Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia,
suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah
variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.
Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan
menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Tujuan dari
penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok,
menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik
dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan,
menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan
seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif
mengenai subjek penelitian (Wikipedia).
A. Definisi metode deskriptif
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang,
lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau apa adanya.
Menurut Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode deskriptif
merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena
yang diselidiki.
Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi
yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara
yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa
saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu setudi komparatif .
adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, seerta penelitian terhadap fenomena-fenomena
dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan
metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode
deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor dan melihat hubungan
antara satu factor dengan factor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi
status (satus study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau setandar-setandar, sehingga
penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative. Dalam metode deskriptif dapat diteliti
masalah normative bersama-sama dengan masalah setatus dan sekaligus membuat perbandinganperbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau
penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif , adalah waktu
sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan
responden.
Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.
B. Kegunaan
1.
2.
3.
4.
1. Metode survey
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta
dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik
tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daera.
Metode survey membedah dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta
mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang
berlangsung. Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandinganperbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau
masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan
pengambilan keputusan di masa mendatang.
Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu
atanu unit, baik secara sensus atau dengan mengunakan sample. Unit yang digunakan
dalam metode survei cukup besar. Misalnya, Kinsey, et al., (1948) dalam penelitian
meraka
mengenao
tinggah
laku
seksual
di
Amerika
Seriakat
telah
menggunakan sample dengan 12 ribu orang anggota sample. Banyak sekali masalah dap;t
diteliti dengan mengunakan metode survey, termasuk bidang produksi dan tata niaga
(survey produksi dan tata niaga ), usaha tani(surve usaha tani), masalah kemasyarakatan
(survey sosial), masalah komunikasi daan pendapat umum (survei pendat umum),
masalah politik (survey politik), masalah pendidikan (survey pendidikan dan
persekolahan), dan sebagainya.
Survei pada dasarnya tidak berbeda dengan research (penelitian). Pemakaian
kedua istilah ini kerap kali hanya dimaksudkan untuk memberikan penekanan mengenai
ruang lingkup. Research memusatkan diri pada salah satu atau beberapa aspek dari
objeknya. Sedangkan survei bersifat menyeluruh yang kemudian akan dilanjutkan secara
khusus pada aspek tertentu bilamana diperlukan studi yang lebih mendalam (Zulnaidi,
2007: 11)
Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007: 11-12) mengemukakan beberapa studi yang termasuk
dalam metode survei yakni:
a) Survei kelembagaan (institutional survei)
Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensive terhadap satu objek
tertentu, dengan cara mempelajari sebagai suatu kasus. Berbagai unit sosial seperti
seorang murid menunjukkan kelainan, sebuah kelompok keluarga, sebuah kelompok anak
nakal, sebuah desa, sebuah lembaga sosial dan lain-lain dapat diselidiki secara intensive,
baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu yang mendapat perhatian
khusus. (Zulnaidi, 2007: 13)
Penelitian studi kasus menurut Stake (2005) terdapat 3 jenis penelitian studi kasus
yang dibagi berdasarkan karakteristik dan fungsinya, yakni:
a) Penelitian studi kasus mendalam
b) Penelitian studi kasus instrumental
c) Penelitian studi kasus jamak
Tidak berbeda jauh, Creswell (2007) juga membagi penelitian studi kasus menjadi
3 jenis. Dalam penelitian studi kasus tentunya terdapat langkah-langkahnya. Menurut Yin
(1994), terdapat langkah-langkah dalam melakukan penelitian studi kasus yakni secara
singkat seperti di bawah ini:
a) Merancang studi kasus
Dalam merancang studi kasus, terdapat dua langkah yakni melakukan pembekalan
pengetahuan dan keterampilan serta melakukan pengembangan dan pengkajian
ulang penelitian.
b) Melakukan studi kasus
Dalam langkah kedua ini terdapat tiga langkah yakni 1) penentuan teknik
pengumpulan data; 2) penyebaran alat pengumpulan data; dan 3) penganalisisan
bukti studi kasus yang terkumpul.
c) Melakukan pengembangan, implikasi, dan saran
Tahap ini merupakan tahap akhir dari setiap penelitian sebagai upaya melaporkan
hasil penelitiannya kepada semua orang.
Nazir mengemukakan bahwa langkah-langkah pokok dalam meneliti kasus adalah
sebagai berikut:
a) menemukan rumusan tujuan penelitian;
b) Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat serta proses-proses apa yang akan menuntun
penelitian;
Dari gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa model di atas merupakan model
siklus yang akan selalu berputar. Di awali oleh langkah perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Bilamana peneliti belum puas dengan hasil yang diperoleh,
maka dapat dilanjutkan pada siklus yang kedua, ketiga, dan seterusnya dengan langkahlangkah yang sama sampai peneliti tersebut puas dengan hasil yang diperoleh.
6. Penelitian perpustakaan dan documenter.
Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai literatur yagn
berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat baik itu berupa buku, makalah
ataupun tulisan yang sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam proses penelitian. Menurut Kartini Kartono (1986: 28) dalam buku Pengantar
Metodologi Research Sosial mengemukakan bahwa tujuan penelitian perpustakaan
adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam
material yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi
praktek penelitian di lapangan.
7. Penelitian Komparatif
Menurut Sugiono (2005: 11) penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang
bersifat membandingkan.
buku metode penelitian karangan M. Nazir (1988: 69-70) terdapat keunggulan
dan kelemahan dari metode penelitian komparatif.
Keunggulannya adalah sebagai berikut:
a) Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena beberapa
alasan: 1) jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin
diketahui atau diselidiki hubungan sebab akibatnya; 2) apabila teknik untuk
mengadakan variabel kontrol dapat menghalangi penampilan fenomena secara
normal ataupun tidak memungkinkan adanya interaksi secara normal; 3)
penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena
kendala teknik, keuangan, maupun etika dan moral.
b) Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistik yang lebih maju,
membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameterparameter hubungan kausal secara lebih efektif.
c) Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:
d) Penelitian komparatif yang bersifat ex post facto, mengakibatkan penelitian
tersebut tidak mempunyai kontrol terhadap variabel bebas
e) Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan
kausal yang diselidiki benar-benar relevan.
f) Interaksi antarfaktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu
fenomena menjadi sukar untuk diketahui.
g) Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi
belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.
h) Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi untuk tujuan perbandingan dapat
menjurus pada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah, akibatnya
kategori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar,
menghendaki value judgement dan tidak kokoh.
Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 70) menjabarkan beberpa langkah pokok dalam
studi komparatif, yaitu: 1) rumuskan dan definisikan masalah; 2) jajaki dan teliti literatur
yang ada; 3) rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang
dipakai; 4) buatlah rancangan penelitian dengan cara memilih subjek yang digunakn
dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan, dan mengkategorikan sifat-sifat atau
atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan, untuk
mempermudah analisa sebab akibat; 5) uji hipotesa, membuat interpretasi terhadap
hubungan dengan teknik statistik yang tepat; 6) membuat generalisasi, kesimpulan, serta
implikasi kebijakan; dan 7) menyusun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.
Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai
validitas.
5) Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
6) Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan
yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis
yang digunakan jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangan.
b. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dari metode deskriptif adalah sebagai berikut.
1) Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
2) Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status.
3) Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak adalah kontrol terhadap
variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau menipulasi terhadap
variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.
F. Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif
harus
dalambentuk
hipotesis-hipotesis
untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangkan analisis
dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika.
5. Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang
ingin
dipecahkan.
6. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang diuji, baik secara emplisit maupun secara implicit.
7. Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang
cocok untuk penelitian.
8. Membuat tabulasi serta analisis statistic dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.
Kurangi penggunaan statistic sampai kepad batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit
pengukuran yang sepadan.
9. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin
diselidiki serta dari data yang diperoleh serta refrensi khas terhadap masalah yang ingin
dipecahkan.
10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang
ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat
ditarik dari penelitaian.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, E. (2003) . Metodelogi penelitian kedokteran. Jakarta. EGC.
Danim, S. (2003). Riset Keperawatan : Sejarah dan Metodologi. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Ocw.stikom.edu/course/download/2010/09/jenis-jenis penelitian.ppt diakses 17 september 2013
Suryana. (2010). Buku Ajar Perkuliahan Metodelogi Penelitian (Modul Praktis Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif
Nazir, 1988, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D.Bandung:CV. Alfabeta
Zulnaidi. 2007. Metode Penelitian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif
http://ridwanaz.com/umum/bahasa/pengertian-penelitian-deskriptif/
https://shendud.wordpress.com/pendidikan/jenis-jenis-penelitian/
http://www.nuclit.com/about.php?t=jenis_penelitian_deskriptif_kualitatif