INJEKSI AMINOPHILIN
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
REGULER II A
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PALEMBANG
INJEKSI AMINOPHILIN
I.
TUJUAN
P A R A F
Membuat Sediaan injeksi dengan Aminophilin sebagai zat aktif dengan cara sterilisasi
maupun aseptis.
II.
TEORI
A.Teori Injeksi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui atau selaput
lendir. Injeksi dilakukan dengan melarutkan, mengemulsikan sejumlah obat ke
dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda.( FI Edisi III 1979 hal : 13 ).
a)
c)
d)
e)
f)
b)
bahan penolong harus dicoba pada hewan dahulu, untuk meyakinkan keamanan
pemakaian bagi manusia.
b) Harus jernih, tidak ada partikel padat, kecuali yang berbentuk suspensi.
c) Tidak berwarna, kecuali obatnya memang berwarna.
d) Sedapat mungkin isohidris (mempunyai pH yang sama dengan darah dan cairan
tubuh lainnya, yaitu pH=7,4) , agar tidak terasa sakit dan penyerapan obat dapat
optimal. (kecuali dinyatakan lain)
e) Sedapat mungkin isotonis atau sedikit hipertonis agar tidak terasa sakit saat
diinjeksikan.
f) Bebas dari mikroorganisme, steril atau aseptis.
g) Bahan bebas dari endotoksin bakteri dan bahan pirogenik lainnya.
pembuluh darahvena.
2) Intra muscular (i.m)
Intra tecal (i.t) atau intra spinal (i.s) atau intra dural (i.d)
b)
c)
d)
B. PREFORMULASI
1. Bahan Aktif
A.Aminophilin
Pemerian : Butir atau serbuk putih atau agak kekuningan,bau ammonia
lemah, rasa pahit.
Kelarutan : Tidak larut dalam etanol dan dalam eter. Larut dalam air.
Larutan 1 gram dalam 25ml air menghasilkan larutan jernih; larutan
1gram dalam 5ml air menghablur jika didiamkan dan larut kembali jika
ditambah sedikit etilendiamin.
PH : 8,6-9,0 (FI IV hal 92)
Stabilitas : Stabil pada suhu kamar dan pada PH 3,5-8,6 selama 48 jam
pada suhu 25 C. Jika dibiarkan di udara terbuka, perlahan kehilangan
etilendiamin dan menyerap karbondioksida dengan melepaskan teofilin.
Khasiat : Antiasma, diuretikum, bronkodilator.
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal bebas
karbondioksida dari kaca tipe 1, terlindungi dari cahaya.
OTT : asam , klorpromazin HCl, clindamycin phospat, corcotrophin,
dimenhidrinat, eritromicin gluceptate, hidralazin HCl, prokain HCl,
prametazin HCl, vancomisin HCl.
Sterilisasi : otoklaf/filtrasi
Dosis : 25 mg/ml (Aminofilin mengandung 84,0 dan 87,4% teofilin dan
13,5 15,0% etilendiamin).
(DI 2003 hal 3488, Martindale edisi 31 hal 1651)
Rute : Intravena
2. Zat Tambahan
a. Natrii Chloridum
Rumus Molekul
: NaCl
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
dapat
oksidase terutama CYP1A2 dan CYP3A3 isoenzim. Dimana kerja dari enzim
ini sangat dipengaruhi oleh berbagai hal termasuk obat lain yang dikonsumsi
bersamaan dengan aminofilin.
Eksresi : Waktu paruh setelah disuntikan intravena berkisar antara 2,8-6,4 jam
tergantung berat badan pasien. Sedangkan waktu paruhnya jika diberikan
secara oral adalah 3,9-13 jam. Ekskresi teofilin sangat dipengaruhi oleh berat
badan pasien, diet, medikasi lain yang diminum, kegiatan merokok dan adanya
penyakit awal seperti penyakit ginjal. teofilin akan lebih lambat dieksresikan
pada pasien dengan gagal jantung, edema paru, kor pulmonal, dan penyakit
hati. Sebanyak 10% akan dieksresi melalui urine, dan sisanya akan mengalami
biotransformasi di hati. Eliminasi teofilin setelah melewati hati akan keluar
melalui feses, dan sisanya melalui ginjal bersama urine tanpa dirubah. Karena
sangat bergantung dengan keadaan pasien maka eliminasi dari teofilin sangat
bervariasi rentang waktunya. Sekitar 7-9 jam untuk 9 pasien asma tanpa
adanya gangguan atau penyakit lain, untuk orang yang merokok sekitar 4-5
jam, dan untuk anak kecil sekitar 3-5 jam. pasien dengan adanya gangguan
pada hati atau parunya atau terdapat gangguan dijantungnya
akan
Disulfiram,
Efedrin,
Vaksin
Influenza,
Interferon,
Makrolida,
Dosis maksimal
: iv 0,1 mg (sekali)
Sk 1 mg (sekali) dan 4 mg (sehari)
: 968
6. Rute pemberian
Diinjeksikan secara intravena.
III.
STERILISASI
No
Cara Sterilisasi
O v e n
j a m
Beaker Glass
O v e n
j a m
Erlenmeyer
Oven 1 jam
Gelas ukur
Autoclave 30 menit
Corang gela s
Autoclave 30 menit
Pipet tetes
Autoclave 30 menit
Kertas sarin g
Autoclave 30 menit
Sendok spatula
Flambeer 20 detik
P i n s e t
Flambeer 20 detik
10
Pengaduk kaca
Flambeer 20 detik
11
Gelas arloji
Flambeer 20 detik
12
Karet pipet
Rebus 30 menit
13
Awa l
Paraf
Akhir
Paraf
Sterilisasi Sediaan
S e d i a a n
C a r a S ter il is a s i
Waktu
Injeksi aminophylin 24 mg / ml
IV.
FORMULASI
4.1 Formulasi Acuan
Paraf
Waktu
Paraf
Injeksi Aminophylin
Tiap ml mengandung :
Aminophylinum
Aqua Pro injeksi
ad
24
mg
ml
Injeksi Aminophylin
Tiap 1 ml mengandung :
Aminophilin
24
Natrii Chloridum
NaOH
Aqua Pro injeksi
mg
q.s
q.s
ad
ml
W =
=
Untuk 30mL diperlukan NaCl sebanyak = 0,104 x 30 ml = 0,0312 gr
100
Hasil positif maka menunjukkan hipotonis , perlu ada penambahan NaCl.
a) Perhitungan bahan
= 24 mg X 30 ml
= 720 mg
= 5% x 720
= 36 mg
= 756 mg
q.s
30 ml
b) Penimbangan Bahan
1. Aminofilin
= 756 mg = 750 mg
2. NaCl
= 0,0312 gr
3. NaOH
q.s
4. Aqua pro injeksi
ad
30 ml
c) Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan dan lakukan sterilisasi sesuai dengan cara sterilisasi
yangtelah dicantumkan.
2. Timbang bahan-bahan yang akan digunakan dengan menggunakan gelas
arloji yang telah disterilkan terlebih dahulu.
3. Larutkan Aminophilin dengan aqua pro injection di dalam beaker glass yang
telah disterilkan.
4. Larutkan NaCl dengan aqua pro injection didalam beaker glass yang telah
disterilkan.
5. Campurkan kedua larutan diatas menggunakan beaker glass yang telah
6.
7.
8.
9.
larutan.
10. Tambahkan aqua pro injection hingga 30 ml. kemudian masukkan larutan
kedalam Disposible Syringe
11. Masukkan larutan ke dalam 10 vial yang masing-masingnya berisi 1 ml
12. Tutup ampul dengan flamber
13. Sterilkan dengan posisi terbalik yang cocok ( ambil beaker glass taruh kapas
ambil beaker glass taruh kapas tutup dengan perkamen, lubangi kecil 6 masukkan
ampul dengan posisi terbalik, sterilakn dalam dandang 115-116 0c 15 menit.
B. Kejernihan
Caranya:
Ampul atau botol diputar-putar secara vertical berulang-ulang di depan suatu latar yang gelap
dan sisinya diberi cahaya. Dengan demikian, serpihan gelas akan berjatuhan yang mula-mula
turun akan berkumpul di dasar ampul. Bahan melayang akan berkilauan bila terkena cahaya.
Pencahayaan menggunakan lampu Atherman atau lampu proyeksi dengan cahaya 1000 lux
3000 lux dengan jarak 25 cm.
C.pH
Caranya:
Pengujian dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus atau kertas universal (secara
konvensional) atau dengan pH meter.
D.Homogenitas
Caranya:
Pengujian homogenitas diberlakukan bagi suspense yang harus mennjukkan tampak luar yang
homogen setelah pengocokan dalam waktu tertentu menggunakan Viskometer Brookfield,
sedangkan homogenitas emulsi dilakukan secara visual.
Tabel Evaluasi Sediaan Injeksi Aminophylin
Ampul KeNo
Evaluasi
1
Kejernihan
Ph
Homogenitas
DAFTAR PUSTAKA
Niazi K. Sarfaraz;2009;Handbook of Pharmaceutical Manaufacturing Formulations;
New York; Informa Healthcare USA
Rowe C Raymond;2009;Handbook of pharmaceutical excipients 6th edition new;
Washington; Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association
Prawirosujanto, sunarto dkk;1979; Farmakope Indonesia edisi III; Jakarta;Depkes RI
Soesilo, slamet dkk;1995; Farmakope Indonesia edisi IV;Jakarta;Depkes RI
https://rissaafriani.wordpress.com/2014/03/15praktikum-pembuatan-injeksi-aneurin
hcl/