Nim
: 1531601282
Penilaian harus memainkan peran yang terintegrasi dalam proses manajemen kinerja
pengusaha
Penilaian memungkinkan atasan dan bawahan menyusun rencana untuk mengoreksi
harus terbiasa dengan teknik dasar penilaian, memahami dan menghindari masalah-masalah yang
dapat mengacaukan penilaian, serta dapat melaksanakannya dengan adil.
Proses penilaian kinerja yang dilakukan penyedia terdiri dari tiga tahap:
Mendefinisikan pekerjaan
Menilai kinerja
Memberikan umpan balik
Keungggulan manajemen kinerja adalah penentuan sasaran yang jelas dan terarah. Di
dalamnya terdapat dukungan, bimbingan, dan umpan balik agar tercipta peluang terbaik untuk
meraih sasaran yang myertai peningkatan komunikasi antara atasan dan bawahan. Hal ini karena
pada dasarnya manajemen kinerja merupakan proses komunikasi berkelanjutan antara atasan dan
bawahan dengan tujuan untuk memperjelas dan menyepakati hal-hal.
Manajemen kinerja sangat bermanfaat bagi pihak atasan, bawahan dan organisasi. Bagi
atasan, manajemen kinerja mempermudah penyelesaian pekerjaan bawahan sehingga atasan
1
tidak perlu lagi repot mengarahkan dalam kegiatan sehari-hari karena bawahan sudah tahu apa
yang harus dilakukan dan apa yang harus dicapai serta mengantisipasi kumungkinan hambatan
yang muncul. Bagi bawahan, manajemen kinerja membuka kesempatan diskusi dan dialog
dengan atasan berkaitan dengan kemajuan pekerjaannya. Adanya diskusi dan dialog memberikan
umpan balik untuk memperbaiki kinerja sekaligus meningkatkan keahliannya dalam
menyelesaikan pekerjaann.
Selain itu manajemen kinerja juga memberdayakan bawahan karena ia tidak perlu
sedikit-sedikit mohon petunjuk kepada atsan karena telah diberikan arahan yang jelas sejak
awal. Bagi organisasi, manajemen kinerja memungkinkan keterkaitan antara tujuan organisai dan
tujuan pekerjaan masing-masing bawahan. Selain itu, manajemen kinerja mampu untuk
memberikan argumentasi yang relatif kuat untuk setiap keputusan yang menyangkut SDM.
Permasalahan dan kendala dalam penerapan manajemen kinerja
Begitu bermanfaat dan powerfullnya peranan manajemen kinerja, namun dalam
pelaksanaanya seringkali terdapat persoalan, baik dari sisi atasan maupun sisi bawahan. Dari sisi
atasan sebagai pejabat penilai ada keengganan menerapkannya karena faktor-faktor sebagai
berikut:
Formulir dan tata cara penilaian seringkali sulit untuk dimengerti dimana kriteria-kriteria
yang digunakan tidak jelas pengertiannya atau memiliki pengertian yang kabur, sehingga
Sedangkan keengganan dari sisi bawahan sebagai pihak yang dinilai adalah:
Pengalaman buruk di masa lalu, dimana atasan memperlakukan kinerja bawahan yang
kurang baik dengan sinis atau acuh sehingga bawahan tidak mendapatkan umpan balik
yang jelas.
Ada rasa takut karena ketidak jelasan kriteria dan standar oenilaian sehingga baik
buruknya kinerjja bawahan menjdai sangat subyektif, padahal hasil penilaian kinerja
menentukan banyak hal penting bagi bawahan, di antaranya kenaikan pangkat, gaji, dan
perolehan bonus/insentif.
Bawahan tidak mengerti betul manfaat diterapkannya manajemen kinerja seperti yang
telah diuraikan sebelumnya. Hal ini karena kurang sosialisasi peran penting manajemen
kinerja bagi keberhasilan organisasi.
persaingan
global
dengan
yang lebih tinggi, ia mungkin dicap menjilat atau tidak adil oleh bawahannya.
3. Apa yang dimaksud dengan Apraisal? dan bagaimana jika terdapat kesalahan
penilaian dan bagaimana proses pengajuan keberatannya?
Jawab:
Appraisal : Proses pekerjaan atau kegiatan seorang penilai dalam memberikan
suatu estimasi atau opini atas nilai ekonomis suatu properti, baik terwujud
ataupun tidak berwujud yang berdasarkan hasil analisis terhadap fakta-fakta yang
Bisa jadi terdapat obesitas jabatan, maka dapat dilakukan switching department guna
menambah pengetahuan dan pengalaman orang yang bersangkutan.
7. Dalam melakukan penilaian kinerja terdapat kekurangan objectivitas, dan menjadi
hak atasan untuk menilai secara subjektif, bagaimana cara agar atasan dapat
berlaku adil?
Jawab:
Memberitahukan point-point penilaian terhadap kepada seluruh orang yang akan dinilai,
sehingga orang yang bersangkutan akan dapat menilai kinerjanya sendiri. Selain itu juga
perlu terdapat standar-standar grade sehingga seseorang dapat mempunyai hak atas
insentive atau reward terhadap hasil yang telah dicapai.
8. Pihak-pihak siapa saja yang pelu dilibatkan dalam penilaian kinerja?
Jawab:
Pada umumnya melibatkan HRD, divisi terkait dan quality control.
9. Kendala apa yang paling sering dihadapi dan kenapa alasannya?
Jawab:
Kurangnya objectivitas, bias Hallo error, terlalu longgar atau terlalu ketat,
kecenderungan memberikan nilai tengah, bias perilaku terbaru, bias pribadi (Connflic of
interest) karena adanya hubungan khusus.