Anda di halaman 1dari 11

DESTILASI SINGLE STAGE

I.

TUJUAN
1. Memisahkan komponen-komponen dari campuran etanol-air.
2. Menghitung komposisi umpan, destilat dan residu.

II.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat
Seperangkat alat destilasi sederhana
Piknometer
Gelas ukur 100 mL
Gelas kimia 100, 400, dan 2.000 mL
Erlenmeyer 100 mL
Neraca analitik
Pipet ukur 25 mL
Bulb
B. Bahan
Etanol
Air

III.

DASAR TEORI
A. Sejarah Destilasi
Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama

masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan


akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat
untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan
secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4 Bentuk modern distilasi
pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah,
terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni
melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang
memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat
terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu
Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan
banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat
kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).
B. Pengertian Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik
didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair;

kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk
menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode
destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan
sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang menguap
dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada
suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan
tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah
pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang
terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada
destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk
senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya
proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Untuk memisahkan alkohol dari campuran dan meningkatkan kadar alkohol, beer perlu
didistilasi. Maksud dan proses distilasi adalah untuk memisahkan etanol dari campuran etanol
air. Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya,
distilasi merupakan cara yang paling mudah dioperasikan dan juga merupakan cara
pemisahan yang secara thermal adalah efisien. Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada 100
o

C dan etanol mendidih pada sekitar 77oC. perbedaan dalam titik didih inilah yang

memungkinkan pemisahan campuran etanol air. Prinsip: jika larutan campuran etanol air
dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul etanol menguap dari pada air. Jika uap-uap ini
didinginkan (dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang dikondensasikan itu
akan lebih tinggi dari pada dalam larutan aslinya. Jika kondensat ini dipanaskan lagi dan
kemudian dikondensasikan, maka konsentrasi etanol akan lebih tinggi lagi. Proses ini bisa
diulangi terus, sampai sebagian besar dari etanol dikonsentrasikan dalam suatu fasa. Namun
hal ini ada batasnya. Pada larutan 96% etanol, didapatkan suatu campuran dengan titik didih
yang sama (azeotrop). Pada keadaan ini, jika larutan 96% alkohol ini dipanaskan, maka rasio
molekul air dan etanol dalam kondensat akan teap konstan sama. Jika dengan cara distilasi
ini, alcohol tidak bias lebih pekat dari 96% (Harahap, 2003).
Pemisahan dan pemurnian senyawa organik dari suatu campuran senyawa dilakukan
dengan beberapa cara sesuai dengan karakter sample. Destilasi sederhana, pemisahan ini
dilakukan bedasarkan perbedan titik didih yang besar atau untuk memisahkan zat cair dari
campurannya yang yang berwujud padat. Destilasi bertingkat, pemisahan ini dilakukan
berdasarkan perbedaan titik didih yang berdekatan.. Destilasi uap, dilakukan untuk

memisahkan suatu zat yang sukar bercampur dengan air dan memiliki tekanan uapnyang
relative tunggi atau memiliki Mr yang tinggi (Tim Kimia Modul SMKN 13, 2001).
Destilasi merupakan penguapan suatu cairan dengan cara memanaskannya dan
kemudian mengembunkan uapnya kembali menjadi cairan. Destilasi sebagai proses
pemisahan dikembangkan dari konsep-konsep dasar: tekanan uap, kemenguapan, dan
sebagainya. Destilasi digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan tekanan uap yang
cukup tinggi. Dengan kolom yang dirancang secara baik, dapat memisahkan cairan-cairan
dengan perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidak campuran azeotrop). Destilasi
merupakan metode isolasi/pemurnian (Bahti, 1998).
Proses pemurnian minyak atsiri bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa metode,
yaitu secara fisika dan kimia. Proses pemurnian secara fisika bisa dilakukan dengan
mendistilasi ulang minyak atsiri yang dihasilkan (redestillation) dan distilasi fraksinasi
dengan pengurangan tekanan. Dalam proses secara fisika, yaitu metode redestilasi adalah
menyuling ulang minyak atsiri dengan menambahkan air pada perbandingan minyak dan air
sekitar 1:5 dalam labu destilasi, kemudian campuran didestilasi. Minyak yang dihasilkan
akan terlihat lebih jernih. Hasil penyulingan ulang terhadap minyak nilam dengan metode
redestilasi, ternyata dapat meningkatkan nilai transmisi (kejernihan) dari 4 % menjadi 83,4
%, dan menurunkan kadar Fe dari 509,2 ppm menjadi 19,60 ppm. Untuk distilasi fraksinasi
akan jauh lebih baik karena komponen kimia dipisahkan berdasarkan perbedaan titik
didihnya. Komponen kimia yang terpisah sesuai dengan golongannya (Hernani, 2006).
Tinjaulah pemisahan dari sikloheksana dan toluene. Ketika di destilasi dalam alat
destilasi sederhana, pencampuran dari dua cairan ini mulai mengalami pemisahan seberapa
mana di atastitik didih dari sikloheksana dan berhenti mengalami destilasi seberapa mana di
bawah titik didih dari toluene seluruh bagian dari destilasi tercampur dan sedikit pemisahan
dari dua komponen didapat. Pemisahan dapat lebih baik didapatkan dengan mendestilasi
ulang dari tiap bagian. Jika pendestilasian ulang diulang sesering mungkin, dua komponen
dari pencampuran akan terpisah secara perlahan ( Louis, 1979 ).
Unit operasi distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen yang ada di dalam suatu larutan atau cairan, yang tergantung pada
distribusi komponen-komponen tersebut antara fase uap dan fase cair. Semua komponenkomponen ini terdapat dalam kedua fase tersebut. Fase uap terbentuk dari fase cair melalui
penguapan pada titik didihnya (Geankoplis, 1983).
Distilasi asap cair dilakukan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang tidak
diinginkan dan berbahaya, seperti poliaromatik hidrokarbon (PAH) dan tar, dengan cara

pengaturan suhu didih sehingga diharapkan didapat asap cair yang jernih, bebas ter dan
benzopiren (Darmaji, 2002).
Senyawa utama yang terkandung di dalam tar yang merupakan hasil dari suatu proses
distilasi adalah senyawa phenol yang terdapat dalam jumlah yang sedikit terutama terdiri dari
senyawa piridin dan quinolin (Holleman, 1903).
C. Macam-Macam Destilasi
Menurut Cahyono (1991),Macam-Macam Destilasi yaitu :
1. Destilasi Uap
Proses penyaringan suatu campuran air dan bahan yang tidak larut sempurna
atau larut sebagian dengan menurunkan tekanan sistem sehingga didapatkan hasil
penyulingan jauh dibawah titik didih awal.
2. Destilasi Vakum
Untuk memurnikan senyawa yang larut dalam air dengan titik didih tinggi
sehingga tekanan lingkungan harus diturunkan agar tekanan sistem turun.
3. Destilasi Biasa
Untuk memurnikan campuran senyawa dimana komponen-komponen yang
akan dipisahkan memiliki titik didih yang jauh berbeda.
D. Prinsip Destilasi Uap
Campuran substansi yang tidak larut menunjukkan reaksi yang sangat beda dalam
larutan homogen dan deskripsi sifatnya memerlukan hukum fisik yang berbeda. Dasar aturan
dapat dipakai dengan mempertimbangkan akibat naiknya deviasi pada hukum rault. Satu
gejala dari deviasi positif adalah dalam diagram hubungan antara tekanan dengan temperatur.
Pada batas deviasi positif besar dari hukum rault, dua komponen dapat larut dan komponen
tersebut menguap yang secara matematis memberikan tekanan total yang merupakan jumlah
total dari tekanan masing-masing (Wilcox, 1995).
E. Jenis-Jenis Destilasi
1. Destilasi sederhana
Biasanya destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didih
nya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau miniyak. Proses ini
dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya
ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau bias
dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih
rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.

Contoh destilasi sederhana:


Destilasi sederhana digunakan untuk pemurnian senyawa yang biasanya telah
diekstraksi. Misalnya ekstraksi padat-cair dan.pada sintesis kloroform. Pada dasarnya
prinsip atau metode pemisahannya sama. Sintesis koroform tanpa ekstraksi, dengan
mereaksikan kaporit dan aseton yang akan menghasilkan kloroform.
Mula mula

kaporit dihaluskan menggunakan lumpang porselen dengan

penambahan akuades sedikit demi sedikit. Hal ini bertujuan untuk memperluas
permukaan kaporit sehingga mudah bereaksi. Setelah halus kaporit dituangkan ke
dalam labu destilasi. Kemudian dimasukkan aquades ke dalam penampung destilasi.
Aquades berfungsi untuk mengurangi penguapan destilat. Selanjutnya aseton dituang
ke dalam corong pisah dan diencerkan dengan aquades yang berfungsi sebagai media
reaksi. Selanjutnya aseton diteteskan ke dalam labu destilasi yang berisi kaporit.
Dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 60 C. Campuran yang menguap
mengandung kloroform dan air. Uap ini mengalir melewati tabung kondensor dan
mengembun. Embun ini mencair dan mengalir ke dalam penampung destilat yang telah
berisi aquades. Destilat didinginkan di dalam baskom berisi es untuk mengurangi
penguapan klorofom. Klorofom yang masih mengandung air dipisahkan dengan
penambahan NaOH dalam corong pisah sehingga terbentuk lapisan dimana klorofom
lapisan bawah karena masa jenisnya lebih kecil. Kloroform selanjutnya diteteskan
kedalam CaCl anhidrat untuk mengikat air pada kloroform dan disaring.
2. Destilasi bertingkat (fraksionasi)
Proses ini digunan untuk komponen yang memiliki titik didih yang
berdekatan.Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki
kondensor yang lebih banya sehingga mampu memisahkan dua komponen yang
memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan
substan kimia yang lebih murni, kerena melewati kondensor yang banyak. Untuk
memisahkan dua jenis cairan yang sama-sama mudah menguap dapat dilakukan dengan
destilasi bertingkat.
Destilasi bertingkat sebenarnya adalah suatu proses destilasi berulang.Proses
berulang ini terjadi pada kolom fraksional.Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat
dimana pada setiap plat terjadi pengembunan.Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih
banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang
yang kurang atsiri lebih banyak dalam kondensat.Bila perbedaan titik didih A dan B

kecil, distilasi fraksional harus diulang-ulang untuk mendapatkan pemisahan yang lebih
baik.
Kolom distilasi yang panjang dari alat distilasi digunakan di laboratorium (Gambar
12.2) memberikan luas permukaan yang besar agar uap yang berjalan naik dan cairan
yang turun dapat bersentuhan. Di puncak kolom, termometer digunakan untuk
mengukur suhu fraksi pertama yang kaya dengan komponen yang lebih mudah
menguap A. Dengan berjalannya distilasi, skala termometer meningkat menunjukkan
bahwa komponen B yang kurang mudah menguap juga ikut terbawa. Wadah penerima
harus diubah pada selang waktu tertentu.
Contoh destilasi bertingkat:
Destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air (lihat gambar di
bawah),titik didih alkohol adalah 78*C dan titik didih air adalah 100C.Campuran
tersebut dicampurkan dalam labu didih.Pada suhu sekitar 78*C alkohol mulai mendidih
tetapi sebagian air juga ikut menguap.Oleh karena alkohol lebih mudah menguap, kadar
alkohol dalam uap lebih tinggi daripada kadar alkohol dalam campuran semula. Ketika
mencapai kolom fraksionasi,uap mengembun dan memanaskan kolom tersebut. Setelah
suhu kolom mencapai 78*C, alkohol tak lagi mengembun sehingga uap yang
mengandung lebih banyak alkohol naik ke kolom di atasnya, sedangkan sebagian air
turun ke dalam labu didih. Proses seperti itu berulang beberapa kali (bergantung pada
banyaknya plat dalam kolom), sehingga akhirnya diperoleh alkohol yang lebih murni.
Contoh lain dari Destilasi bertingkat adalah pemurnian minyak bumi, yaitu
memisahkan gas, bensin, minyak tanah, dan sebagainya dari minyak mentah.

3. Destilasi azeotrop
Distilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran
campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan
menggunakan tekanan tinggi. Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen
pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui
distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki
komposisi yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut juga

constant boiling mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran
tersebut dididihkan.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut :
Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada kondisi sebelum
mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya dipisahkan dari sistem
kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian didinginkan dan terkondensasi (titik
C). Kondensat kemudian dididihkan, didinginkan, dan seterusnya hingga mencapai titik
azeotrop. Pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan karena komposisi campuran
akan selalu tetap. Pada gambar di atas, titik azeotrop digambarkan sebagai pertemuan
antara kurva saturated vapor dan saturated liquid. (ditandai dengan garis vertikal putusputus)
Contoh destilat azeotrop:
PFD Diagram: Simulasi distilasi biner campuran azeotrop propanol-ethyl acetate
dengan menggunakan HYSYS. Dalam pemisahan campuran propanol-athyl acetate,
digunakan metode pressure swing distillation. Prinsip yang digunakan pada metode ini
yaitu pada tekanan yang berbeda, komposisi azeotrop suatu campuran akan berbeda
pula. Berdasarkan prinsip tersebut, distilasi dilakukan bertahap menggunakan 2 kolom
distilasi yang beroperasi pada tekanan yang berbeda. Kolom distilasi pertama memiliki
tekanan operasi yang lebih tinggi dari kolom distilasi kedua.
Produk bawah kolom pertama menghasilkan ethyl acetate murni sedangkan produk
atasnya ialah campuran propanol-ethyl acetate yang komposisinya mendekati
komposisi azeotropnya. Produk atas kolom pertama tersebut kemudian didistilasi
kembali pada kolom yang bertekanan lebih rendah (kolom kedua). Produk bawah
kolom kedua menghasilkan propanol murni sedangkan produk atasnya merupakan
campuran

propanol-ethyl

acetate

yang

komposisinya

mendekati

komposisi

azeotropnya. Berikut ini gambar kurva kesetimbangan uap cair campuran propanolethyl acetate pada tekanan tinggi dan rendah.
Dari gambar pertama dapat dilihat bahwa feed masuk kolom pada temperatur
108,2 C dengan komposisi propanol 0,33. Pada kolom pertama (P=2,8 atm), komposisi
azeotrop yaitu sebesar 0,5 sehingga distilat yang diperoleh berkisar pada nilai tersebut
sedangkan bottom yang diperoleh berupa ethyl acetate murni
4. Destilasi vakum (destilasi tekanan rendah)

Destilasi ini digunakan untuk zat yang tak tahan suhu tinggi atau bisa rusak pada
pemansan yang tinggi. Sehingga dengan menurunan tekanan maka titik didih juga akan
menurun, maka destilasi yang tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap dapat
dilakukan pada suhu rendah dengan menurunkan tekanan.
Distilasi vakum terjadi ketika tekanan pada larutan yang didistilasi hingga
mencapai distilat, berkurang hingga dibawah tekanan uapnya (biasanya kurang dari
tekanan atmosfer) yang disebabkan evaporasi dari banyaknya volatile yang terbentuk.
Destilasi ini digunakan untuk zat yang tak tahan suhu tinggi atau bisa rusak pada
pemansan yang tinggi. Sehingga dengan menurunan tekanan maka titik didih juga akan
menurun, maka destilasi yang tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap dapat
dilakukan pada suhu rendah dengan menurunkan tekanan.
5. Destilasi kering
Distilasi kering adalah suatu metoda pemisahan zat-zat kimia Dalam proses
distilasi kering, bahan padat dipanaskan sehingga menghasilkan produk-produk berupa
cairan atau gas (yang dapat berkondensasi menjadi padatan). Produk-produk tersebut
disaring, dan pada saat yang bersamaan mereka berkondensasi dan dikumpulkan.
Distilasi kering biasanya membutuhkan suhu yang lebih tinggi dibanding distilasi biasa.
Metode ini dapat digunakan untuk memperoleh bahan bakar cair dari batubara dan
kayu. Selain itu, distilasi kering juga digunakan untuk memecah garam-garam mineral.
Misalnya pemecahan sulfat melalui termolisis, menghasilkan gas sulfur dioksida dan
sulfur trioksida yang dapat dilarutkan dalam air membentuk asam sulfat. Pada awalnya,
ini adalah cara yang umum untuk memproduksi asam sulfat. Prinsipnya memanaskan
material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya. Contohnya untuk mengambil
cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.

F. Aplikasi
1. Desalinasi ( Menguapkan Air Laut menjadi Air Tawar )
Ada beberapa peralatan yang mendukung proses destilasi ini. Antara lain adalah
heater, kondensor, ejektor air, pompa ejektor, pompa kondensat, indikator salinitas, dan
peralatan kontrol.Proses kerja destilasi ini mulanya air laut dihisap oleh pompa ejektor
yang terdapat dipantai. Kemudian, air laut tersebut dimasukan ke dalam alat penukar
gas (heat exchanger). Pada tahap ini, air laut dipanasi oleh air panas dari panas buang
diesel atau boiler limbah biomassa pada suhu 80 derajat C.

Selanjutnya, air tersebut divakumkan pada tekanan udara kurang dari 1 atm.Pada
kondisi hampa udara (vakum) yang tinggi dan suhu rendah itulah, sebagian dari air laut
menguap. Dimana, uap bertekanan rendah dari tempat lain mendapat pendinginan dari
air laut yang dimasukkan dari cerobong terpisah. Pada saat itulah, uap berkondensasi
menjadi air tawar. Air laut yang sudah hangat akan mengalir dari saluran keluar
pendingin. Dan selanjutnya akan masuk ke dalam heat exchanger sebagai air umpan.
Uap tekanan rendah yang timbul di dalam heat exchanger mengalir masuk ke dalam
evaporator. Begitu pula dengan air sisa buangan yang kental.Selanjutnya, uap air itu
didinginkan oleh air laut dan berkondensasi menjadi air tawar.
Hasil air tawar di kondensor itu kemudian dipompa keluar oleh condensate pump.
Kemudian, air tersebut dialirkan ke tangki persedian air tawar. Sementara sisa air
buangan dikeluarkan secara teratur oleh water ejector.Sedangkan mengenai kadar
garam dari air destilat (air yang dihasilkan dari proses destilasi inired) secara terus
menerus dipantau oleh salinity indicator. Sebuah solenoid valve dipasang pada saluran
keluar pompa air destilasi.
2. Pengolahan Minyak Bumi
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan
minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk
transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi
komponen- komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium
untuk pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan
alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk
menghasilkan minuman suling.
Menara destilasi Dimenara inilah terjadi proses destilasi. Yaitu proses
pemisahan larutan dengan menggunakan panas sebagai pemisah. Syarat utama
agar terjadinya proses destilasi adalah adanya perbedaan komposisi antara fase
cair dan fase uap. Dengan demikian apabila komposisi fase cair dan face uap
sama maka proses destilasi tidak mungkin dilakukan. Proses destilasi pada
kilang minyak bumi merupakan pengolahan secara fisika yang primer sebagai
awal dari semua proses memproduksi BBM (Bahan Bakar Minyak).
G. Syarat Terjadinya Destilasi
Syarat destilasi agar destilasi berjalan dengan sempurna adalah:

Syarat utama agar terjadinya proses destilasi adalah adanya perbedaan komposisi
antara fase cair dan fase uap.

Destilasi dilakukan secara pengolahan secara fisika yang primer.


Harus homogen.
Zat yang di campurkan atau bercampur tidak boleh menghasilkan panas, warna,
ataupun tanda-tanda reaksi kimia lainnya, karena destilasi ini merupakan

pengolahan/pemisahan secara proses fisika bukan secara proses kimia.


Destilasi dilakukan dengan paling banyak sebagai pelarutnya.
Zat yang titik didihnya rendah akan memiliki fraksi pada fase uap yang lebih
banyak/baik dari pada fraksi pada fase cair, ataupun sebaliknya.

H. Destilasi Pada Campuran Ideal Dan Non Ideal


1. Campuran Ideal
Campuran ideal adalah sebuah campuran yang menaati hukum Raoult. Sebenarnya
tidak ada campuran yang bisa dibilang ideal. Tapi beberapa campuran larutan
kondisinya benar-benar mendekati keadaan yang idea. Dalam sebuah larutan, beberapa
molekul yang berenergi besar dapat menggunakan energinya untuk mengalahkan daya
tarik intermolekuler permukaan cairan dan melepaskan diri untuk kemudian menjadi
uap. Semakin kecil daya intermolekuler, semakin banyak molekul yang dapat
melepaskan diri pada suhu tertentu. Pada suhu tertentu, sebagian dari molekul-molekul
yang ada akan mempunyai energi yang cukup untuk melepaskan diri dari permukaan
larutan.
Pada sebuah campuran ideal dari kedua larutan tersebut, kecenderungan dari dua
macam molekul di dalamnya untuk melepaskan diri tidak berubah. Jadi, apabila
proporsi dari tiap jenis molekul yang melepaskan diri tetap sama maka hanya ada
separuh dari tiap jenis molekul yang dapat melepaskan diri dari campuran larutan pada
suatu waktu tertentu. Apabila komposisi tersebut berubah, kecenderungan molekul
untuk melepaskan diri juga akan berubah. Oleh karena itu, campuran yang disebut
larutan ideal biasanya adalah campuran dua jenis zat yang memiliki besar molekul yang
hampir sama dan mempunyai daya tarik Van der Waals yang sama. Namun besar
molekul keduanya tidak persis sama sehingga walaupun campuran ini mendekati
campuran ideal, tetap saja bukan merupakan campuran ideal.
Campuran ideal dari dua larutan akan mempunyai energi entalpi sebesar nol. Jadi,
apabila suhu campuran naik atau turun pada saat keduanya dicampur berarti campuran
tersebut bukan campuran ideal.
2. Campuran non ideal

Campuran campuran non ideal ini mengalami penyimpangan/deviasi dari hukum


Raoult. Terdapat dua macam penyimpangan hukum Raoult, yaitu:
a. Penyimpangan positif
Penyimpangan positif hukum Raoult terjadi apabila interaksi dalam masing
masing zat lebih kuat daripada interaksi dalam campuran zat ( A A, B B > A
B). Penyimpangan ini menghasilkan

entalpi campuran (Hmix) positif

(endotermik) dan mengakibatkan terjadinya penambahan volume campuran


(Vmix > 0). Larutan ini menghasilkan titik didih maksimum pada sistem
campuran. Contoh penyimpangan positif terjadi pada campuran etanol dan n
hekasana (Oxtoby,1997).
b. Penyimpangan negatif
Penyimpangan negatif hukum Raoult terjadi apabila interaksi dalam campuran
zat lebih kuat daripada interaksi dalam masingmasing zat ( A B > A A, B B).
Penyimpangan ini menghasilkan entalpi campuran (Hmix) negatif (eksotermik)
dan mengakibatkan terjadinya pengurangan volume campuran (Vmix < 0).
Larutan menghasilkan titik didih minimum pada sistem campuran.
Contoh : Sistem benzen etanol

IV.

PROSEDUR KERJA
1. Membuat larutan deret standar etanol (0, 5, 10, 15, 20, 25, 30) % volume.
2. Membuat kurva kalibrasi densitas vs fraksi volume etanol dan densitas vs fraksi
mol etanol.
3. Mencampurkan etanol air hingga mencapai 5.000 mL, dimasukkan ke dalam
4.
5.
6.
7.

labu destilasi yang sebelumnya sudah diukur densitasnya.


Menyalakan pemanas, dan Kondensor.
Menyetting suhu 78 o C.
Pada saat suhu sudah mencapai suhu setting, pemanasan dikurangi.
Pada saat terbentuk destilat, secara periodik mengukur volume dan mengukur berat

jenis destilat.
8. Mengukur berat jenis dan volume residu pada saat percobaan telah selesai.
9. Melakukan proses pengolahan data.

Anda mungkin juga menyukai