Tugas Akhir Semester Lembaga Kepartaian
Tugas Akhir Semester Lembaga Kepartaian
PENDAHULUAN
kelebihan dan
Apa kelebihan dan kekurangan dari sistem pemilu distrik dan proposional?
BAB II
PEMBAHASAN
Pemilu
Proporsional
merupakan
system
pemilihan
yang
golongan
dalam
masyarakat,
tetapi
kecendrungan
lebih
3 Ibid.
partai politik.
Setiap calon yang terpilih menjadi anggota parlemen merasa dirinya lebih
terikat kepada partai politik yang mencalonkan dan kurang merasakan
mengenal siapa calon legislatifnya. Jika sang calon legislatif menang pemilu,
maka warga kota mudah melihat kinerjanya.6
2. Block Vote
Sistem ini adalah penerapan pluralitas suara dalam distrik dengan lebih dari 1
wakil. Pemilih punya banyak suara sebanding dengan kursi yang harus dipenuhi
di distriknya, juga mereka bebas memilih calon terlepas dari afiliasi partai
politiknya. Mereka boleh menggunakan banyak pilihan atau sedikit pilihan, sesuai
kemauan pemilih sendiri. Block Vote biasa digunakan di negara dengan partai
politik yang lemah atau tidak ada. Tahun 2004, Kepulauan Cayman, Kepulauan
Falkland, Guernsey, Kuwait, Laos, Libanon, Maldives, Palestina, Suriah, Tonga,
dan Tuvalu menggunakan sistem pemilu ini. Sistem ini juga pernah digunakan di
Yordania (1989) Mongolia (1992), dan Filipina serta Thailand hingga tahun 1997.7
3. Two Round System
Two Round System (TRS) adalah sistem mayoritas/pluralitas di mana proses
pemilu tahap 2 akan diadakan jika pemilu tahap 1 tidak ada yang memperoleh
suara mayoritas yang ditentukan sebelumnya (50% + 1). TRS menggunakan
sistem yang sama dengan FPTP (satu distrik satu wakil) atau seperti BV/PBV
(satu distrik banyak wakil). Dalam TRS, calon atau partai yang menerima proporsi
suara tertentu memenangkan pemilu, tanpa harus diadakan putaran ke-2. Putaran
ke-2 hanya diadakan jika suara yang diperoleh pemenang tidak mayoritas. Jika
diadakan putaran kedua, maka sistem TRS ini bervariasi. Sistem yang umum
adalah, mereka yang ikut serta adalah calon-calon dengan suara terbanyak
pertama dan kedua putaran pertama. Ini disebut majority run-off, dan akan
menghasilkan suara mayoritas bulat (50%+1). Sistem lainnya diterapkan di
Perancis, dimana dalam putaran kedua, calon yang boleh ikut adalah yang
memperoleh lebih dari 12,5% suara di putaran pertama. Siapapun yang
6 https://lovenadewi.wordpress.com/mata-kuliah-an/ilmu-politik/sistempemilu/
7 Ibid
10 https://lovenadewi.wordpress.com/mata-kuliah-an/ilmupolitik/sistem-pemilu/
11 Nimatul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia(Jakarta:PT.Raja
Grafindo Persada,2012),hal.295
12 Ibid. Hal 296
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pemilihan proporsinal adalah suatu sistem pemilihan di mana kursi yang
tersedia di parlemen dibagikan kepada partai-partai politik (organisasi peserta
pemilihan umum) sesuai dengan dengan imbangan perolehan suara yang didapat
partai politik/ organisasi peserta pemilihan bersangkutan. Oleh karena itu disebut
juga dengan sistem berimbang. Sedangkan Sistem pemilihan distrik adalah
suatu sistem pemilihan yang wilayah negaranya dibagi atas distrik-distrik
pemilihan yang jumlahnya sama dengan jumlah kursi yang tersedia di parlemen.
Setiap distrik pemilihan hanya memilih satu orang wakil dari calon-calon yang
diajukan oleh masing-masing partai politik/ organisasi peserta pemilihan umum.
Dalam hal ini Indonesia menganut sistem pemilu proporsional terbuka
dilihat dilihat dari pemilu-pemilu yang sebelumnya, tapi juga pernah menerapkan
sistem proporsional tertutup yang dalam hal ini masyarakat atau pemilihnya
memilih partainya saja dan yang memilih wakilnya di DPR ditentukan oleh partai
yang menang.
Baik sistem pemilu distrik ataupun proporsional memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
B. Saran
makalah ini mempunyai banyak kekurangan dan jauhnya dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangatlah penulis harapkan dan rekan pembaca sekalian demi kesempurnaan karya
tulis ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
9
10