Teknologi pengolahan biogas hanya dengan peralatan yang sangat sederhana, murah dan
mudah diperoleh. Dengan demikian masyarakat sekitar mampu menghasilkan biogas
memanfaatkan kotoran ternak sapi sebagai bahan bakar yang dimanfaatkan untuk memasak
dan penerangan ke depannya.
Kotoran ternak bagi masyarakat sekitar, selain dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif
pengganti bahan bakar juga dapat mendukung usaha tani dalam penyediaan pupuk organik,
sehingga
mengurangi
ketergantungan
terhadap
pupuk
kimia.
Pengolahan biogas hanya dengan di gester yang terbuat dari bahan fiberglass. Peralatan itu
dinilai tepat diterapkan untuk masyarakat kecil mengingat murahnya biaya instalasi serta
kemudahan
dalam
pengoperasian
nya.
Cara memanfaatkannya juga terbilang mudah. Biaya yang dikeluarkan untuk mengubah
kotoran menjadi energi atau bahan bakar relatif terjangkau. Hasil yang dirasakan bisa
menghemat pengeluaran keluarga. Itu dibandingkan jika menggunakan minyak atau gas elpiji
untuk
memasak.
Api
yang
dihasilkan
pun
sama
dari
gas
elpiji.
Tabung biodigester tersebut berisi kotoran sapi yang telah dicampur lumpur untuk
mempercepat proses pembuatan gas metana. Dibutuhkan waktu 20 hari hingga bisa
digunakan layaknya sebagai bahan bakar yang menggunakan kompor gas.
Selain dimanfaatkan gasnya, kata dia, ampas atau sisa proses pembentukan biogas tersebut
bisa
digunakan
untuk
pupuk
kompos.
Untuk diketahui, biogas merupakan campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik
yang terjadi pada material-material terurai secara alami dalam kondisi anaerobik. Pada
umumnya biogas terdiri atas gas metana (CH4) 50 samapi 70 persen, gas karbon dioksida
(CO2) 30 sampai 40 persen, hidrogen (H2) 5 sampai 10 persen, dan gas-gas lainnya dalam
jumlah
yang
sedikit.
Bahan bakar yang satu ini mempunyai keunggulan dibandingkan dengan Bahan Bakar
Minyak (BBM) yang berasal dari fosil. Sifatnya yang ramah lingkungan merupakan
keunggulan dari biogas. Kondisi ini merupakan suatu langkah untuk meminimalisir
terjadinya pemanasan global yang diisukan berasal bari bahan bakar fosil.
Pengembangan energi terbarukan biogas dari kotoran ternak sapi ini merupakan langkah yang
tepat dilakukan di Desa Pujon. Karena di desa ini masyarakatnya sebagian ada yang beternak
sapi. Seperti yang diketahui, jelasnya, limbah ini mempunyai andil dalam pencemaran
lingkungan. Limbah dari kotoran ternak sapi sering menimbulkan masalah lingkungan yang
mengganggu
kenyamanan
hidup
masyarakat
disekitar
peternakan.
.
Terkait dengan hal itu, salah satu kebijakan pemerintah untuk mensosialisasikan energi
terbarukan ini dengan pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi sebagai energi alternatif
(biogas). Walaupun skala biogas yang dihasilkan peternak kretif di Indonesia sekarang masih
untuk kebutuhan rumah tangga, namun ini merupakan salah satu contoh aksi untuk
pelestarian
lingkungan
negeri.
Seluruh masyarakat Kabupaten Malang yang bekerja di bidang peternakan, hendaknya bisa
memanfaatkan turunan dari ternak tersebut. Kotoran ternak selain dapat dimanfaatkan
sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak. Pembuatan biogas juga dapat
mendukung usaha tani dalam penyediaan pupuk organik. Jadi, penggunaan pupuk kimia bisa
dikurangi. Banyaknya populasi ternak di kelompok tani ada peluang besar untuk pembuatan
biogas. Kita sudah menghimbau masyarakat dapat memanfaatkan potensi ini sebagai sumber
energi alternatif, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan energi setiap harinya
Dikatakannya, pengembangan DME terbarukan ini sangat sinergi dengan program yang
sedang diupayakan Pemerintah Kabupaten Pelalawan yakni adanya integrasi antara sawit
dengan ternak. Yang mana setiap masyarakat yang mempunyai lahan perkebunan tersebut
hendaknya memelihara ternak sapi. Dengan demikian, maka diharapkan daerah perkebunan
sawit yang ada di Kabupaten Pelalawan dapat menjadi sentral ternak.
-Pengamat lingkungan Riau, Rosyadi menjelaskan, energi yang paling banyak digunakan
untuk aktifitas manusia eergi minyak bumi dan listrik. Energi minyak bumi yang banyak
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah minyak tanah, bensin dan solar. Energi
diperlukan untuk pertumbuhan kegiatan industri, jasa, perhubungan dan rumah tangga.
kegiatan peternakan sapi dapat memberikan dampak positif terhadap pembangunan, yaitu
peningkatan pendapatan peternak, perluasan kesempatan kerja, peningkatan ketersediaan
pangan. Namun tanpa dilakukan pengolahan limbah yang tepat, kegiatan ini menimbulkan
permasalahan lingkungan. Usaha untuk mengurangi dampak negatif dari kegiatan usaha
peternakan sapi terhadap lingkungan. Tergantung pada beberapa faktor seperti kebijakan
pemerintah, ketersediaan teknologi pengolahan limbah, sosialisasi dan penyuluhan yang baik
dan kesadaran dari peternak yang sangat utama untuk mewujudkan energi terbarukan
tersebut.
dengan adanya biogas ini memberikan dampak positif pada peternakan sapi dari aspek
ekonomi dan kebersihan lingkungan seperti bahan bakar gas, pupuk organik padat dan cair
dengan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman cukup tersedia. Selain itu, teknologi
biogas memiliki keunggulan sangat praktis, bahan baku lokal cukup tersedia dan
teknologinya mudah diaplikasikan. Teknologi ini memanfaatkan mikroorganisme yang
tersedia di alam untuk merombak dan mengolah berbagai limbah organik yang ditempatkan
pada
ruang
kedap
udara
(anaerob).
Dijelaskannya, hasil proses perombakan tersebut dapat menghasilkan pupuk organik cair dan
padat yang bermutu berupa gas yang terdiri dari gas metana (CH4) dan gas karbon dioksida
(CO2).
Simpulan
1. Biogas merupakan energi terbarukan
2. Biogas merupakan energi ramah lingkungan
3. Biogas meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa Pujon terutama peternak sapi
perah
4.