Anda di halaman 1dari 133

LABORATORIUM BAHAN GALIAN

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK UGM
BAHAN KULIAH
PETROLOGI BATUAN BEKU
2003 / 2004
(semester 2)
Oleh :
Widiasmoro
I Wayan Warmada
Yulius Andang P

PETROLOGI
PENDAHULUAN
Batuan (rock) vs batu (lithology)
Batuan
Petrologi vs petrografi
Petrologi
Struktur ion vs bentuk, belahan, resistensi
Struktur
Sifat-sifat umum batuan beku, sedimen,
Sifat-sifat
metamorf
Geologi dan petrologi
Geologi
Problema petrologi
Problema
Ruang lingkup studi petrologi
Ruang

PETROLOGI
1. Petrologi
Definisi :
Petra
batuan (Rocks) termasuk batu (lithology,
stone)
(asal-usul / origin dan kejadian / general of
occurrence)
Logos

2. Petrografi
Definisi :
Petra
Grafos
Bagian petrologi (tool)

STRUKTUR ION

I. Tetrahedra bebas
(SiO4)-4
Struktur nesosilikat
Forsterit : Mg2 SiO4

STRUKTUR ION

II. Tetrahedra ganda


(Si2 O7)-6
Struktur sorosilikat
Hemimorfit : Zn4 Si2 O7 (OH)2 H2O

STRUKTUR ION

III. Tetrahedra cincin


(Si4 O12)-8
Struktur cincin siklosilikat

STRUKTUR ION

III. Tetrahedra cincin


(Si6 O18)-12
Struktur cincin siklosilikat

STRUKTUR ION

III. Tetrahedra cincin


(Si3 O9)-6
Struktur cincin siklosilikat
Beril : Be3 Al2 Si6 O18

STRUKTUR ION

(SiO3)-2
Struktur rantai tunggal inosilikat
Augit : Ca (Mg, Fe, Al)
Piroksen : (Al, Si)2 O6

STRUKTUR ION

(Si4O12)-6
Struktur rantai ganda inosilikat
Amfibol : Na Ca2 (Mg, Fe, Al)5
Hornblenda : (SiAl)8 O22 (OH)9

STRUKTUR ION

(Si2O5)-2
Struktur lembaran filosilikat
Muskovit : K Al2 (Al Si3 O10) (OH)2
Biotit : K (Mg, Fe)3 (Al Si3 O10) (OH)2
Flogopit : K Mg3 (Al Si3 O10) (OH)2

SIFAT-SIFAT UMUM BATUAN BEKU


Tekstur interlocking
Struktur : kekar tiang, kekar lempengan, skoriaan,
vesikuler, lava bantal, pavingstone surface
Komposisi mineralogi : olivin, feldspatoid, flogopit
Tubuh batuan : batolit, lakolit, stock, dll.

SIFAT-SIFAT UMUM BATUAN SEDIMEN


Tekstur :
Klastik : hubungan antar butir tangensial
Nonklastik :
Kimiawi : hubungan antar kristal
menerus
Biologis : framestone, bindstone,
bafflestone,dll
Struktur : silangsiur, imbrikasi, stromatolitik, dll
Komposisi mineralogi : gipsum, glaukonit, dll

SIFAT-SIFAT UMUM BATUAN METAMORF


Tekstur : kesekisan (sistosa), mosaik
Struktur : kegenesan (gneisik), milonitik
Komposisi mineralogi : asbes (krisotil), glaukofan

GEOLOGI DAN PETROLOGI


Proses-proses geologi adalah proses
Proses-proses
termodinamika
Klasifikasi dalam ilmu geologi
Klasifikasi
Kwantifikasi dalam ilmu geologi Pemodelan
Kwantifikasi
geologi

Pendekatan modern dalam ilmu kebumian


Geologi murni dan terpakai
Geologi
Teknologi eksplorasi dalam penelitian geologi
Teknologi
Geologi Inter-disipliner
Geologi

Geologi

: studi tentang bumi, secara keseluruhan


meliputi tentang asal-usul, struktur,
komposisi dan sejarah bumi, termasuk
proses kehidupan di dalam bumi
(Whiten dan Brooks)
Petrologi : studi batuan, di dalamnya termasuk
petrografi dan petrogenesis (Huang)
Cara kejadiannya, komposisi, klasifikasi,
asal-usul batuan (Huang)
Petrografi : diskripsi sistematis baik conto setangan
maupun asahan tipis
(Whiten dan Brooks)
Diskriptif, tekstur, mineralogi, kimiawi
(Huang)

Petrogenesis : mempelajari proses, mekanisme,


reaksi, urutan kejadian, perubahan
pada fase akhir, serta batuan yang
terakhir
dihasilkan
(Whiten dan
Brooks)

Litologi :
- Studi tentang batu yang diperoleh dari lapangan,
hampir sinonim dengan petrologi (Huang)
- Istilah dalam batuan sedimen, biasanya
berhubungan dengan diskripsi conto setangan
daripada mikroskopis (Whiten dan Brooks)
- Litologi dalam suatu formasi berhubungan dengan
tipe-tipe batuan yang berada dalam formasi
tersebut (Whiten dan Brooks)
- Menunjukkan arti yang longgar, misalnya variasi
litologi, yang menunjukkan variasi komposisi dan
tekstur (Whiten dan Brooks)

PROBLEMA PETROLOGI
1. Evolusi biologis dimulai dari material yang tidak
hidup dalam atmosfer (reduksi/tanpa oksigen, pada
awal terbentuknya bumi : 4,5 milyar thun yang lalu)
2. Lapisan bijih besi (hematit) dalam batuan Pra
Kambrium menunjukkan kondisi oksidasi (seberapa
banyak oksigen dalam atmosfer bumi primitif ?)
3. Kelimpahan batuan sedimen pada masa kini
sangat berbeda dengan masa lalu
4. Dolomit pada Pra Kambrium 3x kelimpahan
batugamping

5. Pada masa sekarang dolomit jarang


dijumpai/terbatas pada lingkungan yang khusus
(Teluk Persia, dll)
6. Pada Pra Kambrium Tengah ( 2,5 mtl) : 15 %
baturijang, pada masa kini jumlahnya tidak berarti
7. Evaporit sangat jarang pada Pra Kambrium
dibandingkan sekarang
8. Komposisi air laut berubah dari 2,5 mtl s/d
sekarang (doktrin uniformitarianism ?)
9. Batuan beku mempunyai variasi yang luas dalam
tekstur dan komposisi mineralogi (granit - basalt)
Bagaimana prosesnya dalam pembentukan
bumi kita

10. Beberapa metamorf dibagi-bagi berdasarkan


kumpulan mineralnya. Apakah hasil
pengamatan tersebut dapat dipakai untuk
menentukan P dan T di kerak bumi selama
proses pembentukannya ?
11. Beberapa batuan metamorf tersusun oleh
mineral-mineral yang terorientasi acak dan yang
lain berfoliasi kuat. Apakah hal tersebut dapat
dipakai untuk menafsirkan kondisi tegangan
(stress) selama waktu pembentukannya ?
12. Pada skala regional pola penyebaran batuan
beku dan metamorf seperti sabuk dan kerapkali
paralel terhadap tepi benua sekarang (Granit di
Pegunungan Appalachiua paralel terhadap
pantai timur Amerika serikat, dan yang di Siera
Nevada paralel terhadap pantai barat).

13. Beberapa batupasir hanya mengandung kuarsa,


yang lain : 30 % feldspar; 90 % fragmen batuan
volkanik. Dapatkah data tersebut dipakai untuk
menafsirkan tipe-tipe batuan yang tersingkap di
permukaan bumi pada saat yang berbeda-beda
di lokasi geografi yang berbeda-beda pula ?
Apakah komposisi mineraloginya berhubungan
dengan proses tektonik dan evolusi kerak ?
14. Genes granitoid dan migmatit apakah termasuk
batuan beku atu metamorf ?
15. Serpentinit apakah termasuk batun beku atau
metamorf ?
16. Batuan piroklastik dan hialoklastik apakah
termasuk batuan beku atau sedimen ?

RUANG LINGKUP STUDI PETROLOGI


Studi batuan beku, sedimen dan metamorf

BATUAN BEKU
- Metoda sampling
- Metoda analisis batuan
- Penampilan hasil analisis
- Tektonik lempeng dan petrologi
- Perkembangan konsep mengenai magma dan
magmatisme
- Problema granit
- Granitisasi dan metasomatisme

PETROLOGI BATUAN BEKU


TEKTONIK LEMPENG DAN MAGMATISME
Struktur tubuh bumi
Struktur
- Litosfer
- Astenosfer
- Mesosfer
- Inti bumi

STRUKTUR TUBUH BUMI


1. Litosfer (Lithosphere) : kaku (rigid)
a.

Kerak (crust) : di atas Moho


- Benua (continental)
- Samodra (oceanic)
b.
Mantel litosferik (Lithospheric mantle) /
mantel di bawah kerak benua
(subcontinental mantle) / mantel atas bagian
atas / bagian
bawah litosfer : Silikat padat di
bawah Moho

2. Astenosfer (Asthenosphere) : plastis (plastic)


- mantel atas bagian atas (di bawah mantel
litosferik)
3. Mesosfer (Mesosphere)
- mantel atas bagian bawah
- zona transisi
- mantel bawah
4. Inti bumi (Core)
- luar (outer) : lelehan
- dalam (inner) : padatan
(Ringwood, 1975; Wilson, 1989; Jackson, 1970;
Best, 1982)

Principal subdivision of the earth

The structure of the outermost


700km of the earth, showing
the variation of S-wave
velocity (Vs) with depth.
Stippled bands represent
major velocity changes
associated with high-pressure
phase transition

The major regions of the


upper 700km of the earth

Kerak
a. Kerak benua
Kerak benua bagian atas
Komposisi rata-rata lebih mendekati
granodiorit
daripada granit (kuarsa +
fekdspar + mika +
amfibol atau kuarsa +
feldspar + amfibol)
Komposisi kimia rata-rata : SiO2 : 66,4 %
(Pouldevaart, 1955 dalam Ringwood, 1975)
Kerak benua bagian bawah (kondisi anhydrous)
- Batuan metamorf fasies granulit asal batuan
beku mafik
(Ringwood, 1975)
Kerak benua bagian bawah (kondisi hydrous)
- Batuan metamorf fasies amfibolit asal
batuan
beku basaltik

b. Kerak samodra
- Batuan sedimen pelagik
- Batuan beku basaltik

A
A. Initial state e.g east coast of North America
(Drake et al., 1959)
B. Anhydrous mafic lower crust transforms to
eclogite

Mantel
a. Mantel atas
- Batuan ultramafik
(silikat Mg + Fe3O4 + silikat hidrat)
b. Mantel bawah
- Batuan ultramafik
(silikat Mg)

Inti Bumi
Siderofil (siderophile) : Fe, Co, Ni, Cu, Ag, Au, Mo,
W, Pt dialihtempatkan / emplacement ke mantel
Unsur volatil (volatile) : Na, K, Zn, Pb dialihtempatkan
ke mantel
Fe terreduksi menjadi FeS (di dalam inti bumi)
(Ringwood, 1975; Wilson, 1989; Charmichael et al.,
1974)

MAGMA
Magma
Lelehan batuan silikat panas yang terbentuk di
alam, bersifat mobil, dapat mengandung material
padat dan gas (Jackson, 1982)
Lava
Lelehan magma yang mencapai permukaan bumi
(Hughes, 1982)

Tempat terbentuknya magma


Zona subduksi (subduction zone)
- peleburan mantel atas / baji mantel (mantle
wedge), mantel tersomatisasi
- pelelehan parsial kerak samudera (fasies
amfibolit, eklogit)
- pelelehan parsial kerak benua bagian bawah
(anateksis)
Zona tumbukan (collision zone)
- pelelehan parsial kerak benua bagian bawah
(anateksis)
- pelelehan parsial kerak benua bagian tengah
(anateksis)

Rekahan tengah samudera (mid oceanic rift)


Rekahan
- peleburan mantel atas
Rekahan tengah benua (intra continental rift)
- peleburan mantel atas
Kepulauan tengah samudera (mid oceanic island)
Kepulauan
- peleburan mantel atas
(Best, 1982; Wilson, 1989)

Diferensiasi
Magma tunggal homogen, menghasilkan bermacammacam batuan beku dengan komposisi kimia yang
berbeda-beda
Fractional crystallization
Kristal-kristal (terbentuk awal) dapat bertahan
dengan sempurna (dipertahankan kesetimbangannya
dengan lelehan asal mereka tumbuh) atau sebagian
bereaksi dengan lelehan magma; komposisi lelehan
akhir berbeda dengan lelehan semula
Charmical et al., 1971; Ehlers dan Blat, 1981)

Kristalisasi fraksinasi
- Fraksinasi tergantung kepada reaksi tidak
sempurna atau sama sekali tidak ada reaksi
antara magma dengan kristal-kristal yang
dihasilkan
- Untuk mendeskripsi presipitasi kristal secara
berurutan (sequential)
Diferensiasi magma oleh fraksinasi kristal (Bowen)
- Magma induk tunggal, basaltik
- Sekarang diketahui bahwa semua batuan beku
tidak berasal dari hasil diferensiasi magma basaltik

Deret reaksi Bowen menerus


Plagioklas kalsik
Plagioklas alkali (sodik)
Feldspar K
- Selama kristalisasi kristal bereaksi terus menerus
dengan lelehan, merubah komposisinya
- Dihasilkan satu tipe plagioklas
- Setelah semua kristal terdahulu habis meleleh, baru
dimulai kristalisasi kristal-kristal berikutnya
- Proses pendinginan tanpa gangguan
(Ehler dan Blat, 1981; Best, 1982)

Deret reaksi Bowen tidak menerus


Olivin
Piroksen
Amfibol
Biotit
Feldspar K
Muskovit
Kuarsa

- Tipe-tipe mineral berbeda (komposisi dan struktur


ion)
Beberapa tipe mineral
- Reaksi antara kristal dengan lelehan magma
hanya terjadi pada bagian-bagian tertentu dari
urutan pendinginan (tidak seluruh kristal terdahulu
habis bereaksi dengan magma, pada saat kristal
berikutnya mulai terbentuk)
(Ehler dan Blat, 1981; Best, 1982)

MAGMA
Kandungan gas
- H20 (90 %, % berat, total gas)
- CO, CO2, H2S, SO2, H2, HCl, dll
Contoh :
Lava andesit Paricutin, Mexico
- Fenokris mulai mengkristal pada suhu 1110OC
40OC H2O : 2,2 + 0,5 % (% berat)
- Ignimbrit : welding : H2O : ~ 4,0 % (% berat)
- Magma basalt : kandungan H2O awal : 0,25 0,9
%
(% berat)

Kekentalan (viscosity)
- Air : 10-2 poise (P) pada suhu kamar
- Gliserin : 10 P
- Pada suhu 1200OC, kondisi lelehan kering (tanpa
air), P : 8 atm.,
- Magma : - basalt : ~ 500 P
- andesit : ~ 3 x 104 P
- riolit : ~ 107 P

Kekentalan (komposisi, suhu dan kandungan gas)


- Komposisi : SiO2 : >>> (kental)
Tetrahedra silika (ikatan ionik semakin kuat)
- Suhu dan kandungan gas (H20)

pada
%, %

Contoh :
- Basalt (Hawai), pada 1300-1400OC : 104 P,
1110OC : 105 P
- Granitik, pada 760-880OC : 107 P (H2O : 4
berat) 108 P (H2O : 1,5 %, % berat)

(Hughes, 1982; Charmical et al., 1979)

S
P

Lithospheric plate boundaries


S : spreading
P : passive
C : consumptive plate edge

Plate tectonic rock associations

STUDI BATUAN BEKU


Lapangan
Intrusi
Ekstrusi
Ukuran dan bentuk tubuh
Akibat kontak magma
Struktur
Tekstur
Komposisi mineralogi
Asosiasi batuan
- volkanik
- plutonik
(Bayly, 1968; Best, 1982; Carmichael et al., 1974)

KLASIFIKASI BATUAN BEKU


Berdasarkan kejenuhan silika :
Batuan sangat jenuh silika (silica-oversaturated)
- Kuarsa
Batuan jenuh silika (silica-saturated)
- Kuarsa, mineral jenuh silika
Batuan tidak jenuh silika (silica-undersaturated)
- Kuarsa, + feldspatoid, + olivin, + korundum
Olivin (Mg2SiO4) + SiO2
Feldspatoid (KAlSiO2O6) + SiO2

piroksen (2 MgSiO3)
feldspar (KAlSi3O8)

Mineral jenuh silika


- Semua feldspar, piroksen / miskin Ti, amfibol,mika,
olivin / kaya Fe, magnetit, ilmenit
Mineral tidak jenuh silika
- Leusit, nefelin, olivin / kaya Mg, piroksen / kaya Ti,
korundum

KLASIFIKASI BATUAN BEKU


Berdasarkan kandungan silika (SiO2) :
Asam
- SiO2 : > 66 %

- Granit, sienit, diorit kuarsa, trasit


Menengah
- SiO2 : 52 66 %

- Diorit, granodiorit, andesit


Basa
- SiO2 : 45 52 %

- Gabro, basalt
Ultrabasa
- SiO2 : < 45 %
- Peridotit, dunit

KLASIFIKASI BATUAN BEKU


Berdasarkan komposisi mineralogi :
Felsik
- Mineral mafik < 40 %
Mafik
- Mineral mafik 40 70 %
Ultramafik
- Mineral mafik > 90 %

Mineral felsik
- Warna putih, abu-abu, merah muda, rapat jenis
rendah
- Kuarsa, feldspar, feldspatoid
Mineral mafik
- Warna gelap, hijau, coklat, hitam, rapat jenis tinggi
( > 3,80)
- Piroksen, amfibol, olivin, biotit

KLASIFIKASI BATUN BEKU


Berdasarkan cara terjadinya :
Batuan plutonik
Batuan hipabisal
Batuan volkanik

BATUAN PLUTONIK

Membeku di tempat yang dalam (abisal), tubuh

intrusi besar (batolit, stok dan pluton-pluton besar


lain), membeku perlahan-lahan
Berbutir sangat kasar, medium-kasar; secara lokal
ditemukan tekstur porfiritik; non porfiritik, subhedra
atau anhedra

BATUAN HIPABISAL

Mengristal di bawah kondisi yang terpengaruh antara


batuan plutonik dan batuan volkanik, intrusi dangkal
kecil, dekat permukaan bumi (hipabisal), pada kerak
benua bagian atas, korok, sill, sumbat gunungapi,
leher gununapi atau tubuh yang lebih besar (lakolit)
pada tempat yang dangkal, dapat mendingin cukup
cepat
Pada umumnya berbutir fanerik halus, porfiritik,
porfiritik (masadasar halus, tanpa gelas volkanik
Bagian tepi intrusi dalam yang mendingin cepat dan
menerobos batuan yang dingin dapat mempunyai
sifat batuan hipabisal

BATUAN VOLKANIK
Membeku cepat, pada atau amat dekat dengan
permukaan bumi, afanitik dengan sedikit atau tanpa
campuran gelas, sangat halus-gelasan, klastik
Kristalisasi fenokris cenderung terjadi pada kisaran
suhu yang tinggi, sehingga muncul mineral-mineral
yang terbentuk pada suhu tinggi, P rendah (sanidin
dan plagioklas suhu tinggi)
Fenokris biotit, hornblenda, kuarsa
Ada dua fase pendinginan : fase intertelurik di
tempat yang dalam (fenokris) dan fase efusif
(masadasar afanitik), porfiritik

KLASIFIKASI DAN PENAMAAN


BATUAN BEKU NON FRAGMENTAL
Berdasarkan
Tekstur
Struktur
Komposisi mineralogi

TEKSTUR
Definisi :
Istilah yang dipakai untuk menjelaskan hubungan antar kristal
Pembagian tekstur berdasarkan granularitas :
Faneritik
Cukup besar, dapat ditentukan dengan mata / loupe (tubuh
intrusi, inti tubuh ekstrusi besar)
- Kasar
: > 5 mm
- Sedang
: 1-5 mm
- Halus
: < 1 0,05 mm
Afanitik (sangat halus :< 0,05 mm)
Ditentukan dengan mikroskop (tubuh intrusi kecil dekat
permukaan bumi, ekstrusi)
Gelasan
Aliran lava, intrusi-intrusi kecil sangat dangkal

Kristal-kristal kasar :
- Pendinginan lambat (kesempatan dalam
penambahan ion-ion pertumbuhan kristal : besar)
- Kekentalan magma yang rendah (memungkinkan
migrasi ion-ion yang lebih cepat ke arah kristal
dan proses pengintian yang perlahan-lahan
(sukar) (jumlah inti kristal sedikit)
- Jumlah inti kristal yang sedikit : memungkinkan
sedikit kristal tumbuh menjadi besar sebelum
kristal disampingnya tumbuh
Kristal-kristal dalam basalt yang halus :
- Pengintian yang cepat (inti kristal banyak)
- Kristalisasi cepat (pendinginan cepat pada
permukaan bumi), dihalang-halangi oleh
kekentalan magma yang rendah

Tekstur gelasan dalam riolit :


- Pendinginan cepat
- Polimerisasi (tetrahedra silika), magma silikaan,
(kecepatan kristalisasi)
- Migrasi ion yang perlahan-lahan : karena
kekentalan magma yang tinggi dapat
menghalang-halangi kristalisasi
Intrusi magma basa : gabro (kasar)
Intrusi magma asam : berbutir lebih halus (sedang)
(pada kedalaman yang sama)
(Hyndman, 1972)

Pembagian tekstur berdasarkan kristalinitas :


Holokristalin
Semuanya kristal
Hipokristalin
Sebagian kristal, sebagian gelas volkanik
Holohialin
Semuanya gelas volkanik

Pembagian tekstur berdasarkan fabrik / hubungan


antar kristal :
Panidiomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
euhedra
Hipidiomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
subhedra
Senomorfik / alotriomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
anhedra

Kristal euhedra :
Hubungan antar kristal yang dibatasi oleh bidang
kristalnya sendiri
Kristal subhedra
Hubungan antar kristal yang sebagian dibatasi oleh
bidang kristal lain
Kristal anhedra
Hubungan antar kristal yang semuanya dibatasi oleh
bidang kristal lain

STRUKTUR BATUAN BEKU


Definisi :
Istilah yang dipakai untuk menjelaskan hubungan antar
kumpulan mineral / material penyusun batuan
Macam-macam struktur :
Perlapisan bersusun (intrusi melapis)
Skoriaan
Vesikuler
Amigdaloidal
Trasitik
Perlitik
Kekar tiang dan lembaran
Lava bantal

Struktur skoriaan dalam


lava basalt pa hoe hoe

Struktur amigdaloid
dalam basalt

Struktur vesikuler

Struktur kekar tiang


Devil's Watchtower, Wyoming

KOMPOSISI MINERALOGI
Mineral utama :
- Mineral yang paling menentukan nama batuan
- Kelimpahan : melimpah sangat melimpah
- Misal : ortoklas, plagioklas dan kuarsa dalam
granit
Mineral asesori khas
- Mineral yang ikut memberi nama batuan
- Kelimpahan : cukup melimpah
- Misal : hornblenda dalam granit hornblenda

KLASIFIKASI BATUAN BEKU

(Fenton, 1940 dalam Bateman, 1962)

STRUKTUR TUBUH BATUAN BEKU INTRUSI

Batolit
Besar, dinding terjal, tidak mempunyai dasar,
berkomposisi batuan asam (granit, granodiorit),
singkapan ribuan km2

Atap batolit di Mount Powell

Stock
Bentuk dan komposisinya mirip batolit (luas
singkapan , 100 km2
Korok
Tabular, memotong struktur utama (perlapisan atau
foliasi)
Hubungan tegangan dengan
injeksi yang membentuk korok
(Anderson dan Hubbert)

Arah tegangan terkecil

Urat
Tabular (lebar beberapa cm)
(Charmichael et al., 1971, Ehler dan Blat, 1981; Best,
1982)

Sill
- Tabular
- Konkordan terhadap struktur utama (perlapisan
atau foliasi)
- Tebal dapat mencapai ratusan meter, meluas
sampai berkilo-kilometer, biasanya bersifat basa
- Majemuk, sederhana atau terdiferensaasi
- Sill Palisade (New York), basalt, hipabisal, tebal
300 m, lebar 2 km, panjang 8 km, bagian tepi
berbutir halus (15 m), ke arah tengah lebih kasar
(2/3 sill)
- Sill di Antartika, diabas, tebal 400 m, luas
singkapan 20.000 km2

Komplek sill di Eigg


(Harker 1904)

Lakolit
- Seperti jamur tubuh berbentuk lempengan, dasar
mendatar, atap seperti kubah, menerobos
perlapisan yang melengkung seperti busur,
konkordan sebagian besar bersifat asam atau
menengah
- Diameter 1-8 km, tebal maksimum 1000 m
- Di tempat yang dangkal, dapat berubah menjadi
sill

Bentuk diagramatik lakolit

Lakolit di pegunungan Judith,


Montana

Pakolit
- Masa berbentuk lensa, melengkung, menginjeksi
secara konkordan perlapisan terlipat (antiklin atau
sinklin), intrusi relatif dalam
- Pasif

Bentuk diagramatik pakolit

Lopolit
- Tubuh berbentuk lempengan atau melensa,
permukaan bagian bawah dan atas cekung ke
arah atas (seperti cawan atau cerutu)
- Bersifat basa, konkordan, bagian tengah melesak
ke bawah, di daerah yang sedikit terlipat
- Tebal 1/10 1/20 lebar, diameter puluhan-ratusan
km, tebal ribuan meter
- Bersifat mafik atau ultramafik

Bentuk kerucut dan lempengan dalam


bentuk intrusi mafik melapis

Ring dike (korok berbentuk cincin)


- Kemiringan tajam
- Pergerakan magma ke atas, di sepanjang rekahan
silindris dan seperti kerucut, bagian tengah /
pusatnya runtuh
- Lebar beberapa km

Ring dike
a. Skema
b. Foto udara semenanjung Ardnamurchan, Skotlandia
c. Peta geologi

TUBUH BATUAN BEKU EKSTRUSI


NON FRAGMENTAL

Lava pahoehoe
- Gelasan, permukaan halus, seperti tali

Lava aa
- Permukaan kasar, fragmental, vesikuler, berduri
- Di bawah zona yang terfragmentasi terlaskan

Lava bantal
- Elipsoid, seperti bantal, guling
- Bagian tepi bantal dengan kerak gelasan, kekar
radial ukuran bantal 10 cm 6 m (basalt, andesit,
spilit)

(Ehler dan Blat, 1981; Best 1982)

ASOSIASI BATUAN BEKU NON FRAGMENTAL


Asosiasi batuan plutonik
Stock dan batolit (komposisi / sumber magma sama
dengan intrusi-intrusi kecil)
Masa batuan beku abisal (abysal)
Asosisasi batuan volkanik
Aliran lava
Intrusi di pipa kepundan
Semua intrusi (siklus kegiatan volkanik dan sumber
magma sama)
(Charmichael et al., 1974)

CONTOH BATUAN DALAM TUBUH INTRUSI


Aplit
- Korok, urat, dalam tubuh granit, berasosiasi
dengan pegmatit
Gabro
- Tubuh dengan luas sekitar 100 km2, stok
- Tepi benua di atas zona subduksi lempeng
samodra
- Batolit terdiri dari ratusan pluton, busur kepulauan
dan di dalam kerak benua yang dalam
- Intrusi melapis
- Lopolit
- Batolit
- Sill

Granitoid
- Granit peralkali, granit alkali, granit, granodiorit,
tonalit
- Batolit
- Stok
- Bos
- Korok cincin
Diabas
- Bos
Batuan asam dan menengah
- Pakolit

Batuan asam dan menengah


- Lakolit
Sienit
- Stok
Dunit, piroksenit (ultramafik)
- Tidak dikenal dalam tubuh lava
- Intrusi kecil tersendiri
- Korok
- Sill lapisan/lensa intrusi mafik melapis
- Lopolit
(Fenton, 1940; Huang, 1962; Hyndman; 1972; Whiten
dan Brooks, 1972; Nockolds et al., 1978; Best, 1982;
Ehlers dan Blat, 1982)

BATUAN VOLKANIK
TEKSTUR :
Porfiritik (fenokris di dalam masadasar fanerik sangat
halus sampai gelasan)
Afanitik, berkristal sangat halus (non porfiritik)
Gelasan

BATUAN VOLKANIK
STRUKTUR :
Trasitik
Perlitik
Skoriaan
Vesikuler
Amigdaloidal
Kekar tiang (tegak lurus bidang pendinginan)
Kekar lembaran (paralel terhadap permukaan
pendinginan atau permukaan aliran, penjajaran mineral
plagioklas, terutama yang berada di dekat permukaan)
Lava bantal

Kekar tiang pada basalt di Bacchus


Marsh, Victoria

Superposisi ideal dari tipe struktur


aliran dan sistem rekahan dalam
batuan beku plutonik
Kekar kolumnar dalam aliran lava

Skema pembentukan lava


bantal di bawah permukaan
laut

Diagram potongan melintang dari


lava pahoehoe (A) dan lava bantal
(B)

Lava bantal di Motutara,


Selandia Baru

BATUAN VOLKANIK
KENAMPAKAN YANG LAIN :
Permukaan berbongkah-bongkah
Permukaan berduri; seperti tali
Lapisan di dasar aliran lava terpanggang

ERUPSI MAGMA
Kubah lava dan autoklastik
Aliran lava, intrusi sangat dangkal dan autoklastik
Aliran lava dan ledakan uap (hydroexplosion)
Jatuhan piroklastik
Aliran piroklastik
Gelombang piroklastik

Sketsa kubah lava dan spine


di Mount Pelee

Talus / crumble breccia

Endapan piroklastik yang lebih tua

Talus / crumble breccia

Lava bongkah
- Fragmen-fragmen dengan permukaan yang halus

Lava bongkah di California timurlaut


(Macdonald)

Breksi :
Breksi onggokan
Breksi ledakan
Breksi gesekan

HYALOCLASTITE
(Carlisle, 1963; Best, 1982)
Lava bantal
Kontraksi pada bagian luar lava bantal yang
bersifat gelasan
Vesikulasi (pembentukan uap) sebagai hasil
interaksi antara lava yang panas dengan air yang
dingin akan menghasilkan tekanan uap yang
semakin besar.
Tekanan uap tersebut akan menghasilkan ledakan
uap (hydroexplosion)
Ledakan uap tersebut akan menyebabkan lava
bantal yang bersifat gelasan menjadi
terfragmentasi

HYALOCLASTITE
(Carlisle, 1963; Best, 1982)

Fragmen-fragmen gelas tersebut akan terkonsolidasi


pada kondisi yang panas, menghasilkan batuan
hialoklastik (hialoklastit)
Isolated pillow breccia
Closed pack pillow breccia
Pillow breccia
Alterasi hidrotermal pada matriks (karbonat dan zeolit)

1
Fragmentasi dalam keadaan panas

2
Terjadi

longsoran
Konsolidasi dalam keadaan panas

3
Terjadi longsoran
Konsolidasi dalam keadaan panas

4
Terjadi

longsoran
Konsolidasi dalam keadaan panas

Tipe erupsi piroklastik utama


(Fisher dan Schmincke, 1984)
1. Plinian
2. Hawaiian
3. Strombolian

Tipe erupsi piroklastik utama


(Fisher dan Schmincke, 1984)
1. Plinian
- Komposisi batuan: riolitik, trasitik, fonolitik,
dasitik
- Klastika : menyudut dan sangat vesikuler
Ukuran butir : bergradasi normal dari pusat
erupsinya
- Sortasi : bagus
- Struktur : Berlapis jelek, tebal, perlapisan
bersusun normal dan terbalik

Tipe erupsi piroklastik utama


(Fisher dan Schmincke, 1984)
1. Plinian
Volume : mencapai 1000 km3
Geometri : lempengan
Asosiasi : diikuti oleh endapan aliran batuapung,
yang berada di atasnya

Lontaran penuh tenaga dari tepra diikuti oleh


runtuhan gravitasi erupsi vertikal dan akumulasi
hasil ledakan di sekitar lubang ledakan

Tipe erupsi piroklastik utama


(Fisher dan Schmincke, 1984)
2. Stromboli dan Hawaiian
- Komposisi batuan: basalt
- Klastika : vesikuler, bom sampai partikel kecil
gelasan, skoria, batuapung
Ukuran butir : bom dan bongkah melimpah, abu
halus jarang
- Sortasi : bagus sangat bagus
- Struktur : masif (tanpa struktur)
Volume: <1 km3
Geometri: kerucut dan kubah yang melebar bagian
dasarnya
Pengelasan: di beberapa tempat dapat dijumpai
Asosiasi: aliran lava

JATUHAN PIROKLASTIK
Tepra (lapili dan abu) dierupsikan oleh ledakan
yang sangat kuat ke atmosfir
Diangkut oleh angin, arus udara di dalam awan
eruptif, dapat mencapai jarak yang jauh (sampai
1100 km)
Jatuh dan terakumulasi karena pengaruh gaya
berat (endapan jatuhan piroklastik)

JATUHAN PIROKLASTIK
Erupsi Tunggal
Lapisan tersortasi bagus
Lapisan tersusun oleh abu jatuhan piroklastik, dan
butiran batuapung
Terkadang

terbentuk lapisan bersusun terbalik


- Erupsi yang lebih kuat terjadi lebih akhir
- Jatuh ke dalam tubuh air yang tenang sehingga
batuapung yang lebih besar lebih lambat
tenggelam (setelah penuh air)

JATUHAN PIROKLASTIK
Lapisan bersusun dapat terbentuk karena erupsi
yang berulang
Endapan jatuhan piroklastik dapat mempunyai
ketebalan 1 mm dan dapat diendapkan di tempat
yang jauh dari pusat erupsinya
Dapat digunakan sebagai horison waktu stratigrafi
yang ideal
Bila teralterasi oleh diagenesa gelas volkanik dan
feldsparnya dapat berubah menjadi mineral
lempung, ataupun zeolit

Semburan lava setinggi 40 ft


di Mauna Loa

Avalanche (aliran piroklastik)


menuruni lereng G. Mayon (Filipina)
sementara awan penciri letusan
volkanik bergerak vertikal dari
kepundan

Awan letusan volkanik yang jenuh


dengan abu pada letusan G. Okmok,
Jatuhan piroklastik pada Umnak Island, Aleutians
erupsi celah di kaldera
Mokuaweoweo, Mauna Loa,
Hawaii

Awan uap jenuh abu dari ledakan


freatik di kawah Halemaumau,
G. Kilauea

Struktur gunungapi yang terbentuk


oleh lapisan-lapisan material
piroklastik

Lava dan bom volkanik

Airmata Pele
Lapili basaltik dari G. Kilauea. Lapili berbentuk bulan sabit /
cresentic (di tengah) memiliki panjang hampir 1 inchi

Abu volkanik
A. Abu kristal andesitik dari G. St. Maria, Guatemala. Kristal
pecah dari plagioklas, piroksen berwarna hijau pucat, keping
biotit membundar, magnetit dan beberapa litik andesit
B. Abu vitrik dasitik yang menunjukkan tekstur pumisan dari G.
Mazama, Oregon. Gelas pumisan diiringi oleh keping
plagioklas yang pecah dan prisma kecil hipersten
C. Abu basaltik (rambut Pele) dari Kilauea, Hawaii. Benang gelas
basaltik yang mengandung gelembung gas. Material terbentuk
dari semburan lava

Pitchstone riolitik dengan mikrolit dan kristalit


A. Fenokris kuarsa, augit dan magnetit dalam matriks gelasan,
dengan banyak mikrolit (skopulit) hornblenda berwarna hijau
B. Fenokris kuarsa dengan batas terkorosi dan pecahan
konkoidal, dalam matriks gelas memperlihatkan retakan perlitik.
Jajaran kristalit (globulit) membundar menunjukkan pita fluidal
C. Fenokris hornblenda dan sanidin berada dalam matriks gelas
yang kaya globulit dan kristalit berbentuk kurva seperti rambut

Guyot yang terbentuk di bawah


permukaan laut dekat dengan pusat
pemekaran

Cypressoid jets
Cock's tail jets
Jatuhan piroklastik
Erupsi magma di dasar
laut yang bersifat ledakan

Andesit piroksen
Kristal-kristal plagioklas,
piroksen
Submarine agglomerate
- monolitik
- tanpa pecahan gelas
volkanik

ALIRAN PIROKLASTIK
Silisik intermediet
: ribuan km2
: beberapa meter sampai beberapa ratus
meter
Material :
Matriks : abu melimpah, 50 %
(Sheridan, 1974)
Klastika :
Batuapung berukuran > 2 mm
Batuapung, kristal, dan abu (sebagian besar berujud
gelas berbentuk shard's), berukuran < 2 mm
Batuan dan kristal berukuran > 2 mm (accidental)
berasal dari batuan dasar
Luas
Tebal

ALIRAN PIROKLASTIK
Campuran gas dan material volkanik yang panas,
sangat mobil (Erupsi G. Pelee, 1902)
Nuee Ardente
Kecepatan (V) : 200 km/jam (curam)
25 km/jam (landai)
Awan panas / berpendar
Endapan aliran piroklastik
Ignimbrite (Tufa terlaskan / welded dan tufa gelas)
Ignis = api
Nimbus = awan
Batuan awan berapi

ALIRAN PIROKLASTIK
Endapan aliran piroklastik
Sortasi jelek
Dalam tubuh aliran : pumis mengambang,
fragmen litik tenggelam (Sharks, 1976)

ALIRAN PIROKLASTIK
Perlekatan partikel-partikel gelas bersama-sama, pada
suhu tinggi
Lembek dan bersuhu tinggi
Pengelasan dan kompaksi (tekstur eutaxitik, welded
tuff)
Batuapung dan gelas (shard's) terpipihkan,
sejajar dengan perlapisan
Welding (pengelasan)
Kompaksi oleh beban endapan di atasnya, pada suhu
yang tinggi
Kompaksi (tekstur klastik, vitric tuff / tufa gelas)
Kompaksi oleh beban endapan di atasnya, pada suhu
yang tinggi

Kubah runtuh avalanche kecil

Ledakan langsung dari tepi kawah (lateral)

Tubuh aliran piroklastik di dalam suatu siklus erupsi


(Sheridan, 1979)

Endapan aliran piroklastik

Sortasi jelek
Fragmen batuapung mengapung sedangkan fragmen litik yang
lain tenggelam dalam tubuh aliran

Endapan jatuhan piroklastik

Kaya lapili dan bongkah batuapung


Struktur bergradasi normal

Tuff terelaskan dalam lapisan


aliran-abu

Pembentukan tufa Waidara

A. Permulaan erupsi.
Magma dasitik yang mengalami vesikulasi
(pembentukan gelembung gas)
dierupsikan ke dalam air laut yang dingin.
Erupsi bawah muka air laut mulai
membentuk kumpulan buih di atas
kepundan.

B. Klimaks erupsi
Semburan magma dasitik dalam jumlah
besar terjadi di atas kepundan. Material
hasil erupsi tersebut kemudian masuk ke
dalam air laut. Fragmen-fragmen
batuapung, dasit dan kristal bercampur
dengan air membentuk aliran piroklastik
bawah muka air laut.

C. Akhir erupsi.
Aliran piroklastik tersebut kemudian
berubah menjadi arus turbid yang mampu
membawa abu yang berukuran halus
(lanau), membentuk batuan sedimen yang
kaya dengan abu volkanik.

Gelombang piroklastik (Pyroclastic surges / Base


surges)
Erupsi freatomagmatik (misal di gunung Taal)
Seperti ledakan bom nuklir

Air permukaan / air tanah berkontak dengan


magma
Ketebalan endapan sekitar 1 m
Penyebarannya meluas kurang dari beberapa
kilometer dari kepundan
Tersortasi jelek

ENDAPAN BASE SURGE

a. Struktur seperti gelombang pasir


Amplitudo gelombang pasirnya beberapa
centimeter sampai puluhan centimeter
b. Antidune
Lapisan berusun terbalik

Base surge
- Uap dominan, abu
sedikit

Subaquoeous Tephra Flow

KLASIFIKASI BATUAN
VOLKANIK KLASTIK

Best, 1982

KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK

Kelompok studi batuan piroklastik


(Jurusan Teknik Geologi FT UGM,1983)

KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK

Kelompok studi batuan piroklastik


(Jurusan Teknik Geologi FT UGM,1983)

Anda mungkin juga menyukai