Porifera memiliki pori pada seluruh tubuhnya yang berfungsi sebagai tempat
masuknya air yang mengandung makanan dan oksigen
Porifera memiliki saluran air dan rongga tubuh sebagai pusat terjadinya sistem organ
Kerangka tubuhnya disusun oleh serabut-serabut halus dari zat kapur
Tubuhnya memiliki dua lapisan (dipoblastik), yaitu lapisan luar (Ektoderm) dan
lapisan dalam (Endoderm)
Porifera belum memiliki sl saraf namun mampu bereaksi terhadap perubahan
lingkungan
Hidup berkoloni dan pada perairan yang tidak terlalu dalam
E. KLASIFIKASI PORIFERA
Kelas Calcareae (Calcispongiae)
CALCAREAE
Kelas Calcareae merupakan porifera yang memiliki kerangka tubuh (spikula) dari kalsium
karbonat. Calcareae biasanya hidup di laut dangkal. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat
dengan tinggi kurang lebih 10 cm dan biasanya berbentuk seperti vas bunga. Secara bahasa
Calcaspongiae disusun oleh dua kata dari bahasa latin, yaitu Calca yang artinya kapur, dan
spongiae yang artinya porifera. Contoh Kelas ini adalah Leucosolenia
Kelas Hexatinellidae
HEXATINELLIDAE
Kelas Hevatinellidae merupakan porifera yang memiliki kerangka tubuh (spikula) dari silika
atau yang lebih dikenal dengan pasir atau kuarsa. Umumnya hewan ini hidup di laut dalam.
Contohnya adalah Regadrela.
Kelas Demospongiae
DEMOSPONGIAE
Kelas Demospongiae merupakan kelompok porifera yang kerangka tubuhya tersusun oleh
serabut spons. Umumnya hidup di laut dalam maupun dangkal, namun adapula yang hidup di
air tawar. Demospongiae merupakan satu-satunya kelas porifera yang anggotanya ada yang
hidup di air tawar. Demospongiae merupakan kelas terbesar porifera, 90% dari seluruh
porifera merupakan kelas ini. Struktur Tubuh semua Demospongiae merupakan tipe Leukon
(Rhagon). Ukuran tubuhnya mencapai lebih dari 1 m, dan warnanya cerah. Contoh hewan
yang termasuk kelas ini adalah hipposongia.
A. Ciri-Ciri Coelenterata
Coelenterata memiliki ciri khas dengan karasteristik dari hewan seluruh hewan coelenterata.
Ciri-ciri coelenterata umum adalah sebagai berikut...
Multiseluler, dan radial simetris (memotong bidang melalui pusat menciptakan segmen
identik, mereka memiliki bagian atas dan bawah tapi tidak ada sisi)
Lapisan tubuh coelenterata terdri dari jaringan luar (eksoderm), jaringan dalam
(endoderm), serta sistem otot yang membujur dan menyilang (mesoglea)
Memiliki knidoblast, yaitu sel eksoderm yang berisi racun yang berduri disebut dengan
nematocyt.
Hidup di air tawar, air laut, secara solider (melekat pada dasar perairan) dan berkoloni.
Tidak memiliki otak, namun hanya impuls saraf yang berjalan melalui tubuh mereka dan
dapat mendeteki sinyal di lingkungannya.
"Ubur-Ubur"
1. Hydrozoa: Hydrozoa berasal dari bahasa yunani, dari kata hydro yang berarti air, dan zoon
yang berarti hewan. Hydrozoa merupakan hewan yang sebagian besar hidup di laut dan terdapat
sebagian dari spesiesnya hidup di air tawar. Hydrzoa hidup sebagai polip, medusa, atau
keduanya. Gastrodermis Hydrozoa tidak mengandung nematosista.
Polip hidup secara soliter atau berkoloni. Pada saat polip soliter hydra membentuk tunas yang
telah memiliki mulut dan tentakel yang akan lepas dari induknya. Namun pada polik yang
berkoloni seperti Obelia, tunas-tunas tetap menempel pada induknya dan saling berhubungan,
disebut dengan koloni hidroid. Koloni hidroid menetap pada suatu tempat dengan hidroriza, yaitu
percabangan horisontal (mirip akar) yang tertanam di dalam substrak.
Hydrozoa mempunyai dua macam alat indra, yaitu oseli sebagai pengindra cahaya dan statosista
sebagai alat keseimbangan. Sebagian medusa menunjukkan gerak fototaksis negatif (menjauhi
sinar), namun ada juga yang fototaksis positif (mendekati sinar). Contohnya Hydrozoa adalah
Obelia, Hydra, dan Physalia.
Kesimpulan, Ciri-Ciri Hydrozoa adalah sebagai berikut...
Memiliki bentuk seperti silinder dan dapat bergerak di bebatuan dalam menangkap
makanan.
2. Scyphozoa:
Istilah Scyphozoa berasal dari bahasa Yunani, dari kata skyphos yang berarti mangkuk, dan zoon
yang berarti hewan. Scyphozoa merupakan hewan yang hidup di laut dan sebagai ubur-ubur
sejati, karena medusa memiliki bentuk dominan dalam siklus hidupnya. Umumnya medusa
berenang secara bebas, dengan membentuk seperti payung dengan ukuran diamater sekitar 2-40
cm, sampai ada juga yang mencapai 2 m. Medua memiliki warna yang menarik, misalnya jingga,
kecoklatan, kesumba. Ordo Stauromedusae (Lucernariida) mempunyai medua yang bertangkai
pada bagian aboral dan sesil atau menempel pada ganggang dan juga benda lainnya. Terdapat
Scyphozoa tidak mepunyai bentuk polip, seperti atolla, dan pelagia. Namun terdapat juga yang
memiliki benuk polik, tetapi dengan ukuran kecil berupa skifistoma. contohnya pada aurelia.
Scyphozoa umumnya diesis dan gonad terdapat di gastrodermis. Sel telur atau sperma masuk ke
dalam rongga gastrovaskuler dan dikeluarkan melalui mulut. Fertilisasi dapat terjadi secara
eksternal di air luat atau di koral. Contoh Scyphozoa adalah Aurlia, Cyanea, Perphylla
Chrysaora, dan Rhizostoma.
Kesimpulan, Ciri-Ciri Scyphozoa adalah sebagai berikut...
Memiliki ukuran yang besar dan terdapat banyak di pantai seperti ubur-ubur dan hidup di
laut
Pada sekitar mulut, terdapat empat lengan dengan terdapat nematokist yang berfungsi
melemahkan mangsa.
3. Anthozoa:
Istilah anthozoa berasal dari bahasa Yunani, dari kata anthos yang
berarti bunga, dan zoon yang berarti hewan. Anthozoa merupakan hewan laut yang memiliki
bentuk mirip bunga. Anthozoa hidup sebagai polip soliter atau berkoloni dan tidak mempunyai
bentuk medusa. Terdapat anthozoa yang membentuk rangka dalam atau rangka luar dari zat
kapur, namun ada juga yang tidak membentuk rangka. Rongga gastrovaskuler pada Anthozoa
bersekat-sekat dan mengandung nematosista. Gonat ada di gastrodermis. Anthozoa memiliki
6.100 spesies diantaranya sebagai berikut...
Acropor, Fungia, Astrangia, mempunyi rangkai luar dari zat kapur yang disebut dengan
karang batu.
Cerianthus, polip dengan bentuk mirip anemon panjang yang bertentakel banyak dengan
dibungkus oleh selubung dari lendir dan pasir yang mengeras.
Antipathes, koral hitam, rangka tersusun dari zat tanduk, dan memiliki bentuk seperti
ranting tumbuhan yang bercabang-cabang dengan warna hitama
Tidak memiliki bentuk medusa dan ada jua yang berbentuk polip namun sangat langka
4. Cubozoa: Dulu, Cobozoa terdapat dalam golongan Scyphozoa, namun setelah ditemukan
perbedaan yang mendasar. Kemudian dijadikan kelas tersendiri. Perbedaan tersebut adalah
Cubozoa mengalami metamorfosis lengkap dari polip hingga ke medusa payung (ytubuh)
berbentuk kotak, dan memiliki lensa mata yang kompleks. Cubozoa merupakan ubur-ubur sejati.
Medua memiliki bentuk lonceng dengan empat sisi yang datar, sehingga menyerupai bentuk
kubus. Memiliki tinggi lonceng mencapai 17 cm dengan jumlah tentakel 4 buah atau empat
rumpun yang panjangnya mencapai 2 m. Cubozoa dapat berenang cepat secara horisontal dengan
bagian aboral sebagai anteriornya. Habitat Cubozoa di laut tropis dan subtropis dengan makanan
utamanya adalah ikan. Sebagian cubozoa berdampak buruk bagi perenang karena sengatan
nematosistanya dapat menyebabkan luka yang sulit disembukan, sampai menyebabkan kematian
dalam waktu 3-20 menit. Contohnya pada Chironex fleckeri (sea waspas) di perairan IndoPasifik.
Kesimpulan, Ciri-Ciri Cubozoa adalah sebagai berikut...
Reproduksi Coelenterata
Cara reproduksi coelentera (cnidaria) adalah dengan cara vegetatif dan generatif. Vegetatif
adalah membentuk tunas dan polip. Sedangkan secara generatif adalah persamaan sel telur dan
sel jantan pada bagian medusa.
D. CIRI-CIRI PLATYHELMINTES
Merupakan cacing berbentuk pipih yang tubuhnya simetri bilateral dan tidak
berongga(Aselomata)
Tubuhnya terdiri atas 3 lapisan (Triploblastik) yaitu lapisan luar (Ektoderm), Lapisan
tengah (Mesoderm) dan lapisan dalam (Endoderm).
Memiliki sistem saraf dengan dua saluran ganglion dengan otak sebagai pusatnya
E. KLASIFIKASI PLATYHELMINTHES
1. Kelas Turbellaria
TURBELLARIA
Turbellaria merupakan kelompok platyhelminthes yang dapat bergerak dengan menggetarkan
bulu getarnya. Cacing pipih jenis ini hidup secara bebas (bukan parasit) dan tidak memiliki alat
hisap. Tempat hidupnya di air atau tempat lembab, dan tidak hidup pada tempat yang terkena
cahaya matahari langsung. Salah satu hewan jenis ini yang sangat dikenal adalah planaria, kami
akan berusaha menjelaskan kelas ini dengan mencontohkan planaria.
Tubuh Planaria memiliki panjang 1 2 cm. Planaria memakan protista dan hewan kecil lainnya,
planaria memakan mangsanya dengan menggunakan faring. Setelah ditangkap, makanan akan
dipecah dan didorong masuk ke lambung oleh faring. Umumnya hewan jenis ini melakukan
reproduksi secara seksual. Warna tubuhnya gelap dan pada bagian kepala terdapat bintik mata
untuk membedakan keadaan gelap dan terang. Mulutnya terdapat di permukaan ventral juga bisa
di tengah tubuh. Pada mulut terdapat struktur seperti taring yang disebut probosis, probosis
berfungsi untuk menangkap mangsa. Turbellaria mampu beregenerasi dengan cara memotong
tubuh, dan daya regenerasi ini sangat baik.
2. Kelas Trematoda (Cacing Hisap)
TREMATODA
Tremotoda merupakan kelompok platyhelminthes yang memiliki alat hisap dan alat kait untuk
menempelkan diri pada inangnya. Trematoda merupakan platyhelminthes yang hidupnya parasit.
Tubuh bagian luarnya ditutupi oleh kutikula yang berfungsi agar tubuhnya tidak tercerna oleh sel
tubuh inangya. Hewan jenis ini tidak memiliki silia pada permukaan luar tubuh. Makanan dari
trematoda merupakan cairan atau jaringan tubuh inangnya. Dinding tubuhnya memiliki otot dan
saraf. Contoh hewan ini adalah cacing hati.
3. Kelas Cestoda (Cacing Pita)
CESTODA
Cestoda merupakan kelompok platyhelminthes yang berbentuk seperti pita dan bersifat parasit.
Pada bagian kepala hewan ini terdapat kait yang berfungsi untuk mengaitkan tubuhnya pada usus
inang. Kepala cacing pita disebut skoleks dan bagian di bawah kepala disebut strobilus. Bagian
Strobilus berfungsi untuk membentuk progtolid pada hewan ini. Progtolid merupakan bagian
tubuh yang akan menjadi individu baru nantinya. Cestoda terus membentuk progtolid dan
semakin ke ujung progtolid tersebut semakin besar dan semakin matang. Selama siklus hidupnya
mereka dapat melibatkan lebih dari satu inang. Cacing pita dapat ditularkan ke manusia melalui
daging babi atau sapi terinfeksi yang tidak dimasak dengan matang.
D. CIRI-CIRI NEMATHELMINTHES
Setelah penjelasan diatas, maka kita dapatkan ciri-ciri nemathelminthes yaitu:
Merupakan cacing dengan tubuh bulat panjang seperti benang dengan kedua ujung tubuh
yang runcing
Memiliki tiga lapisan tubuh (Triploblastik) yaitu lapisan tubuh luar (ektoderm), tengan
(mesoderm), dan lapisan tubuh dalam (Endoderm).
Tubuhnya memiliki rongga, namun bukan rongga tubuh sejati sehingga rongga ini
disebut Pseudoaselomata.
Kulitnya halus, licin, tidak berwarna dan dilapisi oleh kutikula yang berfungsi
melindunginya dari enzim pencernaan inang.
Belum memiliki sistem sirkulasi dan sistem respirasi (pernapasan). Sistem saraf
merupakan saraf cincin.
E. KLASIFIKASI NEMATHELMINTHES
1. Kelas Nematoda (Aschelminthes)
NEMATODA
Nematoda merupakan cacing benang yang umumnya berukuran miksroskopis. Kata Nematoda
berasal dari bahasa yunani, Nema artinya benang, dan toda artinya bentuk. Hal ini karena
nematoda memiliki tubuh silindris dengan kedua ujung yang runcing sehingga disebut cacing
benang. Mereka telah memiliki sistem pencernaan yang lengkap dengan faring berkembang
denga cukup baik. Dinding tubuhnya tersusun atas tiga lapisan (triploblastik), yaitu lapisan luar,
tengah, dan dalam dan tubuhnya telah memiliki rongga tubuh pseudoaselomata. Sistem eksresi
merupakan jalur tabung pengeluaran yang akan membuang limbah melalui rongga tubuh.
Nematoda dapat hidup bebas di perairan atau daratan, adajuga yang hidup parasit dalam tubuh
manusia, hewan dan tumbuhan. Saat ini Nematoda masih merupakan masalah yang besar bagi
kesehatan manusia, hewan ternak, dan tumbuhan yang sangat merugikan. Nematoda merupakan
hewan yang banyak terdapat di air dan tanah, sehingga tidak jarang menimbulkan infeksi pada
manusia, apalagi bagi mereka yang tidak menjaga kebersihan dengan baik. Contohnya adalah
Ascaris Lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator Americanus, dll.
2. Kelas Nematophora
NEMATOPHORA
Nematophora merupakan cacing yang berbentuk bulat dengan kedua ujung yang runcing
menyerupai bentuk rambut sehingga sering disebut cacing rambut. Tubuhnya dilapisi oleh
kutikula yang polos yang tidak bercicin. Dalam keadaan larva mereka hidup parasit dalam tubuh
manusia atau artrophoda, ketika dewasa mereka akan hidup bebas di perairan atau daratan.
Contohnya adalah Nectonema sp
Pengertian Annelida, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi & Peranan| Annelida
adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti susunan cincin, gelang-gelang atau ruasruas. Istilah kata Annelida berasal dari bahasa Yunani dari kata annulus yang berarti cincin, dan
oidos yang berarti bentuk. Annelida merupakan cacing dengan tubuh bersegmen, tripoblastik
dengan rongga tubuh sejati (hewan selomata) dan bernapas melalui kulitnya. Terdapat sekitar
15.000 spesies annelida dengan panjang tubuh mulai dari 1 mm-3 m. Filum Annelida hidup di air
tawar, air laut, dan di tanah. Umumnya annelida hidup secara bebas, meskipun ada yang bersifat
parasit.
Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan cincin) dan memiliki otot.
Sistem saraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga tali.
Sistem peredaran darah annelida adalah tertutup dengan tersusun dari pembuluh darah
yang mempunyai hemoglobin
Sifat kelamin annelida adalah hermaprodit, jadi reproduksi secara generatif dengan cara
konjugasi, dan secara vegetatif dengan fragmentasi/ generasi (mempunyai daya
regenerasi yang tinggi)
Sistem peredaran darah: Annelida memiliki sistem peredaran darah tertutup dan pada
pembuluh darah mengandung hemoglobin, sehingga darah berwarna merah. Fungsi
pembuluh darah annelida adalah menghantarkan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh. Di
bagian kulit, terdapat sejumlah pembuluh darah kecil, karena bernafas melalui kulit
Sistem pencernaan: Annelida memiliki sistem pencernaan lengkap yang teridir dari
mulut, faring, esofagus, usus, dan anus.
Sistem ekskresi: Annelida memiliki organ ekskresi berupa nefridia (organ ekskresi yang
merupakan saluran), nefrostom (corong bersilia dalam tubuh), dan nefrotor (pori tubuh
tempat kotoran keluar). Setiap segmen memiliki organ ekskresinya masing-masing.
D. Klasifikasi Annelida
a. PolyChaeta
PolyChaeta merupakan kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu Poli
yang berarti banyak, dan Chaeta berarti rambut. Sehingga PolyChaeta adalah kelas dengan
rambut paling banyak di filum Annelida. PolyChaeta memiliki bagian tubuh yang terdiri dari
kepala, mata, dan sensor palpus. Sedangkan hidup PolyChaeta hidup di air. PolyChaeta
mempunyai tubuh bersegmen dengan struktur mirip daging yang bentuknya mirip dayung, hal ini
disebut Parapodia (tunggal =parapodium). Berfungsi sebagai alat gerak. Sebagian besar dari
PolyChaeta, memiliki Parapodia berfungsi sebagai insang karena terdapat pembuluh darah halus.
Di setiap parapodium terdapat rambut halus yang sifatnya kaku yang biasanya disebut seta,
rambut dilapisi kutikula sehingga licin. Umumnya ukuran tubuh PolyChaeta adalah 5-10 cm.
Eunice viridis (Cacing Palolo), sebagai bahan makanan (mengandung protein tinggi)
Lysidice oele (Cacing Wawo), sebagai bahan makanan (mengandung protein tinggi)
Arenicola sp,
Ciri-Ciri PolyChaeta
Berambut banyak
Memiliki panjang tubuh sekitar 5-10 cm, dengan diameter 2-10 mm.
b. OligoChaeta
OligoChaeta berasal dari bahasa Yunani dari kata Oligo yang berarti sedikit, dan Chaeta yang
berarti rambut. Kelas OligoChaeta merupakan kelas filum Annelida yang mempunya sedikit
rambut. Banyak anggota dari OligoChaeta yang hidup di dalam tanah atau tempat lembab, tetapi
ada juga yang hidup di air. Karena mempunyai sedikit rambut seta dan tidak mempunyai
parapodia, sehingga kepalanya kecil, tidak memiliki alat peraba, dan tidak memiliki bintik mata.
Pada lapisan kulit terdapat bagian saraf dengan fungsi untuk menerima rangsangan.
OligoChaeta bersifat hermaprodit/monoceus dengan perkembangbiakan secara generatif dengan
perkawinan, dan secara vegetatif dengan regenerasi. Terdapat Kitellum (Selzadel) yang berfungsi
sebagai alat reproduksi. Pada ruas 9-11 terdapat receptaculum seminis yang berfungsi sebagai
penampung sel-sel spermatozoa.
Ciri-Ciri OligoChaeta
Hermafrodit
c.
Hirudenia
Hirudenia merupakan kelas filum Annelida yang tidak memiliki seta (rambut) dan tidak memiliki
parapodium di tubuhnya. Tubuh Hirudinea yang pipih dengan ujung depan serta di bagian
belakang sedikit runcing. Di segmen awal dan akhir terdapat alat penghisap yang berfungsi
dalam bergerak dan menempel. Gabungan dari alat penghisap dan kontraksi serta relaksasi otot
adalah mekanisme pergerakan dari Hirudinea. Kebanyakan dari Hirudinea merupakan
ekstoparasit yang sering didapati di permukaan luar inangnya. Ukuran Hirudinea beragam dari 130
cm.
Hirudinea hidup pada inangnya untuk menghisap darah dengan cara menempel. Sebagian mereka
membuat luka pada permukaan tubuh inang sehingga dapat menghisap darahnya, sedangkan
sebagian lain mensekresikan suatu enzim yang dapat melubangi kulit, dan jika itu terjadi maka
waktunya mensekresikan zat anti pembeku darah, kebanyakan tidak terasa saat kelas ini
menempel pada inangnya karena ia menghasilkan suatu zat anastesi yang dapat menghilangkan
rasa sakit. Jenis ini dikenal dengan sebutan lintah.
Heaemodipso zeylanice (Pacet), hidup di darat, tempel lembab, dan menempel pada daun
Ciri-Ciri Hirudenia
A. Pengertian Mollusca
Moluska berasal dari bahasa latin: molluscus yang artinya lunak. Moluska
adalah hewan triploblastik slomata yang bertubuh lunak. Mollusca hidup di laut, air
tawar, payau, dan darat. Beberapa Mollusca memiliki cangkang. Filum Mollusca
merupakan filum terbesar kedua setelah Artropoda.
B. Ciri-Ciri Mollusca
Ciri-Ciri:
1. Ukuran dan bentuk tubuh Mollusca bervariasi.
2. Bertubuh lunak dan tidak beruas-ruas.
3. Hewan triplobastik selomata.
4. Tidak mempunyai tulang belakang
5. Hidup di air dan di darat
6 Memiliki cincin syaraf yang merupakan sistem syaraf
7. Organ ekskresi berupa nefridia
8. Memiliki radula (lidah bergigi).
9. Hewan Heterotof
10. Bereproduksi secar seksual
11. Struktur tubuhnya simetri bilateral
12. Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mineral.
C. Struktur Tubuh Mollusca
2. Massa Viseral
Di dalam Massa Viseral terdapat organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Massa Viseral dilindungi oleh mantel.
3. Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi Massa Viseral. Mantel
membentuk rongga mantel, yang isinya adalah tempat lubang insang, lubang
ekskresi, dan anus.
Sistem syaraf mollusca terdiri dari cincin syaraf yang mengelilingi esofagus.
Sistem pencernaan Mollusca terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.
D. Klasifikasi Mollusca
1. Amphineura
Amphineura merupakan jenis Mollusca yang masih primitif. Amphineura
memiliki tubuh simteri bilateral. Memiliki beberapa insang di dalam rongga
mantelnya. Hidup di sekitar panta. Contoh: Chiton.
Chiton
2. Scaphopoda
Scaphopoda hidup di laut atu di pantai, memiliki cangkang yang tajam,
berbentuk seperti terompet, memiliki kaki kecil, di kepalanya terdapat beberapa
tentakel, dan tidak memiliki insang. Contoh: Dentalium Vulgare.
Dentalium Vulgare
3. Gastropoda
Gastropoda adalah hewan yang menggunakan perutnya sebagai kaki.
Hidupnya di darat, air tawar, maupun di laut. Umumnya Gastropoda memiliki
cangkang. Contoh: Siput.
Siput
4. Cephalopoda
Cephalopoda menggunakan kepalanya sebagai alat gerak. Mempunyai
endoskeleton, eksoskeleton, atau tanpa keduanya. Tubuhnya simetri bilateral.
Tubuhnya terdiri dari kepala, leher, dan badan. Contoh: Cumi-Cumi
Cumi-Cumi
5. Pelecypoda (Bilvalvia)
Pelecypoda memiliki bentuk kaki seperti kapak yang terletak di
anterior. Bilvalvia adalah hewan bercangkang yang terdiri atas dua bagian.
Memiliki sistem saraf dan otak yang berkembang baik. Hidup di air tawar dan
laut. Contoh: Meleagrina (kerang mutiara), Anadonta (kijing), Ostrea (tiram),
Panope Generosa (kerang raksasa)
A. Pengertian Arthropoda
Arthropoda berasal dari bahasa latin: Arthra artinya ruas, buku, segmen,
dan Podos artinya kaki yang berarti merupakan hewan yang memiliki kaki beruas,
berbuku, atau bersegmen. Tubuh Arthropoda merupakan simetri bilateral dan
tripoblastik selomata.
B. Ciri-Ciri Arthropoda
1. Memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu tubuh bersegmen (ruas), rangka luar
(eksoskeleton) yang keras, dan ekor.
2. Tubuh dibungkus oleh kutikula sebagai rangka luar yang terbuat dari protein dan
kitin.
3. Esoskleten bersifat kaku dan keras dan dapat mengalami pergantian pada kurun
waktu tertentu yang disebut eksidisis.
4. Ukuran tubuh bervariasi.
5. Bentuk tubuh simetris bilateral.
6. Sifat hidup: parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas.
7. Alat pernapasan: Trakea, insang, dan paru-paru (berbuku)
8. Alat pencernaan lengkap (mulut, kerongkongan, usus, dan anus)
9. Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
10. Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena
11. Hidup di darat, air tawar dan laut.
12. Sistem peredaran darah terbuka, darah tidak memilikik hemoglobin.
C. Klasifikasi Arthropoda
Contoh Myriapoda
Diklasifikasikan lagi menjadi dua, yaitu Chilopoda (Scolopendra subspinipes
(lipan)) dan Diplopoda (Julus teristris (luwing)), Myriapoda memiliki peran dalam
penguraian sampah organik.
3. Arachnoidea
Ciri-ciri:
a. Tubuh terdiri dari Andomen dan sefalotoraks.
b. Memiliki enam pasan anggota gerak.
c. Hidup di darat maupun di dalam air.
d. Jumlah matanya bervariasi
e. Bernafas dengan paru-paru buku atau trakea atau dengan keduanya
Contoh Arachnoidea
Contoh Insecta
Bergerak dengan menggunakan kaki ambulakral, yaitu kaki tabung yang memiliki lubang
lubang kecil berfungsi untuk menghisap
Bentuk Tubuh Echinodermata Simetri Radial, sedangkan bentuk tubuh larvanya simetri
lateral
F. KLASIFIKASI ECHINODERMATA
Berdasarkan bentuk tubuhnya, Echinodermata dikelompokkan ke dalam lima kelas, yaitu :
1. Kelas Archoidea
Archoidea merupakan hewan berbentuk bintang yang biasa disebut bintang laut. Asteroida
banyak ditemukan di laut pantai. Asteroidea merupakan kelas filum echinodermata yang
memiliki spesies terbanyak, yaitu sekitar 1.600 spesies. Archoidea memiliki bagian tubuh oral
(Bagian tubuh dengan mulut) dan bagian aboral (Bagian tubuh dengan anus).
Kelas ini memiliki sistem ambulakral yang terdiri dari pembuluh darah air (jaringan hidrolik)
yang akan membentuk kaki / lengan. Bagian Kaki/lengan berfungsi sebagai alat gerak, untuk
menempel, dan untuk menemukan makanan. Di ujung kaki ini terdapat bintik mata yang dapat
membedakan antara terang dan gelap. Bintang laut umumnya memiliki duri yang tumpul dan
pendek. Disekeliling duri terdapat duri kecil termodifikasi yang dinamakan pedicelaria, bagian
ini berfungsi untuk menangkap makanan dan melindungi tubuh dari kotoran. Pada bagian dekat
anus terdapat lubang air yang disebut medreporit. Archoidea memiliki saluran cincin yang
terletak di pusat tubuh, serta saluran radial yang merupakan cabang saluran cincin di bagian
lengan.
2. Kelas Echinoidea
merupakan kelompok paling primitif dari filum echinodermata. Hewan ini hidup di pantai
sampai dengan kedalaman laut 3.500 meter di bawah permukaan laut. Tubuhnya tidak memiliki
duri, dan apabila memiliki tangkai disebut lilia laut (Apabila bertangkai ia akan menempel pada
dasar laut dengan sirri, yaitu bagian ujung tangkai yang memiliki zat tanduk), sedangkan yang
tidak memiliki tangkai disebut bintang laut berbulu.
Pada bagian dasar tubuh (kaliks) jenis ini terdapat sisi oral (mulut) dan sisi anus sedangkan
lengannya berjumlah banyak mengelilingi bagian kaliks tersebut. Biasanya jumlah lengan
Crinoidea merupakan kelipatan lima dan memiliki cabang yang disebut pinula. Pada sisi oral
terdapat celah bersilia yang disebut celah ambulakral. Celah ini berfungsi untuk menangkap
makanan, yaitu cairan, zooplankton, atau partikel lainnya yang tersebar di air laut.
4. Kelas Ophiuroidea
Holothuroidea adalah kelas filum Echinodermata yang memiliki tubuh bulat memanjang dari
permukaan oral ke permukaan aboral. Tubuhnya terlihat seperti bentuk buah timun sehingga
sering disebut timun laut. Namun konsistensi tubuhnya agak berbeda dengan kelas lain, hewan
ini memiliki tubuh yang lunak dan halus, ia digolongkan ke dalam Echinodermata karena
memiliki bagian tubuh kelipatan lima dan memilii sistem ambulakral. Mentimun laut memiliki
tentakel pada bagian oral berjumlah 10 30 buah. Pada tubuhnya terdapat kaki ambulakral yang
berfungsi untuk bergerak dan bernapas. Pergerakan dilakukan dengan kontraksi otot yan tedapat
pada tubuhnya. Hewan ini ada yang hermfrodit (Memiliki 2 kelamin dalam satu tubuh) adapula
yang genokhoris (1 kelamin 1 individu). Fertilisasinya terjadi di air laut yang kemudian akan
berkembang menjadi larva aurekularia. Makannya adalah plankton atau zat organik di dalam
laut. Ia melindungi diri dari mangsanya dengan memuntahkan organ dalam tubuhnya, sehingga
mangsa tersebut akan memakan organ itu. Kemudian mentimun laut dapat membentuk kembali
organ yang dimuntahkan tadi.