Anda di halaman 1dari 21

MOTIVASI WISATA

1. Motivasi fisik : istirahat fisik, ikut


olahraga, rekreasi pantai, hiburan
yang membuat tubuh tidak
tegang, dan pertimbangan
kesehatan.

MOTIVASI WISATA

2. Motivasi budaya : keinginan


mengetahui negeri lain, misalnya
seni, adat istiadat, tari, lukisan dan
agama.
3. Motivasi antar pribadi : keinginan
bertemu dengan muka-muka baru,
mengunjungi teman atau sanak
saudara, melarikan diri dari
kegiatan sehari-hari.
4. Motivasi status dan martabat :
kebutuhan akan pengakuan,
perhatian, penghargaan, dan
reputasi.

Mayo dan Jarvis (1981)

KETERKAITAN ANTAR KOMPONEN WISATA


Potensi Pariwisata

Pengunjung

Masyarakat
Setempat

KLASIFIKASI WISATA
1. Wisata alam (nature tourism), merupakan aktifitas
wisata yang ditujukan pada pengalaman terhadap
kondisi alam atau daya tarik panoramanya.
2. Wisata budaya (cultural tourism), merupakan wisata
dengan kekayaan budaya sebagai obyek wisata
dengan penekanan pada aspek pendidikan.
3. Ecotourism, green tourism atau alternative tourism,
merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk
menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya
alam/lingkungan dan industri kepariwisataan.

Wisata Pemandangan Alam


1. Objek alam (pantai, air terjun, mangrove, terumbu
karang)
2. Flora (tumbuhan langka, hutan, obat-obatan)
3. Fauna

4. Perkebunan
Wisata Petualangan

1. Kegiatan alam bebas (lintas alam, mendaki


gunung, selancar)
2. Olahraga ekstrem (sepeda gunung)
3. Berburu

WISATA ALAM

Kebudayaan suku Mentawai

WISATA BUDAYA

1. Suku terasing
2. Kerajinan tangan (batik, ukiran dll)
3. Peninggalan bersejarah (candi, benteng kolonial)

EKOWISATA
1. Pendataan spesies (serangga, mamalia)
2. Konservasi (reboisasi, lokasi pencemaran)
3. Wisata sosial

Wisata Alam

Wisata Budaya

Ekowisata

Ekowisata pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990 oleh


organisasi The ecotourisma Society : Suatu bentuk perjalanan
wisata ke daerah alami dengan tujuan mengkonservasi lingkungan
dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat.

Ekowisata adalah bentuk baru dari perjalanan yang bertanggung


jawab ke daerah alami dan berpetualang, serta dapat menciptakan
industri pariwisata (Eplerwood, 1999)

Ekowisata merupakan bentuk wisata yang


dikelola dengan pendekatan Konservasi

Pendekatan Ekowisata harus dapat menjamin


kelestarian lingkungan
1.

2.

3.

Menjaga tetap
berlangsungnya proses
ekologis yang tetap
mendukung sistem
kehidupan
Melindungi keanekaragaman
hayati
Menjamin kelestarian dan
pemanfaatan spesies dan
ekosistemnya

Dua aspek pengembangan Ekowisata


1.

2.

Aspek Destinasi : tidak melakukan eksploitasi alam, tetapi hanya


menggunakan jasa alam dan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pengetahuan, fisik dan psikologis wisatawan (Bukan
menjual destinasi tetapi menjual filosofi).
Aspek Market : konsep product driven; meskipun market
dipertimbangkan namun macam, sifat, perilaku obyek dan daya
tarik wisata alam dan budaya diusahakan untuk kelestarian dan
keberadaannya.

WISATA BAHARI UNGGULAN INDONESIA

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar thn 2012)


memetakan 12 kawasan kepulauan di seluruh wilayah Indonesia
sebagai destinasi bahari unggulan.

1. Kepulauan Padaido, Biak, Papua

2. Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara

Kawasan wisata bahari ini sangat ideal untuk kegiatan


selam, wisata cruise. Paket wisata selam di daerah
kapal tenggelam sebagai alternatif kegiatan selam, serta
pengembangan cruise regional dengan menggunakan
kapal phinisi dan sea plane untuk menjangkau
pulau-pulau kecil

Kawasan wisata bahari ini ideal untuk kegiatan


selam dan cruise regional. Program pengembangan
wisata bahari di kawasan ini antara lain, kegiatan
cruise internasional dan regional dengan
Pengembangan pelabuhan makasar sebagai hub,
serta konservasi kekayaan laut dengan
pemberlakuan sertifikat penyelam dan
penegakan hukum.

3.Kepulauan Derawan
Kalimantan Timur

Kawasan wisata bahari ini ideal untuk


kegiatan selam dan konservasi penyu.
Program pengembangan wisata bahari
di kepulauan ini selain konservasi
habitat penyu sebagai daya tarik wisata,
juga untuk konservasi pengembangan
budaya di pulau kakaban dan Sangalaki
yang berada di kawasan ini dengan pola
partnership MNC (Multi National
Companies) dengan memanfaatkan
tenaga local.

4. Kepulauan Selayar,
Takabone Rate-Sulawesi Selatan

Kawasan wisata bahari ini sangat cocok untuk selam,


snorkeling, berlayar, dan memancing. Program
pengembangan wisata bahari di kepulauan ini adalah
sebagai hub wisata cruise internasional, regional, dan
cruise kapal tradisional seperti phinisi Nusantara.

5. Pulau Nias dan Kepulauan Mentawai,


Sumatra Utara

Kawasan wisata bahari ini sangat ideal untuk


selancar dengan pengembangannya
ekowisata berbasis komunitas serta olahraga
selancar. Program pengembangan di kawasan
ini lebih focus pada penganekaragaman daya
tarik wisata dengan menampilkan budaya
daerah.

6. Kepulauan Raja Ampat,


Papua barat

Kawasan wisata bahari di kepulauan ini sangat ideal


untuk kegiatan menyelam. Pengembangan kawasan
wisata bahari ini dengan pola partnership MNC (Multi
National Companies) yang melibatkan pelaku industri
Wisata Bahari, pemerintahan daerah dan masyarakat
setempat.

7. Kepulauan Ujung Kulon dan Anak


krakatau, Banten Kawasan.

Wisata bahari ini ideal untuk kegiatan selam


dan cuise regional dengan tema
pengembangannya ekowisata berbasis
konservasi. Program pengembangan di
kawasan ini antara lain perencanaan tata
ruang yang jelas antara konservasi dengan
areal pengembangan sesuai dengan daya
dukung lingkungan. Menyediakan fasilitas
transportasi menuju obyek wisata dengan
kegiatan kapal phinisi dan sea plane untuk
menampung wisatawan domestic dari Jakarta.

8. Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur

Kawasan wisata bahari ini ideal untuk kegiatan selam


dan wisata cruise. Program pengembangan kawasan
ini adalah wisata cuirse regional dengan fasilitas marina
dan yacht. Untuk menjangkau pulau-pulau kecil di
sekitarnya perlu disediakan kapal phinisi dan sea
palane.

9. Teluk Tomini, Kepulauan Tongean,


Sulawesi Tengah

Kepulauan ini ideal untuk kegiatan selam dan


snorkeling. Program pengembangan di kawasan
ini antara lain penyediaan fasilitas marina, yacht,
kapal phinisi dan sea plane dengan kemintraan
masyarakat dengan pelaku usaha pariwisata.

10. Kepulauan Bali dan Lombok

Wisata bahari di pulau ini ideal untuk kegiatan


selam, selancar, cruise regional, dan
internasional. Program pengembangan
pariwisata baharai di kawasan ini antara laian
dibangun kemitraan pemerintah daerah,
masyarakat local, dan kalangan industri
wisata bahari. Menyediakan fasilitas
pelabuhan, akomodasi, dan pertunjukan
budaya.

11. Barelang, Kepulauan Riau

12. Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

Kawasan ini sangat ideal untuk kegiatan


cruise, yacht dan marina serta selancar.
Program pengembangan wisata bahari di
kasaean ini antara pelabuhan wisata bahari
yang menunjang limpahan wisatawan dari
singapura menuju daerah tujuan wisata
kepulauan Riau. Pengembangan wisata
cruise regional sangat ideal karena letaknya
pulau ini strategis di selat malaka dan dekat
dengan Singapura.

Wisata bahari yang sangat ideal untuk di


kepulauan Seribu adalah selancar, cruise
regional, memancing, dan olahraga bahari.
Untuk itu program pengembangan di kawasan
ini antara lain perencanaan tata ruang yang
sangat jelas antara arean konservasi dan
pengembangan yang disertai taman nasional.
Serta pengembangan untuk fasilitas air adalah
marina, yacht, kapal phinisi dan sea plane
untuk kegiatan olah raga air.

Anda mungkin juga menyukai