Anda di halaman 1dari 22

Nama : Fatimah Azzahra

NIM : 7133141024
Kelas : A Reg 2013 Pendidikan Ekonomi

HAKIKAT KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


(KTSP)
A.Pendahuluan
KTSP merupakan kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi,
oleh karena itu kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi atau yang kita kenal dengan KBK (kurikulum 2004). Ini
dapat dilihat dari unsur yang melekat pada KTSP itu sendiri, yakni adanya standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama dalam
pengolaan kurikulum yakni yang disebur dengan Kurikulum Berbasis Sekolah
(KBS).
B.Pengertian dan Karateristik KTSP
1. Pengertian
Apa sebenarnya KTSP tersebut? Dalam Standar Nasional Pendidikan
(SNP Pasal 1, ayat 15), dijelaskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memerhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
Ada beberapa hal yang berhubungan dengan makna kurikulum
operasional. Pertama, sebagai kurikulum yang bersifat opersional, maka dalam
pengembangannya, KTSP tidak akan lepas dari ketetapan-ketetapan yang telah
disusun oleh pemerintah secara nasional. Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 1, yang menjelaskan bahwa
pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk
mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional. Kedua, sebagai kurikulum operasional,
para pengembang KTSP dituntut dan harus memerhatikan ciri khas kedaerahan,

sesuai dengan bunyi Undaang-Undang No. 20 tahun 2003 ayat 2, yakni bahwa
kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
dengan prinsip diservikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan
peserta didik. Ketiga, sebagai kurikulum operasional, para pengembang
kurikulum di daerah memiliki keleluasaan dalam mengembangkan kurikulum
menjadi unit-unit pelajaran.
2. Karakteristik KTSP
Kurikulum terdiri atas 4 desain, yakni desain kurikulum disiplin ilmu atau yang
dikenal dengan kurikulum subjek akademis, kurikulum pengembangan individu
yang sering kita kenal dengan kurikulum humanistik, kurikulum berorientasi pada
pada kehidupan masyarakat atau yang kita kenal dengan rekontruksi sosial serta
kurikulum teknologis. Dihubungkan dengan konsep dasar dan desain kurikulum
diatas, maka KTSP memiliki unsur tersebut yang sekaligus merupakan
karakteristik KTSP itu sendiri, yakni :

Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang beroriantasi kepada


disiplin ilmu. Hal ini dapat kita lihat pertama, struktur program KTSP
yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik. Kedua, kriteria keberhasilan KTSP lebih banyak di ukur dari
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran .

KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu.


Hal ini dapat dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan sendiri
materi pelajaran melalui berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran
yang disarankan.

KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah. Hal ini


tampak pada salah satu prinsip KTSP, yakni berpusat pada potensi,
perkembangan,

kebutuhan,

dan

kepentingan

peserta

didik

dan

lingkungannya.

KTSP merupakan kurikulum teknologis. Hal ini dapat dilihat dari adanya
standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan pada

indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan
penilaian.
C. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan.
1. Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk meningkatkan
mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya
yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
Sebagai kurikulum operasional, KTSP menuntut keterlibatan masyarakat
secara penuh, sebab tanggung jawab pengembangan kurikulum tidak lagi
berada di pemerintah, akan tetapi disekolah, sedangkan sekolah akan
berkembang manakala ada keterlibatan masyarakat.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai. Melalui KTSP diharapkan setiap
sekolah atau satuan pendidikan akan berlomba dalam menyusun program
kurikulum sekaligus berlomba dalam mengimplementasikannya.
D. Dasar Penyusunan KTSP
Pengembangan KTSP didasarkan pada dua landasan pokok, yakni
landasan empiris dan landasan formal. Landasan empiris diantaranya adalah
pertama, adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan kita baik dilihat dari
sudut proses maupun hasil belajar. Kedua, budaya dengan potensi dan kebutuhan
yang berbeda. Ketiga, selama ini peran sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum bersifat pasif.

E. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


1. Berpusat pada potensi , perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik, dan lingkungannya, KTSP memiliki prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Memiliki posisi sentral
berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student
centered).
2. Beragam

dan

terpadu,

Pengembangan

kurikulum

memerhatikan

keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis


pendidikan, serta menghargai serta tidak diskriminatif terhadap perbedaan
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi, dan gender.
3. Tangggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
4. Relevan

dengan

kebutuhan

kehidupan,

Pengembangan

kurikulum

dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk


menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengenbangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan, Subtansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kanan keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar
semua jenjang pendidikan.

6. Belajar

sepanjang

hayat,

Kurikulum

diarahkan

kepada

proses

pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang


berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
anatara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memerhatikan kondisi dan tuntutan keinginan yang selalu berkembang
serta arah pengembangan manusia yang seutuhnya.
7. Seimbang anatara kepentingan nasional dan kepentingan daerah,
Kurikulum dikembangakan dengan memerhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangaka negara kesatuan republik Indonesia (NKRI)
Disamping itu, dalam mengimplementasikan KTSP juga harus memerhatikan
prinsip-prinsip pelaksanaan, diantaranya sebagai berikut ;

Peningkatan iman dan takwan serta ahlak mulia.

Pengenbangan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat


perkembangan dan kemampuan peserta didik.

Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Tuntutan pengembangan daerah dan nasional

Tuntutan dunia kerja

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Agama

Dinamika perkembangan global

Persatuan dan nilai-nilai kebangsaan

Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kesetaraan gender

Karakteristik satuan pendidikan

F. Komponen KTSP
Sebagai sebuah pedoman KTSP terdiri atas empat komponen, yakni (1)
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan (2) struktur progam dan muatan
KTSP (3) kalender pendidikan (4) silabus dan rencana pembelajaran;

1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
dirumuskan mengacu pada tujuan umum pendidikan.

Dalam peraturan

pemerintah No. 19 th 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 26


dikemukakan:
1. Tujuan

pendidikan

dasar

adalah

meletakkan

dasar

kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup


mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan

pendidikan

menengah

adalah

meningkatkan

kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup


mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
2.

Struktur Program Dan Muatan Kurikulum


Struktur Dan Muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sbb:


a.

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b.

kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

c.

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

d.

kelompok mata pelajaran estetika

e.

kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,dan kesehatan

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan


kedalamanya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan.
Di samping itu , materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk
ke dalam isi kurikulum
A. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing satuan
pendidikan

tertera dalam struktur kurikulum yang tercantum dalam standar ini.

B. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keungulan daerah yang materiya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada. Subtansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
C.

Pengembangan Diri
Pengembangan diri bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan


kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan kondisi sekolah.
3. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan
kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam
Standar Isi.
4.Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan Kompetensi Dasar
kedalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan silabus yang telah disusun, guru bisa
mengembangkanya menjadi rancangan pelaksanaan pembelajaran(RPP) yang
akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi siswanya.
G. Proses Penyusunan KTSP
1. Analisis konteks

Mengindentifikasi standar isi dan standar kemampuan lulusan sebagai


sumber dan acuan penyusunan KTSP

Menganalisis kondisi yang ada dari satuan pendidikan yang meliputi


peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
biaya dan program-program.

Menganalisis peluang dan tantangan yang ada dimasyarakat dan


lingkungan sekitar, komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan,
asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan
sosial budaya.

2. Mekanisme Penyusunan

Tim penyusun
Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK, terdiri atas guru,

konselor, dan kepala sekolag sebagai ketua merangkap anggota. Didalam kegiatan
ini penyusun melibatkan komite sekolah dan narasumber dan pihak lain yang
terkait.

Kegiatan
Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan

sekolah/madrasah

Pemberlakuan
Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh

kepala sekolah sekolah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui
oleh dinas tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab dalam bidang
pendidikan untuk SD dan SMP dan tingkat provinsi untuk SMA.

PENGEMBANGAN DOKUMEN KTSP

Pendahuluan

Kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yakni kurikulum


sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasi. Kurikulum sebagai
dokumen melahirkan bentuk kurikulum tertulis, yang kemudian dijadikan
pedoman bagi setiap pengembang kurikulum termasuk guru. Pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), sebagai kurikulum operasional
bersumber dari kurikulum potensial, yakni standar isi dan standar kemampuan
kelulusan yang disusun secara nasional oleh pemerintah.
Kurikulum sebagai implementasi adalah realitas dari pelaksanaan
kurikulum operasional dilapangan, yang tidak lain adalah proses pembelajaran
yang dilaksanakan oleh siswa baik didalam maupun diluar kelas.
Struktur KTSP terdiri atas dua dokumen. Dokumen pertama, berisi tentang
acuan pengembangan KTSP memuat latar belakang, tujuan dan prinsip
pengembangstruktur dan muatan kurikuluman, tujuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum, kalender pendidikan. Dokumen dua, berisi tentang silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran. Secara lengkap dokumen disebut adalah
sebagai berikut.

B. Pengembangan dokumen satu KTSP


Pada dokumen satu terdiri atas 4 bab, yakni pendahuluan, tujuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum serta kalender pendidikan.

BAB 1 Pendahuluan
Komponen-komponen pada bab pendahuluan adalah latar belakang,
tujuan, tujuan dan prinsip pengembangan KTSP.

a. Latar belakang
Pada latar belakang perlu dikemukakan alasan-alasan alasan-alasan perlu
disusunnya KTSP untuk sekolah. Pada latar belakang perlu dirumuska dua alasan,
yakni alasan rasional dan dasar hukum penyusunan KTSP. Alasan rasional berisi
untuk menjawab ke-mengapa-an perlunya KTSP misalnya dipandang dari sudut
visi dan misi sekolah, kekhasan sekolah yang bersangkutan serta harapan-harapan
dalam pengimplementasian KTSP adalah proses pembelajaran.
Alasan yang berhubungan dengan dasar hukum adalah berbagai ketentuan
yang tercantum dalam perundang-undangan seperti Undang-Undang No 20 tahun
2003, Peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 dan lain sebagainya.
b. Tujuan pengembangan dan fungsi KTSP
Tujuan pengembangan KTSP perlu dirumuskan untuk menjawab apa
kegunaan dan fungsi KTSP untuk setiap orang yang terlibat dalam proses
pendidikan khususnya untuk guru.
c. Prinsip-prinsip pengembangan KTSP
Prinsip-prinsip pengembangan KTSP disesuaikan dengan aturan dan
kebijakan yang telah ditentukan.
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.

Beragam dan terpadu.


Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Relavan dengan kebutuhan kehidupan.
Menyeluruh dan berkesinambungan.

10

Belajar sepanjang hayat.


Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

BAB 2. Tujuan pendidikan


a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-undang no. 20
tahun 2003, pasal 3, yakni untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis, serta bertanggung jawab.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum
bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak
mulia, serta ketrempilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan
untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berahlak
mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk
menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi dan seni, yang
bermanfaat bagi kemanusiaan.
b. Visi dan misi sekolah Visi sekolah
Visi Sekolah
Mendidik siswa yang dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai agama
Mendidik siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang tinggi untuk dapat

bersaing dan dapat mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi


Mendidik siswa yang memiliki keterampilan sesuai dengan minat dan bakatnya
sebagai bekal untuk hidup dalam masyarakat.

Misi sekolah
Menciptakan dan menumbuhkan kedisiplinan dalam belajar dengan penuh
tanggung jawab

11

Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.


Dan sebagainya
BAB 3. Struktur dan muatan kurikulum
A. Mata pelajaran
1. Kelompok mata pelajaran
a. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika dan
e. Kelompok mata pelajara jasmani, olah raga, dan kesehatan.
2. Struktur kurikulum
a. Struktur kurikulum SD/MI
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang di
tempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai dari kelas I
dampai kelas VI.

1) Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan local dan pengembangan


diri.
2) Sustansi IPA dan IPS merupakan IPA Terpadu dan IPS Terpadu.
3) Pembelajaran kelas I s/d III di laksanakan dengan pendekatan tematik dan kelas
IV s/d VI delaksanakan dengan pendekatan mata pelajaran.
4) Jam pembelajaran sesuai kurikulum.
5) Alokasi waktu satu jam pembelajaran 35 menit.
6) Minggu efektif dalam satu tahun adalah 34-38 minggu.
b. Struktur kurikulum SMP/MTS
1) Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan
pengembangan diri.
2) Sustansi IPA dan IPS merupakan IPA Terpadu dan IPS Terpadu.
3) Jam pembelajaran sesuai kurikulum.
4) Alokasi waktu satu jam pembelajaran 40 menit.
5) Minggu efektif dalam satu tahun adalah 34-38 minggu

local

dan

local

dan

c. Struktur kurikulum SMA/MA1)


1) Kurikulum SMA/MA memuat 16 mata pelajaran,
pengembangan diri.
2) Jam pembelajaran sesuai kurikulum.
3) Alokasi waktu satu jam pembelajaran 45 menit.
4) Minggu efektif dalam satu tahun adalah 34-38 minggu

muatan

12

d. Struktur kurikulum Pedidikan Kejuruan


pendidikan kejuruan bertujuaan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Kurikulum SMk/MAK berisis mata pelajaran wajib, mata pelajaran dasar
kejuruan, muatan local dan pengembangan diri.
B. Muatan lokal
Beberapa ketentuan dalam pengembangan muatan lokal diantaranya :
1.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan


kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek
pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah.

2.

Materi muatan lokal tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran


yang ada.

3.

Substansi muatan lokal ditentuka oleh satuan pendidikan.

4.

Bentuk penilaian muatan lokal bersifat kuantitatif (angka).

5.

Setiap sekolah dapat melaksanakan lebih dari satu jenis setiap semester
sesuai dengan minat siswa dan karekteristik sekolah.

C. Kegiatan Pengembangan Diri


Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh
oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegitan ekstra kurikuler.
D. Pengaturan Beban Belajar
Beberapa petunjuk dalam pengembangan komponen pengaturan beban belajar
adalah sebagai berikut :

13

1.

Pengaturan beban belajar berisi tentang jumlah beban belajar per mata
pelajaran, per minggu, per semester dan pertahun pelajaran yang dilaksanakan
disekolah, sesuai dengan alokasi waktu yang tercantum dalam stuktur kurikulum.

2.

Sekolah dapat mengatur alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran pada
semester ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran sesuai dengan kebutuhan,
tetapi jumlah beban belajar pertahun secara keseluruhan tetap.

E. Ketuntasan Belajar
Pengembangan ketuntasan belajar mengacu pada ketentuan sebagai berikut :
1.

Kreteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran


yang ditetapkan oleh sekolah.

2.

Ketuntusan belajar ideal untuk setiap indicator adalah 0-100%, dengan


batas kreteria ideal minimum 75%.

3.

Sekolah harus menetapkan kreteria ketuntasan minimal (KKM) per mata


pelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas,
sumber daya pendukung.

4.

Sekolah dapat meningkatkan KKM dibawah batas kreteria ideal, tetapi


secara bertahap harus dapat mencapai kreteria ketuntasan ideal.

F. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


Kriteria dan mekanisme kenaikan kelas dan kelulusan, serta trategi penanganan
siswa yang tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan oleh sekolah.
G. Penjurusan
Berisi tentang kriteria dan mekanisme penjurusan serta strategi/kegiatan
penelusuran bakat, minat, dan prestasi yang diberlakukan oleh sekolah.
BAB IV Kalender Pendidikan

14

Kalender pendidikan disusun oleh sekolah sesuai dengan kebutuhan


daerah, karekteristik sekolah, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat dengan
mengacu pada ketentuan yang ditetapkan dalam standar isi.
A. Jumlah Minggu dan Hari Efektif
Menetapkan alokasi waktu, merupakan langakah pertama dalam
menerjemahkan kurikulum. Menentukan alokasi waktu pada dasarnya adalah
menentukan minggu efektif dalam setiap semester pada satu tahun ajaran.
Rencana alokasi waktu berfungsi untuk mengetahui berapa jam waktu efektif
yang tersediauntuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dalam satu tahun
ajaran. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan standar kompentensi dan
kompentensi dasar minimal yang harus dicapai sesuai dengan rumusan standar isi
yang ditetapkan.
B. Perencanaan Program Tahunan
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun
ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompentensi dan kompentensi dasar) yang
telah ditetapkan. Perencanaan program tahunan diperlukan agar kompetensi dasar
yang ada dalam standar isi seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. Sering guru
mengeluh karena materi pelajaran yang harus disampaikan tidak sesuai dengan
waktu pelajaran yang tersedia.artinya, materi pelajaran atau sejumlah kompetensi
dasar yang harus dicapai terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah jam pelajaran
yang disediakan dalam kurikulum.
C. Rencana Program Semester
Rencana program semester merupakan penjabaran dari program tahunan.
Kalau program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan
untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk
menjawab minngu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar itu dilakukan.
C. Pengembangan Dokumen Dua KTSP

15

Pada dokumen dua dalam KTSP berisi tentang Silabus dan Rencana Pelaksana
Pembelajaran (RPP).
1 Pengembangan Silabus
a. pengertian
Silabus dapat diartikan sebagai rancangan program pembelajaran satu atau
kelompok mata pelajaran yang berisi tentang standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang harus dicapai oleh siswa, pokok materi yang harus dipelajari siswa
serta bagaimana cara mempelajarinya, dan bagaimana cara untuk mengetahui
pencapaian kompetensi dasar yang telah ditentukan. Dengan demikian silabus,
dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran setiap kali melaksanakan pembelajaran.
b. Manfaat Silabus
silabus sebagai racangan program memiliki beberapa manfaat penting bagi
semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan. Dalam sebuah silabus
terdapat hal-hal penting seperti standar kopetensi dan kompetensi dasar pokokpokok materi ternasuk pengalaman belajar dan alat penilaian yang dapat dijadikan
acuan beserta alokasi waktu untuk setiap kompetensi yang harus dicapai. Dengan
demikian, untuk guru silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam menyusun
perencanaan pembelajaran, sebagai pedoman dalam penyelenggaraan suatu proses
pembelajaran.

c. Prinsip Pengembangan Silabus


Adapun prinsip-prinsip yang terdapat dalam pengembangan silabus yaitu
antara lain sebagai berikut :
1.

Ilmiah

2.

Relavan

3.

Sistematis

4.

Konsisten

5.

Memadai

6.

Actual dan Konsektual

7.

Fleksibel
16

8.

Menyeluruh

d. Unit Waktu
1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan ditingkat
satuan pendidikan.
2. Penyusunan silabus

memerhatiakan

alokasi

waktu

yang

dosediakan

persemester, pertahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
3. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus
sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran
dengan alokasi waktu yang tersedia pada stuktur kurikulum.
e. Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri, tau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok
musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG) dan dinas pendidikan.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


a. Pengertian dan Fungsi RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan
yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan
proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus.
b. Komponen-Komponen RPP
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponenkomponen yang satu sama yang lain saling berkaitan, dengan demikian, maka
merencanakan pelaksanaan pembelajaran adalah merencanakan setiap komponen
yang saling berkaitan. Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran minimal ada 4
komponen pokok, yaitu :
17

1.

Tujuan pembelajaran
Dengan memberikan yujuan pembelajaran kepada siswa guru dapat
memproyeksikan apa yang yharuas di capai oleh siswa setelah selesai proses
kegiatan pembelajaran.

2.

Materi pelajaran
Materi pembelajaran harus di gali dari berbagai sumber belajar sesuai
dengan kompetensi yang harus di capai. Dalam KTSP materi pembelajaran yang
harus di kuasai siswa bisa berbeda antar daerah karena karekteristik setiap daerah
tidak sama.

3.

Strategi dan metode pembelajaran


Strategi dan metode pembelajaran di terapkan agar dapat mendorong siswa
lebih aktif dan baik dalam proses pembelajaran.

4.

Media dan sumber pembelajaran


Media di artikan sbagai alat bantu untuk mempermudah pencapaian tujuan
pembelajaran. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang harus di pelajari sesuai
materi pembelajaran. Penggunaan media dan sumber pembelajaran harus sesuai
dengan karekteristik peserta didik dan daerah sekolah tersebut.

5.

Evaluasi
Dalam evaluasi guru tidak hanya menggunakan tes namun juga non tes,
wawancara, tugas dan lainnya. Evaluasi di lakukan setiap hari untuk melihat
perkembangan siswa.

18

Keunggulan dan Kelemahan KTSP


A.

KELEBIHAN KTSP
1.

Mendorong

terwujudnya

otonomi

sekolah

dalam

menyelenggarakan pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu


bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya
penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada
situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah
untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan
program-program pendidikan.
3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan
dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi
kebutuhan siswa. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran
tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh
daerah kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa
inggris, sebagai keterampilan hidup.
4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena
menurut ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan
jiwa anak.
5. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
6. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi
sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
7. Menggunakan

pendekatan

kompetensi

yang

menekankan

pada

pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang


berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.
8. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik
kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
9. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses
perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai
pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan
belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.

19

10. Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan


tingkat pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama
menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.
11. Satuan

pendidikan

mengembangkan

diberikan
silabus

keleluasaan
mata

untuk

pelajaran

menyususn
sehingga

dan
dapat

mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta


didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
12. Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan berdasarkan
pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
13. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar
sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta
didik.
14. Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
15. Berpusat pada siswa.
16. Menggunakan berbagai sumber belajar
17. Kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan
B. KEKURANGAN KTSP
1. Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan
sekolah.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif
baik konsepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan.
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran
akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi
kewajiban mengajar 24 jam,

sebagai syarat sertifikasi guru untuk

mendapatkan tunjangan profesi.

20

Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan,
dan silabus.Pengembangan dokumen KTSP merupakan suatu hal yang juga wajib
ada pada kurikulum sebagai suatu program atau rencana pembelajaran. Karena
dalam pengembangan kurikulum terdapat proses implementasi. Kurikulum
sebagai proses implementasi adalah realitas dari pelaksanaan kurikulum
operasional dilapangan, yang tiada lain adalah proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh siswa baik di dalam maupun diluar kelas. Seperti yang telah
dikemukakan kurikulum sebagai dokumen tidak akan bermakna tanpa
implementasi dalam bentuk pembelajaran, sebaliknya pembelajaran tidak akan
efektif tanpa dokumen kurikulum.

21

DAFTAR PUSTAKA
Wina Sanjaya. 2010, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana.

22

Anda mungkin juga menyukai