Ame 12
Ame 12
ABSTRACT
One of the goals of reproductive health programs is to create quality
family in 2015, one aimed at teenagers. Physical development of adolescents in
women marked the arrival of menstruation. Didiringi menstrual pain in the lower
abdomen known as dysmenorrhea. On average more than most (50%) of women
in each country experienced dysmenorrhea. Less knowledge about dysmenorrhea
will lead to feelings of anxiety that lead to a reduction of the pain threshold so that
it can make menstrual pain becomes more berat.Tujuan this study was to
determine the relationship of dysmenorrhea Knowledge Level Students with
Anxiety Levels for Dysmenorrhea In SMPN1 Pangkalan Kerinci 2014. Type This
study correlative descriptive, cross-sectional approach. Engineering samples are
simple random sampling, a total of 68 respondents. Research instrument in the
form of a questionnaire. Analysis of the data used univariate and bivariate is. The
results showed that there is a significant relationship between the level of student
knowledge about dysmenorrhea with anxiety level of dysmenorrhea in Pangkalan
Kerinci SMPN1 2014 with a value of significance (p = 0.011). It is expected that
schools can provide the facility to obtain information about the health of iron and
disminore.
Daftar Bacaan : 34 (2001-2013)
Keywords
: Dysmenorrhea, teens, level of knowledge, level of anxiety
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan dari program kesehatan reproduksi adalah mewujudkan
keluarga berkualitas tahun 2015, dengan sasaran dari program ini adalah orangtua
dan remaja.Di Indonesia jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat.
Antara tahun 1970 sampai tahun 2000, kelompok umur 15-24 tahun jumlahnya
meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18 % menjadi 21 % dari total
jumlah populasi penduduk Indonesia. (kusmiran, 2012).
Masa remaja dikenal dengan masa strom dan stress karena pada masa ini
terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat.
(Proverawati & Misaroh, 2009). Perkembangan secara fisik pada perempuan
terjadinya haid dan pada laki-laki sudah mulai mampu menghasilkan sperma.
(Proverawati & Misaroh, 2009).
Sebagian wanita mendapatkan haid tanpa keluhan, namun tidak sedikit dari
mereka yang mendapatkan haid disertai keluhan sehingga mengakibatkan rasa
ketidaknyamanan berupa dismenore.Dismenore atau nyeri haid mungkin
merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda
pergi kedokter untuk konsultasi dan pengobatan. Sifat dari rasa nyeri berupa
kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat
menyebar kedaerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat
dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare.(Sarwono, 2008).Dismenore yang
hebat ini menyebabkan penderita terpaksa beristirahat hingga meninggalkan
sekolah maupun pekerjaannya sampai berhari-hari.(Baziad, 2011).
Dismenoredapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu dismenore primerdan
dismenore sekunder, dismenore primer adalah nyeri haid tanpa kelainan pada alat
kandungan dan terjadi sejak haid pertama (menarche).(Proverawati & Misaroh,
2009). Dismenore primer biasanya dimulai 6 bulan hingga 1 tahun setelah seorang
gadis mendapatkan haid pertamanya, dan dismenore primerini cenderung terjadi
lebih sering dan lebih hebat pada gadis remaja yang mengalami kegelisahan,
ketegangan dan kecemasan. (Kusmiran, 2006).Dismenore sekunder merupakan
nyeri yang disebabkan oleh kelainan dari organ reproduksi itu sendiri
(ginekologi)seperti salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis
uteri dan lain-lain (Prawirohardjo, 2006).
Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari
sebagian (50%) perempuan disetiap negara mengalami dismenore. Dismenore
merupakan masalah ginekologis yang paling umum dialami wanita baik wanita
dewasa maupun wanita pada usia remaja. Data dari hasil studi epidemiologi pada
populasi remaja (berusia 12-17 tahun) diAmerika SerikatPada tahun 2012
prevalensi dismenore primer adalah 59,7%, dengan derajat kesakitan 49%
dismenore ringan, 37% dismenore sedang, dan 12% dismenore berat yang
mengakibatkan 23,6% dari penderitanya tidak masuk sekolah.(Omidvar, 2012).
Faktor- faktor penyebab dismenoreprimer adalah, faktor kejiwaan, pada
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak
mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore,
obstruksi kanalis servikalis, endokrin, alergi, pengetahuan, neurologis,
vasopresin, dan prostaglandin.(Sarwono, 2008 dan kartono, 2006).
Di Indonesia angka kejadian diperkirakan 55% perempuan produktifyang
mengalami dismenore.(Proverawati danMisaroh, 2010). Hal ini didukung juga
oleh pendapat Sianipar (2009) yang dimuat di Majalah Kedokteran Indonesia,
Volume: 59, mengungkapkan bahwa gangguan haid ini memerlukan evaluasi yang
seksama karena gangguan haid yang tidak ditangani dapat mempengaruhi kualitas
hidup dan aktivitas sehari-hari.
Pada sebuah studi yang dilakukan oleh Cakir M et al, di Turki pada tahun
2007 terhadap mahasiswi didapatkan data bahwa selain sindrom prahaid (67%),
dismenore (33%) merupakan keluhan yang dirasakan paling mengganggu. Efek
gangguan haid yang dilaporkan antara lain waktu istirahat yang memanjang (54%)
dan menurunnya kemampuan belajar (50%). (Sianipar, 2009).
L.
P.
I.
Baik
M.
Cukup
Q.
Kurang
T.
U.
V.
Y. Da
ri
tab
el
4.1
dap
at
dik
eta
hui
bah
wa
seb
agi
an
res
po
nde
n
me
mil
iki
tingkat
G.
%
K.
5
,
9
O.
4
8
,
5
S.
4
5
,
6
X.
1
0
0
tin
gka
t
pen
get
ahu
an
cuk
up
ten
tan
g
Z. dis
me
nor
edi
SM
PN
1
Pa
ng
kal
an
Ke
rin
ci
yai
tu
seb
any
ak
33
sis
wi
(48
,5
%)
AA.
AB.
AC.
tingkat
AE.
AH.
AI.
Rendah
AL.
AM.
Sedang
AP.
AQ.
Tinggi
AT.
AU.
AZ.
BA.
Analisa Bivariat
BB.
Tabel 4.3 Hubungan tingkat pengetahuan siswi tentang
disminore dengan tingkat kecemasan terhadap disminoredi
SMPN 1 Pangkalan kerinci Tahun 2014
BC.
BD.
Ting
BE.
kat
pengetahuan
siswi tentang
dismenore
BJ.
BQ.
Renda
h
BR.
dismenore
BK.
Sed
BG.
BH.
Total
BL.
Tin
P
Value
ang
BS. BT.
BU.
BV.
BW.
BX.
BY.
N
CE.
%
CF.
N
CG.
%
CH.
CI.
0
CO.
0,0
CP.
4
CQ.
100
CR.
21,
33
100
BZ.
Baik
N
CA.
%
CB.
N
CC.
CJ.
Cuk
1
CK.
25,0
CL.
3
75,5
CM. CN.
12,1
up
BF.
22
%
CD.
66,7
ggi
0,011
CT.
Kura
ng
DD.
CU.
1
Tot
al
DE.
6
CV.
3,2%
DF.
CW.
12
DG.
37
DN.
DO. Dari tabel 4.3 dapat
diketahui dari 33 responden yang
memiliki tingkat pengetahuan
cukup
tentang
dismenore
memiliki
tingkat
kecemasan
sedang yaitu sebanyak 22 siswi
(66,7%). Dari hasil uji Chi-square
diperoleh nilai P value = 0,011 (<
0,05). Hal ini menunjukan bahwa
ada hubungan antara tingkat
pengetahuan
siswi
tentang
dismenoredengan
tingkat
kecemasan terhadap dismenoredi
SMPN 1 Pangkalan Kerinci.
DP.
DQ.
DR.
DS.
DT. PEMBAHASAN
DU.
Menurut
peneliti
cukupnya pengetahuan siswi tentang
dismenore disebabkan karena siswi
sudah
mempunyai
pengalaman
sendiri dengan dismenore sehingga
dengan pengalaman yang dimilikinya
mereka dapat mengatasi disminore.
Selain itu kemungkinan siswi sudah
memperoleh pengetahuan dibidang
kesehatan melalui buku-buku tentang
kesehatan reproduksi wanitadan
tersedianya berbagai media informasi
yang mudah diakses oleh siswi
dalam mencari informasi mengenai
dismenore.Tingginya
minat
membaca siswi mengenai buku-buku
kesehatan wanita karena pada usia
remaja awal ditandai dengan rasa
CX.
38,7
DH.
CY.
CZ.
DA.
18
58,
31
1
DJ.
DK.
DI.
25
68
DB.
100
DL.
DM.
100
DX.
Menurut
peneliti
tingkat kecemasan siswi terhadap
dismenore
berada pada kategori
sedang, hal ini bisa mempengaruhi
konsentrasi belajar siswi dan akan
mempengaruhi prestasi belajar sisiwi
jika hal ini terus berlangsung setiap
bulannya.Pada remaja puteri jika
sudah tahu cara menghadapi
dismenore, sehingga timbul perasaan
yang
tenang
ketika
akan
mendapatkan haid yang disertai nyeri
tersebut.
DY.
Ada beberapa hal
yang dapat menimbulkan stress,
seperti
rasa
kecemasan,
kekhawatiran, perasaan jengkel,
kelelahan, tekanan fisik, dan mental,
kesedihan yang mendalam, tuntutan
tugas
atau
pekerjaan
yang
berlebihan, pre menstruasi syndrome
(PMS), telalu fokus pada suatu hal,
perasaan bingung, berduka cita, dan
juga rasa takut (Mumpuni, dkk,
2010)
DZ.
Menurut
Dianto
(2009),
remaja
putri
sering
mengalami gejala kecemasan. Gejala
kecemasan yang terjadi pada remaja
masih terus dalam pembelajaran oleh
para ahli. Dari hasil penelitian
SurveiDemografi
Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007,
mengenai gejala kecemasan yang
sering dirasakan oleh para remaja
putri adalah 55% merasa sedih, 42%
sering menagis tanpa sebab, 33%
merasa bersalah, 47% mengalami
gangguan tidur, 35% nafsu makan
hilang, 43% merasa resah, dan 58%
mudah tersinggung. Bahkan 12%
remaja mengalami depresi dan 9%
remaja pernah melakukan percobaan
bunuh diri.
EA.
Menurut
Hawari
(2013), gejala umum dari kecemasan
SA
RA
N
EP.Ke
si
mp
ula
n
EQ. D
ari
has
il
pen
elit
ian
dap
atd
isi
mp
ulk
an
bah
wa:
1.
2.
3.
Tingkat
pengetahuan
siswi tentang dismenore di
SMPN 1 Pangkalan Kerinci
sebagian siswi berada pada
kategori cukup.
Tingkat
kecemasan
siswi terhadapdismenore di
SMPN 1 Pangkalan Kerinci
sebagian siswi dalam kategori
sedang.
Terdapat
hubungan
yang bermakna antara tingkat
pengetahuan siswi tentang
dismenore dengan tingkat
kecemasan terhadap dismenore
di SMPN1 Pangkalan Kerinci
2014.
ER.
ES.Sa
ra
n
ET.Ad
apu
n
sar
an
yan
g
dap
at
dib
eri
kan
ber
das
ark
an
has
il
pen
elit
ian
ada
lah
seb
aga
i
ber
iku
t:
1. Bagi SMPN 1 Pangkalan Kerinci
EU.
Agar pihak sekolah
dapat meningkatkan program
pendidikan mengenai seks atau
kesehatan reproduksi khususnya
tentang dismenore.
2. Bagi
Institusi
Pendidikan
Kesehatan
EV.
Bagi
institusi
pendidikan kesehatan, agar data
atau hasil penelitian ini berguna
dan bisa menjadi data penunjang
atau pedoman untuk penelitain
selanjutnya.
3. Bagi Dinas Kesehatan
EW.
Dengan
hasil
penelitian ini diharapkan bagi
dinas
kesehatan
dapat
meningkatkan
promosi
kesehatan
untuk
remaja,
11
terutama
dalam
upaya
meningkatkan
penyuluhanpenyuluhan tentang dismenore
pada remaja.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
EX.
Diharapkan dilakukan
penelitian selanjutnya yang lebih
mendalam dan luas untuk
mengetahui faktor lain yang
berhubungan dengan dismenore,
dan hasil penelitian ini dapat
digunakan
sebagai
bahan
rujukan, dengan variabel yang
berbeda.
permasalahannya.Yogya
karta: Pustaka Panasea
FI.
Arifin. (2008). Nyeri
Haid. Jakarta: EGC
FK.
Baradero, M, (2006).
Gangguan
Sistem
Reproduksi
Dan
Seksualitas.
Penerbit
Buku Kedokteran EGC :
Jakarta.
FJ.
FL.
FM.
FN.
Baziad, A, R. Prajitno P.
(2011). Ilmu Kandungan
Edisi
3,
Cetakan
Pertama. Jakarta: PT.
Bina Pustaka.
FO.
Dianto,
EY.
EZ.
FA.
FB.
FC. D
AF
TA
R
PU
ST
A
K
A
FD.
Anugroho.
(2008).
Segala Sesuatu Tentang
Nyeri Haid. Diperoleh
tanggal 26 Februari.
2014.
Http//Www..Kabarindone
sia.Com/Berita.Php?Pil3&Dn=2008061916480.
FE.
Arikunto
(2006).
Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta
FF.
FG.
FH.
Asrina, dkk.
Menstruasi
(2011).
dan
(2009).Kecemasan
dan
menarche.Diperoleh pada
13 Februari 2014. Dari
http/www.undercover.co
m.
FP.
FQ.
Hawari,
D.
(2013).
Manajemen
Stress
Cemas Dan Depresi.
Edisi 2. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia
FR.
FS.
Jakarta:
Medika.
Salemba
FT.
FU.
GH.
FV.
FW.
Ibrahim, A. (2012).
Panik
neurosis
dan
gangguan
cemas.Tanggerang:
Jelajah Nusantara
FX.
FY.
GJ.
GK.
GL.
GM.
Notoadmojo, S. (2005).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
GN.
Notoadmojo, S. (2007).
Promosi Kesehatan Dan
Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta
GO.
Prawirohardjo, S. (2008).
Ilmu Kandungan. Jakarta:
Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Kartono,
K.(2006).
Psikologi
Wanita
Mengenal Gadis Remaja
Dan Wanita Dewasa Jilid
1. Bandung; Mandor
Maju.
FZ.
GA.
GB.
GC.
GE.
GF.
Kinanti,
S.
(2009).
Rahasia Pintar Wanita.
Yogyakarta:
Aulya
Publishing
Kusmiran,E.
(2012).
Kesehatan
Reproduksi
remaja
dan
Wanita.
Jakarta : salemba Medika
GD.
Manuaba. (2001),Kapita
Selekta Pelaksanaan Rutin
Obsterti Ginekologi Dan
KB.
Penerbit
:Buku
Kedokteran EGC : Jakarta.
Mansur,
H.
(2009).
kebidanan.Jakarta:
Salemba Medika
GG.
Meliono,
Irmayanti.
(2007).
Pengetahuan.
Diperoleh tanggal 14
Februari
2014.
Http/Id.Wikipedia.Org/Wik
i/Pengetahuan.
GI.
Mighwar,
A.
(2006).
Psikologi
Remaja.
Bandung : Pustaka Setia
13
GP.
Proverawati,
A.
dan
Misaroh
S.
(2009).
Menarche
Menstruasi
Pertama Penuh Makna.
Yogyakarta
:
Nuha
Medika.
GQ.
Sarwono,
S.
(2012).
Psikologi
Remaja.
Jakarta : Bulan Bintang
GR.
GT.