MAKALAH
Oleh :
Kelompok 1
S1 Biologi/ Kelas G dan H Tahun 2014
Faradita Nindyasari 140342604767
Listia Ningrum
140342601711
Nur Fitriana
140342601325
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi
antarsel agar dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
eksternal dan internal yang selalu berubah. Sistem Endokrin dan susunan saraf
merupakan alat utama dimana tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan
dan sel. Sistem saraf sering dipandang sebagai pembawa pesan melalui sistem
struktural yang tetap. Sistem endokrin dimana berbagai macam hormon
disekresikan oleh kelenjar spesifik lalu diangkut sebagai pesan yang bergerak
untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya (definisi klasik dari hormon). Kata
hormon berasal dari istilah Yunani yang berarti membangkitkan aktifitas
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam
tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin.
Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh
oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di sisi lain, terdapat pula kelenjar
eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus. Walaupun
jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah
penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan
lain sebagainya.
Hormon dapat dibedakan menjadi hormon peptida dan hormon steroid.
Hormon diturunkan dari unsur-unsur penting yaitu hormon peptida dari protein,
hormon steroid dari kolesterol, dan hormon tiroid serta katekolamin dari asam
amino. Hormon-hormon ini bekerjasama dengan sistem saraf pusat sebagai fungsi
pengatur dalam berbagai kejadian dan metabolisme dalam tubuh. Jika hormone
sudah berinteraksi dengan reseptor di dalam atau pada sel-sel target, maka
komunikasi intraseluler dimulai. Steroid adalah senyawa organik lemak sterol
tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena
Untuk itu perlu diketahui mengenai proses pembentukan hormon steroida,
penggolongan dari hormon steroid dan mekanisme pembentuk hormon steroid.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui penggolongan hormon steroid.
2. Untuk mengetahui pembentukan hormon steroid.
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon steroid.
4. Untuk mengetahui hormon steroid sintetik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hormon Steroid
Hormon steroid termasuk ikatan hormon hidrogen, yang mempunyai
bermacam-macam pengaruh yang khas, tergantung dari perbedaan dalam susunan
gugus metal, ikatan rangkap, hidroksi atau kelompok keton. Hormon ini termasuk
zat lipofil yang sedikit larut dalam air.
Hormon
steroid
berasal
dari
kolesterol
dan
berstruktur
inti
diproduksi
ketebalan
oleh
endometrium
korpus
luteum.
sehingga
dapat
Progesteron
menerima
untuk
diferensiasi
seksual
organ-
organ
kelamin
luar,
tingkat tertentu di jaringan perifer . Steroid berasal dari kolesterol yang dihasilkan
melalui sintesis de novo atau melalui ambilan dari LDL melalui reseptor LDL.
Terdapat
sejumlah
cadangan
kolesterol
dalam
ester
kolesterol
sel-sel
150c11. Enzim ini tidak ditemukan dalam gonad, yang tidak menghasilkan
kortisol atau aldosteron.
-OH-
DHEA dan androstenedion dalam jaringan perifer seperti jaringan adiposa karena
adanya aromatase.
Jika sudah disintesis, steroid yang baru disintesis dilepaskan dengan cepat.
Tidak seperti pada kelas hormon lain, terdapat sedikit cadangan steroid oleh
kelenjar, dan pelepasan steroid yang meningkat selalu mencerminkan peningkatan
sintesis.
2.3 Mekanisme Kerja Hormon Steroid
Diketahui bahwa hormon yang diproduksi di dalam tubuh makhluk hidup
melakukan kerja yang bersifat spesifik. Pada dasarnya kerja hormon adalah
menyesuaikan (modifikasi) aktivitas genetik organ atau sel sasarannya. Hormon
bukanlah penyebab aktivitas, melainkan hormon mempercepat atau meningkatkan
efisiensi kerja organ atau sel sasaran tersebut (Falkenstein dkk., 2000).
Dapat diketahui bahwa hormon steroid memiliki dua mekanisme kerja
yang berbeda. Telah dijelaskan bahwa hormon steroid merupakan suatu molekul
kecil yang diturunkan dari kolesterol. Mekanisme kerja pertama hormon ini ialah
dengan berikatan pada reseptor spesifik dan mengubah aktivitas transkripsi pada
gen. Mula-mula hormon steroid yang telah dihasilkan memasuki sel dan berikatan
dengan reseptor yang ada pada sitoplasma mau pun cairan yang ada di dalam inti
sel (nukleus). Setelah itu dengan adanya co-aktivator maka dapat berikatan
dengan akseptor, lalu RNA polymerase akan berikatan dengan prromotor sehingga
DNA dapat melakukan transkripsi. Kemudian mRNA hasil dari transkripsi
tersebut akan ditranslasi sehingga menghasilkan beberapa asam amino yang
membentuk protein baru yang dapat mengubah fungsi sel.
DAFTAR RUJUKAN
Beitel, L. K. 2010. Steroid Hormones and Steroid Receptors Pt. 1. (Online),
(www.medgen.mcgill), diakses 31 Agustus 2016
Endocrinology and Metabolism, 2nd ed. McGraw-Hill, 1987; 11 32
Evans RM. 1988. The steroid and thyroid hormone receptor superfamily. USA :
Science
Falkenstein, E., Tillmann, H., Christ, M., Feuring, M. & Wehling, M. 2000.
Multiple Actions of Steroid Hormones A Fokus on Rapid, Nongenomic
Effect. Pharmacological Review, 52 (4)
Gill G: Biosynthesis, secretion, and metabolism of hormones . In:
Guyton & Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. EGC
Lippincot Williams & Wilkins. Philadelphia. 2005 ; 25 96.
Miller WL: Molecular biology of steroid hormone synthesis. Endocr Rev
1988;9:295
Speroff L, Fritz MA. Hormone biosynthesis, metabolism and mechanism of
action. In Clinical Gynecologic endocrinology and infertility. Seven Ed
Wilson, C. O . et al . 1982. Textbook of organic medicinal and pharmaceutical
chemistry. Philadelphia : Lippincott