Kelompok
: L 10 / Shift 16
: Hydrometer
Nama Asisten
: Feny Yuzanda
Nilai
Paraf
MODUL 3
A. STANDAR ACUAN DAN REFERENSI
ASTM D 421 "Standard Practice for Dry Preparation of Soil Samples for
Particle-Size Analysis and Determination of Soil Constants"
ASTM D 422 "Standard Test Method for Particle-Size Analysis of Soils"
AASHTO T 88 "Standard method of test for particle size analysis of soils"
SNI 3423:2008 Cara uji analisis ukuran butir tanah"
B.
TUJUAN
Menentukan distribusi dari butiran tanah yang memiliki diameter yang lebih
kecil dari 0.074 mm (lolos saringan No. 200 ASTM) dengan cara pengendapan
(hydrometer analysis).
C. DASAR TEORI
Praktikum ini didasarkan pada hubungan antara kecepatan jatuh dari suatu
butiran di dalam suatu larutan, diameter butiran, berat jenis butiran, berat jenis
larutan dan kepekaan larutan tersebut. Hubungan tersebut dapat dijabarkan oleh
hukum Stokes sebagai:
2 D 2
v= s w
9
2
( )
Menjadi
9. . v
2 s w
Dengan :
V
= kecepatan jatuh dari butiran (cm/s)
s = berat jenis butiran (gr/cm3)
w
Hukum ini hanya berlaku jika: 0.0002 mm < D < 0.2 mm.
Butiran yang lebih besar dari 0.2 mm akan menyebabkan turbulensi pada
larutan, sedangkan butiran yang lebih dari 0.0002 mm cenderungakan
melakukan gerak Brown (hal ini dipengaruhi oleh gaya tarik dantolak antar
partikel).
Jumlah sampel yang dipergunakan harus jauh lebih sedikit dari pada
butiran yang dipakai (5 %) ini dilakukan agar tidak terjadi interferensi
selama pengendapan berlangsung. Menurut Bowles, hydrometer tipe152
H dikalibrasi untuk suspensi larutan yang mengandung 60 gramdalam
1000 ml air.
Butiran tanah diasumsikan bundar, walaupun asumsi ini tidak 100 %
benar. Tanahtanah yang akan dipakai harus diuraikan dengan bahan
dispersi berikut:
untuk tanah yang bersifat alkali/basa diberi sodium metafosfat
(NaPO3) dengan nama dagang Calgon.
untuk tanah yang bersifat asam diberi sodium silikat (Na2SiO3)dengan
nama dagang WaterGlass.
L=L1 +0,5
L
t
L2V b
A
Dengan :
V
= waktu
Vb
L1
= dapat diliha pada tabel 3.5 sesuai dengan pembacaan hydrometer tipe 152 H
dan dikoreksi terhadap miniskus
Dengan :
CT
Rc
x 100
Ws
Rc x a
x 100
Ws
Dimana
a=
GS .1,65
( G S1 ) 2,65
30.
L
( GsG w ) 980 t
Menjadi
D=K
L
t
Keterangan
-
Setelah % finer dan D yang saling terkait telah dihitun, makan didapatkan suatu grafik
distribusi butiran. Dari grafik ini akan didapat D10,D30, dan D60
-
D10
= diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak 10%
(%finer = 10%)
D30
= diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak 30%
(% finer = 30%)
D60
= diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak 60%
(%finer = 60%)
D60
D10
Selain itu koefisien curvature (kelengkungan) Cc kita bisa dapatkan dengan rumus
D 302
C c=
D10 x D 60
1< Cc < 3, dapat dianggarp suatu range untuk tanah yang bergradasi bagik.
TEORI TAMBAHAN
Analisa
ukuran
butiran
adalah
percobaan
yang
digunakan
untuk
menentukandistribusi butir individu dalam sampel yang dinyatakan dalam persen berat
sampel menggunakan pembacaan dari hidrometer. Hasil pengujian paling berguna
untuk klasifikasi tanah sedangkan untuk gradasi kurang dianjurkan. Ditunjukan dari
beberapa percobaan bahwa semakin besar partikel tanah semakin baik sifat-sifat teknis
tanah tesebut. Hasil analisa dari ukuran butir digunakan untuk perancangan dan
pengendalian campuran tanah pada stabilisasi tanah.
D. PERALATAN
a. Alat
Gelas ukur
Stopwatch
Oven
Temometer
Gelas Belimbing
b. Bahan
E.
PROSEDUR
a. Persiapan
1. Menyiapkan sampel tanah sebanyak 50 gr kering oven dan diberi
wadah gelas belimbing
2. Menimbang
40
gram
waterglass
sebagai
bahan
pendispersi,
DATA PRAKTIKUM
Berat Sampel Kering + Kontainer
Berat Kontainer
Berat Sampel Kering
Waktu
1
2
4
8
15
30
60
120
240
1440
F.
PENGOLAHAN DATA
12,98 gr
9,28 gr
3,70 gr
Temperatur
29
29
29
29
29
29
29
30
30
29
Ra
19
17
16
14
13
12
11
8
7
5
Mencari nilai Rc
Rc =Ractual zero correction+C
Menit
1
Perhitungan
Rc =190,5+3,05
Hasil
21,55
Rc =170,5+3,05
19,55
Rc =160,5+3,05
18,55
Rc =140,5+3,05
16,55
15
Rc =130,5+3,05
15,55
30
Rc =120,5+3,05
14,55
60
Rc =110,5+3,05
13,55
120
Rc =80,5+3,8
11,3
240
Rc =70,5+3,8
10,3
1440
Rc =50,5+3,05
7,55
Mencari nilai yang tidak ada di tabel 3.2 dengan cara interpolasi
xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
2,732,70
y0,99
=
2,752,70 0,980,99
=0,984
Mencari % Finer
Finer =
Menit
1
2
Rc x
x 100
Ws
Perhitungan
21,55 x 0,984
Finer =
x 100
50
Hasil
43,410
19,55 x 0,984
x 100
50
38,474
Finer =
18,55 x 0,984
x 100
50
36,506
Finer =
16,55 x 0,984
x 100
50
32,570
15
Finer =
15,55 x 0,984
x 100
50
30,602
Finer =
14,55 x 0,984
x 100
50
28,634
Finer =
13,55 x 0,984
x 100
50
26,666
Finer =
11,3 x 0,984
x 100
50
22,238
Finer =
10,3 x 0,984
x 100
50
20,270
Finer =
7,55 x 1,004
x 100
50
14,858
30
60
120
240
1440
xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
19,518
y13,3
=
1918 13,213,3
17,516
y13,7
=
1716 13,513,7
R=13,15
R=13,4
xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
14,513 y14,2
=
1413 1414,2
R=13,65
R=13,9
xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
13,512
y 14,3
=
1312 14,214,3
xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
12,511
y14,5
=
1211 14,314,5
R=14,2
R=14,15
xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
11,510
y14,7
=
1110 14,514,7
8,57 y15,2
=
87 1515,2
R=14,4
R=14,9
xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
7,56
y15,3
=
76 15,215,3
5,54
y15,6
=
54 15,515,6
R=15,15
R=15,45
Mencari nilai K yang tidak ada di tabel 3.4 dengan cara interpolasi
Temperatur 290 C
xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
Temperatur 300 C
xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
2,632,60
y0,0124
=
2,652,60 0,01220,0124
K=0,01228
Mencari nilai D
D=K
Menit
1
2
4
8
15
30
60
120
240
1440
L
t
Perhitungan
13,15
D=0,01238
1
Hasil
0,00448
D=0,01238
13,4
2
0,0320
D=0,01238
13,65
4
0,0228
D=0,01238
13,9
8
0,0163
D=0,01238
14,15
8
0,0120
D=0,01238
14,2
30
0,0085
D=0,01238
14,4
15
0,0060
D=0,01228
14,9
120
0,0043
D=0,01228
15,15
240
0,0030
15,45
1440
0,0012
D=0,01238
%Finer
G.
ANALISIS
a. Analisis Percobaan
Percobaan Hydrometer merupakan percobaan yang memiliki tujuan yaitu
menentukan distribusi dari butiran tanah yang memiliki diameter yang lebih
kecil dari 0.074 mm (lolos saringan No. 200 ASTM) dengan cara pengendapan.
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan tanah lolos
saringan No.4 ASTM sebanyak 50 gram yang sudah dioven serta didiamkan
selama kurang lebih 18 jam dan laurtan pendispersi. Larutan pendispersi
merupakan larutan yang digunakan untuk menetralkan kondisi sampel tanah.
Larutan pendispersi dibuat dengan water glass. Water glass dipilih karena
kondisi tanah di Fakultas Teknik berada pada kondisi asam. Larutan water glass
yang digunakan yaitu sebesar 40 gram, dimana ini mewakili 4% dari water
glass. Kemudian water glass tersebut dimasukan ke mixer cup dengan
mencampurnya dengan air suling sampai 2/3 tinggi mixer cup sebelum diaduk
oleh alat pengaduk. Tujuan dari pengadukan adalah untuk menghomogenkan
water glass tersebut dengan air suling. Aduk selama 10 menit.
Setelah dilakukan pengadukan, larutan tersebut dimasukan ke hydrometer
jar kemudian ditambahkan air suling sampai 1000 ml. Kemudian menutupnya
dengan penutup karet dan dikocok selama kurang lebih 3 menit. Sebanyak 125
ml larutan akan dicampur dengan tanah, sedangkan sisa dari larutan dispersi
tersebut kemudian menjadi tabung kontrol. Catat koreksi nol dan koreksi
miniskus pada keesokan harinya.
Campuran tanah dan larutan pendispersi tersebut dimasukan ke dalam mixer
cup dan gelas belimbing tersebut dibersihkan oleh air suling sehingga tidak ada
tanah yang tersisa di dalam gelas melainkan masuk ke dalam mixer cup. Setelah
dimasukan ke dalam mixer cup, dilakukan penambahan air suling sampai 2/3
b. Analisis Hasil
Dari praktikum Hydrometer akan didapatkan data koreksi nol. koreksi
miniskus, pembacaan temperatur, dan pembacaan hydrometer. Besarnya koreksi
nol dan koreksi miniskus yaitu berturut turut 0 dan 0,5. Dari pembacaan
hydrometer didapatkan nilai yang terus menurun, hal ini disebabkan dari partikel
yang mengendap.
Specific Gravity yang didapatkan yaitu sebesar 2,73. Dimana jika dilihat
angka Gs tersebut cenderung besar sehingga partikel tanahnya besar dan
menyebabkan cepatnya proses pengendapan.
Dari pengolahan data yang ada, dapat dilihat bahwa semakin lama waktu
pengendapan semakin kecil besar diameter tanah yang ada karena partikel
besarnya sudah mengendap dan hanya partikel kecilnya yang tersuspensi.
Dalam grafik hubungan antara diameter butiran dan presentase finer ini,
nilai Y adalah presentasi finer dan X nilai logaritma dari diameter butiran.
50
GRAFIK
HUBUNGAN ANTARA %FINER
40
f(x) = 7.72 ln(x) + 65.3
DENGAN DIAMETER
30 R = 0.99
%Finer
20
10
0
0.1
Logarithmic ()
0.01
Diemeter (mm)
APLIKASI
Pada perancangan pembangunan, hasil dari percobaan praktikum hidrometer
KESIMPULAN
Nilai Gs yang besar menyatakan bahwa partikel tanah sampel besar dan
menyebabkan pengendapan semakin cepat
Aplikasi dari percobaan ini adalah untuk menentukan distribusi tanag yang
dapat dijadikan acuan untuk klasifikasi tanah
J.
REFERENSI
Pedoman Penyelidikan dan Pengujian Tanah Dasar untuk Pekerjaan Jalan. 2006.
Pedoman Konstruksi Bangunan. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
Jendral Bina Marga
DTS UI. 2016. Pedoman Praktikum Meknaika Tanah. Jakarta
K.
LAMPIRAN