Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam perekonomian suatu Negara,tabungan dan investasi merupakan indicator yang
dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi. Pembangunan
ekonomi di negara-negara berkembang termasuk di dalamnya pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi, memiliko dana yang cukup besar. Tetapi di sisi lain, usaha pengerahan sumber
dana dalam negeri untuk membiayai pembangunan menghadapi kendala dalam pembentukan
modal bauik yang bersumber dari penerimaan pemerintah yaitu ekspor barang dan jasa ke
luar negeri, ataupun penerimaan pemerintah melalui instrument pajak.
Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variable makro ekonomi. Dalam
identitas pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran, variable ini lazim
dilambangkan dengan huruf C, ini dari kata consumption. Pengeluaran konsumsi seseorang
adalah bagian dari pendapatannya yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak
dibelanjakan disebut tabungan, lazim dilambangkan dengan huruf S, inisial dari kata saving.
Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu Negara dijumlahkan,
maka hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat Negara yang bersangkutan.
Dilain pihak jika tabungan semua orang di suatu Negara dijumlahkan, maka hasilnya
adalah tabungan masyarakat Negara tersebut. Selanjutnya, tabungan masyarakat bersamasama dengan tabungan pemerintah membentuk tabungan nasional. Yang terakhir ini, tabungan
nasional merupakan sumber dana investasi.
Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya. Secara makroagregat,
pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Semakin
besar pendapatan, semakin besar pula penggeluaran konsumsi. Perilaku tabungan juga begitu.
Jadi, bila pendapatan bertambah, baik konsumsi maupun tabungan akan sama-sama
bertambah. Perbandingan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi terhadap tambahan
pendapatan disebut hasrat marjinal untuk berkonsumsi ( marginal propensity to consume,
MPC ). Sedangkan nisbah besarnya tambahan tabungan terhadap pendapatan dinamakan
hasrat marjinal untuk menabung ( marginal propensity to save, MPS ). Pada masyarakat yang
kehidupan ekonominya relative belum mapan, biasanya angka MPC mereka relative besar,
sementara angka MPS mereka relative kecil. Artinya, jika mereka memperoleh tambahan
pendapatan, maka sebagian besar tamabhan pendapatan itu akan teralokasikan untuk
konsumsi. Hal sebaliknya berlaku pada masyarakat yang kehidupan ekonominya
sudahrelative lebih mapan.
Tenaga beli seseorang tergantung atas dua unsure pokok yaitu pendapatan yang
dibelanjakan dan harga barang yang diperlukan atau dikehendaki. Apabila jumlah pendapatan
yang dapat dibelanjakan oleh seseorang berubah maka jumlah barang yang diminta juga akan
berubah. Demikian pula halnya harga barang yang dikehendaki juga berubah. Secara
matematis pengaruh perubahan harga dan pendapatan bersama-sama terhadap jumlah barang
yang diminta dapat diketahui secara serentak.

Krisis ekonomi Indonesia yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang
kemudian menjadi krisis multidimensi berdampak kondisi Indonesia secara umum tidak
hanya terhadap sector ekonomi saja. Nilai tukar rupiah yang terdepresiasi sangat tajam, inflasi
yang tinggi, menurunnya kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia, merupakan
beberapa akibat dari krisis ekonomi tersebut. Lambat laun, dengan beberapa kali perubahan
struktur politik dan penerapan kebijakan-kebjakan oleh pemerintah, kondisi Indonesia
menunjukan perubahan yang lebih baik dan kondisi perekonomian yang stabil.
Di indonesia untuk membiayai pembangunan nasional yang mencakup investasi domestic,
sumber dananya dapat besumber dari tabungan nasional dan pinjaman luar negeri. Namun,
karena terbatasnya jumlah dana serta pinjaman yang diperoleh dari luar negeri, maka
diperlukan tabungan nasional yang lebih tinggi sebagai sumber dana yang utama.
Hollis Chenery dan beberapa penulis lainnya telah mengenalkan pendekatan dua-jurang
pada pembangunan ekonomi. Dasar pemikirannya, jurang tabungan dan jurang devisa
merupakan dua kendala yang terpisah dan berdiri sendiri pada pencapaian target tingkat
pertumbuhan di Negara berkembang. Chenery melihat bantuan luar negeri sebagai suatu cara
untuk menutupi kedua jurang tersebut dalam rangka mencapai laju pertumbuhan ekonomi
yang di targetkan. Sumitro(1994:44) menjelaskan bahwa kekurangan didalam perimbangan
antara tabungan nasional dan investasi harus di tutup dengan pemasukan modal dari luar yang
berasal dari tabungan oleh kalangan luar negeri.
Akan tetapi Hutang luar negeri membawa dampak langsung dan dampak total yangnegatif
terhadap tabungan domestik. Selain itu penggunn bantuan luar negeritidak efektif dalam
menopang proses pembangunan. Hal ini ditandai denganpengaruhnya tabungan domestik
dengan menjadi substitusi atas tabungan domestic itu sendiri sehingga keberadaaan tabungan
domestik menjadi tidak efektif dalam pembiayaan pembangunan (Kuncoro, 2000: 178).
Utang luar negeri tampaknya masih akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
ekonomi Indonesia untuk jangka waktu yang lama. Masalah-masalah yang menyebabkan
mengelembungnya utang luar negeri, seperti besarnya utang yang disepakati current account
yang terus menjadi defisit dankebutuhan dana untuk membangun yang besar membuat hutang
luar negeri tidak dapat dihindari. Namun demikian, perlu adanya optimisme untuk mengatasi
masalah utang luar negeri dan dampak negatifnya (Purnomo, 2003: 55).
Berdasarkan Latar Belakang dan berdasarkan fenomena yang terjadi di Indonesia, penulis
tertarik untuk mengembangkan lebih lanjut pembahasannya dengan mengangkat judul
Peran tabungan dalam pembangunan ekonomi Indonesia .
B. RUMUSAN MASALAH
Dari Latar Belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Apa definisi dan jenis-jenis tabungan ?


Apa sebenarnya tabungan masyarakat ?
Bagaimana fungsi konsumsi dantabungan ?
Bagaimana Peran tabungan dalam pembangunan ekonomiIndonesia?

BAB II
PEMBAHASAN
1. Tabungan
1.1. Definisi tabungan
Tabungan sendiri dapat didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan tahun iniyang
tidak dibelanjakan atau digunakan untuk konsumsi(Nopirin,1996:51).Sedangkan
tabungan nasional adalah pendapatan total dalam perekonomian yang tersisasetelah
dipakai. Tabungan nasional dapat dijelaskan dalam persamaan berikut ini:
S=YC
Tabungan nasional = tabungan swasta - tabungan publik
Dimana :

S = Tabungan nasional
Y = Pendapatan nasional
C = Konsumsi
G = pengeluaran pemerintah

Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa nasional terdiri dari :


a) Tabungan swasta ( private saving )
Adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah rumah tangga membayar pajak dan
konsumsi mereka, dijelaskan dengan persamaan :
Tabungan swasta = Y C
Tabungan swasta terdiri atas tabungan, yaitu tabungan perusahaan ( corporate saving )
dan tabungan rumah tangga (household saving ). Di Negara-negara berkembang,
tabungan swasta domestik mempunyai peranan yang besar dalam mendukung
pembentukan modal, dimana utamanya berasal dari tabungan rumah tangga, selain dari
tabungan perusahaan. Tabungan pada umumnya mempunyai peranan lebih kecil di
Negara berkembang ditambah hokum yang lemah sehingga ditambah hokum yang
lemah sehingga tidak kondusif untuk dunia usaha ( Gillis, 1978: 265-266 )
b) Tabungan public ( public saving )
Adalah pendapatan pajak yang tersisa pada penmerintah setelah dikurangi pemerintah.
Tabungan publik = T G
Jika T G bernilai positif, mka pemerintah akan mengalami budget plus, yang berarti
tabungan public bernilai positif, dan sector ini akan ditambahkan pada sector swasta
untuk menambah sumber pembiayaan investasi. Namun jika T G bernilai negative
berarti pemerintah mengalaminbudget defisit.
Dengan adanya tabungan memungkinkan terjadinya penanaman modal, dimana
penanaman modal akan memperbesar kapasitas produksi perekonomian. Proses
pembentukan modal ini berjalan melalui tingkatan ( Jhingan, 2000 : 47 )

1. kenaikan volume tabungan nyata yang langsung tergantung kepada kemauan dan
kemampuan dan untuk menabung
2. keberadaan lembaga kredit dan keuangan untuk menggalakan dan menyalurkan
tabungan
3. penggunaan tabungan untuk tujuan investasi dalam barang-barang modal oleh
perusahaan
1.2. Jenis-jenis tabungan
Tedapat beberapa jenis tabungan antara lain, yaitu :
1. Tabungan umum
Yaitu tabungan biasa yang dilaksanakan oleh semua bank ( termasuk BPR ) yang
memiliki manfaat seperti artikel sebelumnya dan persyaratan pembukuannya hampir
sama setiap banknya
a. Mengisi formulir aplikasi pembukaan
b. Menyerahkan identitas ( KTP, SIM, atau paspor )
c. Melakukan setor pertama sesuai dengan ketentuan masing-masing bank.
2. Tabungan khusus
Tabungan khusus itu memiliki karakteristik yang berbeda dengan tabungan umum
dan belum semua bank melaksanakannya. Tabungan khusus antara lain :
a. Tabungan Haji Indonesia ( THI )
Adalah tabungan yang dipergunakan ssebagai sarana untuk mendapatkan
kepastian pergi untuk berangkat menunaikan ibadah haji.
b. Tabungan Pendidikan
Tabungan pendidikan ini merupakan sarana bagi orang tua alam menyediakan
dana untuk biaya pendidikan anak..
1.3. Tabungan Masyarakat
Tabungan adalah bagian dari pendapatan dapat dibelanjakan (disposable income)
yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Ini merupakan tabungan masyarakat. Tabungan
pemerintah adalah selisih positif antara penerimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin.
Kedua
macam
tabungan
ini
membentuktabungannasional,merupakansumberdanainvestasi.
Kendati pada dasarnya semua sisa pendapatan yang tidak dikonsumsi adalah
tabungan, namun tidak seluruhnya merupakan tabungan sebagaimana yang
dikonsepsikan dalam makro ekonomi. Hanya bagian yang dititipkan pada lembaga
perbankan sajalah yang dapat dinyatakan sebagai tabungan, karena secara makro dapat
disalurkan sebagai dana investasi. Sisa pendapatan tidak dikonsumsi yang disimpan
sendiri (istilah umumnya celengan)tidaktergolongsebagaitabungan. Perkiraan jumlah
tabungan masyarakat Indonesia memang tidak ditaksir melalui cara sebagaimana
diusulkan tadi. Biro Pusat Statistik menaksirnya melalui selisih antara tabungan

nasional dan tabungan pemerintah. Yang terakhir ini relative lebih gampang dihitung
mengingat catatan administratifnya cukup tersedia. Angka tabungan nasional sendiri
merupakan hasil penaksiran pula, yaitu PDB dikurangi Nilai Konsumsi Akhir Sektor
Rumah Tangga dan Sektor Pemerintah, ditambah Pendapatan Netto Faktor Produksi
terhadap Luar Negeri. Jadi, karena kesulitan teknis penafsiran, metodologi
perhitungannya dibalik. Bukannya tabungan masyarakat ditambah tabungan pemerintah
menghasilkan tabungan nasional, melainkan tabungan nasional dikurangi
tabunganpemerintah menghasilkan tabungan masyarakat. Kepraktisan metodologis
semacam
ini
tentusajamerupakankelemahannya.
Tabungan masyarakat bersama-sama tabungan pemerintah dan dana dari luar negeri
merupakan sumber pembiayaan investasi. Dalam rangka menggalakkan peran serta
masyarakat dalam pembangunan, tabungan masyarakat senantiasa diupayakan untuk
terus meningkat.
1.4. Fungsi konsumsi dan tabungan
Dalam teori makro ekonomidikenal berbagai variasi model fungsi konsumsi. Fungsi
konsumsi yang paling dikenal dan sangat lazim digunakan dalam perhitunganperhitungan makro ekonomi, yaitu fungsi konsumsi Keynesian. John Maynard Keynes
menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat tergantung pada (berbanding
lurus dengan) tingkat pendapatannya. James S. Duesenberry mengusulkan model lain.
Berkaitan dengan hipotesisnya tentangpendapatan relative, ia berpendapat tingkat
pendapatan yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi masyarakat bukan tingkat
pendapatan efektif, maksudnya pendapatan rutin yang secara factual diterima, tapi oleh
tingkat pendapatan relative. Milton Friedman mengajukan model pendapatan yang
menentukan besar kecilnya konsumsi adalah tingkat pendapatan permanen. Tentu saja,
selain tingkat pendapatan sebagai variable pengaruh utama, terdapat kemungkinan
beberapavariable
lain
turut
mempengaruhi
besar
kecil
pengeluaran
konsumsimasyarakat.Darisudut tinjauan kebaikan suai (goodness of fit) model ini cukup
memadai. Model ini mengandung korelasi serial (otokorelasi) negative.
Fungsi tabungan dipengaruhi oleh empat factor atau variable. Keempat factor atau
variable tersebut yaitu pendapatan, suku bunga, inflasi, dan penerimaan ekspor. Model
ini tidak otokorelatif.
1.5. Peran tabungan terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia
Mengikuti kerangka berpikir dari model Harrod Domar, di dalam suatu ekonomi
tertutup ( tanpas sektor luar negeri ) dalam kondisi full employment, dan tanpa mobilitas
capital, tabungan menjadi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi, yang
mekanismenya lewat pertumbuhan investasi. Oleh karena itu investasi dapat dikatakan
sebagai fungsi dari tabungan I = f (S) .Semakin tinggi tingkat tabungan yang dapat
diciptakan semakin besar kemampuan Negara untuk melakukan investasi. Selanjutnya,
peningkatan investasi menambah lebih banyak lagi capital dan lewat proses multiplier
menghasilkan laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita yang
lebih tinggi. Dengan rasio S/Y tetap tidak berubah.Peningkatan endapatan menambah
kemampuan masyarakat untuk menabung dan seterusnya.

Namun studi-studi empiris yang ada menunjukan adanya hubungan postif antara
tabungan dan investasi.Hal ini didasarkan kepada beberapa alasan. Pertama peningkatan
produktivitas dan shocks lainnya memberikan efek yang sama terhadap tabungan dan
investasi yang diinginkan. Sekalipundalam kondisi dimana mobilitas capital antar
Negara sempurna. Kedua peningkatan tabungan dosmetik akan membuat dosmetik akan
membuat investasi meningkat. Ketiga melindungi sumber pajak domestic dan neraca
pembayaran luar negeri ( Balance Of Payment = BOP )sehingga mengurangi
kemungkinan deficit BOP. Terakhir biaya transaksi yang tinggi untuk membeli sekuritas
dan investasi di luar negeri.Risiko perubahan nilai tukar, dan keterbatasan informasi
antar Negara mengenai investasi membuat tabungan dosmetik tidak begitu saja lari ke
luar negeri untuk maksud investasi.
Hubungan antara pertumbuhan GDP dan tingkat tabungan tidak hanya positif tetapi
juga signifikan. Dengan kemajuan teknologi dan akumulasi SDM( human capital )
pertumbuhan ekonomi secara permanen. Tabungan dan pendapatan mempunyai
hubungan dua arah ( casual link ) : pendapatan meningkat tabungan meningkat
pertumbuhan ekonomi pendapatan meningkat
1.6. Pengaruh Tabungan Terhadap Pertumbuhan
Model Solow menunjukkan bahwa tingkat tabungan adalah determinan penting dari
persediaan modal pada kondisi steady-state. Dengan kata lain, jika tingkat tabungan
tinggi, maka perekonomian akan mempunyai persediaan modal yang besar dan tingkat
ouput yang tinggi, serta sebaliknya. Dasar dari model Solow inilah yang kemudian
banyak dikaitkan dengan kebijakan fiskal. Defisit anggaran yang terjadi terus-menerus
dapat
mengurangi
tabungan
nasional
dan
menyusutkan
kemampuan
berinvestasi.Konsekuensi dalam jangka panjang, yakni rendahnya persediaan modal dan
pendapatan nasional.
Dalam kaitannya dengan tingkat pertumbuhan, menurut Solow, tingkat tabungan
yang lebih tinggi hanya akan meningkatkan pertumbuhan untuk sementara sampai
perekonomian mencapai kondisi steady-state baru yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Jika perekonomian mempertahankan tingkat tabungan yang tinggi, maka hal itu hanya
akan mempertahankan persediaan modal yang besar dan tingkat output yang tinggi
tanpa mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi.
1.7. Apersi cuci gudang
Pada berita surya senin 20 februari 2012 para pnegembang mulai cuci gudang stok
rumah yang terlanjur di bangun.Meskipun tapa subsidi pemerintah. Hal ini akan
menyebabkan konsumsi masyrarakat meningkat dan akan menambah tabungan
Negara.sehingga secara tidak lngsung akan menguntungkan masyarakat Indonesia
1.8. BI RATE bukan cerminan suku bunga pasar
Pada berita di jawapos tanggal Sabtu 31 desember 2011 deputi Gubenrur Bank
Indonesia, Halim Alamsyah yang dipergunakan pasar adalah bunga seperti di FASSBI
( Fasilitas Simpanan Bank Indonesia ).Dengan perkembangan perekonomian yang
membaik dan inflasi yang menurun BI rate tidak sama dengan bunga pasar.Sehingga

apabila perekonomian Indonesia membaik suku bunga di pasar rendah sehngga


tabungan dan investasi meningkat dan menyebabkan perkembangan Indonesia
membaik.
1.9. Kreativitas tas wanita Berawal dari lawasan
pada berita surya tanggal @) februari 2012 kreatifitas umkm tas sangat diminati di
pasaran hingga sampai ke mancanegara. Ketikan pendampatan masyarakat meingkat
maka masyarakat akan menabung maupun berinvestasi sehingga perkembangan
ekonomi Indonesia menuju kea rah yang lebih baik.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tabungan dapat didefinisikan sebagai pendapatan tahun yang tidak di belanjakan atau
tidak digunakan untuk konsumsi (nopirin,1996:551 ) terdapat beberapa jenis tabungan di
antaranya tabungan khusus dan tabungan umum sedangkan tabungan nasional adalah
pendapatan total dalam perekonomian yang tersisa setelah di pakai. Jenis-jenis tabungan
nasional yaitu tabungan swasta dan tabungan publik.Tabungan swasta adalah jumlah
pendapatan yang tersisa setelah rumah tangga membayar pajak dan konsumsi.Tabungan
swasta terdiri atas dua tabungan yaitu tabungan perusahaan dan tabungan rumah
tangga.Tabungan public adalah pendapatan pajak yang tersisa pada pemerintah setelah di
kurangi pengeluaran pemerintah. Dengan adanya tabungan memungkinkan terjadinya
penanaman modal, dimana penanaman modal akan memperbesar kapasitas produksi ekonomi
( tanpa sector luar negeri ) dalam kondisi full employmrnt dan tanpa mobilitas capital,
tabungan menjadi penting bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, yang mekanismeny
lewat pertumbuhan investasi.
Pengeluaran konsumsi masyarakat di Indonesia dewasa ini semakin besar tergunakan
untuk keperluan pembentukan modal atau investasi serta ekspor dan impor. Itu menunjukkan
bahwa Indonesia akhir-akhir ini sudah memiliki bekal kemandirian. Bekal kemandirian
tersebut dapat dikonfirmasi melalui tinjauan pengeluaran konsumsi masyarakat sesuai dengan
proporsinya dalam pembentukan permintaan agregat. Apabila penurunan permintaan agregat
menurun dapat menyiratkan dua hal, pertama peran tabungan masyarakat terhadap
pendapatan nasional semakin besar. Kedua, peran sector-sektor penggunaan lain dalam
membentuk permintaan agregat semakin besar, khususnya sector pembentukan modal atau
investasi
dan
sector
ekspor-impor.
Pola konsumsi masyarakat dapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya. Untuk
keperluan analisis, secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan
ke dalam dua kelompok besar yaitu, pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran untuk nonmakanan. Pengeluaran masyarakat Indonesia banyak pada makanan. Akan tetapi terdapat
ketimpangan dalam hal pengeluaran konsumsi antara penduduk pedesaan dan penduduk
perkotaan, misalkan dari besarnya pengeluaran dan juga pola konsumsinya. Perbandingan
besar pengeluaran antara penduduk pedesaan dan penduduk perkotaan cenderungkonstan
tahundemitahun. Melalui perbandingan perilaku dan pola konsumsi, terdapat kesenjangan
antara masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan. Pengeluaran konsumsi dapat pula
difungsikan untuk mendeteksi ketimpangan kemakmuran antar lapisan masyarakat, yang
dapat diukur baik dengan pendekatan pendapatan maupun pendekatan pengeluaran.
B. SARAN
Sebagai tambahan referensidalam mempelajari mata kuliah perekonomian indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ir. Ujang Sumarwan,M.Sc. 2004. Perilaku Konsumen. Bogor, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Engel, J. F., Blackwell, R.D., Miniard, P.W. 1995. Consumer Behavior.8th Ed. Forth Worth,
Texas: The Dryden Press.
Hawkins, Del I., Best, R.J., Coney, K.A. 2001. Consumer Behavior. Boston. MA: IrwinMcGraw-Hill.
Peter, J.P., Olson, J.C. 1999. Consumer Behavior and Marketing Strategy. 3rd Ed. Homewood,
IL: Irwin.
Schiffman,dan Kanuk. 1994, 1997.
Sudarsono. 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: LP3ES.
Jhingan, M.L. 1999.Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, edisi Keenam Belas,Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Marshall, Alfred. 1895. Principles of Economics. New York : Macmillan
Nopirin. 1992.Ekonomi MoneterBuku 1. Yogyakarta : BPFE.
Parkin, Michael. 1996.MacroeconomicsAddison- Wesley PublishingCompany.
Tisna Irawan.Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tabungan dan InvestasiSwasta Di
Indonesia Periode 1984-2003
.http://maulaonline.com/?p=27117
Surya,sabtu 31 desember 2011 BEI siapkan indeks baru
Surya,sabtu 31 desember 2011 Berawal dari warisan keluarga
Jawa pos ,sabtu 28 januari 2012BI rate bukan cerminan suku bunga pasar
www.wikipedia/bank
www.google.com/edijayus
www.kaskus.us/perananbank

Anda mungkin juga menyukai

  • 100120
    100120
    Dokumen104 halaman
    100120
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Undangan Penutupan
    Undangan Penutupan
    Dokumen2 halaman
    Undangan Penutupan
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Undangan Penutupan
    Undangan Penutupan
    Dokumen2 halaman
    Undangan Penutupan
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Lap. Bidang Kelembagaan
    Lap. Bidang Kelembagaan
    Dokumen30 halaman
    Lap. Bidang Kelembagaan
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Contoh CVa1
    Contoh CVa1
    Dokumen1 halaman
    Contoh CVa1
    Andi Afni Amelia
    Belum ada peringkat
  • Amkp - 02
    Amkp - 02
    Dokumen56 halaman
    Amkp - 02
    Siti Naf'ah
    Belum ada peringkat
  • Lamar An
    Lamar An
    Dokumen1 halaman
    Lamar An
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Lap. Bidang Kelembagaan
    Lap. Bidang Kelembagaan
    Dokumen30 halaman
    Lap. Bidang Kelembagaan
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Riwayat Hidup
    Daftar Riwayat Hidup
    Dokumen1 halaman
    Daftar Riwayat Hidup
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Format Makalah
    Format Makalah
    Dokumen3 halaman
    Format Makalah
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Mengenal Jurnal Ekonomi
    Mengenal Jurnal Ekonomi
    Dokumen2 halaman
    Mengenal Jurnal Ekonomi
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Format Makalah
    Format Makalah
    Dokumen3 halaman
    Format Makalah
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Mengenal Jurnal Ekonomi
    Mengenal Jurnal Ekonomi
    Dokumen2 halaman
    Mengenal Jurnal Ekonomi
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Format Makalah
    Format Makalah
    Dokumen3 halaman
    Format Makalah
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Format Makalah
    Format Makalah
    Dokumen3 halaman
    Format Makalah
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Format Makalah
    Format Makalah
    Dokumen3 halaman
    Format Makalah
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Format Makalah
    Format Makalah
    Dokumen3 halaman
    Format Makalah
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat
  • Format Makalah
    Format Makalah
    Dokumen3 halaman
    Format Makalah
    ChoirulAjibMawardi
    Belum ada peringkat