Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Bakti sosial bidang kedokteran gigi di daerah terpencil tidak
dimungkinkan untuk membawa dental chair. Selama kegiatan bakti sosial, pasien
mendapat perawatan dengan duduk di kursi biasa yang dilengkapi bak untuk
tempat kumur pasien. Pembuangan air liur atau sisa kumur ke dalam bak oleh
pasien sangat berpotensi untuk menimbulkan penularan infeksi melalui percikan
droplet. Hepatitis B, tuberkulosis, dan infeksi virus Herpes simplex merupakan
penyakit infeksi yang paling sering terjadi. Untuk meminimalkan risiko
penyebaran infeksi diperlukan saliva ejector yang berfungsi untuk menghisap air
liur, darah, dan puing-puing di mulut pada interval tertentu selama proses
perawatan maupun pemeriksaan gigi. Namun keberadaan saliva ejector tergabung
dengan dental chair sehingga perlu untuk dimodifikasi dalam bentuk yang mudah
dibawa kemana-mana.
Selama ini proses sterilisasi alat di bakti sosial kurang memenuhi standar
misalnya alat yang telah dipakai hanya dicuci tanpa dipanaskan. Padahal proses
pemanasan sangat penting dilakukan untuk membunuh bakteri dan virus. Selain
itu, kapas atau bantalan kassa juga perlu disterilkan sebelum dimasukkan ke
dalam rongga mulut pasien. Alat yang biasa digunakan untuk proses sterilisasi ini
adalah autoclave. Proses sterilisasi dimulai dengan pembersihan alat dari debris
organik, darah, dan saliva sebelum disterilkan. Asisten dokter gigi yang
membersihkan alat tersebut harus memakai sarung tangan heavy duty. Setelah itu
alat dimasukkan ke dalam autoclave untuk proses sterilisasi selama 15 menit
dengan suhu 121oC (Nisengard et al, 1994). Namun, bentuk dan ukuran autoclave
bervariasi dan agak berat sehingga kurang praktis untuk dibawa kemanapun.
Berangkat dari kelemahan kedua alat tersebut, maka kami berinovasi untuk
menciptakan MINI POCLAVE-SALIVATOR Kombinasi Alat Saliva Ejector dan
Autoclave Portable dengan keunggulan praktis dan mobile.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi tentang minimnya proses sterilitas selama kegiatan
bakti social karena keterbatasan alat-alat kedokteran gigi yang dapat
dibawa.
2. Meningkatkan proses sterilitas selama kegiatan bakti social
3. Memberikan informasi tentang pentingnya keberadaan suatu alat steril
yang praktis, hemat waktu dan mobile untuk dapat meminimalkan risiko
infeksi selama kegiatan bakti social
4. Meminimalkan risiko risiko penularan infeksi selama kegiatan bakti social
5. Meningkatkan pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan fungsi social
(bakti social) tanpa mengurangi mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut

Manfaat yang ingin dicapai melalui karya tulis ini adalah :


Bagi Penulis
Mengembangkan dan mensosialisasikan pengembangan inovasi suatu
alat kedokteran gigi yang praktis dan mobile dalam meningkatkan proses
sterilitas serta meminimlakan risiko penyebaran infeksi selama kegiatan
bakti social yang memenuhi standar sterilisasi
Bagi Masyarakat
1. Menambah wawasan, informasi serta meningkatkan kesadaran
masyarakat agar berperan aktif dalam sadar diri menjaga kebersihan
diri/ personal hygiene dalam perawatan kesehatan gigi dan mulut
untuk meminimalkan risiko penyebaran infeksi.
2. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat khususnya bidang
kesehatan gigi dan mulut.
3. Meminimalkan penyebaran infeksi selama kegiatan bakti social.
Bagi Pemerintah
Membantu pemerintah dalam meningkatkan angka kesehatan
masyarakat khususnya bidang kesehatan gigi dan mulut serta
meminimlakna risiko penyebaran infeksi penyakit infeksius seperti
hepatitis B maupun Tuberculosis (TB) yang dapat ditularkan melalui
percikan droplet.

GAGASAN
Kondisi Kekinian
Sterilisasi adalah proses yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme.
Idealnya semua bentuk vegetatif mikroorganisme mati, namun dengan terjadinya
pengurangan jumlah mikroorganisme patogen sampai pada tingkat yang tidak
membahayakan masih dapat diterima (Nisengard et al, 1994).
Proses sterilisasi adalah dengan menggunakan suatu alat yang disebut
autoclave. Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan
untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi
(1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Autoclave terutama ditujukan untuk
membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini
tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Endospora dapat dibunuh
pada suhu 100C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal.
Pada suhu 121C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit. (Madigan et
al, 2006)
Selama ini proses sterilisasi alat di bakti sosial kurang memenuhi standar
misalnya alat yang telah dipakai hanya dicuci tanpa dipanaskan. Padahal proses
pemanasan sangat penting dilakukan untuk membunuh bakteri dan virus.
Sementara dampak yang dapat muncul akibat minimnya proses sterilisasi alat
maupun dalam hal perawatan kesehatan dapat menimbulkan penularan infeksi
melalui percikan droplet pasien yang bisa menyebabkan berkembangnya penyakit
Hepatitis B maupun tuberculosis. Infeksi virus Herpes simplex merupakan
penyakit infeksi yang paling sering terjadi.
Untuk itu diperlukan selain autoclave juga dibutuhkan saliva ejector dalam
meminimalkan risiko penyebaran infeksi yang berfungsi untuk menghisap air liur,
darah, dan puing-puing di mulut pada interval tertentu selama proses perawatan
maupun pemeriksaan gigi. Namun keberadaan saliva ejector tergabung dengan
dental chair yang tidak dimungkinkan untuk dibawa kemana-mana karena berat
sehingga perlu untuk dimodifikasi dalam bentuk yang mudah dibawa kemanamana.
Saliva ejector atau vakum pembersih air liur adalah selang tabung sempit
yang melekat pada dental chair. Alat ini digunakan oleh dokter gigi dan tenaga
kesehatan profesional lainnya untuk menghisap air liur, darah, dan puing-puing di
mulut pada interval tertentu selama proses perawatan maupun pemeriksaan gigi.
Saliva ejector dapat berupa tube disposable dan tube non- disposable. Tube
disposable terbuat dari bahan karet yang pengunaannya sekali pakai. Tube nondisposable terbuat dari bahan logam yang dapat digunakan berulang-ulang
terhadap beberapa pasien namun harus disterilisasi terlebih dahulu setiap ganti
pasien.

Berangkat dari kelemahan kedua alat tersebut, maka kami berinovasi untuk
menciptakan MINI POCLAVE-SALIVATOR Kombinasi Alat Saliva Ejector dan
Autoclave Portable dengan keunggulan praktis dan mobile.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Menurut Samanarayake LP (1996), sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap, yaitu:
a. Pembersihan sebelum sterilisasi
Menurut (Nisengard et al, 1994) dalam bidang kedokteran gigi pembersihan
dapat dilakukan dengan :
1) Pembersihan manual
Sebelum disterilkan alat-alat harus dibersihkan terlebih dahulu dari
debris organik, darah, dan saliva menggunakan sikat dan air sabun.
Asisten dokter gigi yang membersihkan alat tersebut harus memakai
sarung tangan heavy duty.
2) Pembersihan dengan ultrasonik
Pembersihan memakai alat ultrasonik dengan larutan detergen lebih
aman, efisien, dan efektif dibandingkan dengan penyikatan. Penggunaan
alat ultrasonik yang tertutup selama 10 menit. Setelah dibersihkan,
instrumen tersebut dicuci dibawah aliran air dan dikeringkan dengan baik
sebelum disterilkan untuk mencegah terjadinya karat serta mendapatkan
hasil sterilisasi yang sempurna. Pembersihan dengan ultrasonik lebih baik
sebab meningkatkan efisiensi pembersihan, mengurangi bahaya
aerolization dari partikel yang infeksius, mengurangi insiden terluka
akibat benda tajam, dan mengurangi waktu kerja.
b. Pembungkusan
Setelah dibersihkan, instrumen harus dibungkus untuk memenuhi
prosedur klinis yang baik menggunakan nampan terbuka yang ditutup dengan
kantung sterilisasi yang tembus pandang, nampan yang berlubang dengan
penutup yang dibungkus dengan kertas sterilisasi, atau bungkus secara
individual dengan bungkus untuk sterilisasi yang dapat dibeli.
c. Proses sterilisasi
Pada kedokteran gigi, sterilisasi dapat dicapai melalui metode
Pemanasan basah dengan tekanan tinggi (autoclave), Pemanasan kering
(oven), Uap bahan kimia (chemivlave).
d. Penyimpanan yang aseptik.
Setelah sterilisasi, instrumen harus tetap steril hingga saat dipakai.
Penyimpanan yang baik sama penting dengan proses sterilisasi itu sendiri,
karena penyimpanan yang kurang baik akan menyebabkan instrumen tersebut
tidak steril lagi. Lamanya sterilitas tergantung dari tempat dimana instrumen
itu disimpan dan bahan yang dipakai untuk membungkus. Daerah yang
tertutup dan terlindung dengan aliran udara yang minimal seperti pada lemari

atau laci yang dapat dengan mudah didesinfeksi. Pembungkus instrumen


hanya boleh dibuka segera sebelum digunakan, apabila dalam waktu 1 bulan
tidak digunakan harus disterilkan ulang.
Kehandalan Gagasan
MINI POCLAVE-SALIVATOR Kombinasi Alat Saliva Ejector dan
Autoclave Portable dengan keunggulan praktis dan mobile merupakan inovasi
baru dibidang kedokteran gigi yang memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Alat ini dilengkapi dengan roda pada bagian kaki penyangganya sehingga
mudah untuk dibawa kemanapun dan mempermudah kerja operator.
2. MINI POCLAVE-SALIVATOR sangat praktis, selain dapat menghisap
sekresi mulut juga dapat digunakan untuk mensterilkan alat-alat kedokteran
gigi .
3. Hemat waktu karena pengambilan alat-alat yang telah disterilkan berada
didekat operator.
4. MINI POCLAVE-SALIVATOR dilengkapi dengan selang yang terhubung
pada port tertutup, sebagai tempat penampungan sekresi mulut sementara
sehingga dapat meminimalisasi penyebaran infeksi serta menjaga kebersihan
area kerja.
5. Proses autoclaving berlangsung dengan uap panas bertekanan tinggi yang
mampu membunuh semua mikroorganisme secara efektif sehingga memenuhi
standar sterilisasi.

a) Sketsa Gambaran Teknologi yang Diterapkembangkan

Gambar 1. Sketsa Desain Portable Integrated MINI POCLAVESALIVATOR


b) Deskripsi Gambaran Teknologi yang Diterapkembangkan

Gambar 2.

Desain Portable
Integrated MINI POCLAVE-SALIVATOR

PORTABLE DESAIN INTEGRATED


Sistem kaki-kaki yang bisa ditekuk dan adanya roda dibagian
bawah. Dasar ide portable dari sistem kaki-kaki laba-laba dengan 3 ruas
kaki, namun kaki yang terakhir berfungsi untuk mengatur tinggi rendah
posisinya. Bahan kaki-kaki penyangga, yaitu besi stainless steel dengan
tambahan engsel berupa baut r10 dan roda r40.
a.

Bagian atas mini poclave-salivator merupakan tempat peletakan


saliva ejector dengan sistem buka engsel. lapisan penutup atas
berbahan plastik fiber sehingga ringan.
Bagian perlengkapan saliva ejector menggunakan portable
dental salivator dari aseptico 111194 dengan spesifikasi :
Rechardable batterai pack with 12V DC

Adjustable 80-550 range mm Hg vacuum range

800cc waste canister with float shut off

dimensi 22.9x17.8x20.3
Penggunaan alat ini dimodifikasi pada waster canister-nya

dengan membuat volume tetap 800cc namun ketinggian


diturunkan tetapi lebar canister bertambah. sehingga volume
tetap.
b.

Autoclave yang digunakan merupakan bentuk autoclave standar


dengan spesifikasi alat yaitu :

Dental autoclave sterilization asal CINA, Model number 8


L, 1200W, Tank capacity 8L. Berat total 27 kg
Cara pengunaan
1. Luruskan kaki-kaki penyangga sesuai ketinggian yang diinginkan
2. Masukkan colokan pada stop kontak
3. Untuk penggunaan MINI POCLAVE-SALIVATOR, langkahlangkahnya sebagai berikut :
a. Saliva Ejector
1. Buka penutup bagian atas MINI POCLAVE-SALIVATOR.

2. Keluarkan selang lalu hubungkan dengan tube disposable


3.

saliva ejector.
Pasang selang pembuangan pada bak penampung menuju
ke saluran pembuangan air.

4.
5.
6.
7.
b.

Masukkan colokan pada stop kontak


Tekan tombol ON pada power di bagian belakang atas.
Alat siap untuk digunakan.

Setelah selesai pemakaian,tekan tombol OFF.


Autoclave
1. Siapkan alat yang akan disterilisasi
2. Tekan tombol on pada power belakang bawah.
3. Masukkan alat-alat yang akan disterilisasi melalui pintu
bagian depan MINI POCLAVE-SALIVATOR.
4. Atur waktu dengan memutar tombol timer
5. Lampu indikator pada tombol timer akan mati jika proses
sterilisasi telah selesai.
6. Setelah selesai pemakaian, tekan tombol OFF
7. Setelah selesai pengguaan MINI POCLAVE-SALIVATOR,
lepas colokan pada stop kontak.

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan


Dalam menciptakan kecanggihan alat MINI POCLAVE - SALIVATOR,
dibutuhkan kerja sama dengan beberapa pihak, seperti mahasiswa kedokteran gigi,
dokter gigi, perawat gigi, desain produk, ahli sanitasi serta ahli teknisi alat yang
tentunya mereka akan bekerja saling berkolaborasi sesuai dengan keahlian
masing-masing.
Strategi Penerapan
MINI POCLAVE SALIVATOR merupakan suatu inovasi alat di bidang
kedokterann gigi yang perlu untuk dikembangkan lebih lanjut mengingat beberapa
keunggulan alat yakni mobile, praktis serta hemat waktu yang cocok untuk dibawa
oleh teknisi kesehatan maupun mahasiswa dalam memberikan kemudahan sebagai
salah satu alat penunjang dalam perawatan kesehatan gigi dan mulut seperti dalam
kegiatan bakti social dengan keterbatasan alat yang dibawa karena bentuk dan
ukuran yang tidak memungkinkan (berat) . Dalam mengembangkan MINI
POCLAVE-SALIVATOR diawali dengan strategi produksi yakni perancangan
model produk yang efektif dan efisien oleh para teknisi berpengalaman
selanjutnya akan dilakukan penilaian serta perbaikan mutu produk sebelum dijual
di pasaran. Setelah produk dinyatakan layak untuk dipasarkan langkah selanjutnya
adalah strategi marketing. Sasaran konsumen utama konsumen MINI POCLAVE
SALIVATOR adalah mahasiswa fakultas kedokteran gigi yang notabenya
sebagai penggerak dalam mengadakan agenda-agenda penting yang berhubungan
dengan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat seperti pada acara bakti social
dan tentunya dibutuhkan kepraktisan alat-alat kesehatan gigi yang mudah untuk
dibawa kemana-mana serta aman dalam hal terjaga sterilitas alat.

Mahasiswa kedokteran gigi ini kami khususkan terlebih dahulu untuk


wilayah Surabaya dan sekitarnya terlebih dahulu untuk menilai apakah produk
MINI POCLAVE SALIVATOR mendapat sambutan baik dalam hal kualitas
maupun kuantitas sehingga apabila terdapat perbaikan-perbaikan dalam hal
peningkatan mutu dapat cepat dilakukan sebelum dilakukan perluasan pemasaran.
Proses sterilitas dalam hal penyediaan alat-alat steril maupun perawatan
kesehatan kepada pasien bukan merupakan hal baru namun sering disepelekan
dapat menjadi masalah serius yang dapat meningkatkan penyebaran penyakit
infeksius apabila kurang diperhatikan oleh teknisi kesehatan. Sedikitnya jumlah
teknisi kesehatan maupun masyarakat yang paham akan bahaya penyebaran
penyakit infeksius yang bisa ditularkan melalui ketidaksterilan alat-alat kesehatan.
Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi sehingga masyarakat menjadi mengerti
serta paham akan pentingnya proses sterilitas dalam piranti kesehatan.

KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
MINI POCLAVE SALIVATOR merupakan suatu inovasi alat di bidang
kedokteran gigi dengan keunggulan alat yakni mobile, praktis karena didesain
dengan sistem kaki-kaki laba-laba /Portable Desain Integrated yang bisa ditekuk
untuk mengatur tinggi rendah posisi dan adanya roda dibagian bawah serta hemat
waktu yang cocok untuk dibawa oleh teknisi kesehatan maupun mahasiswa dalam
memberikan kemudahan sebagai salah satu alat penunjang dalam perawatan
kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat seperti dalam kegiatan bakti social
dengan keterbatasan alat yang dibawa karena bentuk dan ukuran yang tidak
memungkinkan (berat). Sehingga proses sterilitas dapat tetap terjaga selama
perawatan kesehatan gigi dan mulut kepada pasien dimanapun berada.

Teknik Implementasi
Pengamatan langsung
Studi literatur

Temuan

Strategi Marketing

Penetapan Desain

Evaluasi

1. Pengamatan Langsung
Identifikasi masalah ditemukan saat melihat fenomena di lapangan.
2. Studi literatur
Pencarian data tentang solusi untuk menyelesaikan masalah.
3. Temuan
Penemuan solusi yang akan direalisasikan menjadi suatu produk.
4. Penetapan desain
Perancangan model produk yang efektif dan efisien.
5. Evaluasi
Penilaian dan perbaikan mutu produk.
6. Strategi Marketing
Sasaran konsumen utama konsumen MINI POCLAVE SALIVATOR adalah
mahasiswa fakultas kedokteran gigi di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh
MINI POCLAVE SALIVATOR diharapkan mampu dikembangkan dan
disosialisasikan sebagai inovasi alat kedokteran gigi yang praktis dan mobile
dalam menjaga proses sterilitas serta meminimalkan risiko penyebaran infeksi
selama kegiatan bakti social yang memenuhi standar sterilisasi serta diharapkan
dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan angka kesehatan masyarakat
khususnya bidang kesehatan gigi dan mulut serta meminimlakna risiko
penyebaran infeksi penyakit infeksius seperti hepatitis B maupun Tuberculosis
(TB) yang dapat ditularkan melalui percikan droplet.

DAFTAR PUSTAKA
Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorganisms.
New Jersey: Pearson Prentice Hall
Nisengard RJ, Newman MG. Oral microbiology and immunology, 2nd ed.
Philadelphia: W.B. Saunders Co; 1994. p.402-23
Samanarayake LP. Essential microbiology for dentistry. New York. Churchill
Livingstone; 1996. p.317-35.
Spry C. 1997. Essential of Perioperative Nursing 2nd Edition. USA: Aspen
Publishers

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Ketua Pelaksana Kegiatan :
Nama Lengkap
: Ana Nurul Hidayah Ananta
Tempat dan tanggal lahir
: Probolinggo, 10 Oktober 1989
Karya- Karya ilmiah yang pernah dibuat :
a.
b.
c.
d.
Penghargaan- Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :
Tanda Tangan
:

Anggota Pelaksana :
1. Nama Lengkap
: Arista Indah Agustin
Tempat dan tanggal lahir
: Probolinggo, 29 Agustus 1989
Karya- Karya ilmiah yang pernah dibuat :
a. Healthy Cigarette Rokok Non Tembakau Dan Obat Kumur Atasi
Kecanduan Nikotin (PKM K).
b. Commerce (Community Of Mother Care) Sebagai Program Pemberdayaan
Ibu Pkk Dalam Upaya Tanggap Korban Kompor Meledak Di RW VIII
Kelurahan Mojo (PKM M)
c. Premarried Health Service :Penyedia Pelayanan Jasa Konsultasi Serta
Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi Pranikah (PKM GT)
d. Emping Biji Juwet (Syzygium Cumini [Linn. ] Skeels.) Sebagai Kudapan
Ringan Dan Alternatif Terapi Penurun Kadar Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 (PKM GT)
e. Mini Poclave-Salivator Kombinasi Alat Saliva Ejector dan Autoclave
Portable (Inovasi Alat)
Penghargaan- Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :
Tanda Tangan
:

2.

Nama
:
Tempat dan tanggal lahir
:
Karya- Karya ilmiah yang pernah dibuat :
Penghargaan- Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :
Tanda Tangan
:

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai