Anda di halaman 1dari 13

Metode Penelitin Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia,
suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah
variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.
Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan
menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Tujuan dari
penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok,
menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik
dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan,
menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan
seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif
mengenai subjek penelitian (Wikipedia).
A. Definisi metode deskriptif
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang,
lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau apa adanya.
Menurut Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode deskriptif
merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena
yang diselidiki.
Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi
yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara
yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa
saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu setudi komparatif .
adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, seerta penelitian terhadap fenomena-fenomena
dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan
metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode
deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor dan melihat hubungan
antara satu factor dengan factor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi
status (satus study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau setandar-setandar, sehingga
penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative. Dalam metode deskriptif dapat diteliti
masalah normative bersama-sama dengan masalah setatus dan sekaligus membuat perbandinganperbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau
penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif , adalah waktu
sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan
responden.
Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.
B. Kegunaan

1.
2.
3.
4.

Dapat digunakan secara luas segala bidang dan berbagai masalah


Banyak memberikan sumbangan kepada IPTEK melalui pemberian informasi mutakhir
Dapat membantu mengidentifikasi factor- factor yang berguna
Dapat mengambarkan keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu

C. Ciri-ciri Metode Deskriptif


Secara harfiyah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran
mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data
dasar belaka. Namun, dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif
mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan
secara lebih umum sering diberi nama, metode survei. Kerja peneliti, bukan saja memberikan
gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesishipotesis, membut predeksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang
ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data digunakan teknik wawancara, dengan
mengunakan schedule questionair ataupun interview guide.
Terdapat ciri-ciri yang pokok pada metode deskriptif, antara lain adalah:
1. Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat penelitian dilakukan atau
permasalahan yang bersifat aktual
2. Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang diselidiki sebagaimana adanya,
diiringi dengan interpretasi rasional yang seimbang.
3. Pekerjaan peneliti bukan saja memberika gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi
juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi, serta mendapatkan
makna dan implikasi dari suatu masalah.
D. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam menliti,
serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian desekriptif dapat dibagi atas bebeprapa
jenis yaitu:

1. Metode survey
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta
dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik
tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daera.
Metode survey membedah dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta
mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang
berlangsung. Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandinganperbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau
masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan
pengambilan keputusan di masa mendatang.
Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu
atanu unit, baik secara sensus atau dengan mengunakan sample. Unit yang digunakan
dalam metode survei cukup besar. Misalnya, Kinsey, et al., (1948) dalam penelitian
meraka

mengenao

tinggah

laku

seksual

di

Amerika

Seriakat

telah

menggunakan sample dengan 12 ribu orang anggota sample. Banyak sekali masalah dap;t
diteliti dengan mengunakan metode survey, termasuk bidang produksi dan tata niaga
(survey produksi dan tata niaga ), usaha tani(surve usaha tani), masalah kemasyarakatan
(survey sosial), masalah komunikasi daan pendapat umum (survei pendat umum),
masalah politik (survey politik), masalah pendidikan (survey pendidikan dan
persekolahan), dan sebagainya.
Survei pada dasarnya tidak berbeda dengan research (penelitian). Pemakaian
kedua istilah ini kerap kali hanya dimaksudkan untuk memberikan penekanan mengenai
ruang lingkup. Research memusatkan diri pada salah satu atau beberapa aspek dari
objeknya. Sedangkan survei bersifat menyeluruh yang kemudian akan dilanjutkan secara
khusus pada aspek tertentu bilamana diperlukan studi yang lebih mendalam (Zulnaidi,
2007: 11)
Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007: 11-12) mengemukakan beberapa studi yang termasuk
dalam metode survei yakni:
a) Survei kelembagaan (institutional survei)

b) Analisis jabatan/ pekerjaan (job analysis)


c) Analisis dokumen (documentary analysis)
d) Analisis isi (content analysis)
e) Survei pendapat umum (public oppinion survey)
f) Survey kemasyarakatan (community survey)
Ciri-ciri
1. Untuk mengumpulkan data yang relative terbatas dari sejumlah kasus yang
relative besar jumlahnya
2. Lebih mengutamakan pada penentuan informasi tentang variabel daripada
informasi tentang individu
3. Digunakan untuk mengukur gejala yang ada tanpa menyelediki kenapa gejala
tersebut ada.

2. Metode deskriptif berkesinambungan (Continuity deskrptive)


Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive research), adalah
kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek
penelitian. Sering kali dilakukan dalam meneliti masalah-masalah sosial.pengetahuan
yang lebih menyeluruh dari masalah serta fenomena dan ketentuan-ketentuan sosial dapat
diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu interval perkembangan
dalam suatu periode yang lama.
Dengan memperhatikan secara detail perubahan-perubahan yang dinamis dalam
suatu interval tertentu, maka generalisasi suatu situasi atau fenomena secara dinamis
dapat dibuat. Meneliti yang berkehendak menjangkau informasi factual yang mendetail
secara interval dinamakan penelitian deskriptif berkesinambungan. Jika perhatian
dipusatkan kepada perubahan-perubahan prilaku atau pandangan, maka teknik dalam
meneliti dinamakan teknik panel. Teknik ini berupa wawancara dengan kelompokkelompok manusia yang sama pada situasi yang berbeda. Informasi yang diinginkan bisa
saja kuantitatif , seperti jumlah konsumsi, anggaran belanja keluarga, dan sebagainya.
Penggunaan metode deskriptif berkesinambungan lebih popular dalam mengkaji
masalah sosial. Misalnya, Whitney dan Milholland (1930) mempelajari status akademis
dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State Colege of Education pada tahun
1930. Penelitian dilakukan dalam waktu empat tahun, dengan menelurusi status akademis
sejak tingkat persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.
3. Penelitian Studi kasus

Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensive terhadap satu objek
tertentu, dengan cara mempelajari sebagai suatu kasus. Berbagai unit sosial seperti
seorang murid menunjukkan kelainan, sebuah kelompok keluarga, sebuah kelompok anak
nakal, sebuah desa, sebuah lembaga sosial dan lain-lain dapat diselidiki secara intensive,
baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu yang mendapat perhatian
khusus. (Zulnaidi, 2007: 13)
Penelitian studi kasus menurut Stake (2005) terdapat 3 jenis penelitian studi kasus
yang dibagi berdasarkan karakteristik dan fungsinya, yakni:
a) Penelitian studi kasus mendalam
b) Penelitian studi kasus instrumental
c) Penelitian studi kasus jamak
Tidak berbeda jauh, Creswell (2007) juga membagi penelitian studi kasus menjadi
3 jenis. Dalam penelitian studi kasus tentunya terdapat langkah-langkahnya. Menurut Yin
(1994), terdapat langkah-langkah dalam melakukan penelitian studi kasus yakni secara
singkat seperti di bawah ini:
a) Merancang studi kasus
Dalam merancang studi kasus, terdapat dua langkah yakni melakukan pembekalan
pengetahuan dan keterampilan serta melakukan pengembangan dan pengkajian
ulang penelitian.
b) Melakukan studi kasus
Dalam langkah kedua ini terdapat tiga langkah yakni 1) penentuan teknik
pengumpulan data; 2) penyebaran alat pengumpulan data; dan 3) penganalisisan
bukti studi kasus yang terkumpul.
c) Melakukan pengembangan, implikasi, dan saran
Tahap ini merupakan tahap akhir dari setiap penelitian sebagai upaya melaporkan
hasil penelitiannya kepada semua orang.
Nazir mengemukakan bahwa langkah-langkah pokok dalam meneliti kasus adalah
sebagai berikut:
a) menemukan rumusan tujuan penelitian;
b) Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat serta proses-proses apa yang akan menuntun
penelitian;

c) Tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik


pengumpulan data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia;
d) Kumpulkan data
e) Organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisa untuk membuat
interpretasi serta generalisasi;
f) Susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari hasil
penelitian.
4. Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas
Analisis Kerja dan Aktivitas (job and activity analysis), merupakan penelitian
dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian itu ditujukan untuk menyelidiki
secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia. Dan hasil penelitian tersebut dapat
memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.
Penenlitian perkejaan di bidang industri dinamakan job analysis (analisis pekerjaan),
sedangkan penelitian di bidang pertanian , disebut analysis aktivitas (activity analysis).
Analysis aktivitas juga mencakup analysis pekerjaan dibidang jasa, seperti pendidikan,
peleyanan kesehatan, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan
pekerjaan, buruh, petani, guru, dan lain-lain terhadap gerak-gerik mereka dalam
melakukan tugas, penggunaan waktu secara efisien dan efektif, dan sebagainya. Data
mengenai hal-hal yang ini diselidiki, kemudian dianalisis, diberikan interpretasi, dan
diadakan generalisasi dalam rangka menetapkan sifat-sifat dan keriteria-keriteria
pekerjaan yang baik, rencana upgrading,keseimbangan berusaha dan bekerja serta
aktivitas sangat berkembang pada masa sesudah Perang Dunia I, dengan tujuan untuk
mengadakan klsifikasi pekerjaan dan pekerjaan secara lebih efektif.
5. Penelitian tindakan (action research)
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada penerapan tindakan
yang dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan permasalahan pada suatu
kelompok subjek yang diteliti dan diamati tingkat keberhasilannya atau dampak dari
tindakannya. Menurut Grundy dan Kemmis (1990: 322) mengemukakan bahwa
penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu meningkatkan (improve) dan
melibatkan (involve). Maksudnya, penelitian tindakan bertujuan meningkatkan bidang

praktik, meningkatkan pemahaman praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan


meningkatkan situasi tempat praktik dilaksanakan. Penelitian tindakan juga berusaha
melibatkan pihak-pihak terkait, jika penelitian tindakan dilaksanakan di sekolah, maka
pihak terkait antara lain adalah kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, dan orang tua
siswa.
Penelitian ini sering digunakan oleh para peneliti di bidang pendidikan yang
sering disebut sebagai penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).
Menurut Kemmis dan McTaggart (1982) mengungkapkan bahwa dalam penelitian
tindakan kelas ini terdapat model yang digunakan yakni siklus yang akan selalu berputar,
seperti pada gambar berikut ini:

Dari gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa model di atas merupakan model
siklus yang akan selalu berputar. Di awali oleh langkah perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Bilamana peneliti belum puas dengan hasil yang diperoleh,
maka dapat dilanjutkan pada siklus yang kedua, ketiga, dan seterusnya dengan langkahlangkah yang sama sampai peneliti tersebut puas dengan hasil yang diperoleh.
6. Penelitian perpustakaan dan documenter.
Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai literatur yagn
berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat baik itu berupa buku, makalah
ataupun tulisan yang sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam proses penelitian. Menurut Kartini Kartono (1986: 28) dalam buku Pengantar
Metodologi Research Sosial mengemukakan bahwa tujuan penelitian perpustakaan
adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam
material yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi
praktek penelitian di lapangan.
7. Penelitian Komparatif

Menurut Sugiono (2005: 11) penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang
bersifat membandingkan.
buku metode penelitian karangan M. Nazir (1988: 69-70) terdapat keunggulan
dan kelemahan dari metode penelitian komparatif.
Keunggulannya adalah sebagai berikut:
a) Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena beberapa
alasan: 1) jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin
diketahui atau diselidiki hubungan sebab akibatnya; 2) apabila teknik untuk
mengadakan variabel kontrol dapat menghalangi penampilan fenomena secara
normal ataupun tidak memungkinkan adanya interaksi secara normal; 3)
penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena
kendala teknik, keuangan, maupun etika dan moral.
b) Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistik yang lebih maju,
membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameterparameter hubungan kausal secara lebih efektif.
c) Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:
d) Penelitian komparatif yang bersifat ex post facto, mengakibatkan penelitian
tersebut tidak mempunyai kontrol terhadap variabel bebas
e) Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan
kausal yang diselidiki benar-benar relevan.
f) Interaksi antarfaktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu
fenomena menjadi sukar untuk diketahui.
g) Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi
belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.
h) Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi untuk tujuan perbandingan dapat
menjurus pada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah, akibatnya
kategori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar,
menghendaki value judgement dan tidak kokoh.
Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 70) menjabarkan beberpa langkah pokok dalam
studi komparatif, yaitu: 1) rumuskan dan definisikan masalah; 2) jajaki dan teliti literatur
yang ada; 3) rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang
dipakai; 4) buatlah rancangan penelitian dengan cara memilih subjek yang digunakn

dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan, dan mengkategorikan sifat-sifat atau
atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan, untuk
mempermudah analisa sebab akibat; 5) uji hipotesa, membuat interpretasi terhadap
hubungan dengan teknik statistik yang tepat; 6) membuat generalisasi, kesimpulan, serta
implikasi kebijakan; dan 7) menyusun laporan dengan cara penulisan ilmiah.

E. Kriteria Pokok Metode Deskriptif


Metode deskriptif mempunyai beberapa pokok, yang dapat dibagi atas kriteria umum dan
kriteria khusus. kriteria tersebut adalah sebagai berikut
a. Kriteria umum
Kriteria umum dari penelitian dengan metode deskriptif adalah sebagai berikut.
1)
2)
3)
4)

Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.
Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai

validitas.
5) Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
6) Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan
yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis
yang digunakan jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangan.
b. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dari metode deskriptif adalah sebagai berikut.
1) Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
2) Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status.
3) Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak adalah kontrol terhadap
variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau menipulasi terhadap
variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.
F. Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif

Secara singkat dapat diketahui terdapat beberapa langkah-langkah dalama metode


penelitian deskriptif, yakni 1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk
dipecahkan melalui metode deskriptif; 2) Membatasi dan merumuskan permasalahan secara
jelas; 3) Menentukan tujuan dan manfaat penelitian; 4) melakukan studi pustaka yang berkaitan
dengan permasalahan; 5) menentukan kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian dan atau
hipotesis penelitian; 6) mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, instrument pengumpulan data, dan menganalisis
data; 7) mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik
statistik yang relevan; dan 8) membuat laporan penelitian.

Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah umum yang sering


diikuti adalah sebagai berikut.
1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut
serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
2. Menentuan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian

harus

konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah


3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut akan
dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis dimana penelitian akan dilakukan, batasanbatasan kronologis ukuran tentang dalam dangkal, serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut
akan dijangkau.
4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka
teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunan

dalambentuk

hipotesis-hipotesis

untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangkan analisis
dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika.
5. Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang

ingin

dipecahkan.
6. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang diuji, baik secara emplisit maupun secara implicit.
7. Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang
cocok untuk penelitian.

8. Membuat tabulasi serta analisis statistic dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.
Kurangi penggunaan statistic sampai kepad batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit
pengukuran yang sepadan.
9. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin
diselidiki serta dari data yang diperoleh serta refrensi khas terhadap masalah yang ingin
dipecahkan.
10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang
ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat
ditarik dari penelitaian.

DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, E. (2003) . Metodelogi penelitian kedokteran. Jakarta. EGC.
Danim, S. (2003). Riset Keperawatan : Sejarah dan Metodologi. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Ocw.stikom.edu/course/download/2010/09/jenis-jenis penelitian.ppt diakses 17 september 2013
Suryana. (2010). Buku Ajar Perkuliahan Metodelogi Penelitian (Modul Praktis Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif
Nazir, 1988, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D.Bandung:CV. Alfabeta
Zulnaidi. 2007. Metode Penelitian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif
http://ridwanaz.com/umum/bahasa/pengertian-penelitian-deskriptif/
https://shendud.wordpress.com/pendidikan/jenis-jenis-penelitian/
http://www.nuclit.com/about.php?t=jenis_penelitian_deskriptif_kualitatif

Anda mungkin juga menyukai