Anda di halaman 1dari 34

JURNAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING


DENGAN GAME SMART CASE UNTUK MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR DAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS VIIIG
POKOK MATERI SISTEM EKSKRESI DI SMPN 13 MALANG

Lazarus
Pendidikan Biologi, FPIEK, IKIP Budi Utomo Malang
E-mail: lazarus_sihak@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar dan ketuntasan belajar biologi
untuk materi biologi melalui penerapan model pembelajaran Reciprocal Teachingdengan game
smart case.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa
kelas VIIIG SMP Negeri 13 Malang dengan materi pembelajaran sistem ekskresi.
Partisipan penelitian ini adalah siswa kelas VIIIG SMP N 13 Malang yang berjumlah 31
siswa.Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi,
wawancara, metode dokumentasi, angket, dan tes.Data yang diperoleh dianalisis secara
kualitatif, kemudian dilakukan triangulasi untuk keabsahan data.
Proses pembelajaran dengan pendekatan ModelReciprocal TeachingDengan Game Smart
Case yang dapat meningkatkan minat belajar dan ketuntasan belajar siswa kelas VIII G SMP N 13
Malang dilakukan dengan; (1) peneliti memodelkan pembelajaran dengan pendekatan
Reciprocal Teaching; (2) siswa merangkum materi yang ditugaskan oleh peneliti; (3) siswa
membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang ditugaskan peneliti dan jawabannya; (4)
kelompok presentasi; (5) kelompok lain menanggapi; (6) setelah waktu untuk presentasi selesai,
siswa dengan bimbingan peneliti menyimpulkan materi yang telah dipelajari; (7) siswa
mengerjakan soal tes secara mandiri untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mempelajari
materi; (8) sebelum mengakhiri pembelajaran, peneliti menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan menyampaikan kegiatan siswa pada pertemuan

selanjutnya. Berdasarkan Hasil angket minat belajar siswa di siklus I menunjukkan bahwa dari
31 siswa yang mengisi angket dan dianalisis nilainya adalah didapat Skor rerata gabungan
38,30/10 = 3,83nilai ini termasuk dalam kategori cukup baik karena 2,50 3,31<3,50. Pada
siklus II minat belajar siswa kelas VIIIG meningkat Skor rerata gabungan 38,30/10 = 3,83, dan
menunjukan minat belajar siswa termasuk dalam kategori baik, karena 3,503,83<4,50.
Peningkatan ketuntasan belajar siswa kelas VIIIG SMP N 13 Malang dapat dilihat dari
peningkatan rata-rata nilai pada tes siklus I dan tes siklus II berturut-turut 78,5 dan 86,2

KataKunci : Model PembelajaranReciprocal Teaching, Game Smart Case, MinatBelajar, KetuntasanBelajar.

PENDAHULUAN
Berdasarkan tujuan Kurikulum 2013 ( DalamPeraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan Nomor 68 tahun 2013 Tentang Kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah
menengah pertama/madrasah Tsanawiyah) menyatakan bahwa Kurikulum

2013

bertujuan

untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi

pada

kehidupan

bermasyarakat,

berbangsa,

bernegara, dan peradaban

dunia.Seperti yang dijelaskan dalam jurnal(jurnal.upi.edu/file/06._Resti_Fauziah_165-178


pdf_.hal 166.Diakses tanggal 25 April 2015)menyatakan bahwaKurikulum 2013 menekankan

pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientificappoach) meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Permendikbud No.81A,
2013: 35). Kurikulum 2013 juga memberi alokasi waktu pada kegiatan pengembangan diri
peserta didik yang berkarakter. Peserta didik tidak hanya mengenal teori, tetapi diajak untuk
terlibat dalam sebuah proses pengalaman belajarnya dengan harapan menghasilkan individu yang
berkualitas.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidik hendaknya melakukan sistem
pengajaran yang salah satunya adalah dengan menggunakan prinsip kurikulum 2013 yang telah
ditetapkan.Adapun kurikulum yang dikembangkan pada saat ini adalah Kurikulum
2013.Kurikulum 2013 ini disempurnakan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2006.Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengacu pada keseimbangan antara sikap,
keterampilan dan pengetahuan untuk membangunsoft skills dan hard skills(Rasional Kurikulum
2013, Badan pengembangan sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan Dan
penjaminan mutu pendidikan: 17).
Pendidikan di pulau jawa khususnya Jawa Timur tidak diragukan lagi kemajuan dan
eksistensinya di kancah Nasional khususnya Malang. Malang merupakan salah satu kota yang
menyandang gelar kota pendidikan selain Yogyakarta, sampai saat ini gelar itu masih tetap
disandang kota Malang. Tetapi gelar yang disandangnya kurang memberikan kontribusi yang
baik bagi masyarakat dan sekolah baik sekolah menengah tingkat SMP maupun tingkat SMA
atau sederajatnya.Oleh karena itu masih banyak sekolah-sekolah di Malang ini yang masih
menerapkan model ceramah pada saat menjelaskan materi.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaian dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannyadalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Trianto,
2007: 99-100).
Biologi merupakan salah satu bagian dari IPA yang mempelajari tentang makhluk hidup
dan segala sesuatu yang berkaitan dengan makhluk hidup.(Nuryani R. 2005:12) mengemukakan
bahwa dalam studi Biologi sering dan banyak digunakan istilah-istilah yang pada umumnya
berupa istilah latin. Banyaknya istilah latin tersebut menyebabkan kurangnya minat para siswa
Sekolah menengah memasuki jurusan Biologi termasuk didalam program IPA dan menganggap
bahwa Biologi merupakan pelajaran yang sulit dan tingkat pemahamannya masih rendah
sehingga berakibat minat belajar dan hasil belajar siswa masih rendah. Oleh sebab itu, Guru
Biologi harus merencanakan dan melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan untuk
mengajarkan Biologi salah satunya menyiapkan model pembelajaran yang aktif dan inovatif.
Menurut

mohlisin

(2014)

tentang

Penerapan Media

Stelang Dalam

Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII Pada Materi Sistem Peredaran Darah
Manusia SMP Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang, mengatakan Pembelajaran Biologi dengan
penerapan model-model pembelajaran dapat memungkinkan siswa untuk belajar lebih aktif,

mencamkan apa yang dipelajarainya lebih baik dan meningkatkan performance siswa sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai terutama untuk memahami materi yang dipelajarinya. Dari
model pembelajaran yang inovatif tersebut pesan atau bahan yang terkandung di dalam materi
akan tersampaikan dengan baik, dengan istilah lain disebut perangkat lunak (sofytware) dan
perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar.
Dilapangan faktanya saat ini masih ada guru yang memilih jalan termudah yang hanya
mengejar pencapaian hasil belajar dengan belum melaksanakan prinsip Kurikulum 2013 tersebut.
Guru mengajarkan hanya yang ada di buku saja, dengan pelajaran semacam itu maka dapat
mempengaruhi rendahnya minat siswa atas pelajaran IPA serta hasil belajar siswa.
Prinsip yang telah ditetapkan dalam Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Biologi,
hendaknya direalisasikan, karena Biologi merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) yang menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains
yang dasarnya biologi juga merupakan ilmu yang sangat menarik untuk dipelajari dan diketahui
karena biologi memberikan pengetahuan dan informasi mengenai seluk beluk makhluk hidup.
Jika guru tetap tidak memedulikan akan prinsip Kurikulum 2013 tersebut, maka akan berdampak
negatif bagi peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas maupun untuk mencapai tujuan
pendidikan. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus memiliki kerangka pembelajaran secara
konseptual agar peserta didik dapat belajar efektif dan efisien, mencapai pada tujuan yang
diharapkan.
Trianto (2007: 1) mendefinisikan model pembelajaran sebagai suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang

akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan


pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pengajaran ,salah
satunya adalah model pembelajaran Reciprocal Teaching. Namun, tidak semua model
pembelajaran dapat diterapkan dalam pengajaran, tentu semuanya harus disesuaikan dengan
kebutuhan yang menyangkut materi yang akan disajikan.
Siswa sebagai subjek belajar harus berperan aktif dalam pembelajaran. Keaktifan siswa
dimulai dari peranannya dalam pembelajaran yang menimbulkan kemampuan berfikir kritis dan
lebih aktif. Keaktifan siswa merupakan suatu bentuk belajar mandiri untuk membangun
pemahamannya dan mengembangkan kemampuannya sendiri sehingga dalam hal ini guru
berperan sebagai pembimbing, motivator dan menyediakan suasana atau kondisi belajar yang
mendukung proses pembentukan pengetahuan pada diri siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi IPA Biologi pada

tanggal 20

Oktober 2014.Peneliti Menemukan kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar dikelas
yang

menunjukkan kurangnya keaktifan dan minat belajar siswa. Meskipun setiap kali

pertemuan diadakan diskusi namun tidak semua siswa aktif dalam diskusi tersebut. Faktor yang
menyebabkan siswa kurang aktif diantaranya; siswa kurang memahami bacaan yang ada
dalam

buku,

siswa

malas

untuk

mengajukan pertanyaan, tidak ada perlakuan dalam

pembelajaran yang berupa permainan atau game sehingga siswa kurang semangat dalam belajar,
kurangnya kemandirian siswa dalam belajar yaitu, siswa lebih banyak mendengarkan informasi
dari guru dan tidak berusaha mencari sendiri informasi yang ada didalam buku atau dengan
kata lain siswa cenderung pasif.

Hasil pengamatan dari data nilai yang diperoleh pada tanggal 18 desember
2014 menunujukkan rata-rata nilai UTS (Ujian Tengah Semester) biologi kelas VIII G dari 32
siswa terdapat 15 siswa yang tuntas dengan persentase sebesar 46,87%. Sedangkan sisanya atau
sekitar 53,13% persentase siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) dengan ketentuan nilai 75. Sedangkan prosentase nilai ketuntasan klasikalnya adalah
85%, dengan demikian masih banyak siswa kelas VIIIG yang belum tuntas belajarnya.
Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara meningkatkan ketertiban siswa

dalam

pembelajaran, agar kemampuan belajar mandiri siswa dapat ditingkatkan, sehingga pemahaman
terhadap IPA Biologi akan meningkat. Peneliti

mencoba menerapkan model pembelajaran

Reciprocal teaching dengan disertai permainan games smart case. Pembelajaran ini merupakan
salah satu pendekatan pembalajaran yang berpusat pada siswa.Menurut Palinscar dan Brown
(1984), pengajaran dua arah (Reciprocal teaching) merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang melatihkan keterampilan metakognisi melalui empat strategi, yaitu: 1) menyusun
pertanyaan-pertanyaan dari teks bacaan dan jawabannya, 2) membuat rangkuman (ringkasan)
informasi-informasi penting dari teks bacaan, 3) membuat prediksi, dan 4) mengidentifikasi halhal yang kurang jelas dan memberikan klarifikasi (penjelasan), (Jurnal Santiaji Pendidikan,
Volume 3, Nomor 2, Juli 20113: 89).
Pembelajaran terbalik merupakan pembelajaran dengan memilih seorang siswa agar
berperan seperti guru untuk menjelaskan materi yang belum disampaikan guru kepada teman
siswa lain. Sehingga guru dapat memantau pemahaman bacaan yang dipelajari siswa.Dengan
demikian siswa dapat belajar mandiri yang nantinya dapat meningkatkan pemahaman, minat
belajar mata pelajaran biologi dan mencapai ketuntasan belajar.

METODELOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah
suatu penelitian yang dapat dilaksanakan guru sebagai alternatif pilihan untuk menemukan cara
dalam rangka meningkatkan mutu atau kualitas proses pembelajaran disekolah.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini mempunyai empat langkah utama, yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting) yang
saling berkaitan dalam satu siklus.
Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Malang yang berlokasi diJalan Sunan
Ampel II Kota Malang. Pengambilan datadilaksanakan pada tanggal 09 Maret sampai dengan
tanggal 26 Maret 2015 dengan menyesuaikan jam pelajaran yang ditentukan.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa/i kelas VIIIG di SMP Negeri 13 Malang dengan jumlah
31 siswa.13 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 18 siswa berjenis kelamin perempuan.
Prosedur Penelitian ( Model Siklus )
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus karena sudah cukup mewakili data yang diperlukan
untuk mengukur tingkatan kognitif minat belajar siswa dan ketuntasan hasil belajar siswa. Pada
penelitian ini masing-masing siklus melalui 4 tahap yaitu: (1) perencanaan (plan), (2)
pelaksanaan tindakan (action), (3) pengamatan (observation), dan 4 refleksi (reflection).

Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Lembar Kerja Siswa (LKS)


Tes formatif yang berbentuk pilihan ganda
Lembar Observasi
Angket Minat Siswa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dokumentasi

Data dan Sumber Data


1.

Data
Data dalampenelitian ini meliputi (1) data proses belajar mencakup kemampuankemampuan mengerjakan lembar kerja peserta didik (2) data hasil belajar peserta didik (3) hasil
pengamatan terhadap kegiatan peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran, apakah peserta
didik aktif dan apakah guru memposisikan diri sebagai pembimbing dan fasilitator dalam
pembelajaran.

2.

Sumber data
penelitian tindakan kelas ini berasal dari guru kelas yang melaksanakan proses
pembelajaran sebelumnya kepada siswa kelas Kelas VIII G SMPN 13 Malang berupa data
aktivitas mengajar dan nilai nilai yang kemudian data ini di gunakan untuk membantu proses
penelitian serta untuk mengetahui apakah ada perubahan dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Reciprocal teaching dengan permainan games smart case
pada siswa kelas VIII G SMPN 13 Malang. Data dalam penelitian ini bersumber dari proses
belajar siswa dan kemampuan berpikir siswa selama pembelajaran.

Teknik Analisis Data


Analisi data pada penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang dilakukan secara
deskriptif yaitu menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi di lapangan secara alami
menggunakan teknik statistic deskriptif dengan mengutamakan pengungkapan makna dan proses
pembelajaran sebagai upaya meningkatkan minat belajardan ketuntasan belajar kognitif siswa
melalui pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Reciprocal teaching dan permainan
games smart case.
1.

Data Hasil Observasi


Data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran Reciprocal teaching dan permainan
games smart case secara deskriptif, kemudian hasilnya dibandingkan antara siklus I dan siklus II.
2.

Analisis Data Hasil Tes


Data yang diperoleh dalam penelitian ini ada dua, yaitu data tentang minat belajar dan

ketuntasan belajar siswa kedua data diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.
a.
Analisis Minat Belajar
Pada penelitian ini akan dicari skor keaktifan minat siswa. Perhitungan skor dan penilaian
dihitung dengan cara berikut. Rekap skor yang diberikan siswa terhadap pernyataan-pernyataan
dalam Angket.
Minat Siswa dibuat dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
Untuk pernyataan dengan kriteria positif: 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = raguragu, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.
2.
Untuk pernyataan dengan kriteria negatif: 1 = sangat setuju, 2 = setuju, 3 = ragu-ragu, 4 =
tidak setuju, dan 5 = sangat tidak setuju.
3.
Mengitung skor rata-rata gabungan dari kriteria positif dan negatif tiap kondisi, kemudian
menentukan katagorinya dengan ketentuan skor rata-rata 1,00-1,49 = tidak baik, 1,50-2,49 =
kurang baik, 2,50-3,49 = cukup baik, 3,50-4,49 = baik, dan 4,50-5,00 = sangat baik.

4.

Jumlah skor gabungan (JS) dihitung dengan menjumlah skor-skor untuk masing-masing

indikator.
5. Skor akhir (SA) sesuai rumus berikut:

6.
a)
b)
c)
d)
e)
b.

Kriteria keberhasilan ditentukan sebagai berikut:


Skor 1,00-1,49 = tidak baik,
Skor 1,50-2,49 = kurang baik,
Skor 2,50-3,49 = cukup baik,
Skor 3,50-4,49 = baik, dan
Skor 4,50-5,00 = sangat baik.
Analisis Ketuntasan Belajar
Ada 2 kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. seorang
siswa telah tuntas belajar secara individual apabila telah mencapai nilai 75 sesuai dengan
Standar Ketuntasan Minimal (SKM) dan siswa dapat dikatakan tuntas secara klasikal apabila
dalam satu kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap atau 85% dari seluruh
jumlah siswa di kelas tersebut sesuai dengan Standar ketuntasan minimal (SKM) yang digunakan
pada setiap sekolah. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut :
Rumus yang digunakan(modivikasiTrianto,2010:240)
KB =

Keterangan:
KB

: Ketuntasan Belajar Klasikal

Ni

:Banyaknya Siswa yangmemperoleh nilai 75

: Banyaknya Siswa yang mengikuti Test


Data hasil angket tanggapan siswa
Data hasil tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Reciprocal teaching dan games
smart case dihitung persentasenya dengan rumus sebagai berikut:
P=

X 100%

Keterangan:
P = persentase yang menjawab pilihan
F = banyaknya responden yang menjawab pilihan
N = jumlah responden

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Minat Belajar Siswa dalam penerapan model reciprocal teachingpada Siklus I
Minat belajar siswa dapat diketahui dengan memberikan angket minat kepada siswa di
setiap akhir siklus.Angket minat ini terdiri dari 10 pernyataan, dimana pernyataan yang
digunakan oleh peneliti untuk angket minat merupakan pernyataan positif yang harus siswa
jawab.
Setelah diperoleh data pada siklus I, maka data tersebut dianalisis untuk dilihat
bagaimana minat belajar siswa setelah belajar menggunakan model reciprocal teachingdengan
Games Smart Case.

Dilihat dari nilai yang diperoleh dari perhitungan minat belajar siswa secarakeseluruhan satu
kelas diatas maka pada siklus I minat belajar siswa termasuk dalam kategori cukup baik karena
skor rerata gabungan 33,08/10 = 3,31.
pada siklus I minat belajar siswa termasuk dalam kategori cukup baik karena 2,50
3,31<3,50merupakan kriteria minat yang cukup baik. Minat belajar siswa yang terhitung cukup
baik tersebut karena siswa merasa senang dengan penggunaan model reciprocal teachingdengan
Games Smart Case.
Analisis Data Tindakan Penelitian
Pelaksanaan tes belajar biologi pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2015.
Untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa kelas VIIIG SMP Negeri 13 Malang dengan
menggunakan penerapan model pembelajaran Reciprocal teaching dengan games smart case
pada materi sistem ekskresi, dapat diketahui pada tabel dibawah ini:

N
O

Pernyataan

Pilihan

Skor

Jawaban

Rerata

Saya selalu mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran ini

112/31
1 2 3 4=3,
5 61

Saya memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran

114/31
1 2 3 4=53,67

Pada pembelajaran ini saya diberikan hal-hal baru yang belum


pernah saya dapatkan sebelumnya

116/
1 2 3314 =5 3,74

Saya telah mempelajari sesuatu yang menarik dan tidak terduga

103/31
1 2 3 4=53,32

sebelumnya
5

Dengan model reciprocal teachingdengan game smart case ini


saya menjadi terdorong untuk dapat memahami materi

101/31
1 2 3 4=53,25

Setelah belajar dengan menggunakan model reciprocal


teachingdengan game smart case ini saya percaya akan dapat
menyelesaikan latihan-latihan

91/31
1 2 3 =4 2,93
5

Tugas-tugas latihan dalam model reciprocal teachingdengan


game smart case ini terlalu sulit

Penyampaian materi dalam pembelajaran ini kurang menarik

98/31
1 2 3 =4 3,16
5

Sedikitpun saya tidak dapat memahami materi pembelajaran


dengan menggunakan model reciprocal teachingdengan game
smart case ini

110/31
1 2 3 4=53,54

10

Saya tidakyakin dapat menyelesaikan evaluasi dengan berhasil

97/31
1 2 3 =4 3,12
5

1 2 3 4 585/31=2,74

Hasil Tes SikluS I


Jumlah Skor Siswa

2382,3

Nilai Rata-rata

76,8

Persentase (%) yang tuntas

48,3%

Persentase (%) yang tidak tuntas

51,6%

Tabel 4.4. Data Hasil Belajar Biologi Siswa Siklus I

No

Rentang Nilai

Jumlah Siswa
(SIKLUS1)

64

65 74

75 86

86 100

10

Jumlah Seluruh Siswa

31

Nilai Siswa yang 75

16

Nilai Siswa yang 75

15

Tabel 4.5.Nilai ketuntasan Siklus I

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa hasil tes siklus I siswa melalui
penerapan model pembelajaran Reciprocal teaching dengan games smart case diberikan tes
siklus I menunjukan jumlah skor siswa secara keseluruhan 2382,3 dengan nilai rata-rata 76,8.
sedangkan persentase siswa yang tuntas hanya 51,6%. peserta didik yang tidak tuntas dengan
persentase 48,3%. hal ini disebabkan karena siswa masih belum terbiasa menggunakan
penerapan model pembelajaran Reciprocal teaching dengan games smart case, dan masih ada
sebagian siswa kurang bekerjasama dengan teman kelompoknya terutama dalam mengerjakan
LKS.

Berdasarkan grafik 4.1 diatas dapat diketahui dari hasil belajar biologi peserta didik setelah
dilakukan tindakan siklus I yaitu penerapan model Reciprocal teaching dengan games smart
case dengan diberikan tes siklus I, hasil belajar biologi belum baik karena masih banyak peserta
didik yang nilainya dibawah KKM yaitu 75, siswa yang dikatakan tuntas secara klasikal 48,3%
sedangkan siswa yang tidak tuntas secara klasikal 51,6%. Maka dari itu perlu diadakan perbaikan
dan dilanjutkan pada siklus II.
Pencapaian KKM Siklus I
Pada akhir tindakan siklus I siswa diberi tes siklus I, untuk mengetahui bagaimana
pencapaian standar ketuntasan belajar siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran
Reciprocal teaching dengan games smart case, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
PENCAPAIAN KKM
Data Test
Siklus I
Jumlah siswa yang tuntas

16

Jumlah siswa yang tidak 15


tuntas
Nilai rata-rata

76,8

Persentase (%) yang tuntas

48,3%

Persentase (%) yang tidak 51,6%


tuntas
Tabel 4.6 Analisa Pencapaian KKM Hasil belajar siklus I
Data tabel diatas merupakan ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Berdasarkan standar
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan yaitu 75, setelah dilakukan tindakan siklus I
yaitu penerapan model pembelajaran Reciprocal teaching dengan game smart case dari 31 siswa
diberikan tes siklus I, peserta didik yang dikatakan tuntas secara individu ada 15 siswa dengan
ketuntasan klasikal 48,3% dan rata-rata nilai 76,8 sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 16
siswa secara klasikal 51,6% karena belum mencapai persentase 75%.
Minat Belajar Siswa pada Siklus II
Minat siswa dapat dilihat dengan memberikan angket minat kepada siswa.Pemberian
angket ini dilakukan oleh guru di akhir siklus II.Pemberian angket di siklus II dilakukan pada
tanggal 26 Maret 2015 setelah siswa mengerjakan soal latihan dari guru.Angket minat ini terdiri
dari 10 pernyataan, Setelah diperoleh data dari angket minat yang diisi oleh siswa pada siklus II,
maka data tersebut dianalisis untuk dilihat bagaimana minat belajar siswa setelah belajar
menggunakan model Reciprocal teachingdengan permainan games smart case. Hal ini dapat
dilihat dari tabel 4.7 berikut ini:

N
O

Pernyataan

Saya selalu mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran ini

Pilihan

Skor

Jawaba
n

Rerata

129/31=4,16
1234

5
2

Saya memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran

124/31
1 2 3=4 4
5

Pada pembelajaran ini saya diberikan hal-hal baru yang belum


pernah saya dapatkan sebelumnya

1 2 3116/31
4
=
5
3,74

Saya telah mempelajari sesuatu yang menarik dan tidak terduga


sebelumnya

1 2 3 4104/31 =
5
3,35

Dengan model Reciprocal teaching dengan game smart case ini


saya menjadi terdorong untuk dapat memahami materi

1 2 3 4126/31
=
5
4,06

Setelah belajar dengan menggunakan model Reciprocal


teachingdengan game smart case ini saya percaya akan dapat
menyelesaikan latihan-latihan

1 2 3118/31
4
=
5
3,80

Tugas-tugas latihan dalam model Reciprocal teaching dengan


game smart case ini terlalu sulit

102/31
1 2 3= 43,29
5

Penyampaian materi dalam pembelajaran ini kurang menarik

126/31
12=
3 44,06
5

Sedikitpun saya tidak dapat memahami materi pembelajaran


dengan menggunakan model Reciprocal teaching dengan game
smart case ini

128/31
12=
3 44,12
5

10

Saya tidakyakin dapat meneyelesaikan evaluasi dengan berhasil

116/31
1 2 =3 3,74
4
5

Tabel 4.7 Data Minat Belajar Siswa Siklus II

Berdasarkan tabel 4.7 didapat Skor rerata gabungan 38,32/10 = 3,83. Berdasarkan hasil
angket minat belajar siswa pada siklus I minat belajar siswatermasuk dalam kategori cukup baik

karena 2,50 3,31<3,50. Sedangkan hasil angket pada siklus II menunjukan minat belajar
siswa termasuk dalam kategori baik, karena 3,503,83<4,50.

Pelaksanaan belajar Biologi pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2015. Untuk
mengetahui hasil belajar biologi siswa kelas VIIIG SMP Negeri 13 Malang dengan
menggunakan penerapan model pembelajaran Reciprocal teaching dengan games smart case.

Hasil Tes Siklus II


Jumlah Skor Siswa

2713

Nilai Rata-rata

90,7

Persentase (%) yang tuntas

83,8%

Persentase (%) yang tidak tuntas

16,2%

Tabel 4.8. Data Hasil Belajar Biologi Siswa Siklus II


No

Rentang Nilai

Jumlah Siswa
(SIKLUS II)

64

65 74

75 86

86 100

22

Jumlah Seluruh Siswa

31

Nilai Siswa yang 75

Nilai Siswa yang 75

26

Tabel 4.9Nilai ketuntasan Siklus II

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa hasil tes siklus II siswa melalui
penerapan model pembelajaran Reciprocal teaching dengan games smart case diberikan tes
siklus II menunjukan jumlah skor siswa secara keseluruhan 2173 dengan nilai rata-rata 90,7
sedangkan persentase siswa yang tuntas hanya 83,8%. peserta didik yang tidak tuntas dengan
persentase 16,2%. Hal ini hasil belajar siswa meningkat menggunakan penerapan model
pembelajaran Reciprocal teaching dengan games smart case dari siklus I dengan nilai ratarata 76,8%. Pada siklus II ini dapat dikatakan terjadi peningkatan karena tidak terlepas dari
aktivitas siswa dan peran guru dari hasil refleksi siklus I dan pada saat siklus II sudah banyak
siswa yang hasil belajarnya diatas 75.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa siklus I dan II
Setelah dilakukan tindakan siklus I dan II terhadap siswa kelas VIII G SMP Negeri 13
Malang dengan penerapan model pembelajaran Reciprocal teaching dengan games smart
case pada materi sistem ekskresi menunjukan bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan dari hasil belajar siklus I ke hasil belajar siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Hasil Tes Belajar siswa Siklus I dan Siklus
II
Data
Tes Data
Tes
Siklus I
Siklus II
Jumlah
siswa

skor

2382,3

2713

Nilai rata-rata

76,8

90,7

Persentase
(%)
yang
tuntas

48,3%

83,8%

Persentase
(%)
yang
Tidak Tuntas

51,6%

16,2%

Tabel 4.11 Perbandingan Peningkatan Hasil Tes siklus I dan II

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari
tindakan siklus I dengan nilai rata-rata 76,8ke siklus II menjadi nilai rata-rata90,7. sedangkan
persentase yang tuntas 48,3% pada tindakan siklus II menjadi 83,3%, persentase yang tidak
tuntas 51,6% pada siklus II menjadi 16,2%. Maka hal ini menunjukan bahwa siswa yang
mendapat nilai dibawah persentase 75% semakin sedikit, dan jumlah siswa yang mencapai
kategori diatas persentase 75% semakin meningkat sehingga dapat dikatakan penerapan
model pembelajaran Reciprocal teaching dengan game smart case pada materi sistem
ekskresi berhasil.
Ketuntasan Belajar Individu
Suatu kelas dikatakan tuntas secara individual apabila seluruh siswa memperoleh nilai
minimal 75 sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan oleh SMP Negeri 13 Malang. Hasil
belajar peserta didik secara individual dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Ketuntasan Belajar Individual
Tes Siklus I

Tes Siklus II

Jumlah
peserta didik
secara
keseluruhan

31

31

Jumlah
siswa yang
tuntas

16 (48,3%)

25 (83,8%)

Jumlah
siswa yang
tidak tuntas

15 (51,6%)

6 (16,2%)

Tabel 4.13 Ketuntasan Hasil Belajar Individual


Tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai
KKM setelah dilakukan penerapan model Reciprocal teaching dengan game smart case pada

materi sistem ekskresi. Hasil belajar siswa pada tes siklus II mengalami peningkatan dari tes
siklus I, terbukti dari ketuntasan hasil belajar pada siklus II secara individual 26 siswa yang
tuntas dan 5 siswa yang tidak tuntas. Jadi hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus II
dikatakan tuntas (70,9%). Sedangkan pada siklus I secara individu 16 siswa yang tuntas dan
15 siswa yang tidak tuntas. Jadi hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I belum tuntas
(48,3%).
a)
Ketuntasan Belajar Klasikal
D.Ismalaranti, Dkk dalam (Unnes Physics Education Journal: 38) Ketuntasan belajar
secara klasikal dikatakan tercapai jika terdapat minimal 85% siswa yang mencapai batas
tuntas minimal 65%. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal berdasarkan data dari hasil tes
siklus I dan siklus II selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Ketuntasan Belajar Klasikal
Ketuntasa
n

Tes
Siklus
I

Tes
Siklus
II

31

31

Persentas
e
(%)
yang
tuntas

48,3
%

83,8%

85%

Persentas
e
(%)
yang tidak
tuntas

51,6
%

16,2%

85%

Jumlah
seluruh
siswa

Klasikal

Tabel 4.14 Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal


Tabel diatas merupakan ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal. Pada tes siklus
I dengan persentase 48,8% yang tuntas. Jadi secara klasikal hasil belajar siklus I ini tidak
tuntas/belum tuntas. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan dengan persentase

83,8% yang tuntas. Maka hasil belajar siswa secara klasikal dapat dikatakan tuntas karena
sesuai dengan KKM. Kelas sudah dikatakan tuntas apabila jumlah peserta didik yang
mendapat nilai 75 atau mencapai KKM 75% dari jumlah siswa seluruhnya.
Hasil Belajar Kelompok
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran
Reciprocal teaching dengan permainan games smart case dari siklus I dan siklus II dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik secara kelompok dan dapat dilihat dari peningkatan
nilai rata-rata LKPD kelompok antara siklus I dan II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik disamping ini.

Grafik 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Siswa Siklus I dan II


Berdasarkan grafik 4.3 diatas, hasil belajar kelompok siswa mengalami peningkatan
dari siklus I dan siklus II. Peningkatan ini terjai karena siswa sudah memahami penerapan
model pembelajaran Reciprocal teaching, siswa tidak lagi mengerjakan sendiri-sendiri dalam
mengerjakan LKS kelompok, mereka sudah bisa bekerjasama dengan baik mengikuti
prosedur pembelajaran Reciprocal teaching sehingga peneliti merasa puas dengan hasik kerja
siswa yang semakin meningkat dari siklus I ke siklus II dan belajar kelompok siswa sudah
mencapai KKM yang ditetapkan dari SMP Negeri 13 Malang.
Hasil Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa ini adalah terdiri dari beberapa option jawaban yang sesuai
dengan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang peneliti terapkan saat mengajar.
Angket tanggapan siswa ini diberikan pada akhir siklus II dengan memberi tanda silang pada
pilihan yang peneliti siapkan yaitu option IYA atau TIDAK.
Pembahasan
Minat Belajar Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching
Dengan Games Smart Case.

Dalam proses belajar mengajar, siswa harus mempunyai minat atau kesukaan untuk
megikuti kegiatan belajar yang berlangsung. Karena dengan adanya minat akan mendorong
siswa untuk menunjukan perhatian, aktivitasnya dan partisipasinya yang berlangsung.
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, awal pelaksanaan penelitian adalah
dilakukannya observasi terhadap minat belajar siswa. Sebagai acuan untuk mengetahui
adanya peningkatan minat belajar siswa adalah dengan adanya angket minat belajar yang
dibuat oleh peneliti yang diberikan kepada siswa setelah siklus berakhir.
Hasil angket minat belajar siswa di siklus I menunjukkan bahwa dari 31 siswa yang
mengisi angket dan dianalisis nilainya adalah didapat Skor rerata gabungan 38,30/10 = 3,83
Nilai ini termasuk dalam kategori cukup baik karena 2,50 3,31<3,50. Namun dengan
hasil siklus I, peneliti masih ingin melihat apakah hasil pada siklus II lebih baik/semakin
meningkat. Pada saat selesai tes siklus II, peneliti terus memberikan angket minat belajar
kepada siswasupaya bisa dibandingkan dengan siklus I dan ternyata pada siklus II minat
belajar siswa kelas VIIIG meningkat Skor rerata gabungan 38,30/10 = 3,83, dan menunjukan
minat belajar siswa termasuk dalam kategori baik, karena 3,503,83<4,50.
Pencapaian Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIIIG SMP Negeri 13 Malang
menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching dengan games smart case
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran
Reciprocal teaching dengan permainan games smart case pada materi sistem ekskresi pada
manusia dari siklus I ke siklus II hasil ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil
belajar siswa kelas VIIIG SMP Negeri 13 Malang menunjukan bahwa hasil belajar siklus II
siswa mengalami peningkatan dari siklus I.

Pada siklus I, ketuntasan belajar siswa belum berhasil mencapai KKM yang diharapkan
baik secara klasikal maupun individu. Hal ini bisa dilihat pada hasil belajar siswa yaitu siswa
yang tuntas hanya 48,3% dengan ketuntasan individual hanya 16 siswa yang tuntas.
Sedangkan yang tidak tuntas 51,6% secara individual ada 15 siswa yang tidak tuntas dengan
rerata nilai 76,8. Secara klasikal ketuntasan belajar siswa belum mencapai KKM yang
ditetapkan sekolah.
Berdasarkan observasi hasil pembelajaran siklus I, dikarenakan proses pembelajaran
dikelas menunjukan ada sedikit keributan ketika pembagian kelompok dan LKS sehingga
sebagian siswa yang protes dan hal ini membuat waktu sedikit terbuang. Selain itu, siswa
kelihatan kurang paham dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Reciprocal
teaching dengan permainan games smart case sehingga peneliti menjelaskan dan
mendemontrasikan secara berulang kali sampai siswa benar-benar paham.
Pada saat mengerjakan LKS dengan kelompok masing-masing, siswa belum sepenuhnya
berdiskusi dengan anggota kelompoknya karena ada yang mengerjakan secara individu, ada
yang tidak mengerjakan sama sekali, ada yang ngomong sendiri dan saat diskusi berlangsung
siswa kurang begitu aktif dalihat dari sedikitnya siswa yang merespon pertanyaan dan
mengajukan pertanyaan yang dijelaskan oleh Siswa-Guru (pembelajaran terbalik) ini
dikarenakan siswa masih banyak yang bingung dengan model yang diterapkan. Diakhir siklus
diadakan tes untuk mengukur sejauh mana daya tangkap siswa terhadap materi sistem
ekskresi yang dijelaskan menggunakan model Reciprocal teaching dengan kombinasi games
smart case.
Pada siklus II terjadi peningkatan hasil ketuntasan belajar siswa kelas VIIIG SMP Negeri
13 Malang karena secara klasikal maupun individual hasilnya menunjukan yang tuntas
mencapai 83,8% dengan ketuntasan individual mencapai 26 siswa. Sedangkan yang tidak

tuntas sudah mulai sedikit turun menjadi 16,2% dengan ketuntasan individual sebanyak 5
siswa. Oleh karena itu, tahap siklus ke II ini peneliti nyatakan telah berhasil dan mencapai
KKM yang diharapkan.
Keberhasilan ketuntasan belajar siswa di akhir siklus II ini dikarenakan peneliti dan
pengamat/observer telah menerapkan perbaikan-perbaikan yang mana pada siklus I yang
harus diperbaiki dari hasil refleksi tiap siklus.

Pencapaian KKM Siswa kelas VIIIG Melalui Penerapan model pembelajaran


Reciprocal teachingdengan games smart case
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran
Reciprocal teaching dengan permainan games smart casepada siklus I terhadap ketuntasan
belajar siswa belum memenuhi KKM yang ditetapkan oleh sekolah baik secara klasikal
maupun individual karena data yang diperoleh pada siklus I dengan jumlah 31 siswa hanya
48,3% siswa yang tuntas secara klasikal dengan ketuntasan individu ada 16 siswa sedangkan
sisanya 15 tidak tuntas secara klasikal 51,6% dengan rata-rata 76,8.
Penerapan model pembelajaran Reciprocal teaching dengan permainan games smart case
pada siklus I terhadap ketuntasan belajar siswa berhasil karena ketuntasan 75 hasil belajar
secara klasikal tercapai apabila 85% dari keseluruhan peserta didik telah memperoleh nilai
minimum 75 kala kelas dikatakan tuntas.
Pada siklus II menggunakan model pembelajaran Reciprocal teaching dengan
permainan games smart case mengalami peningkatan karena siswa pada siklus I yang tidak
mencapai KKM pada siklus II sudah banyak peningkatan dengan hasil yang memuaskan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik disamping ini.

Berdasarkan grafik diatas, pencapaian KKM siswa pada tindakan siklus II mengalami
peningkatakan dibandingkan pada siklus I. Peningkatan ini terjadi karena siswa telah
memahami model pembelajaran Reciprocal teaching dengan kombinasi games smart case
sehingga siswa yang mendapat nilai 75% semakin sedikit yaitu 5 siswa sedangkan jumlah
siswa yang mendapat nilai diatas persentase 75% semakin meningkat yaitu 26 siswa.

Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model pembelajaran Reciprocal teaching


dengan game smart case
Berdasarkan angket tanggapan siswa yang didapatkan pada siklus II yaitu pada aspek
ke-1 Apakah model model Reciprocal teaching dengan games smart casemenyenangkan
Anda?, aspek ke-2 Apakah penggunaan model Reciprocal teaching dengan games smart
case membantu Anda memahami pelajaran?, aspek ke-3 Apakah waktu yang tersedia untuk
menggunakan model Reciprocal teaching dengan games smart casecukup memadai?, aspek
ke-4 Dalam pembelajaran menggunakan model Reciprocal teaching dengan games smart

case, Anda menemukan kesulitan?, aspek ke-5 Menurut pendapat Anda, apakah setiap
materi pelajaran perlu menggunakan model Reciprocal teaching dengan games smart case?,
aspek ke-6 Apakah pembelajaran menggunakan model Reciprocal teaching dengan games
smart caseini menarik?, aspek ke-7 Apakah materi yang dijelaskan menggunakan model
Reciprocal teaching dengan games smart case dan penjelasan materi dari guru cukup
lengkap?, aspek ke-8 Menurut penilaian Anda, apa yang kurang dari pembelajaran ini?,
aspek ke-9 Bagaimanakah pendapat anda mengenai penjelasan guru tentang materi sistem
eksresi dengan menggunakan model Reciprocal teaching dengan games smart case?, aspek
ke-10 Apakah untuk memahami materi pelajaran yang konsepnya abstrak perlu bimbingan
dari guru dan menggunakan media pembelajaran?.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan

hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran biologi menggunakan model Reciprocal teaching dengan


games smart case dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
a.

Guru Memodelkan Strategi Reciprocal teaching


Pada pertemuan pertama guru menjelaskan materi tentang pengertian sistem ekskresi,
sekresi, defekasi serta organ dari sistem ekskresi manusia, memberikan contoh pertanyaan
dalam penerapan model Reciprocal teachingserta jawabannya.Kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberi tanggapan.Hal ini dimaksudkan sebagai contoh
atau model bagi siswa dalam menjelaskan konsep atau mengkomunikasikan ide.Pada
pertemuan selanjutnya guru tidak memodelkan strategi Reciprocal teaching. Guru hanya
bertindak sebagai fasilitator dan scaffolding.

b.

Merangkum
Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang sistem ekskresi, peneliti membagikan
LKS dan siswa diminta membuat rangkuman materi tentang materi tersebut.Buku acuan yang
digunakan adalah buku paket dan referensi-referensi lain berisi materi yang berkaitan dengan
materi yang ditugaskan. Kegiatan merangkum dilakukan secara kelompok dimana setiap
anggota kelompok beranggotakan limasampai enam siswa yang dipilih secara acak.
c.

Membuat Pertanyaan Beserta Jawabannya


Siswa membuat pertanyaan dan jawabannya yang berkaitan dengan materi yang
dirangkum.Membuat pertanyaan dan jawabannya dimaksudkan untuk melatih siswa
mengevaluasi belajar sendiri dan bertanggungjawab atas kebenaran pertanyaan dan
jawabannya soal yang mereka susun.

d.

Presentasi
Siswa mempresentasikan tugas mereka di depan kelas. Hal ini akan melatih siswa lebih
percaya diri, tanggung jawab, dan meningkatkan evaluasi belajar siswa.
e.

Tanggapan Kelompok Lain


Pada tahapan ini kelompok lain menanggapi presentasi temannya, yaitu dengan bertanya

jika ada yang belum jelas atau menyampakan pendapatnya. Dengan menanggapi kelompok
yang sedang presentasi, siswa dilatih untuk lebih percaya diri, meningkatkan inisiatif, dan
menunjukkan sifat keaslian siswa.
Peningkatan minat belajar siswa kelas VIIIG SMP N 13 Malang dapat dilihat dari
deskripsi hasil observasi dan terbukti bahwa pada siklus II telah mengalami peningkatan
pada aspek-aspek minat belajar biologi siswa kelas VIII G dibandingkan pada siklus I.

Sedangkan berdasar hasil analisis minat belajar siswa terhadap model Reciprocal teaching
dengan games smart case pembelajaran biologi, Dilihat dari nilai yang diperoleh dari
perhitungan minat belajar siswa secarakeseluruhan satu kelas diatas maka pada siklus I minat
belajar siswa termasuk dalam kategori cukup baik karena skor rerata gabungan 33,08/10 =
3,31.
pada siklus I minat belajar siswa termasuk dalam kategori cukup baik karena 2,50
3,31<3,50merupakan kriteria minat yang cukup baik. Minat belajar siswa yang terhitung
cukup baik tersebut karena siswa merasa senang dengan penggunaan model Reciprocal
teachingdengan Permainan Games Smart Case, sedangkan hasil angket pada siklus II
menunjukan minat belajar siswa termasuk dalam kategori baik, karena 3,503,83<4,50.
Dengan adanya peningkatan minat belajar siswa ini maka, terlihat bahwa proses
pembelajaran di siklus II ini mampu membuat siswa menjadi lebih termotivasi lagi dalam
belajarnya.
Pelaksanaan pembelajaran biologi menggunakan model Reciprocalteaching dengan
games smart case dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII GSMP Negeri 13 Malang.
Berdasarkan analisis hasil tes siklus I dan tes siklus II, rata-rata hasil belajar siswa pada siklus
II telah mengalami peningkatan dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa pada tes siklus I.
Rata-rata hasil tes siswa pada siklus I adalah 78,5sedangkan pada siklus II adalah 86,2
sehingga meningkat.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran-saran yang dapat diberikan sebagai
1.

berikut:
Bagi Pihak Guru

a.

Guru lebih komunikatif dengan siswa, sehingga siswa tidak malu dan takut lagi untuk

bertanya apabila mengalami kesulitan dan lebih berani menyampaikan pendapatnya.


b.
Penggunaan metode pembelajaran dengan model Reciprocalteaching dengan games smart
case sebagai alternatif dalam pembelajaran biologi sehingga proses pembelajaran tidak
menjenuhkan.
2. Bagi Pihak Calon Peneliti
Pengelolaan waktu dalam model Reciprocal teachingdengan games smart case harus
diolah sebaik mungkin agar semua tahapan dalam pembelajaran tercapai sesuai skenario
pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dengan mendiskusikannya dengan guru agar tercapai
hasil yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Aswan Zain, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anonim.http://strategi pembelajaran.pusku.com/2015/03/model-pembelajaran-berbalikreciprocal-learning/. Diakses 29 Apil 2015.

Anonim. 2009. Proposal reciprocal teaching.(http://pendidikan matematika.


files.wordpress.com/2009/03/proposal_reciprocal_teaching_.doc.)
Diakses
pada
tanggal 16 Maret 2015.

Anonim.http://en. wikipedia. org/wiki/Reciprocal_teaching.Diakses tanggal 8 April 2015.

Anonim.http://www.ingentaconnect.com/content/routledg/urwl/2004/00000020/00000002/art000
09. Diakses tanggal 8 April 2015.
Anonim.http://epltt.coe.uga.edu/index.php?title=Reciprocal_Teaching. Diakses tanggal 8 April
2015.
Hamzah B. Uno.2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan.
Gorontalo: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah B. Uno, Haji. 2012. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


Marthawuri.
2012.
Proposal
Skripsi.
(http://marthawuri.
wordpress.
com/2012/01/13/proposal-skripsi/). Diakses pada tanggal 15 Maret 2015.

Mathunnes, Diana. Artikel Ilmiah (efektifitas reciprocal theaching) (http://www.


academia.edu/5461369/Artikel_Ilmiah_efektifitas_reciprocal_theaching_?lo
n=&email_was_taken=true). Diakses pada tanggal 17 Maret 2015.

Muslimin Ibrahim. Reciprocal Teaching Sebagai Strategi.http: //kpicenter .org/index.php ?option=


comcontent &task= view&id=36&itemid=41. Diakses tanggal 8 Maret 2015.

Mohlisin. 2014. Penerapan Media Stelang Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas Viiib Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Smp Aisyiyah Muhammadiyah 3
Malang. Skripsi IKIP Budi Utomo Malang.

(Online).http://habibinurulpikri.blogspot.com/2010/06/minat-belajar.html, Diakses 29 april 2015.


(online). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 68 tahun 2013 Tentang
Kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah menengah pertama/madrasah
Tsanawiyah. Pdf.

(online). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A tahun
2013 Tentang Implementasi kurikulum Dengan rahmat tuhan yang maha esa Menteri
pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia, Pdf.

(Online), Halim R. Selamet, (2013), Minat Siswi SMA Dr. Soetomo Surabaya Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler Futsal, Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya.Pdf.Sukmadinata. 2005.
Metode penelitian pendidikan. Bandung: UPI.

(Online), Efendi Nur, (2013) Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013, pdf.

(Online), D.Ismalaranti, Dkk, (2014).Efektivitas Pembelajaran Fisika Melalui Media Animasi


dan LKS Mandiri Pada Siswa SMA.Unnes Physics Education Journal.Pdf.

Paul Suparno. 2008. Riset Tindakan untuk pendidikan. Jakarta: Gramedia Widia sarana
Indonesia.

Soetriono dan SRDm Rita Hanafe.2007.Filsafat Ilmu dan Metodelogi Penelitian.


Yogyakarta: Penerbit Andi.

Trianto. 2007. Model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka.

Saifuddin azwar. 1997. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Paulina Panen. (2000). Model Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching).www


.file://localhost /Literacy%20-%20 Reciprocal %20 Teaching.htm. Diakses tanggal 9 Maret
2015.

W.R Nurlin. 2014. Penerapan metode pembelajaran timbal balik (reciprocal learning) dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa pada materi sistem gerak pada manusia
kelas VIII-H SMPN 16 Malang. Skripsi ikip budi utomo malang.

Zainal Mustafa EQ. 2003. Mengurai Variabel Hingga Instrumen. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai