Hipertensi (10-15 %
Kardiomiopati (dilatasi, hipertrofik, restriktif)
Penyakit katup jantung (mitral dan aorta)
Kongenital (ASD, VSD)
Aritmia
Alkohol
Obat-obatan
1
lain sehingga dapat menyebabkan terjadi gagal jantung kanan dimana merupakan
konsekuensi sekunder gagal jantung sisi kiri karena peningkatan tekanan di sirkulasi
pulmo akibat gagal jantung kiri akhirnya meningkatkan beban pada sisi kanan jantung
kemudian efek morfologis dari gagal janutng kanan yaitu meningkatnya CVP, pada
sistem porta dan hati terjadi hepatomegali kongestif, edema usus, dan juga bisa asites,
kemudian pada paru terjadi efusi plura pada jaringan subkuits terjdi edem perifer.
Karna hal diatas tadi terjadi mekanisme kompensasi pada tubuh ada tiga : untuk
memperthankn curah jantung
1. Peingkatan aktivitas adrenergik simpatis
Karena menurunyya volume sekuncup meningkatkan aktivitas adrenergik simpatis
dan merangsang pengeluaran katekolamin DENYUT JANTUNG DAN
KEKUATAN KONTRAksi meningkat untuk emnambah curah jantung terjadi
vasokonstriksi arteri perifer untuk menstabilkan tekn arteri dan redistribusi darah
ke organ2 yg metabolisme nya rendah untuk mempeethnkn perfusi ke jntg dan
otak. Efek vasoontriksi arteri dan redistribusi yaiut mengganggu oerfusi jrngan pd
anyaman yg terkena serta menimbulkan gejala misal jumlah urin dan kelemhan
tubuh.
2. Peningkatan beban awal melalui aktivasi sistem rnin-angiotensi-aldosteron
Karean menurunnya curah jantung penurunan aliran darah ginjal pelepasa
renin dgn angiotensin dalam darah menghasilkan angitensin I lalau konversi
angitensin I menjadi angiotensi II lalu rangsangn sekresi aldosteron dan retensi
natrium dan air dan juga angiotensi II menghasilakn efek vasokonstriksi yg
menignkatkan tk. Darah
3. Hipertrofi ventrikel
Merupkn repon kompensatorik terkhir pada gagal jntng yaitu hipertrofi mikardium
karena meningkatnya kerja beban tekanan atau volume meningkatkan kecepatan
sintesis protein, jumlah protein masin2 sel, jumlah sakomer dan mitokondria,
dimensi dan masa miosit dan akhirnya ukuran jantung. Dengan bertambahnya
massa otot menyebbkan penignkatan kebutuhna metabolik dan tegangan dinding,
dan konsumsi oksigen yg besar dimn hipertropi jg meningkatkan jaringan fibrosa
dan sintesis protein yg abnormal, oleh karena itu hipertopi jantung juga
menyebbkn gagal jantung yg menetap.
Selian itu hipertropi yg menyebabkan diniding ventikel lebhi tebal tetapi
mempunyai sifat kurang komplain dan edp harus meningkat lagi untuk pengisian
yg adekuat sehingga dpt menyebbkn gagal diastolik, hipertropi juga menurunkan
densotas kapiler, meningkatakn jarak difus, dan menurunkan cadangan koroner.
3
Tanda:
- Kulit lembab
- Tekanan darah (tinggi, rendah, atau normal)
- Denyut nadi (volume normal atau rendah )
-
(alternans/takikardia/aritmia)
Pergesaran apeks
Regurgitasi mitral fungsional
Krepitasi paru
( efusi pleura)
Tanda:
-
pengurangan beban akhir : dngn meningkatknya beban akhir kerja jantung bertambah
dan curah jantung menurun dan vasodilatir akan menekan efek2 negatif yg
mengakibatkan dilatasi arteri otot polos pmbuluh darah dan menghambat enzim
konversi angiotensin
-
- HipertiroidismPTU
- Demamantipiretik
- Infeksiantibiotik yang sesuai
- AnemiaPRCHct>33%
Tatalaksana umum :
Semiupright position mengurangi distres nafas
Mengurangi aktifitas yang memperberat keluhan
Oksigen (40-50%)
Terapi obat :
a. Diuretikmengontrol kongesti vena sistemik dan pulmonalis
3 macam diuretik :
i.
Thiazidebekerja di tubulus proksimal dan distal
ii.
Furosemidloop diuretik
iii.
Aldosteron antagonisspironolakton, bekerja di tubulus distal menghambat
pertukaran Na dan K
Dosis :
- Chlorothiazide 20-40 mg/kg/hari
- Furosemid 40-80 mg/kg/hari
b. Digitalis
Farmakodinamik :
- Kontraksi Miokard (Inotropic Action) (+)
i. CO
ii. Ukuran jantung
iii. Venous pressure
iv. Volume darah
v. Diuresismemperbaiki Oedem
i.
ii.
iii.
Farmakokinetik :
1. Absorbsi digoksin absorbsi 50% (oral)
2. Metabolisme di hati
3. Ekskresi melalui ginjal
Dosis awal0,75-1 mg secara intravena
Per oral dilakukan lebih lama (2x1 tablet sehari untuk 2 hari, atau 3x1 tablet sehari
untuk 1 hari, dan diikuti maintenance 1 tablet sehari)
c. Obat penurun afterloadperbaikan inotropik dan gejala kongestif bila ditambah kombinasi
vasodilator dan inotropik
3 kelompok :
i.
Vasodilator arteriolhidralazine, sering diberi bersama propanolol
ii.
VenodilatorNitrogliserin, ISDN10-15 mg 3x sehari,dengan masa istirahat 8 jam
iii.
a. Aktivitas fisik
Harus disesuaikan dengan tingkat gejala, bila terjadi perburukan akut pada gagal
jantung, diperlukan satu periode masa istirahat.
b. Oksigen
Merupakan vasorelaksan paru, menurunkan afterload RV, dan memperbaiki aliran
darah paru.
c. Merokok
Cenderung menurunkan curah jantung, meningkatkan denyut jantung, dan
meningkatkan resistensi vaskualr sistemik dan pulmonal, dan harus dihentikan.
d. Alkohol
Mengubah keseimbangan cairan, inotropik negatif, dan dapat memperburuk
hipertensi, serta mempresipitasi aritmia. Penghentian konsumsi alkohol
memperlihatkan perbaikan gejala dan hemodinamik bermakna.
e. Vaksinasi
Gagal jantung merupakan predisposisi infeksi paru, sehingga pasien harus
dieprtimbangkan untuk mendapatkan vaksinasi terhadap influenza dan pneumokokus.
f. Nutrisi
Bebapa pasien dengan gagal jantung kronis memiliki resiko malnutrisi karena nafsu
makan yang jelek, malabsorpsi , dan peningkatan tingkat metabolik basal, sehingga
nutrisi yang cukup sangat penting
Tatalaksana gagal jantung
Faktor umum dan faktor gaya hidup
1. Aktivitas fisik
2. Oksigen
3. Merokok
4. Alkohol
5. Vaksinasi
6. Nutrisi
7. Garam dan air
Terapi setiap penyebab dasar
1. Penyakit koroner
2. Hieprtensi
3. Kardiomiopati
Koreksi setiap faktor pemberat
Terapi obat-obatan
1. Diuretik
2. Digoksin
3. Vasodilator
4. Simpatomimetik
5. Penyekat B
6. Antikoagulasi
7. Antiaritmia
Lainnya
1. Konterpulsasi ballon intraorta
2. Alat bantu ventrikel
3. Kardiomioplasti
4. Pembedahan reduksi ventrikel kiri.
a. Klinis
Semakin buruk gejala pasien, kapasitas aktivitas, dan gambaran klinis, semakin buruk
prognosis.
b. Hemodinamik
Semakin rendah indeks jantung isi sekuncup, dan fraksi ejeksi, semakin buruk prognosis
c. Biokimia
Terdapat hubungan terbalik yang kuat antara norepinefrin, renin, vasopresin, dan peptida
natriuretik plasma. Hiponatremia dikaitkan dengan prognosis yang lebih buruk.
d. Aritmia
Fokus ektopik ventrikel yang sering atau takikardi ventrikel pada pengawasan EKG
ambulatori menandakan prognosis yang buruk. Tidak jelas apakah aritmia ventrikel hanya
merupakan penanada prognosis yang buruk atau apakah aritmia merupakan penyebab
kematian.