Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Magnesium klorida


Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl2, selain dalam pembuatan
logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat
melalui eksotermik larutan MgCl2 20% terhadap suatu ramuan magnesia yang
didapatkan dari kalsinasi magnesit dan magnesia yang terdapat dalam larutan garam .
5 MgO + MgCl2 + 13 H2O

5 MgO MgCl2.8 H2O

Penggunaanya terutama semen magnesium oksiklorida ini adalah sebagai semen


lantai dengan pengisi yang tak reaktif dan pigmen berwarna.
Magnesium Klorida juga digunakan sebagai desinfektan (bahan pembersih
lantai), sebagai masukan untuk mencukupi kebutuhan magnesium dalam tubuh,
bahan pemati api, sebagai zat tahan api pada kayu, sebagai katalis dalam kimia
organik serta sebagai bahan baku dalam pembuatan senyawa magnesium yang lain.
Magnesium klorida dapat

dalam

bentuk

anhidrat

dan

heksahidrat

MgCl2.6H2O. Sifat-sifat fisik senyawa-senyawa ini dapat dilihat pada tabel 2.1
dibawah ini.
Tabel 2.1 Sifat-sifat fisik MgCl2 dan MgCl2.6H2O
Uraian

MgCl2

MgCl2.6H2O

Berat Molekul

95,22

203,31

Warna

Putih

Tidak Berwarna

Bentuk Kristal

Heksagonal

Monosiklik

Titik didih

14120C

Mengurai

Densitas g/cm3

2,333

1,585

(Sumber : Kirk-Othmer, 1964)


2.2 Sifat-Sifat Bahan Baku dan Produk pada kondisi 250C 1, atm.
2.2.1 Magnesium Hidroksida
Sifat fisik
Rumus molekul

: Mg(OH)2

Universitas Sumatera Utara

Massa molekul

: 58,32 g/mol

System kristal

: Hexagonal

Densitas

: 2,36 g/cm3

Warna

: Tidak berwarna

Titik lebur

: 350 0C

Hf298

: -924,54 Kj/mol

Gf298

: -833,58 Kj/mol

Cp 298

: 77,03 J/mol K

Sifat kimia :
-

Mudah larut dalam HCl

Tidak larut dalam air

Mudah larut dalam garam-garam ammonium

Tidak bereaksi dengan HCl jika pada Mg(OH)2 terdapat garam-garam


ammonium (Vogel, 1979)

2.2.2 Asam Klorida


Sifat fisik :
Rumus molekul

: HCl

Massa molekul

: 36,5 gr/mol

Warna

: Tidak berwarna

Titik didih

: -85 0C

Titik Beku

: -114 0C

Sifat kimia :
- Larut dalam air
- Larut dalam alkohol
- Larut dalam eter
- Melarutkan magnesium hidroksida

2.2.3 Silikon dioksida


Sifat fisik :
Rumus molekul

: SiO2

Massa molekul

: 60,08 gr/mol

Universitas Sumatera Utara

Titik didih

: 2230 0C

Titik Beku

: 1650 0C

Densitas

: 2,2 g/cm3

Kelarutan dalam air

: 0,012g/100ml

Sifat kimia :
- Tidak larut dalam asam apapun (asam-asam encer) kecuali HF dengan
reaksi
SiO2 + 6HF H2SiF6 + 2H2O
-

Bereaksi dengan NaOH membentuk Natrium silika trioksida


SiO2 + NaOH Na2SiO3 + H2O

(Sumber : www. Wikipedia.com,1998)


2.2.4 Feri oksida
Sifat fisik :
Rumus molekul

: Fe2O3

Massa molekul

: 159,69 gr/mol

Titik Beku

: 1566 0C

Densitas

: 2,2 g/cm3 , padat

Hf298

: 825.50 Kj/mol

Sifat kimia :
-

Tidak larut dalam air

Sukar larut dalam asam-asam encer

Larut dalam asam-asam kuat


Fe2O3 + 6H+ 2 Fe3+ + 3 H2O (Vogel, 1979)

2.2.5 Kalsium oksida


Sifat fisik :
Rumus molekul

: CaO

Massa molekul

: 56.077 g/mol

Titik didih

: 2850 C (3123 K)

Titik Beku

: 2572 C (2845 K)

Densitas

: 3.35 g/cm3

Sifat kimia :
-

Tidak bereaksi dengan asam klorida encer (2M-3M) (Vogel, 1979)

Universitas Sumatera Utara

2.2.6 Magnesium klorida


Sifat fisik
Rumus molekul

: MgCl2

Massa molekul

: 95,211 g/mol (anhidrat)


203,31 g/mol (hexahidrat)

Warna

: Putih atau kristal padat tidak berwarna

Densitas

: 2,32 g/cm3 (anhidrat)


1,56 g/cm3 (hexahidrat)

Titik lebur

: 714 0C

Titik didih

: 1412 0C

Kelarutan didalam air : 54,3 g/100 ml (200C)


Hf298

: -641,3 Kj/mol

Gf298

: -591,8 Kj/mol

Sifat kimia :
- Larut dalam air dan alkohol
- Mudah terbakar
- Cukup Mengandung racun
Sumber : (www. Wikipedia.com,1998)

2.3 Proses-proses pembuatan Magnesium klorida


2.3.1. Pembuatan dari air laut dan kapur (Ca(OH)2)
Sebagai bahan baku utama pembuatan magnesium klorida dipilih air laut,
kapur dan asam klorida. Garam magnesium yang terkandung didalam air laut
dimanfaatkan untuk memperoleh magnesium hidroksida pada temperatur 45 0C dan
tekanan 1 atm dengan cara mereaksikan air laut dengan kapur, kemudian magnesium
hidroksida dipisahkan dari larutannya dan direaksikan dengan HCl menghasilkan
magnesium klorida. Dari proses ini dihasilkan magnesium klorida heksahidrat yang
kemudian didehidrasi menghasilkan magnesium klorida anhidrat.
( Kirk-Othmer, 1964)

Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Pembuatan dari Dolomite dan Air Laut


Pada proses ini, Dolomite digunakan sebagai bahan untuk menyediakan
magnesium hidroksida pada temperatur 48 0C dan tekanan 1 atm. Proses selanjutnya
sama dengan proses pembuatan magnesium klorida dari air laut.
Pabrik yang menggunakan teknologi ini adalah Moss Landing California
milik Kaiser Chemical Division. Di Pascagoula, Missisipi, Corning Glass Work
membuat garam magnesium dari sumber yang sama.(Kainer, 2003)

2.3.3. Pembuatan dari Bittern


Bittern adalah larutan sisa proses pembuatan garam dari air laut dengan
menggunakan energi matahari. Dalam proses pembuatan garam, komponen yang
diambil dari air laut adalah natrium klorida. Perlakuan yang diterapkan pada bittern
untuk memperoleh magnesium klorida ini sama dengan perlakuan yang diterapkan
pada air laut seperti pada penjelasan sebelumnya. Perbedaan yang ada adalah
kandungan magnesium yang terdapat dalam bittern lebih besar dibandingkan dengan
kandungan magnesium yang terdapat didalam air laut , komposisi bittern sebesar
18,4 % CaCl2, 30,1 % MgCl2, 3,73 % NaCl dan komposisi air laut sebesar 18,4 %
CaCl2, 28,1 % MgCl2, 26,8 % NaCl.

2.3.4. Pembuatan dari Carnallitte


Carnallitte adalah salah satu mineral magnesium yang banyak terdapat di
kerak bumi. Proses utama yang terjadi pada pembuatan magnesium klorida dari
carnallite (KCl MgCl2 6H2O) pada temperatur 46 0C dan tekanan 1 atm adalah
dekomposisi KCl dari mineral Carnalitte dengan cara pemanasan. Dari proses ini
akan diperoleh larutan MgCl2 28 %. Proses selanjutnya adalah menaikkan
konsentrasi MgCl2 dan menghilangkan pengotor yang masih ada dengan cara
evaporasi. Logam besi yang masih terdapat didalam larutan dapat dipisahkan dengan
cara oksidasi dengan menggunakan KCl pada akhir evaporasi dilanjutkan dengan
pemisahan menggunakan Ca(OH)2. (Ettouney, 2002)

Universitas Sumatera Utara

2.3.5. Pembuatan dari Air Garam Bawah Tanah


Proses ini sedang dikembangkan oleh Dow Chemical Co. yaitu dengan
menggunakan air garam bawah tanah di Michigan dengan komposisi 20,7 % CaCl2,
3,9 % MgCl2, 5,73 % NaCl pada temperatur 42 0C dan tekanan 1 atm . Proses ini
diawali dengan menambahkan sedikit bromine dan chlorine kedalam air garam.
Setelah itu Mg(OH)2 diendapkan dengan slaker dolomite. Larutan Mg(OH)2 yang
dihasilkan diendapkan, disaring dan dicuci untuk menghasilkan lumpur yang
mengandung 45 % Mg(OH)2, selanjutnya magnesium hidroksida direaksikan dengan
HCl untuk menghasilkan MgCl2.
Metode lain untuk memperoleh magnesium klorida dari air garam ini adalah dengan
pengendapan menggunakan kalsium hidroksida dan karbonasi lumpur hasil proses
dengan karbon dioksida untuk membentuk magnesium klorida dan magnesium
karbonat. Selanjutnya magnesium klorida dengan magnesium karbonat dipisahkan.
(Ettouney, 2002)

2.3.6. Pembuatan dari Magnesium Hidroksida


Magnesium hidroksida terdiri dari Fe2O3, SiO2 , CaO untuk membentuk
produk magnesium klorida.. Dari proses ini dihasilkan magnesium klorida
heksahidrat yang kemudian didehidrasi menghasilkan magnesium klorida anhidrat
seperti terlihat pada tabel 2.3 dibawah ini.
Tabel 2.2 Reaksi yang terjadi selama dehidrasi MgCl2.6H2O.
No

Range Temperatur

95-115 0C

135-180 0C

Reaksi
MgCl2.6H2O

MgCl2.4H2O + 2H2O

MgCl2.4H2O

MgCl2.2H2O + 2H2O

MgCl2.4H2O

MgOHCl + HCl +2H2O

MgCl2.2H2O

MgCl2.H2O + H2O

185-230 0C

MgCl2.4H2O

MgOHCl + HCl +2H2O

>230 0C

MgCl2.H2O

MgCl2 + H2O

MgCl2.4H2O

MgOHCl + HCl

( Sumber : Kirk-Othmer, 1964)


Cara ini sudah diterapkan di Dow Chemical Co di Freepot dan Velasco,
Texas oleh Marine Magnesium Product Co di San Fransisco Selatan. Pembuatan

Universitas Sumatera Utara

magnesium klorida di Dow Chemical Co dilakukan dengan menambahkan


magnesium hidroksida dengan HCl 10% untuk memperoleh magnesium klorida.
Selanjutnya magnesium klorida dipekatkan dengan cara evaporasi melalui
pemanasan langsung. Hasil akhir

adalah

magnesium klorida 50% dengan

temperatur 120 0C pada tekanan 1 atm .

2.4.

Seleksi Proses
Pada prarancangan pabrik pembuatan magnesium klorida ini, proses yang

dipilih adalah pembuatan magnesium klorida dari magnesium hidroksida yang


direaksikan dengan HCl untuk menghasilkan MgCl2.Alasan pemilihan ini karena
produk yang dihasilkan menghasilkan kemurnian produk yang lebih tinggi.
Hal ini sesuai dengan proses Dow dimana reaksinya dapat ditunjukkan sebagai
berikut :
Mg(OH)2 (s) + 2 HCl (aq)

MgCl2 (aq) + 2 H2O (l)

Magnesium klorida ini juga dapat dibuat dari magnesium karbonat dengan reaksi
yang sama.
(Sumber : www. Wikipedia.com,1998)
Karena beberapa alasan tersebut maka proses inilah yang dipilih dalam perancangan
pabrik ini.

2.5.

Deskripsi Proses
Mula-mula Magnesium Hidroksida padat 98% (aliran1) dalam tangki

penyimpanan (F-101) dialirkan ke reaktor (R-201) melalui elevator yang beroperasi


50 0C dan tekanan 1 bar dengan penambahan HCl 10 % dalam tangki HCl 10% (F103) dengan perbandingan mol 1:2 (Anonim, 2001a), disini impurity seperti CaO,
Fe2O3, SiO2 tidak ikut larut dengan penambahan asam klorida encer tersebut (Vogel,
1979) sehingga terbentuk magnesium klorida dengan konversi 94,5%, dengan reaksi
sebagai berikut :
Mg(OH)2(s) + 2 HCl(aq)

MgCl2(aq) + 2 H2O(l)

Umpan dialirkan ke filter press (H-301) untuk memisahkan padatan dan cairan.
Setelah padatan dipisahkan, diumpankan ke tangki pencampur (M-302) yang
digunakan untuk melarutkan MgCl2 yang tersisa dengan penambahan air, lalu

Universitas Sumatera Utara

dialirkan ke filter press (H-303) untuk mendapatkan MgCl2 yang dilarutkan oleh air.
Sisa padatan (alur 13) dialirkan ke tanki penampung (F-304).
Aliran cairan yang keluar dari filter press 2 (aliran 8 dan 12) diumpankan ke
evaporator 1 (V-401) dengan temperatur 230 0C dan tekanan 5,4 bar sehingga HCl
dan air teruapkan, kemudian HCl dan air yang teruapkan (aliran 15) dikondensasikan
pada kondensor (E-403) dan aliran HCl dan air tersebut dinetralkan pada perlakuan
pengolahan limbah. Selanjutnya cairan yang keluar dari evaporator 1 (aliran 16)
diumpankan ke evaporator 2 (V-404) pada temperatur 250 0C pada tekanan 3,6 bar
yang uap panasnya digunakan kembali untuk memanaskan reaktor.
Cairan yang berasal dari evaporator 2 (aliran 19) dialirkan ke spray drier
(D-601) dengan temperatur 263,78 0C dengan menggunakan gas HCl dan udara
panas dengan temperatur 320 0C (aliran 20) . Produksi gas HCl mula-mula dari
tangki HCl 37 % (F-105) dialirkan ke flash drum (D-501) dengan suhu 34 0C dengan
tekanan 5 bar sehingga terpisah dua aliran. Aliran bawah yang berupa cairan
dinetralkan pada perlakuan pengolahan limbah, aliran atas berupa gas HCl dan uap
air serta udara yang berasal dari blower (G-503) bersama-sama dengan gas HCl
recycle yang berasal dari adsorber (D-701) dialirkan ke furnace (Q-602) dimana
temperatur aliran meningkat menjaci 320 0C yang dialirkan ke spray drier
(aliran20). Produk pembakaran (aliran gas) yang dihasilkan furnace digunakan untuk
memanaskan evaporator 1 dan evaporator 2
Aliran gas dan padatan yang berasal dari spray drier dialirkan ke cyclone 1
(B-604) dan cyclone 2 (B-605),aliran gas dialirkan ke adsorber untuk di recycle ke
spray drier yang sebelumnya dipanaskan didalam furnace (aliran 26) dan adsorber
yang diregenerasi untuk menghilangkan air dan HCl yang tertinggal didalam. .
Padatan yang keluar dari kedua cyclone (aliran 23 dan 25) didinginkan oleh udara
yang bertujuan menurunkan suhu MgCl2 padatan, lalu dialirkan ke Tanki penyimpan
MgCl2 (F-802) yang merupakan produk dari MgCl2 yang siap untuk dipasarkan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai