Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

TEKNIK EKSPLORASI TAMBANG

Oleh :
IBETH AFRYATI SIHOTANG
DBD 114 114

Dosen : William Don Boris, ST., MT.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI dan PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2016

TUGAS TET

1.
2.
3.
4.

Jenis dan model pemboran (beserta gambar)


Peralatan yang digunakan dalam pemboran
Deret bowen reaction series beserta penjabarannya
Macam-macam endapan (primer, sekunder, dll)

Jawaban :
1. Jenis-jenis pemboran dapat diklasifikasikan berdasarkan :
Tujuannya
Lokasinya
Bentuk Lubang
Mekanisme Kerja
Berdasarkan tujuannya, jenis pemboran dapat dibedakan menjadi :
a. Pemboran Inti,

yaitu suatu pemboran

yang bertujuan

untuk memperoleh contoh batuan dalam bentuk inti (core), dari


kedalamn 0 sampai kedalaman tertentu. Pemboran ini
biasa disebut dengan diamond drilling.

b. Pemboran

Stratigrafi,

bertujuan

untuk

memperoleh

gambaran mengenai urutan stratigrafi suatu daerah. Di


perminyakan pemboran semacam ini biasa disebut dengan
pemboran lubang kecil (slimhole drilling) karena biasanya
diameter lubangnya kecil.
c. Pemboran Struktur, bertujuan untuk mendapatkan gambaran
struktur geologi suatu tempat.
d. Pemboran Eksplorasi (Wildcat Drilling), yaitu pemboran uji
untuk menguji apakah suatu formasi mengandung bahan galian
atau tidak. Pemboran semacam ini adalah fase yang paling
mendebarkan dalam pencarian minyak bumi ataupun mineral.

Berdasarkan lokasinya, pemboran dapat dibedakan menjadi :


a. Pengeboran darat, yaitu semua kegiatan pengeboran yang titik lokasinya
berada di daratan. Istilah lainnya adalah Onshore Drilling.

b. Pengeboran lepas pantai, yaitu kegiatan pengeboran yang titik lokasinya


berada di laut lepas pantai samapai perairan yang dalam. Akan tetapi
dapat dimasukkan juga untuk pengeboran lepas pantai bila titik lokasinya
berada pada lingkungan yang berair, seperti pengeboran di sungai, di
rawa dan di danau namun dengan persyratan kedalam tertentu. Istilah
lain untuk pengeboran lepas pantai adalah Offshore Drilling.

Berdasarkan bentuk lubang, pemboran dapat dibedakan menjadi :

a. Pengeboran tegak (straight hole drilling), yaitu pengeboran yang


dilakukan mulai dari titik lokasi di permukaan, lubang dipertahankan
lurus vertikal sampai ke titik target.

b. Pengeboran horisontal (directional and horizontal drilling) yaitu, pengeboran


yang dilakukan dengan cara mengarahkan lubang. Beberapa faktor-faktor
penyebab dilakukannya pengeboran horizontal adalah geografi, geologi dan
pertimbangan ekonomi.

Berdasarkan mekanisme kerja, pemboran dapat dibedakan menjadi :


a. Pemboran tangan (hand drilling), yaitu pemboran yang dilakukan dalam

kegiatan eksplorasi dangkal seperti placer deposit, dan residual


deposit.

b. Pemboran mekanis, yaitu pemboran yang dilakukan

dengan

menggunakan mesin sehingga mampu membor hingga kedalaman


sangat dalam dengan keadaan bawah permukaan sangat
keras sekalipun.

2. Peralatan yang digunakan dalam pemboran :


a. Mesin bor tumbuk, yang biasanya disebut cable tool atau spudder
rig. Jenis mesin pemboran ini sudah jarang dipakai lagi dalam
eksplorasi. Pemboran dengan jenis ini umumnya digunakan dalam
eksplorasi dasar pada soil, gravel, endapan pasir. Dimana sebagian
besar batuan yang dihasilkan telah mengalami gangguan, karena
proses

pemborannya

menimbulkan

dilakukan

moment

putar.

dengan

Hasil

dari

menumbuk
pemboran

tanpa
tersebut

kemudian dibawa ke laboratorium. Mesin bor tumbuk diopersikan


dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara
berulang-berulang

ke

dalam

lubang

bor.

Mata

bor

akan

memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan kecil,atau akan


melepaskan butiran-butiran pada lapisan. Kepingan atau hancuran
tersebut merupakan campuran lumpur dan fragmen batuan pada
bagian dasar lubang, jika di dalam lubang tidak dijumpai air, perlu
ditambahkan

air

(slurry).Pertambahan

guna
volume

membentuk

fragmen

slurry

dengan

sejalan

batuan
kemajuan

pemboran yang pada jumlah terentu akan mengurangi daya


tumbuk bor. Bila kecepatan laju pemboran sudah sangat lambat,
slurry diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba (bailer)
atau sand pump.
b. Mesin bor putar, merupakan jenis mesin bor yang mempuyai
mekanisme yang paling sederhana, untuk memecahkan batuan
menjadi kepingan kecil, mata bor hanya mengandalkan putaran
mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pemboran dilakukan
pada formasi batuan yang cukup keras, maka rangkain stang bor
dapat ditambah dengan stang pemberat. Kepingan batuan yang
hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke permukaan karena

dorongan fluida. Contoh yang populer dari jenis ini adalah meja
putar dan elektro motor.Pada jenis meja putar, putaran vertical yang
dihasilkan

oleh

mesin

penggerak

dirubah

menjadi

putaran

horizontal oleh sebuah meja bulat yang ada pada bagian bawahnya
terdapat alur alur yang berpola konsentris, sedangkan pada
elektro motor, energi mekanik yang digunakan untuk memutar
rangkaian stang bor berasal dari generator listrik yang dihubungkan
pada sebuah elektro motor.
Komponen-komponen utama dari mesin bor putar adalah:
o Swivel
o Kelly bar
o Stabilizer
o Mata bor
o Stang bor
o Stang pemberat
c. Bor mesin , dipakai untuk eksplorasi dangkal seperti placer deposit dan
residual deposit. Metoda ini digunakan pada umumnya pada tahapan
eksplorasi rinci, namun adakalanya secara acak dan dilakukan pada tahap
eksplorasi tinjau, terutama pada subtahap prospeksi umum. Ada 2 jenis
alat ini, yaitu:

Bor tangan spiral (Auger drilling)

Seperti penarik tutup botol, diputar dengan tangan. Contoh melekat


pada spiral, dicabut pada interval tertentu (tiap 30-50 cm). Hanya
sampai kedalaman beberapa meter saja, baik untuk residual deposit
(bauxite, lateritic nickel) dan sebagainya.
-

Bor bangka (BBB).

Suatu alat bor tangan dikembangkan di Indonesia. Suatu alat


selubung (casing) diberi platform, di atas beberapa orang bekerja.
Pada prinsipnya sama dengan bor spiral dan tumbuk. Batang bor

terdiri dari pipa masif yang disambung-sambung,dengan berbagai


bit.
3. Deret Bowen Reaction Series

Dalam deret bowen terdapat dua deret pembentukan mineral-mineral


ini dari yang terbentuk pada suhu tinggi yang bersifat ultrabasa hingga
ke bawah menjadi mineral asam, yaitu deret kontinyu dan deret
diskontinyu. Derek kontinyu digambarkan pada reaksi pada bagian
kanan deret reaksi bowen dan deret diskontinyu pada bagian kiri deret
reaksi bowen.
Deret kontinyu menggambarkan pembentukan feldspar plagioklas
yang dimulai dari anorthite yang kaya akan Ca (kalsium) menjadi
Oligoklas yang kaya akan Na(natrium). Pada deret ini disebut deret
kontinyu karena pembentukan mineral yang satu dengan mineral yang
lain dalam satu deret memiliki hubungan yang dekat seperti bitownite
yang

memiliki

berhubungan

rumus

dengan

kimia

(Na,

pembentukan

Ca)

Al

mineral

(Al,Si,)Si 2O8
andesin

sangat

yang

juga

memiliki rumus kimia yang sama hanya saja nanti ada perbedaan
dalam komposisi Na (natrium) dan Ca (kalsium) atau Al (aluminium)
dan Si (silikon) yaitu (Na, Ca) Al, 2Si3, 2O8 .
Pada deret diskontinyu menggambarkan pembentukan mineralmineral seperti olivine, piroksen, amfibol, dan biotit. Pembentukan ini

dimulai dari olivin kemudian semakin ke bawah menjadi biotit. Deret ini
disebut deret diskontinyu dikarenakan tidak terdapat hubungan dalam
pembentukan

mineral-mineral

ini

dimana

sebagai

contoh

olivin

memiliki rumus kimia XSiO4 sedangkan mineral seperti biotit memiliki


rumus kimia K(Mg, Fe2+)3(Al, Fe3+)Si3O10(OH,F)2 dapat dilihat bahwa
perbedaan rumus kimia yang sangat mencolok, oleh karen itu deret ini
disebut deret diskontinyu karena tidak terdapatnya hubungan antara
mineral yang terbentuk pertama dan yang terbentuk setelahnya.
Akan tapi kedua deret ini bertemu pada satu titik dimana dalam deret
ini membentuk huruf seperti (Y). Kedua deret ini bertemu pada
pembentukan

K-Feldspar,

kemudian

berlanjut

ke

pembentukan

muscovite, dan kuarsa.


Deret bowen adalah deret yang menjelaskan urutan pengkristalan
magma berdasarkan temperature pembentukan magma tersebut.
Dimana pembentukan magma ini ditentukan berdasarkan pada derajat
kristalisasi dan lama pendinginan magma, dan berpengaruh pada sifat
yang akan dibawa oleh mineral yang terbentuk. Komposisi kimia,
reaksi unsur, dan proses keterbentukannya mineral menjadi jawaban
mengapa terdapat deret kontinyu dan deret diskontinyu pada deret
bowen.
4. Jenis jenis endapan antara lain :
a. Endapan Primer, terbentuk karena adanya diff dari magma. Magma
sebagai cairan panas dan pijar merupakan sumber dari jebakan bijih
yang

terjadi

dari

bermacam-macam

komponen,

dimana

dari

masing-masing komponen mempunyai daya larut yang berlainan.


Pada waktu magma naik ke permukaan bumi, maka temperature
dan tekanannya akan turun. Akibatnya terjadi kristalisasi, dimana
komponen yang sukar larut akan mengkristal lebih dahulu sebagai
terbentuk endapan bijih.
b. Endapan Sekunder, adalah endapan yang terbentuk akibat
konsentrasi

bahan

galian

berharga ( b i j i h )

akibat

p e n g e n d a p a n ke m b a l i s e c a r a s e ku n d e r ( b e r a s a l d a r i
p e r o m b a k a n b a t u a n a s a l ) melalui proses-proses pelapukan
(kimia atau mekanik), transportasi, pemilahan d a n proses
pengkonsentrasian (pengkayaan), sehingga menghasilkan endapan
bijih tertentu.Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang
ada kaitannya dengan batuansedimen, dibentuk oleh pengaruh air,
kehidupan, udara selama proses sedimentasi berlangsung, atau
pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrotermal. Mineral bijih
sedimenter

umumnya

mengikuti

lapisan

(stratiform)

berbatasan denganlitologi tertentu (stratabound)


c. Endapan Sedimenter, terdiri dari bahan-bahan

organik

atau
dan

anorganik dan batuan asalnya telah mengalami disintegritasi.


d. Endapan Metamorf, merupakan endapan baru yang muncul akibat
adanya mineral-mineral yang berkumpul.
e. Endapan Vulkanis, endapan yang muncul akibat adanya aktivitas
antara aliran lava dan bahan-bahan valatil serta sumber-sumber air
panas.
f. Endapan Pegmatis, endapan batuan beku yang terbentuk dari hasil
injeksi magma, kristalisasi suatu magma menyebabkan suatu
perubahan konsentrasi dari bahan bahan uap.

Sumber :
https://achmadinblog.wordpress.com/2010/11/30/prosespembentukan-bahan-galian/
http://dokumen.tips/documents/endapan-sekunder-adalah-endapanyang-terbentuk-akibat-konsentrasi-bahan-galian.html
http://petroleum-learning.blogspot.co.id/2015/12/jenis-jenispengeboran.html
https://id.scribd.com/doc/246750782/Jenis-jenis-Pemboran
http://www.slideshare.net/elvirawea/genesa-bahan-galian
https://1902miner.wordpress.com/bahan-galian/

http://wwwaguslions.blogspot.co.id/2011/05/genesa-bahan-galianadalah.html

Soetoto, S.U 2001. Geologi. Yogyakarta : Laboratorium Geologi Dinamik

Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai