PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
ARDS adalah keadaan darurat medis yang dipicu oleh berbagai proses
akut yang berhubungan
langsung
ataupun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) merupakan kerusakan paru
total akibat berbagai etiologi. Keadaan ini dapat dipicu oleh berbagai hal,
misalnya sepsis, pneumonia viral atau bakterial, aspirasi isi lambung, trauma
dada, syok yang berkepanjangan, terbakar, emboli lemak, tenggelam, transfusi
darah masif, bypass kardiopulmonal, keracunan O2, perdarahan pankreatitis
akut, inhalasi gas beracun, serta konsumsi obat-obatan tertentu. ADRS
merupakan keadaan darurat medis yang dipicu oleh berbagai proses akut yang
berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan kerusakan paru
(Aryanto Suwondo, 2006)
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS ) merupakan keadaaan gagal
napas mendadak yang timbul pada kilen dewasa tanpa kelainan paru yang
mendasari sebelumnya. Sulit untuk membuat definisi secara tepat, karena
patogenesisnya belum jelas dan terdapat banyak factor predisposisi seperti
syok karena perdarahan, sepsis, rudakpaksa / trauma pada paru atau bagian
tubuh lainnya, pancreatitis akut, aspirasi cairan lambung, intoksikasi heroin,
atau metadon. (Arif Muttaqin, 2009).
American European Concencus Conference Committee (AECC) pada
tahun 1994 Merekomendasikan definisi ARDS, yaitu sekumpulan gejala dan
tanda yang terdiri dari empat komponen dibawah ini. (Jia X, 2007)
Onset
Oksigenasi
Foto Thoraks
ALI
Akut
PaO2/FiO2<300
Infitrat Bilateral
ALI
Akut
PaO2/FiO2<300
Infitrat Bilateral
Tekanan Kapiler
Wedge Paru
<18 mmHg.
Tidak ada hipertensi
Atrium kiri
Penyebab dari suatu gangguan atau penyakit yang timbul pada Gagal
Nafas Akut
c. Patofisiologi
Asal mula gangguan fungsi pada organisme yang sakit meliputi asal
penyakit, permulaan perjalanan dan akibat pada Gagal Nafas Akut
d. Tanda dan Gejala
e. Stadium
f. Manisfetasi Klinis
Perkembangan dan dampak yang ditimbulkan dari perkembangan
suatu penyakit
g. Pemeriksaan Diagnostik
Penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan komunikan
terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan actual maupun
potensial.
h. Penatalaksanaan Medik
Hal yang perlu dilakukan kepada pasien yang mengalami Gagal nafas
Akut
i. Pencegahan
Asuhan Keperawatan ARDS
a. Pengkajian
Pemeriksaan fisik (head to toe)
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi Keperawatan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Acute Respirator Distress Syndrome (ARDS ) / Gagal nafas Akut) adalah
suatu penyakit yang ditandai oleh kerusakan luas alveolus dan atau membrane
kapiler paru. ARDS selalu terjadi setelah gangguan besar pada system
paru,kardivaskuler,atau tubuh secara luas ( Corwin , 2006 ) .
ARDS adalah sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan progresif
kandungan oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit atau cedera ( Smeltzer ,
2010 )
3.2 Etiologi
1. Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat
pernafasan yang menngendalikan pernapasan, terletak dibawah batang
otak (pons dan medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal
2. Kelainan neurologis primer
Akan memperngaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat
pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus
ke saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf
seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan
neuromuslular
yang
terjadi
pada
pernapasan
akan
sangatmempengaruhiventilasi.
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan
ekspansi paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang
mendasari, penyakit pleura atau trauma dan cedera dan dapat
menyebabkan gagal nafas.
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.
Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan
perdarahan dari hidung dan mulut dapat mnegarah pada obstruksi jalan
nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan
fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas.
Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas.
Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar.
5. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau
pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi
lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru
dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal
nafas.
Faktor-faktor etiologi yang berhubungan dengan ARDS
Mekanisme
Etiologi
Kerusakan paru akibat inhalasi Kelainan paru akibat kebakaran, inhalasi gas
(mekanisme tidak langsung)
(disseminatedintravascularcaagulation-
Obat-obatan
Infeksi
Sebab lain
rudapaksa
oksigen,
(trauma)
paru.
transfusi
radiasi,
masif,
nafas
penyebab
terpenting
adalah
ventilasi
yang
tidak
dilakukan
perawatan
hipoksemia,
diagnosis
selanjutnya
a. Eksudatif
Ditandai dengan adanya perdarahan pada permukaan parenkim paru,
edemainterstisial atau alveolar, penekanan pada bronkiolusterminalis,
dan kerusakan pada sel alveolar tipe I.
b. Fibroproliferatif
Ditandai dengan adanya kerusakan pada sel alveolar tipe II,
peningkatan tekanan puncak inspirasi, penurunan compliance paru
(statik dan dinamik), hipoksemia, penurunan fungsi kapasitas residual,
fibrosisinterstisial, dan peningkatan ruang rugi ventilasi.
3.6 Manifestasi Klinis
Gejala klinis utama pada kasus ARDS :
a. Peningkatan jumlah pernapasan
b. Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
c. Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
d. Penurunan kesadaran mental
e. Takikardi, takipnea
f. Dispnea dengan kesulitan bernafas
g. Terdapat retraksi interkosta
h. Sianosis
i. Hipoksemia
j. Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing
k. Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur atau gallop.
3.7 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan fungsi ventilasi
Frekuensi pernafasan per menit
Volume tidal
Ventilasi semenit
Kapasitas vital paksa
Volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
Daya inspirasi maksimum
Rasio ruang mati/volume tidal
PaCO2, mmHg.
b. Pemeriksaan status oksigen
c. Pemeriksaan status asam-basa
d. Arteri gas darah (AGD) menunjukkan penyimpangan dari nilai normal
pada PaO2, PaCO2, dan pH dari pasien normal; atau PaO2 kurang dari 50
mmHg, PaCO2 lebih dari 50 mmHg, dan pH < 7,35.
e. Oksimetri nadi untuk mendeteksi penurunan SaO2
f. Pemantauan CO2 tidal akhir (kapnografi) menunjukkan peningkatan
g. Hitung
darah
lengkap,
serum
elektrolit,
urinalisis
dan
kultur
10
11
h. Dukungan nutrisi
Malnutrisi relative merupakan masalah umum pada pasien dengan
masaalah kritis. Nutrisi parenteral total atau pemberian makanan melalui
selang dapat memperbaiki malnutrisi dan memmungkinkan pasien untuk
menghindari gagal napas sehubungan dengan nutrisi buruk pada otot
inspirasi.
3.9 Pencegahan
Pada klien dengan ARDS, posisi semifowler dilakukan untuk mengurangi
kemungkinan regurgitasi asam lambung. Pada klien dengan ARDS yang
mendapat makanan melalui pipa nasogastrik (NGT), penting untuk berpuasa 8
jam sebelum operasi - yang akan mendapat anestesia umum - agar lambung
kosong. Selain berpuasa selama 8 jam, pemberian antasida dan simetidine
sebelum operasi - pada klien yang akan mendapat anestesia umum - dilakukan
untuk menurunkan keasaman lambung sehingga jika terjadi aspirasi,
kerusakan paru akan lebih kecil. Setiap keadaan syok, harus diatasi secepatnya
dan harus selalu memakai filter untuk transfusi darah, menanggulangi sepsis
dengan antibiotik yang adekuat, dan jika perlu hilangkan sumber infeksi
dengan tindakan operasi. Pengawasan yang ketat harus dilakukan pada klien
dengan risiko ARDS selama masa laten, jika klien mengalami sesak napas,
segera lakukan pemeriksaan gas darah arteri (Astrup).
12
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN ARDS
4.1 Pengkajian
Pengkajian primer
a. Airway : Mengenali adanya sumbatan jalan napas
Peningkatan sekresi pernapasan
Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
Jalan napas adanya sputum, secret, lendir, darah, dan benda
asing,
Jalan napas bersih atau tidak
b. Breathing
Distress
pernapasan
pernapasan
cuping
hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi.
Frekuensi pernapasan : cepat
Sesak napas atau tidak
Kedalaman Pernapasan
Retraksi atau tarikan dinding dada atau tidak
Reflek batuk ada atau tidak
Penggunaan otot Bantu pernapasan
Penggunaan alat Bantu pernapasan ada atau tidak
Irama pernapasan : teratur atau tidak
Bunyi napas Normal atau tidak
c. Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
Sakit kepala
Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental,
mengantuk
Papiledema
Penurunan haluaran urine
d. Disability
Keadaan umum : GCS, kesadaran, nyeri atau tidak
adanya trauma atau tidak pada thorax
Riwayat penyakit dahulu / sekarang
Riwayat pengobatan
13
Obat-obatan / Drugs
Pemeriksaan fisik
a. Mata
emboli
lemak
atau
endokarditis)
b. Kulit
Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
Sianosis secara umum (hipoksemia)
Penurunan turgor (dehidrasi)
Edema
Edema periorbital
c. Jari dan kuku
Sianosis
Clubbing finger
d. Mulut dan bibir
Membrane mukosa sianosis
Bernafas dengan mengerutkan mulut
e. Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung
f. Vena leher : Adanya distensi/bendungan
g. Dada
Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas
14
Perokok
Perokok pasif
Terpajan asap
mukus brlebihan,
Ansietas
Deformitas tulang
Disfungsi neuromuskular
15
Gangguan muskuloskeletal
Gangguan
neurologis
mis,
elektroensefalogram
{EEG}
Hiperventilasi
Imaturitas neurologis
Keletihan
Nyeri
Obesitas
Sindrom hipoventilasi
1.
DX.KEP
DAN
KRITERIA
EVALUASI
Mempertahan
kan
jalan
napas efektif
INTERVENSI
a. Monitor
RASIONAL
fungsi
a. Penggunaan
otot-otot
pernapasan, Frekuensi,
intercosta/abdominal/
irama,
leher
dapat
meningkatkan
usaha
kedalaman,
dalam bernafas
b. Pemeliharaan
nafas
jalan
bagian
nafas
dengan paten
c. Mengeluarkan
secret
meningkatkan
transport oksigen
d. Untuk mengeluarkan
16
secret
e. Meningkatkan drainase
sekret
2.
II
Meningkatkan
a. Kaji
paru,
peningkatan
efisiensi
penggunaan
otot-otot
status
pernafasan
a. Takipneu
adalah
pertukaran
pernapasan
catat
mekanisme
gas
peningkatan
respirasi
kompensasi
untuk
pola
hipoksemia
dan
napas .
b. Kaji adanya sianosis
peningkatan
usaha
adekuat .
yang
dan
perubahan
dan
Observasi
kecenderungan
hipoksia
nafas
b. Selalu
berarti
diberikan
bila
oksigen
dan
(desaturasi 5 gr dari
hiperkapnia
c. Berikan istirahat yang
indikasi
steroids,
antibiotik,
bronchodilator
ekspektorant
seperti
dan
muncul
c. Menyimpan
pasien,
tenaga
mengurangi
penggunaan oksigen
d. Memaksimalkan
pertukaran
oksigen
mencegah
kondisi
lebih
17
buruk
3.
III
Kebutuhan
cairan
a. Monitor
vital
signs
a. Berkurangnya
klien
volume/keluarnya
terpenuhi dan
cairan
dapat
meningkatkan
heart
kekurangan
cairan
terjadi
tidak
balance
cairan.
IV
volume
denyut
nadi menurun
b. mempengaruhi
perfusi/fungsi cerebral.
Deficit
cairan
diidentifikasi
dapat
dengan
merupakan
indikasi
terjadinya
deficit cairan.
d. Perubahan yang drastis
merupakan
tanda
volume
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ARDS adalah Penyakit akut dan progressive dari kegagalan pernafasan
disebabkan terhambatnya proses difusi oksigen dari alveolar ke kapiler (a-c
block) yang disebabkan oleh karena terdapatnya edema yang terdiri dari cairan
koloid protein baik interseluler maupun intra alveolar. Penyebabnya bisa
penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak langsung melukai paruparu seperti: Pneumoni virus, bakteri, fungal; contusio paru, aspirasi cairan
lambung, inhalasi asap berlebih, inhalasi toksin, menghisap O2 konsentrasi
tinggi dalam waktu lama, Sepsis, Shock, Luka bakar hebat, Tenggelam,dsb.
Gejala biasanya muncul dalam waktu 24-48 jam setelah terjadinya penyakit
atau cedera. SGPA(sindrom gawat pernafasan akut) seringkali terjadi
bersamaan dengan kegagalan organ lainnya, seperti hati atau ginjal.
Diagnosa keperawatan tang muncul adalah :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Berhubungan dengan :
Lingkungan
Perokok
19
Perokok pasif
Terpajan asap
mukus brlebihan,
Ansietas
Deformitas tulang
Disfungsi neuromuskular
Gangguan muskuloskeletal
Gangguan
neurologis
misal
elektroensefalogram
{EEG}
20
Hiperventilasi
Imaturitas neurologis
Keletihan
Nyeri
Obesitas
Sindrom hipoventilasi
5.2 Saran
a. Kepada perawat diharapkan dapat memberikan komunikasi yang jelas
kepada pasien dalam mempercepat penyembuhan. Berikan pula
Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dan mencegah terjadinya resti Pada
ards
b. Kepada tenaga keperawatan untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan kepada klien dengan ARDS.sesuai dengan kebutuhan
klien.
c. Kepada dosen pembimbing dapat memberian penjelasan secarA
merinci tentang askep pada pasien ARDS
21
DAFTAR PUSTAKA
NANDA.2015-2017.Panduan
Diagnosa
Keperawatan
Definisi
dan
Klasifikasi.Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawata Klien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan; Salemba Medika.
22