Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NAMA KELOMPOK
Arif setya aji
(04143836)
(04143837)
(04143868)
Reni sulistiani
(041438
Wisna yahya
(041438
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan
penyebab utama kesakitan dan kematian balita di indonesia yaitu sebesar
28%1. WHO memperkirakan kematian akibat pneumonia mencapai 10%
20% pertahun dari seluruh jumlah bila tidak diberi pengobatan2. Kematian
balita karena pneumoni secara nasional diperkirakan 6 per 1000 balita per
tahun atau sekitar 150.000 balita pertahun1. Salah satu sasaran
pemberantasan penyakit ISPA pada balita adalah menurunkan angka
kematian balita akibat pneumonia
ISPA hingga saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Kabupaten Bengkulu Utara karena masih tingginya angka kesakitan dan
kematian akibat ISPA. Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu
Utara tahun 2003 menunjukkan bahwa penyakit ISPA masih menempati
posisi pertama dari 10 penyakit terbanyak yaitu 33,02%. Angka kematian
balita yang disebabkan oleh semua penyakit sebesar 12,3%2. Pelaksanaan
program P2 ISPA di Kabupaten Bengkulu Utara belum mencapai target
nasional3.4. Hasil survei pendahuluan, seluruh puskesmas di Kabupaten
Bengkulu Utara telah menjalankan program P2 ISPA dan telah ada
pedoman teknis pada prosedur tetap ISPA dari Depatemen Kesehatan RI
tahun 2002 tentang Pedoman P2 ISPA Balita. Hal tersebut terhambat oleh
keterbatasan petugas memanfaatkan data program P2 ISPA dan belum
melaporkan secara rutin setiap bulan ke Dinas Kesehatan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. apa yang dimaksud dengan ISPA?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut,
istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory
Infections (ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian
dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga
alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga
telinga tengah dan pleura. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering
terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah.
Kejadian psenyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3
sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat
serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Istilah ISPA meliputi
tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dimana pengertiannya
sebagai berikut :
1. Infeksi
Adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia
dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernafasan
Adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya
seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
3.
Infeksi Akut
Adalah Infeksi yang langsung sampai dengan 14 hari. batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat
berlangsung lebih dari 14 hari.
rhinovirus dan atau coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada
anak selama beberapa jam sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara
diduga menjadi pencetus infeksi virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA
dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran
pernafasannya.
B. Klasifikasi
WHO ( 1986) telah merekomendasikan pembagian ISPA menurut derajat
keparahannya. Pembagian ini dibuat berdasarkan gejala-gejala klinis yang
timbul dan telah ditetapkan dalam lokakarya Nasional II ISPA tahun 1988.
Adapun pembagiannya sebagai berikut :
Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :
1. ISPA ringan
Ditandai dengan satu atau lebih gejala berikut :
a. Batuk, Pilek dengan atau tanpa demam.
2. ISPA sedang
Meliputi gejala ISPA ringan ditambah satu atau lebih gejala berikut :
a. Pernapasan cepat.
1) Umur <>
2) Umur 1-4 tahun : 40 kali/menit atau lebih.
b. Wheezing(nafas menciut-ciut).
c. Sakit atau keluar cairan dari telinga.
d. Bercak kemerahan (campak).
c. c. Sianosis (pucat).
b) Pneumonia tidak berat
Tanda Utama :
1. Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.
2.
c) Bukan pneumonia
Tana utama :
1. Tidak ada tarikan dinding dada kedalam.
2. Tidak ada nafas cepat : Kurang dari 50 kali/menit untuk anak usia 2
bulan 1 tahun, Kurang dari 40 kali/menit untuka anak usia 1 tahun 5
tahun.
2. Anak umur kurang dari 2 bulan
Untuk anak dalam golongan umur ini, di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a) Pneumonia berat
Tana utama :
1. Adanya tanda bahaya yaitu kurang bisa minum, kejang, kesadaran
menurun, stridor, wheezing, demm atau dingin.
2.
1. Suportif :
Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian
multivitamin, dll.
2. Antibiotik :
1. Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab.
2. Utama ditujukan pada pneumonia, Influenza dan Aureus.
Menurut WHO :
1.
2.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Ketersediaan dan ketercukupan input (SDM, sarana, dana dan
metode) di Puskesmas Pekik Nyaring memadai, sedangkan di Puskesmas
Kembangseri kurang memadai dan di Puskesmas D6 Ketahun sangat kurang
memadai.
Proses pelaksanaan program P2 ISPA balita yang meliputi P1, P2 dan P3 di
Puskesmas Pekik Nyaring (kinerja tinggi) sudah dilaksanakan dengan baik.
Puskesmas Kembangseri (kinerja sedang) belum melaksanakan semua proses
dengan baik terutama dokumentasi uraian tugas pengelola program tidak
melakukan survailans sehingga perencanaan kurang didukung oleh data yang
lengkap. Puskesmas D6 Ketahun (kinerja rendah) sebagian besar proses
belum dilaksanakan.