Ringkasan TA
TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN
2016
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin meningkat, maka
kebutuhan lahan untuk dijadikan pemukiman dan lahan pertanian serta perkebunan
dirasakan semakin meningkat juga. Hal tersebut menyebabkan terjadinya konversikonversi lahan, baik dari lahan pertanian menjadi daerah pemukiman maupun dari
lahan hutan menjadi lahan perkebunan dan pertanian. Dengan berubahnya
penggunaan lahan maka kondisi penutupan vegetasi di setiap kelas penggunaan lahan
juga akan berubah.
Budidaya Kakao (Theobroma cacao L.) ini ditinjau dari penambahan luas
areal di Indonesia terutama Kakao rakyat sangat pesat, karena tananam Kakao
merupakan salah satu komoditas unggulan nasional setelah tanaman karet, kelapa
sawit, kopi, dan teh. Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
berperan penting bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia terutama dalam
penyediaan lapangan kerja baru, sumber pendapatan petani dan penghasil devisa bagi
negara.
Ditinjau dari wilayah penanaman budidaya Kakao, Kakao atau cokelat
ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10oLU-10oLS. Areal penanaman
cokelat yang ideal adalah daerah-daerah bercurah hujan 1.100-3.000 mm/tahun. Suhu
udara ideal bagi pertumbuhan cokelat adalah 30-32oC (maksimum) dan 18-21oC
(minimum). Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia, suhu udara 25-26oC merupakan
suhu udara rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas. Karena itu, daerah-daerah
tersebut sangat cocok jika ditanami cokelat. Cahaya matahari yang terlalu banyak
menyoroti tanaman cokelat akan menyebabkan lilit batang kecil, daun sempit dan
tanaman relatif pendek.
Pertumbuhan bibit tanaman Kakao terbaik diperoleh pada tanah yang
didominasi oleh mineral liat smektit dan berturut-turut diikuti oleh tanah yang
mengandung khlorit, kaolinit dan haloisit. Tanaman cokelat dapat tumbuh dengan
baik pada tanah yang memiliki keasaman (pH) 6-7,5; c) Air tanah yang
mempengaruhi aerasi dalam pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itu, kedalaman air
tanah diisyaratkan minimal 3m. Faktor kemiringan lahan juga sangat menentukan
kedalaman air tanah. Pembuatan teras pada lahan yang kemiringannya 8% dan 25%
masing-masing dengan lebar minimal 1m dan 1,5m. Sedangkan lahan yang
kemiringannya lebih dari 40% sebaiknya tidak ditanami Kakao.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah Metode parametric Metode scoring
merupakan salah satu metode dalam menentukan kesesuaian lahan untuk suatu
penggunaan lahan. Metode scoring atau pengharkatan adalah teknik analisis data
kuantitatif yang digunakan untuk memberikan nilai pada masing-masing krakteristik
parameter dari sub-sub variable agar dapat dihitung nilainya serta dapat ditentukan
peringkatnya. Pendekatan parametrik dalam evaluasi kesesuaian lahan adalah
pemberian nilai pada tingkat pembatas yang berbeda pada sifat lahan, dalam skala
normal diberi nilai maksimum 100 hingga nilai minimum 0. Nilai 100 diberikan jika
sifat lahan optimal untuk tipe penggunaan lahan yang dipertimbangkan (Sys et al.,
1991).
b.
-
Proses Evaluasi
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
Alat
Peralatan yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini, antara
lain adalah : seperangkat laptop, piranti lunak (Microsoft Word, Microsoft