penuh.
Hujan yang turun malam itu sangat lebat membuat suasana tempat tinggal
Putri Tangguk semakin sunyi.
Keesokan harinya, pagi yang masih dingin tidak menghalangi niat Putri
Tangguk dan suaminya perg
i ke sawah untuk menuai padi. Pekerjaan itu biasa
mereka lakukan setiap pagi demi memenuhi kebutuhan keluarga. Jalan
menuju huma yang mereka tuju sangat licin sehingga Putri Tangguk beserta

suami dan anak


anaknya sering tergelincir. Bahkan, anak anaknya a
da juga
yang terjatuh. Perempuan setengah baya itu tampak kesal.
Jalan licin! terdengar Putri Tangguk menyumpah. Hari ini kita tidak perlu
lama bekerja. Padi yang tertuai kita tumpahkan di jalan ini sebagai pengganti
pasir. Besok kita masih dapat menua
i padi, kata Putri Tangguk sambil
menggerutu. Hari itu mereka cepat kembali ke rumah. Padi yang sudah
tertuai,mereka taburkan di sepanjang jalan yang mereka lalui. Mereka
berharap jalan yang selalu mereka lalui tidak licin lagi.
Keesokan malam anak Putri
Tangguk terbangun dan menangis meminta nasi
untuk makan. Putri Tangguk pergi ke dapur untuk mengambil nasi. Ketika tutup
periuk dibuka, Putri Tangguk terkejut karena tidak ada nasi di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai