Anda di halaman 1dari 6

STUDI INTEGRASI DISTRIBUTED

GENERATION PADA SALURAN DISTRIBUSI


PLN DI KRUENG RAYA
Renno Kamal Putra1, Hafidh Hasan2, Ramdhan Halid Siregar3
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdurrauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
rennokamalputra@gmail.com
hafidh.hasan@unsyiah.ac.id
ramdhan@unsyiah.ac.id

Abstrak
Distributed
generation/pembangkit
tersebar
merupakan pembangkit tersebar yang alternatif untuk
memenuhi kebutuhan listrik. Perkembangan distributed
generation terus mengalami peningkatan di Indonesia.
Perkembangan distributed generation bertujuan untuk
memperbaiki rugi-rugi, profil tegangan, dan kualitas daya yang
baik terhadap sistem jaringan distribusi PLN yang
penginstalasiannya dekat dengan beban. Pembangkit yang
digunakan sebagai distributed generation adalah PLTH
(PLTS&PLTB) yang berkapasitas 250 kW yang terletak di
Krueng Raya, Aceh. Penelitian yang dibahas pada tugas akhir
ini yaitu bagaimana pengaruh distributed generation terhadap
sistem jaringan PLN di daerah Krueng Raya. Simulasi ini
menganalisis profil tegangan dan rugi-rugi saluran. Simulasi
yang dilakukan menggunakan simulasi ETAP yang
menggunakan metode aliran daya fast-decoupled. Hasil yang
didapat ialah dapat menaikkan profil tegangan sebesar 0.148
kV dan mengurangi rugi-rugi saluran sebesar 57% dari
sebelumya. Melalui simulasi ini, dapat meningkatkan dampak
positif terhadap sistem distribusi PLN setelah pemasangan
distributed generation di penyulang Krueng Raya.
Kata Kunci distributed generation, sistem distribusi,
PLTH.

I. PENDAHULUAN
Energi listrik adalah salah satu kebutuhan yang sangat
dibutuhkan manusia. Laju pertumbuhan penduduk serta
peningkatan era globalisai yang terus meningkat berbanding
lurus dengan peningkatan kebutuhan energi setiap tahun.
Kehandalan energi listrik yang dimiliki perusahaan milik
negara belum terpenuhi hingga sampai ke konsumen
(pengguna).
Distributed Generation merupakan pembangkit kecil yang
tersebar yang alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik
[1]. Banyak negara-negara maju yang telah mengaplikasikan
Distributed Generation sebagai cara untuk memenuhi
kebutuhan listrik.
Penelitian yang akan dilakukan yaitu Studi integrasi
Distributed Generation (DG) terhadap sistem distribusi PLN
di daerah Krueng Raya. PLTH yang terdapat di daerah
tersebut akan dimanfaatkan sebagai sumber.

Distributed Generation yang akan disalurkan menuju


saluran jaringan distribusi. Tujuan penelitian ini yaitu
melihat dampak yang terjadi pada profil tegangan dan rugirugi daya yang dibutuhkan di daerah tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Distributed Generation
Pembangkitan terdistribusi (distributed generation) adalah
sistem pembangkitan listrik dari banyak sumber-sumber
energi kecil yang tersebar [1]. Kelebihan sistem ini
dibanding sistem kelistrikan yang terpusat adalah dapat
beroperasi secara independen, tidak memerlukan wilayah
pengoperasian yang besar dan rumit, jaringan transmisi
pendek dan dapat menggunakan sumber energi
pembangkitan yang bersesuaian dengan kawasan yang akan
dilistriki. Pembangkitan terdistribusi dapat mengurangkan
rugi-rugi energi pada transmisi listrik karena pemasangannya
dekat dengan pengguna dan dapat mengurangkan jumlah
daya yang harus dibangkitkan [2] [3]. Karakteristik DG ialah
skala kecil biasanya antara 50 kW sampai 100 MW,
terdistribusi dan dekat dengan pusat beban (closed to load),
interkoneksi dengan sistem distribusi, membatasi
pembangunan jaringan transmisi dan memiliki aliran daya
satu arah [4].
B. Sistem Tenaga Listrik
Sistem tenaga listrik dapat dikatakan terdiri dari tiga
bagian utama, yaitu [5]:
1. Pembangkitan tenaga listrik
2. Penyaluran tenaga listrik (Transimisi)
3. Distribusi tenaga listrik

Sistem tenaga listrik modern merupakan sistem yang


komplek terdiri dari pusat pembangkit, saluran transmisi dan
jaringan distribusi yang berfungsi untuk menyalurkan daya
dari pusat pembangkit ke pusat-pusat beban. Untuk
memenuhi tujuan operasi sistem tenaga listrik, ketiga bagian
yaitu pembangkit, penyaluran dan distribusi tersebut satu
dengan yang lainnya tidak bisa terputus. Seperti pada
gambar berikut.

Pembangkit listrik tenaga hibrid merupakan sistem


pembangkit yang dapat diterapkan pada daerah yang sukar
dijangkau oleh sistem pembangkit yang besar seperti PLN.
Pembangkit hibrid memanfaatkan renewable energy sebagai
sumber utama (primer) yang dikombinasikan dengan satu
sumber energi maupun lebih sebagai sumber cadangan
(sekunder) [6]. Pembangkit ini memanfaatkan renewable
energy yang digunakan dari energi matahari dan angin.

Gambar 2.2 skema PLTH terhadap jaringan distribusi


Gambar 2.1 Sistem penyaluran tenaga listrik
Jaringan distribusi merupakan salah satu bagian dari suatu
sistem tenaga listrik yang terletak paling dekat dengan
pelanggan (beban). Jaringan distribusi berfungsi untuk
menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk ke pelanggan.
Tegangan untuk jaringan distribusi dapat dibagi
menjadi beberapa jenis, antara lain:
1.

Tegangan Menengah (TM)

Tegangan menengah adalah tegangan dengan rentang 130 kV. Indonesia menggunakan tegangan menengah sebesar
20 kV. Tegangan menengah digunakan untuk penyaluran
energi listrik dari GI menuju gardu-gardu distribusi atau
langsung terhadap pelanggan.
2.

D. Studi Aliran Daya


Studi aliran daya merupakan bagian yang sangat penting
dalam perencanaan sistem tenaga listrik [7]. Beberapa
metode telah dikembangkan dalam studi aliran daya seperti
metode Gauss-seidel, metode Newton-raphson, dan metode
Fast-decoupled.
Tujuan utama dari studi aliran daya adalah [8] [9] [10]:
Untuk mengetahui besar tegangan dan sudut
tegangan pada setiap bus.
Untuk mengetahui daya aktif dan reaktif di
pembangkit dan yang mengalir pada setiap
saluran.
Maka dari itu studi aliran daya diperlukan proses
perhitungan yang sistematis melalui model jaringan dan
persamaan aliran daya. Berdasarkan hukum kirchoff untuk
arus, maka besar arus, maka besar arus yang masuk dan
keluar dari suatu titik simpul sama dengan nol [11] [12].

Tegangan Rendah (TR)

Tegangan rendah adalah tegangan dengan nilai kurang


dari 1 kV yang digunakan untuk penyaluran dari gardu
distribusi menuju pelanggan tegangan rendah. Sistem
penyaluran menggunakan sistem tiga fasa empat kawat yang
dilengkapi netral. Indonesia sendiri menggunakan tegangan
rendah 380/220 V dimana tegangan 380 V merupakan besar
tegangan antar fasa dan tegangan 220 V merupakan tegangan
fasa-netral.
Pemodelan pada jaringan distribusi memiliki beberapa
macam pemodelan jaringan, yaitu:
Jaringan radial
Jaringan hantaran penghubung (Tie

C. PLTH

line)
Jaringan lingkaran (Loop)
Jaringan spindle

Gambar 2.3 tipikal bus dalam sistem tenaga


Dari gambar diatas dapat diperoleh persamaan:
n

j=0

j1

I 1 =V i y ij yij V j j i .. (1)
Daya aktif dan reaktif pada saluran adalah:
Pi+ jQ i=V i I i ...
.... (2)
Atau

Ii =

Pi jQ i
.
V i

.. (3)
Substitusikan persamaan (1) dan (3) maka diperoleh:
n
n
Pi jQ i
=V
y

y ij V j j i .

i
ij
V i
j=0
j=1

.. (4)
Dari persamaan (1) dapat ditulis bentuk polar adalah:
n

I i = |Y ij||V j|ij + j
j=1

(5)
Pensubstistusian daya kompleks pada bus I adalah:
n

Pi jQi=|V i| i |Y ij||V j| ij + i
j=1

(6)
Pisahkan bagian real dam imajiner pada persamaan (6):
n

Pi=|V i||V j||Y ij| cos ( ij i+ j ) .


j=1

. (7)

lebih sedikit. Elemen J1 dan J4 dapat dituliskan sebagai


berikut:

Pi n
2
H ij =
= |V i||V j||V ij| sin ( ij i j )|V i| |Y ii|sin
i j=1
..... (13)

n
Qi
Lij =
=|V i||Y ii|sin ii |V i||V j||Y ij|sin ( ij i+
|V i|
j=1

................. (14)

Q i

|V i|

=|Vi||Yii|sin ii +Q i

. (15)
Maka dari persamaan (10) dapat diformulasikan
kedalam:

P
=B '
|V i|

... (16)

Q
=B left lline V right rline
|V i|

(17)

Q i= |V i||V j||Y ij| sin ( ij i + j) .


j=1

. (8)
Persamaan (7) dan (8) dikembangkan dengan deret taylor
seperti persamaan berikut:

.. (9)
Dalam hal ini bus 1 dinyatakan sebagai slack bus.
Matriks jacobian memberikan perbaningan linear antara
perubahan sudut tegangan, besar tegangan, perubahan daya
aktif, dan daya reaktif. Pada metode fast-decoupled elemen
matriks jacobian pada J2 dan J3 menjadi matriks nol. Maka
dari itu memiliki persamaan sebagai berikut:

[ ][

][ ]

P = J1 0

Q
0 J 4 |V |

(10)

P=J 1 =

[ ]

... (11)

[ ]

Q=J 4 |V |=

Q
|V |
|V |

... (12)
Persamaan (11) dan (12) berubah menjadi 2 persamaan
decoupled yang mana memiliki waktu perhitungan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.2 analisa aliran daya metode fast-decoupled


IV. HASIL DAN ANALISIS
Gambar 3.1 flowchart tahapan penelitian
Data yang digunakan pada simulasi ini adalah simulasi
ETAP 12.6.0. kemudian adapun data pendukung untuk
memasukkan nilai pada simulasi ETAP sebagai berikut:
Data single line diagram penyulang Krueng
Raya.
Data beban penyulang Krueng Raya.
Data transformator penyulang Krueng Raya.
Pemodelan simulasi ini memiliki 2 kondisi yang berbeda
yaitu simulasi aliran daya tanpa penginjeksian DG dan
simulasi aliran daya dengan penginjeksian DG pada
penyulang tersebut. Simulasi aliran daya yang digunakan
kedua kondisi itu menggunakan metode fast-decoupled.
Setelah melakukan simulasi peneliti melihat dampak yang
terjadi pada perubahan profil tegangan dan rugi-rugi saluran.
Berikut adalah flowchart simulasi menggunakan ETAP
serta perhitungan metode fast-decoupled:

Gambar 4.1 one line diagram penyulang Krueng Raya


Gambar diatas merupakan pemodelan dari one line
diagram data PLN Krueng Raya yang dirangkai pada
simulasi ETAP. Penyulang Krueng Raya merupakan saluran
yang terpanjang di Aceh Besar yang memiliki jarak saluran
sekitar 66 KM. Panjang tersebut dimulai dari GH Krueng
Cut hingga Desa Leungah, Aceh Besar. Jumlah trafo yang
dimiliki pada penyulang tersebut berjumlah 37 buah trafo.
Total beban daya yang dimiliki pada penyulang tersebut 678
kVA.
A Perbandingan hasil profil tegangan sebelum dan setelah
penambahan DG

Tabel diatas merupakan hasil simulasi yang dilakukan


menggunakan simulasi ETAP. Keadaan yang terlihat
merupakan hasil tegangan yang didapatkan. Terdapat 2
keadaan pada hasil data tersebut yaitu profil tegangan
sebelum dan sesudah penambahan DG pada setiap bus. Pada
setiap bus memiliki perbaikan tegangan yang baik mulai dari
bus pertama hingga bus terakhir.

perbandingan profil tegangan

V (kV)

19.9
19.8
19.7
19.6
19.5
19.4

perbandingan rugi-rugi saluran

Ploss (kW)

7
6
5
4
3
2
1
0

sebelum DG

setelah DG

Gambar 4.3grafik diagram perbandingan rugi-rugi saluran


sebelum DG

setelah DG

Gambar 4.2 grafik diagram perbandingan profil tegangan


Nilai yang dihasilkan dari simulasi perbandingan tersebut
masih memiliki nilai toleransi yang besar terhadap peraturan
(SPLN No. 1 Tahun 1995) [13]dengan toleransi -10 - 5%.
Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah pemasangan DG
yaitu memiliki nilai yang berdampak positif pada profil
tegangan pada penyulang Krueng Raya.
B Perbandingan hasil rugi-rugi saluran sebelum dan
setelah penambahan DG

Adanya impedansi pada saluran akan dapat


mempengaruhi rugi-rugi pada saluran. Rugi-rugi yang
didapat yaitu rugi pada tiap saluran distribusi. Hal tersebut
akan dapat mempengaruhi kualitas daya pada setiap saluran.
Semangkin panjang saluran maka rugi-rugi saluran
semangkin besar.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan landasan teori, hasil simulasi dan
pembahasan dari tulisan ini maka dapat disimpulkan:
1. Pengaruh profil tegangan dan rugi-rugi daya pada
setiap jaringan dipengaruhi dengan impedansi dan
panjang pada saluran.
2. Interkoneksi PLTH (angin dan matahari) pada
penyulang Krueng Raya dapat memperbaiki nilai
profil tegangan pada titik akhir penyulang sebesar
0.148 kV, dan mengurangi rugi-rugi aktif saluran
sebesar 55 % pada setiap bus. Maka dapat
dikatakan DG memiliki dampak yang baik terhadap
kualitas jaringan di penyulang tersebut.

3.

Perubahan dampak pada DG tergantung terhadap


karakteristik DG yang dibangkitkan terhadap
jaringan.
REFERENSI

[1] V. K. Thomas Ackermann, interaction between


Distributed Generation and Distribution network:
Operation Aspects, IEEE, pp. 1357-1362, 2002.
[2] M. Nizam, Pembangkit listrik terdistribusi (distributed
generation) sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
energi listrik di indonesia, kanika, vol. 7, p. 4, 2008.
[3] E. k. Bawan, Pengaruh interkoneksi Distributed
Generation dalam sistem distribusi tenaga listrik PT.
PLN cabang Manokwari, 2011.
[4] D. Siregar, Studi pemanfaatan Distributed Generation
(DG) pada jaringan distribusi, 2011.
[5] D. Marsudi, Operasi Siatem Tenaga Listrik,
yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
[6] T. C. Wijaya, Studi energi sistem 48 V di pembangkit
listrik hibrid Pandasimo, Bantul, 2014.
[7] H. Basri, Sistem Distribusi Daya Listrik, Jakarta: ISTN,

[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]

1997.
Fitrizawati, pengaruh pemasangan distributed
generation terhadap profil tegangan pada jaringan
distribusi, techno, issn, vol. 13, pp. 12-19.
N. C. Al Ameri Ahmed, simulation approach to
improve power analysis network for integration of
DG, IEEE, pp. 19-24, 2014.
A. Keane, Integration od Distributed Generation,
2007.
H. Saadat, Power System Analysis, milwaukee school
of engineering: WCB/McGraw-Hill.
C. Cekdin, Sistem Tenaga Listrik: Contoh Soal Dan
Penyelesaiannya Menggunakan MATLAB, Yogyakarta,
2010.
P. PLN, pedoman penyambungan pembangkit listrik
energi terbarukan ke sistem distribusi PLN, p.
0357.k/Dir/2014, 2014.
M. ESDM, pedoman pengusahaan pembangkit tenaga
listrik skala kecil tersebar, vol. No 30, p. 1122, 2002.

Anda mungkin juga menyukai