KELOMPOK 13
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
1.
1406305094
2.
1406305126
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penerapan good corporate governance saat ini sangat digencar oleh banyak
perusahaan dalam penerapannya. Hal ini disebabkan karena perusahaan dikatakan baik
jika memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Penerapan good corporate governance
menurut KNKG terdiri dari lima prinsip yaitu transparency, accountability,
responsibility, independent, dan fairness.
Dalam perjalanan sebuah perusahaan menerapkan prinsip-prinsip tersebut
dipastikan ada pihak luar yang juga mengawasi perusahaan agar dapat mengungkapkan
laporan keuangan maupun informasi-informasi lainnya agar lebih transparan sesuai
dengan salah satu prinsip-prinsip good corporate governance. Ialah auditor eksternal
yang merupakan salah satu komponen penting perusahaan agar dapat menerapkan
prinsip-prinsip good corporate governance dengan baik. Namun yang perlu diketahui
adalah auditor eksternal harus bersifat independen dan tidak terikat oleh pihak
perusahaan. Oleh karena itu, auditor eksternal memiliki posisi yang sangat strategis
untuk membantu perusahaan dalam menegakkan Good governance dan sekaligus
mendorong peningkatan pelayanan terhadap publik,
Rumusan Masalah
1
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui peran auditor eksternal dalam penerapan good corporate
governance.
2. Untuk mengetahui pembahasan mengenai kasus Enron Corporation dan WorldCom.
1.4
Manfaat Penulisan
1. Mengetahui peran auditor eksternal dalam penerapan good corporate governance.
2. Mengetahui pembahasan mengenai kasus Enron Corporation dan WorldCom.
BAB II
2
PEMBAHASAN
pemilihan
auditor
merupakan
keputusan
penting
dan
harus
c. Memastikan sifat cakupan tugas yang dilaksanakan oleh pemeriksa internal untuk
manajemen dan memastikan apakah manajemen mempertimbangkan rekomendasi
pemeriksaan internal dan bagaimana rekomendasi tersebut dibuktikan.
d. Memastikan bahwa pekerjaan pemeriksaan internal dilaksanakan oleh orang yang
telah menjalani pelatihan yang cukup dan mempunyai keahlian sebagai auditor.
e. Memastikan apakah pekerjaan pemeriksa internal telah secara baik direncanakan,
disupervisi, ditelaah, dan didokumentasikan.
f. Menguji pekerjaan pemeriksa internal, termasuk pengujian kembali item yang telah
diuji sendiri oleh pemeriksa internal, pengujian item yang sama serta observasi dari
prosedur yang diikuti oleh pemeriksa internal.
Tujuan pemeriksaan auditor eksternal adalah untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan.
Laporan Eksternal Auditor berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan, selain itu
berupa management letter, yang berisi pemberitahuan kepada manajemen mengenai
kelemahan dan pengendalian intern beserta saran-saran perbaikannya.
Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik
yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Pemeriksaan ekstern dilakukan secara
sampling, karena waktu yang terbatas dan akan terlalu tinggi audit fee jika pemeriksaan
dilakukan secara rinci. Pemeriksaan ekstern dipimpin oleh (penanggung jawabnya
adalah) seorang akuntan publik yang terdaftar dan mempunyai nomor register (registered
public accountant). Sebelum menyerahkan laporannya, eksternal auditor terlebih dahulu
harus meminta "Surat Pernyataan Klien"(Client Representation Letter). Eksternal Auditor
hanya tertarik pada kesalahan-kesalahan yang material, yang bisa mempengaruhi
kewajaran laporan keuangan.
Ashbaugh dan Warfield (2003) menyatakan bahwa auditor eksternal memainkan
sebuah peran dalam tata kelola perusahaan sebagai alat pengawasan yang penting dalam
proses pelaporan keuangan. Sanda, et al., (2005) dalam Obe (2012) menyebutkan bahwa
tata kelola perusahaan yang baik salah satunya diwujudkan dalam bentuk transparasi
keuangan perusahaan. Tata kelola perusahaan yang baik dapat dilihat dari mekanisme
tata kelola perusahaan yang diterapkan (Good Corporate Governance). Mekanisme tata
kelola perusahaan (Good Corporate Governance) adalah syarat-syarat pelaksanaan
sistem dalam suatu perusahaan dimana berbagai pihak yang berkepentingan terhadap
4
perusahaan tersebut dapat memastikan pihak manajer dan pihak internal perusahaan
lainnya dapat memenuhi kepentingan stakeholders (Sanda, et al., 2005 dalam Obe,
2012).
Dennis dan McConnell (2003) dalam Ferry (2010) membedakan mekanisme
Good Corporate Governance menjadi dua bagian yaitu internal dan eksternal, dimana
mekanisme internal dilakukan oleh dewan direksi perusahaan, dewan komisaris dan
komite audit yang dimiliki oleh perusahaan serta struktur kepemilikan dalam suatu
perusahaan. Sedangkan mekanisme eksternal dari mekanisme tata kelola perusahaan
(Good Corporate Governance) menurut Dennis dan McConnell (2003) adalah lebih
kepada pengaruh dari pasar untuk pengendalian pada perusahaan tersebut dan sistem
hukum yang berlaku.
Dalam hubungan dengan eksternal auditor, perusahaan menetapkan kebijakankebijakan sebagai berikut:
a) RUPS berwenang menunjuk auditor eksternal dari calon yang diajukan oleh komisaris
berdasarkan usulan dari komite audit (apabila ada);
b) Komite Audit (apabila ada) melalui komisaris wajib menyampaikan kepada RUPS
alasan pencalonan tersebut dan besarnya honorarium yang diusulkan untuk auditor
eksternal;
c) Auditor Eksternal harus bebas dari pengaruh komisaris, direksi maupun pihak yang
Auditor
Eksternal
berkepentingan
di perusahaan;
Auditor Internal
Independence
Kemampuan profesional
d) Perusahaan wajib menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang yang
diperlukan sehingga
memungkinkan auditor Lingkup
eksternalPekerjaan
memberikan pendapatnya
Lapangan
tentang kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan
perusahaan dengan standar
Pelaksanaan Kegiatan
Penerapan Standar
Pemeriksaan
laporan keuanganPelaporan
Indonesia.
Manajemen Bagian Audit
Kenneth Lay adalah seseorang yang telah mendirikan Enron, tetapi dia
membangun Enron dengan banyak hutang kepada pihak lain. Dia juga
termasuk orang yang licik karena diam-diam telah menjual saham yang ia
miliki.
2.
Jeffrey Skilling (Mantan Presiden, dan COO). Jeffrey Skilling ini adalah
seorang yang sangat pintar. Ia bersama Andrew Fastow memanipulasi
laporan keuangan Enron. Skilling merekrut Andrew Fastow, seorang ahli
keuangan, untuk bekerja sama membujuk Komisi Bursa Saham dan Surat
Berharga (SEC) AS untuk membolehkan mereka memakai metode menilai
pada harga pasar (mark to market) untuk diberlakukan untuk
perusahaannya.
3.
4.
5.
2.3.2 WorldCom
1. Profil Perusahaan WorldCom
WorldCom merupakan perusahaan penyedia layanan telepon jarak jauh.
Sekitar tahun 1990an, perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap
perusahaan telekomunikasi lain. Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998
pada saat WorldCom mengambil alih perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua
terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang telekomunikasi jarak jauh yang
mengukuhkan posisi Worldcom menjadi operator No. 1 dalam infrastruktur
internet.
2. Kasus WorldCom
Pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai
mengalami kemerosotan yang disebabkan oleh pendapatan yang mengalami
penurunan dan utang yang semakin banyak. Nilai saham juga terus mengalami
penurunan. Melihat kondisi tersebut Bernard Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan
sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor senior memutuskan mengambil
langkah keluar dengan cara mengubah laporan keuangan. Ada dua cara yang
mereka tempuh. Yang pertama, mereka membukukan line cost sebagai
pemasukan, padahal pada kenyataannya merupakan pengeluaran. Kedua, mereka
meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu yang ditulis sebagai akun
pendapatan perusahaan yang tidak teralokasi. Dan dilaporkan sekitar $3,005
milyar telah salah diklasifikasi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $797
juta pada triwulan pertama tahun 2002. Berdasarkan data WorldCom $14,7 milyar
pada tahun 2001 disajikan sebagai biaya. Dengan memindahkan akun beban
kepada akun modal, WorldCom mampu menaikkan pendapatan atau laba.
WorldCom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah,
sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan
sebagai beban investasi. Dalam laporannya pada 25 Juni Worldcom mengakui
bahwa perusahan mengklasifikasikan lebih dari $3,8 milyar untuk beban jaringan
sebagai pengeluaran modal. Beban jaringan adalah beban yang dibayar oleh
Worldcom kepada perusahaan lain untuk jaringan telekomunikasi, seperti biaya
akses dan biaya pengiriman pesan bagi Worldcom. Dilaporkan sekitar $ 3,005
milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $ 797
10
juta pada triwulan pertama tahun 2002. Berdasarkan data Worldcom $14,7 milyar
pad tahun 2001 disajikan sebagai biaya.
Jika hal tersebut tidak terdeteksi praktek ini akan berakibat pendapatan
bersih yang lebih rendah dalam tahun-tahun brikutnya. Karena beban kapitalisasi
jaringan tersebut akan didepresiasikan.secara esensi beban kapitalisasi jaringan
akan memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan biyanya dalam beberapa
tahun dimasa depan, mungkin antara 10 tahun bahkan lebih. Staf akuntan
Worldcom telah diwawancara sebelum tanggal 25 Juni.
Analisis ekspektasi pendapatan saham WC Pada tanggal 1 Juli 2002
worldcom mengumumkan bahwa akun cadangan di Worldcom juga diinvestigasi
atau diperiksa. Perusahaan membuat akun ini untuk mengantisipasi kejadiankejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi. Seperti utang pajak tahun depan.
Seharusnyaakun ini tidak boleh dimanipulasi untuk memperoleh pendapatan.
Pada 8 Agustus, Worldcom mengakui bahwa mereka telah menggunakan akun
cadangan secara tidak benar. Dakwaan yang dilaporkan pada tanggal 28 agustus
adalah bahwa akun cadangan dikurangi untuk menutupi biaya jaringan yang telah
dikapitalisasi.
Sebagai Auditor Eksternal Independen KAP Arthur Andersen merupakan
pihak yang seharusnya menjunjung tinggi independensi, dan profesionalisme,
telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab
terhadap profesi maupun masyarakat dengan tidak melaporkan temuan audit yang
dimanipulasi oleh WorldCom. Arthur Andersen sebagai Auditor Eksternal
Worldcom. Dia menyetujui tindakan manipulasi karena:
a. Tidak adanya integritas dalam praktik audit Arthur Andersen, sehingga
kecurangan yang dilakukan tidak diungkapkan dalam opini auditor.
b. Adanya hubungan antara Arthur Andersen dengan Sullivan dan Myers yang
merupakan pekerja di KAP Arthur Andrsen sebelum bergabung dengan
WorldCom.
Arthur Andersen menyulap biaya sewa yang seharusnya merupakan biaya
operasional rutin yang akan mengurangi pendapatan pada tahun yang sama
menjadi biaya investasi, sehingga bisa disebar untuk jangka 10 tahun. Biaya yang
11
disulap oleh WorldCom per kuartalnya sebesar US$ 500-800 juta. Dengan
manipulasi data seperti ini, WorldCom bisa melaporkan laba bersih US$ 1,4
miliar pada kuartal I/2001 dan US$ 172 juta pada kuartal I/2002. Padahal, jika
manajemen WorldCom melaporkan apa adanya, selama lima kuartal rapornya
akan merah.
Pengumuman oleh WorldCom tentang manipulasi laba akuntansi secara
besar-besaran telah memukul pasar modal, media dan juga politisi. Maka pada 30
Juli 2002 disahkanlah Sarbanes-Oxley Act, yaitu undang-undang baru yang
mengatur reformasi tata kelola. Nama Sarbanes-oxley sendiri diambil dari dua
orang politisi.
SOX adalah hukum keamanan AS yang paling jauh jangakauannya, yang
berlaku semenjak US security Act of 1933 dan Securities Exchange Act of 1934,
yang mendorong SEC pada tahun 1934 untuk menjalankan undang-undang
tersebut. Banyak ketentuan SOX memerlukan implementasi tindakan SEC, dan
studi lebih lanjut untuk memperoleh jalan yang terbaik sebagai pedoman masa
depan.
SOX telah menciptakan sebuah kerangka kerja peraturan internasional bagi
perusahaan dalam mencari akses ke pasar modal AS dan auditornya. SOX
menetapkan standar baru pada tata kelola yang akan diterapkan pada semua
perusahaan perusahaan yang telah terdaftar di SEC, yaitu yang terdaftar di bursa
saham AS termasuk perusahaan-perusahaan asing besar yang terdaftar di bursa
AS. Lebih dari 200 perusahaan terbesar di Kanada, dan banyak perusahaan
internasional besar lainnya, harus mematuhi peraturan ini.
Demikian juga SOX menetapkan kerangka kerja baru untuk profesi
akuntansi AS yang menggantikan pengaturan diri oleh profesi dengan Public
Company Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB akan mengawasi
semua KAP yang mengaudit perusahaan yang telah terdaftar di SEC, seperti
halnya perturan akuntansi dan pengungkapan perusahaan-perusahaan tersebut.
Bencana keuangan sebelumnya, termasuk kegagalan tata kelola Enron,
Arthur Andersen, dan WorldCom, meningkatkan kesadaran di AS, Kanada,
Australia dan Inggris bahwa kerangka tata kelola harus diperbaiki. Secara khusus,
12
ini dapat membuat para investor menjadi senang karena kinerja perusahaannya
dinilai baik. Sehingga Enron dan WorldCom sama-sama tidak bisa melindungi
hak-hak
yang
dimiliki
perusahaan.
Enron
dan WorldCom
sama-sama
c.
dan
pertanggungjawaban
perusahaan
sehingga
pengelolaan
Nomor:
KEP-117/M-MBU/2002.
Pertanggungjawaban
merupakan
kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Dalam kasus ini,
KAP Andersen telah melanggar kode etik profesi yang berlaku karena KAP ini
tidak independen dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Selain itu, perusahaan
Enron dan WorldCom ini menyusun laporan keuangan dengan melanggar standarstandar yang berlaku. Seperti pada Enron yang meningkatkan laba dengan
melakukan transaksi off-balance sheet dan pada WorldCom yang melakukan line
cost serta meningkatkan pendapatan dengan menggunakan akun entry palsu.
Sehingga baik itu perusahaan Enron maupun WorldCom samasama tidak
mampu mempertanggungjawabkan hasil dari laporan keuangan yang telah
diterbitkan.
e.
f.
Prinsip Pengawasan yang diterbitkan oleh KNKG. Pada kasus ini, board of
directors pada perusahaan Enron telah gagal dalam mengawasi tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh manajemen, bahkan setelah mengetahui hal-hal yang tidak
16
wajar yang dilakukan oleh pihak manajemen Enron, mereka malah ikut menutup
mata dan membiarkan hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh pihak
manajemen. Pada kasus perusahaan WorldCom, Bernard Ebbers sebagai CEO,
Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor yang malah ikut
serta dalam pemanipulasian laporan keuangan.
g.
Prinsip Daya Tanggap yang diterbitkan oleh KNKG. Dalam kaitannya dengan
kasus ini, perusahaan Enron sempat mengalami penurunan saham yang sangat
tajam. Namun pihak dari Enron tidak menanggapi dengan cepat penurunan saham
yang tajam ini sehingga saham perusahaan tak bernilai lagi.
h.
Prinsip Kesetaraan menurut KNKG dan Prinsip Perlakuan yang adil terhadap
para pemegang saham menurut OECD. Perusahaan wajib menjamin perlakuan
yang adil terhadap semua pemegang saham perusahaan dengan menjamin
mendapatkan perlakuan yang sama baik antara pemegang saham minoritas
maupun mayoritas. Dalam kasus ini, pendiri perusahaan Enron, Kenneth Lay
melakukan hal yang tidak adil terhadap pemegang saham yang lain dengan cara
menjual saham yang ia miliki karena telah mengetahui apa yang akan terjadi di
masa mendatang di perusahaan Enron tersebut (insider trading).
i.
Prinsip Wawasan ke Depan yang diterbitkan oleh KNKG. Terkait dengan kasus
ini, perusahaan Enron dan WorldCom merupakan dua perusahaan besar di
Amerika. Enron berusaha dengan berbagai macam cara untuk menaikkan laba
perusahaan agar kinerja keuangannya tetap dinilai baik dimata investor dan
pemegang saham. WorldCom juga melakukan hal yang tidak wajar agar
pendapatannya dianggap baik oleh pemegang saham dan juga investor. Namun,
hal ini malah membawa perusahaan bukan menuju kesuksesan namun menuju
kehancuran perusahaan itu sendiri.
j.
Prinsip Partisipasi yang diterbitkan oleh KNKG. Dalam kasus ini, perusahaan
Enron memiliki utang-utang yang besar dan WorldCom yang memiliki
pendapatan perusahaan yang mengalami penurunan dan utang yang meningkat.
Kedua perusahaan ini seharusnya bisa melakukan RUPS untuk mendiskusikan
terkait masalah utang-utang yang dimiliki kedua perusahaan ini. Namun, kedua
perusahaan ini lebih memilih untuk bungkam dan menutup-nutupi informasi
17
kepada pemegang saham dan memutuskan untuk menyelesaikan masalah utangutang tersebut sendiri.
k.
Prinsip Penegakan Hukum yang diterbitkan oleh KNKG. Dalam kasus ini, KAP
Andersen menghancurkan bukti-bukti audit perusahaan Enron berupa kertas
audit, namun bukti-bukti tersebut telah dihancurkan bahkan sebelum mencapai 6
tahun. Hal ini dianggap salah dalam hukum, karena penghancuran bukti
dilakukan setelah 6 tahun, sehingga KAP Andersen dianggap melanggar hukum.
l.
Prinsip GCG yang diterbitkan oleh OECD, Landasan hukum yang diperlukan
untuk menjamin penerapan good corporate governance secara efektif. Jika
pemerintah di suatu negara menginginkan prinsip good corporate governance
efektif diterapkan, maka pemerintah wajib membangun landasan hukum yang
baik kuat agar hal tersebut terjadi. Terkait mengenai kasus ini, landasan hukum
untuk mengatur penerapan good corporate governance di Amerika Serikat belum
kuat sehingga banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi seperti kasus
diatas. Namun, setelah adanya kasus WorldCom mulai diberlakukannnya hukum
yang dinamakan SOX (Sarbanes-Oxley Act) yang dibuat oleh SEC.
m.
n.
Prinsip Tanggung jawab Dewan Pengurus yang diterbitkan oleh OECD. Board of
Directors bertanggung jawab atas kepatuhan perusahaan yang mereka kelola
terhadap undang-undang atau ketentuan hukum yang berlaku. Dalam hal ini,
dewan pengurus perusahaan Enron telah mengetahui apa yang telah dilakukan
oleh manajemennya dalam memanipulasi laporan keuangan. Namun, dewan
pengurus Enron tidak menghentikan pemanipulasian laporan keuangan tersebut
18
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Auditor eksternal merupakan orang yang melakukan audit eksternal pada sebuah
organisasi/perusahaan. Audit eksternal pada perusahaan dilakukan dengan mengecek
dokumen-dokumen dan catatan-catatan serta peralatan elektronik dan pengendalian
komputer. Tujuan pemeriksaan auditor eksternal adalah untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen
perusahaan. Laporan Eksternal Auditor berisi opini mengenai kewajaran laporan
keuangan, selain itu berupa management letter, yang berisi pemberitahuan kepada
manajemen mengenai kelemahan dan pengendalian intern beserta saran-saran
perbaikannya.
Dalam kasus Enron dan WorldCom, selain terdapat pelanggaran dari dua
perusahaan besar ini juga terdapat pelanggaran pada KAP Arthur Andersen yang dimana
KAP dan dua perusahaan ini sama-sama melanggar prinsip-prinsip good corporate
governance baik yang dikeluarkan oleh KNKG, OECD, maupun menurut Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002. Setelah kasus ini
menghebohkan publik akan kelemahan penerapan prinsip-prinsip GCG, yang pada
awalnya pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki hukum yang jelas dalam mengatur
pelaksanaan good corporate governance, kemudian diciptakan hukum yang dikeluarkan
oleh SEC yang diberi nama SOX (Sarbanes-Oxley Act).
3.2 Saran
Dalam hal ini kami menyarankan bahwa diharapkan baik perusahaan maupun
auditor eksternal dapat menjalankan prinsip-prinsip GCG dengan baik terutama dalam
independensi dan transparansi agar terwujudnya perusahaan yang memiliki tata kelola
yang baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
Sutojo, Siswanto dan E. John Aldridge. 2008. Good Corporate Governance. Jakarta: PT
Damar Mulia Pustaka
www.scribd.com
http://www.academia.edu/14931240/Makalah_Pemeriksaan_Akuntansi_-_WorldCom_
21