Bab V Analisa Dan Pembahasan 17
Bab V Analisa Dan Pembahasan 17
Pengantar.
Dengan mengetahui kekuatan ultimat suatu bahan, kemudian membandingkan
dengan tegangan design, maka akan diperoleh tegangan ijin dari suatu konstruksi.
Dimana faktor tegangan ijin ini digunakan sebagai acuan dalam mengetahui faktor
keamanan suatu bahan.
Batasan kekuatan suatu bahan diukur dalam satuan Newton per meter kuadrat
atau Mpa. Konstruksi suatu bangunan dikatakan kuat jika faktor keamanan terhadap
beban maksimum memiliki nilai lebih besar dari satu.
5.2.
yang dipakai untuk membangun konstruksi geladak tambahan sebagai dudukan crane
pada KM. Senang Jaya ini. Material yang digunakan adalah baja jenis KI-A 27S/ SA 36
dengan batas tegangan ijin 1,65E+05, batas mulur 2,65E+05, dan modulus elastisitas
2,0E+11.
5.3.
SUDUT
BOOM
5
25
50
75
MAXIMUM
STRESSES
(VON MISSES) Kpa
6,35E+04
6,38E+04
6,50E+04
7,18E+04
TEGANGAN
IJIN
Kpa
1,65E+05
1,65E+05
1,65E+05
1,65E+05
123
KETERANGAN
AMAN
AMAN
AMAN
AMAN
SUDUT
BOOM
1
2
3
4
5
25
50
75
MAXIMUM
STRESSES
(VON MISSES) Kpa
1,31E+05
1,32E+05
1,35E+05
1,55E+05
TEGANGAN
IJIN
Kpa
1,65E+05
1,65E+05
1,65E+05
1,65E+05
KETERANGAN
AMAN
AMAN
AMAN
AMAN
SUDUT
BOOM
5
25
50
75
MAXIMUM
STRESSES
(VON MISSES) Kpa
3,51E+04
3,57E+04
3,89E+04
5,55E+04
TEGANGAN
IJIN
Kpa
1,65E+05
1,65E+05
1,65E+05
1,65E+05
KETERANGAN
AMAN
AMAN
AMAN
AMAN
Pembahasan.
Pada tabel ringkasan tegangan maksimum diatas, dapat dilihat tegangan
maksimum yang terjadi pada saat crane bekerja sejajar sumbu X, pada saat crane
bekerja sejajar sumbu Y, dan ketika momen + SWL berada pada titik berat konstruksi
crane.
Ketika crane bekerja sejajar sumbu X, tegangan maksimum yang terjadi akibat
pembebanan pada empat kondisi menunjukkan selisih angka yang cukup jauh antara
tegangan maksimum dengan tegangan ijin bahan.
Akan tetapi, ketika momen kopel bekerja searah sumbu X (kerja crane sejajar
sumbu Y), terlihat adanya selisih angka yang dekat antara tegangan maksimum dengan
124
tegangan ijin bahan. Ini berarti bahwa kemungkinan kegagalan konstruksi terjadi pada
saat crane bekerja sejajar sumbu X.
Ketika momen + SWL diletakkan pada titik berat crane, pada kondisi inilah
terjadi respon tegangan maksimum yang ideal. Selisih angka antara tegangan
maksimum dengan tegangan ijin bahan menunjukkan selisih yang sangat jauh.
5.5.
Defleksi Maksimum.
SUDUT
BOOM
5
25
50
75
MAXIMUM
DISPLACEMENT
(MAGNITUD)
0,264 mm
0,264 mm
0,287 mm
0,384 mm
SUDUT
BOOM
5
25
50
75
MAXIMUM
DISPLACEMENT
(MAGNITUD)
0,0697 mm
0,0701 mm
0,0711 mm
0,0780 mm
3. Defleksi Kearah Y.
NO
SUDUT
BOOM
MAXIMUM
DISPLACEMENT
125
1
2
3
4
(MAGNITUD)
0,00668 mm
0,00547 mm
0,00687 mm
0,00807 mm
5
25
50
75
SUDUT
BOOM
5
25
50
75
MAXIMUM
DISPLACEMENT
(MAGNITUD)
0,807 mm
0,807 mm
0,832 mm
0,937 mm
2. Defleksi Kearah X.
NO
1
2
3
4
SUDUT
BOOM
5
25
50
75
MAXIMUM
DISPLACEMENT
(MAGNITUD)
0,0116 mm
0,0117 mm
0,0119 mm
0,0132 mm
SUDUT
BOOM
MAXIMUM
DISPLACEMENT
(MAGNITUD)
126
1
2
3
4
5
25
50
75
0,00266 mm
0,00272 mm
0,00275 mm
0,00287 mm
SUDUT
BOOM
5
25
50
75
MAXIMUM
DISPLACEMENT
(MAGNITUD)
0,399 mm
0,344 mm
0,313 mm
0,208 mm
SUDUT
BOOM
5
25
50
75
MAXIMUM
DISPLACEMENT
(MAGNITUD)
0,236mm
0,240 mm
0,262 mm
0,367 mm
2. Defleksi Arak X.
NO
1
SUDUT
BOOM
5
MAXIMUM
DISPLACEMENT
(MAGNITUD)
0,271mm
127
2
3
4
25
50
75
0,276 mm
0,400 mm
0,424 mm
SUDUT
BOOM
5
25
50
75
MAXIMUM
DISPLACEMENT
(MAGNITUD)
0,00361mm
0,00368 mm
0,00400 mm
0,00677 mm
128