Anda di halaman 1dari 4

THE VALUE OF INFORMATION

Company Background
Bermula dari suatu kedai kecil di Parma-Italia , Barilla didirikan pada
tahun 1875 oleh Pietro Barilla. Kedai tersebut berdampingan dengan tempat
pembuatan pasta dan roti yangakan dijual di kedai tersebut. Pada tahun 1960,
dengan semakin ketatnya persaingan lebih dari 2.000 perusahaan pastadi Italia
membuat Pietro Gianni & Barilla melakukan diferensiasi produl dengan
menggunakan program marketing inovasi untuk mendukung kualitas produk yang
tinggi.Selain itu Barilla mengubah dengan cepat praktek marketing dengan
menciptakan suatu brand name dan image yang kuat, penjualan pasta dalam
kardus dengan warna yang dapatdikenal serta investasi yang besar dalam program
advertising. Bahkan pada tahun 1968, Pietro Barilla memulai pembangunan 1,25
juga meter persegi pasta plant.
Dampak dari adanya program peningkatan teknologi yang signifikan
tersebut menyebabkan membengkaknya biaya dan membuat Barilla terlilit hutang
sehingga pada tahun 1971 mereka menjual perusahaan tersebut kepada
Perusahaan Multinasional Amerika yang bernama W.R. Grace Inc. Namun karena
adanya kondisi ekonomi yang siulitdan aturan dari pemerintah Italia yang tidak
kondusif membuat Grace harus menjual kembali perusahaan kepada Pietro
Barilla. Dengan adanya capital investments dan perubahan organisasi yang
dilakukan sebelumnya oleh Grace ke Barilla digabungkan dengan perbaikan
kondusif membantu Pietro Barilla untuk meningkatkan keberhasilan perusahaan.
Sepanjang tahun 1980, Barilla menikmati suatu tingkat pertumbuhan lebih
dari 21%. Pertumbuhan ini diperoleh melalui ekspansi dari bisnis baik terhadap
bisnis yang telah eksis maupun akuisisi terhadap related business di negeri Italia
sendiri maupun ke Negara-negara Eropa lainnya.Pada tahun1990, Barilla menjadi
perusahaan pasta terbesar di dunia dengan membuat 35% dari penjualan pasta di
Italia dan 22% penjualan pasta di Eropa. Barilla juga diorganisasikan menjadi
tujuh Divisi yaitu tiga divisi pasta (Barilla, Voiello dan Braibanti), Divisi Bakery
Product, Divisi Fresh Bread, Divisi Catering dan Divisi Internasional.
Industry Background
Meskipun asal usul pasta tidak ketahui namun marketing Barilla
menyatakan bahwa sincetime immemorial, Italians have adored pasta.
Konsumsi per kapita pasta di Italia rata-rata18 kilo per tahun dimana jumlah
tersebut melebihi negara-negara Eropa Barat. Jumlah konsumsi pasta ini relative

konsisten sepanjang tahun. Di akhir tahun 1980, pasar pasta secara keseluruhan
relative datar dimana pertumbuhannya kurang dari 1% per tahun. Tahun 1990,
pasar pasta di Italia diperkirakan sebesar 3,5 tiliun lira. Dilain pihak, pangsa pasar
ekspor menunjukkan pertumbuhan yang pesat dimana ekspor pasta dari Italia ke
negara-negara diluar Eropa mencatat kenaikan sebesar 20 - 25% pada tahun.
Sales and Marketing
Barilla memiliki brand image yang kuat di Italia. Strategi Pemasaran dan
penjualan didasarkan pada suatu kombinasi dari advertising dan promotions.
1) Advertising: sponsorhip melalui selebriti dan bintang olah raga seperti
Steffi Graf dan Paul Newman untuk mempromosikan Barilla di German
dan negara skandinavialainnya. Untuk membidik pasar rumah tangga di
Italy Barilla menyampaikan pesan Where there is Barilla There is Home
2) Trade Promotion : trade promotion merupakan Push Strategy Barilla
agar GD dapat menjual pada channel distribusinya. Langkah yang
dilakukan yaitu memberikan diskon harga dan diskon volume.
3) Sales Representative: mendorong penjualan di DO melalui set up in-store
promotion, mencatat harga yang ditawarkan pesaing, stok dan pengenalan
produk baru
Distribution
Distributor Ordering Procedures, di mana para distributor GD dan DO
memeriksapersediaan dan melakukan pemesanan satu kali dalam seminggu. Lalu
Barilla mengirimkan produknya dalam mulai di hari ke-8 hingga selesai pada hari
ke-14. Sehingga rata-rata lead time yang diperlukan sekitar 10 hari

PROBLEM IDENTIFICATION
Adapun identifikasi permasalahan dari Barilla adalah sebagai berikut:

Adanya fluktuasi dari permintaan yang sulit diprediksi memberikan


dampak bagivariabilitas pembuatan dan logistik dari Barilla.
Perubahan proses internal dari Distributor/Customer dimana mereka tidak
memiliki tempat penyimpanan inventory yang memadai
Implementasi dari Proposal JITD (Just In Time Distribution): apakah
program tersebut layak? Jika layak, apakah target customernya dan
bagaimana menyakinkan customer?

Kesimpulan dan Saran


1) Fluktuasi Permintaan
Fluktuasi permintaan dapat berakibat terhadap proses produksi dan logistik
dari Barilla. Sebagai contoh untuk produksi pasta khusus yang mengharuskan
pemanasan dan kelembaban tertentu dalam tunnel yang tidak dapat diproduksi
dengan cepat untuk mengantisipasi tingginya permintaan. Di lain pihak untuk
menyimpan persedian yang cukup terhadap barang tersebut adalah sangat mahal.
Untuk mengatisipasi hal tersebut maka Perusahaan sebaiknya
mengoptimalkan fungsi managing inventory sehingga akan menambah
fleksibilitas dari operasional perusahaan. Inventory Management merupakan
sesuatu yang krusial. Di satu pihak perusahaan dapat mengurangi biaya dengan
pengurangan persediaan namun dilain pihak produksi dapat berhenti dan customer
menjadi tidak puas ketika tidak ada stok persediaan. Dengan demikian makan
tujuan dari manajemen persediaan adalah untuk mencapai suatu keseimbangan
antara investasi persediaan dan customer service.
2) Kekurangan Tempat untuk Penyimpanan Inventori
Inventori adalah satu dari asset yang sangat penting dimana dari banyak
perusahaan,merepresentasikan 50% bahkan lebih dari modal. Untuk kasus
Barilla, inventory modelyang digunakan adalah menggunakan Dependent
Inventory Model. Agar dependent inventory model berjalan dengan efektif, maka
manager operasi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Master production schedule (apa yang dibuat dan kapan)
2. Specification or bill of material (material dan bagian yang diperlukan
untuk membuat produk)
3. Inventory availability (apa yang ada dalam persediaan)
4. Purchase orders outstanding (apa yang sedang dipesan atau disebut
expected receipt)
5. Lead times (berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh
komponen yangberagam)
Jumlah inventori yang terlalu banyak di Barilla tentunya akan mengurangi
pendapatan perusahaan karena perusahaan akan mengeluarkan biaya tambahan
untuk penyimpanandan penjagaan inventori tersebut. Resiko yang mungkin di
hadapi perusahaan bermacam-macam seperti kerusakan akibat kelalaian manusia
yang menyebabkan inventori menjadi tidak bernilai dan menimbulkan kerugian
bagi perusahaan, kerugian akibat pencurian, biaya asuransi, dll. Jadi, semakin
tinggi tingkat inventori yang melebihi kapasitas produksi dan penjualan juga akan

meningkatkan biaya dan resiko kerugian bagi perusahaan. Just intime merupakan
solusi bagi perusahaan untuk meminimalisir biaya-biaya yang mungkintimbul.
3) Implementasi dari Proposal JITD (Just In Time Distribution). Apakah
program tersebut layak? Jika layak, apakah target customernya dan
bagaimanamenyakinkan customer?
Sistem JITD bertujuan untuk meminimalkan jumlah persediaan dalam suatu
perusahaan, semakin rendah tingkat persediaan, maka akan semakin rendah biaya
yang mungkin timbul. Sistem ini direncakan sedemikian rupa agar inventori yang
dibutuhkan Barilla untuk distribusi tersedia ketika akan dikirimkan. Hal ini
memang tidak mudah dicapai bagi perusahaan karena dibutuhkan komunikasi dan
hubungan yang baik dengan paradistributor. Apabila program JITD ini dapat
dijalankan dengan baik oleh Barilla makaprogram ini dapat dikatakan layak.
Kesuksesan JITD akan menurunkan biaya penyimpanan di Barilla sehingga
memungkinkan perusahaan dapat mengurangi harga jualnya. Penawaran kepada
pelanggan akan lebih baik dan lebih banyak karena perusahaan dapat menjual
barang yang sama dengan harga yang lebih murah.

Anda mungkin juga menyukai