Jumat
Jumat
4.
5.
1.
Protein plasma
Obat terikat dalam protein plasma dalam taraf yang bervariasi.Ikatan protein pada
obat akan mempengaruhi intensitas kerja, lamakerja dan eliminasi bahan obat
sebagai berikut: bagian obat yangterikat pada protein plasma tidak dapat berdifusi
dan pada umumnyatidak mengalami biotransformasi dan eliminasi. Jadi hanya obat
obatbentuk bebas saja yang akan mencapai tempat kerja dan berkhasiat.
2.
Kelarutan Lipid
Kelarutan lipid merupakan taraf larutnya obat di dalam jaringanlemak tubuh.
Tubuh secara kimiawi tersusun dari sejumlahkompartemen cairan dan jaringan
lemak. Sebagian besar obat didistribusikan ke seluruh kompartemen cairan dalam
tubuh, dan kemudian akanditeruskan ke dalam jaringan lemak dalam taraf yang
besar/kecil. Taraf penyebaran obat ke seluruh tubuh disebut volume distribusi.
3.
Karakteristik Pengikatan
Beberapa obat memiliki karakteristik pengikatan yangtidak lazim. Contoh:
tetrasiklin terikat dengan tulang dan gigi.Obat anti-malaria klorokuin dapat terikat
dengan retina orangdewasa/janin.
4.
5.
melalui membran sel. Distribusi obat di darah, organ dan sel tergantung dosis dan rute
pemberian, lipid solubilin obat, kemampuan berikatan dari protein plasma dan jumlah
aliran darah ke organ dan sel.
Senyawa yang terdapat pada sebuah sediaan obat, selain zat aktif yang digunakan
untuk pengobatan, juga ada senyawa-senyawa yang membantu proses distribusi zat
aktif. Oleh sebab itu tidak dianjurkan kepada pasien atau tenaga medis merubah bentuk
sediaan tanpa berkonsultasi dengan apoteker. Misalnya merubah tablet menjadi puyer,
apabila dalam bentuk puyer ketersediaan hayati obat tersebut menjadi berkurang.
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat disimpulkan :
1. Distribusi obat adalah proses-proses yang berhubungan dengan transfer senyawa obat
dari satu lokasi ke lokasi lain di dalam tubuh.
2. Setelah melalui proses absorpsi, obat akan di distribusikan keseluruh tubuh melalui
sirkulasi darah. Selain tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh
sifat fisikakimianya.
3. Proses distribusi ini dipengaruhi oleh :
a. Pengikatan protein plasma
b. Kelarutan obat dalam lipid (yaitu, apakah obat tersebut larut dalam jaringan lemak)
c. Sifat-keterikatan obat
d. Aliran darah ke dalam organ dan keadaan sirkulasi
e. Kondisi penyakit
4. Mekanisme distribusi meliputi transport (pengangkutan) molekul obat di dalam tubuh.
Setiap kali obat disuntikan atau diabsorbsi ke dalam aliran darah, obat di bawa oleh
darah dan cairan jaringan ke tempat aksi obat (aksi farmakologi), tempat metabolisme,
dan tempat ekskresi. Kebanykan obat masuk dan meninggal aliran darah di tingkat
kapiler, melewati celah antara sel yang membentuk dinding kapiler.Distribusi bergantung
besarnya kecukupan sirkulasi darah. Obat di distribusikan cepat kepada organ yang
menerima suplai darah dalam jumlah banyak seperti jantung, hati dan ginjal. Distribusi
ke organ dalam lainnya seperti lemak otot, dan kulit biasanya lebih lambat. Sebuah faktor
penting dalam distribusi obat adalah ikatan protein. Banyak obat membentuk ikatan
komplek dengan plasma.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Farmakologi. BPK Penabur. Jakarta.
http://jimipositron.blogspot.com/2012/09/distribusi-obat-bagaimana-tubuh.html
http://www.slideshare.net/4nakmans4/farmakokinetika-11654174
http://izetie.wordpress.com/2012/03/23/bagaimana-obat-bekerja.html
http://retnasuria-w.blogspot.com/2013/09/distribusi-obat-melalui-sawar-otak-dan.html
http://krissandy-gatez.blogspot.com/2012/06/interaksi-obat-dengan-reseptor.html
LAMPIRAN
Pertanyaan
1.
Apakah semua obat itu di distribusikan melalui pembuluh darah dan bagaimana
siklusnya ? Misalnya obat yang melalui oral, suppositoria dan injeksi !
( Kelompok II, Sutriyah )
2. Apa yang di maksud Afinitas Obat ?
( Kelompok , Nova ratna dewi )
3. Jelaskan efek samping dari penempukan obat di dalam tubuh ?
( Kelompok , Munfarid Muadzi)
4. Apakah usia atau umur mempengaruhi proses distribusi ?
( Kelompok, Daryanto )
5. Bagaimana jika dalam suatu pensidtribusian obat pada pasien yang mengalami kelainan
penyakit ?
( Kelompok , Hasti Sunni )
Jawaban
1.
Ya,
semua
melalui
aliran
darah.
Dengan
proses
distribusi
meliputi transport (pengangkutan) molekul obat di dalam tubuh. Setiap kali obat
disuntikan atau diabsorbsi ke dalam aliran darah, obat di bawa oleh darah dan cairan
jaringan ke tempat aksi obat (aksi farmakologi), tempat metabolisme, dan tempat
ekskresi. Kebanykan obat masuk dan meninggal aliran darah di tingkat kapiler, melewati
celah antara sel yang membentuk dinding kapiler. Cuma melewati saluran yang berbeda,
semisal pada obat suppositoria, obat langsung bekerja pada pembuluh darah pada dubur
atau ans, sedangkan pada obat digoksin dia langsung menuju pembuluh darah pada
bagian bawah lidah untuk sediaan obat sublingual. Sedangkan pada sediaan injeksi obat
juga langsung pada aliran darah.
2. Afinitas obat adalah kemampuan obat untuk mengikat reseptor. Untuk menghasilkan
suatu efek dari obat, maka obat tersebut dalam sirkulasi sistemik harus menjadi obat
bebas atau tidak terikat dengan protein plasma. Obat yang terikat dengan protein plasma
misalnya Albumin maka molekul obat tersebut tidak dapat berefek karena tidak dapat
menembus jaringan dikarenakan ukurannya yang terlalu besar, berbeda halnya jika obat
dalam
sirkulasi
sistemik
merupakan
suatu
obat
bebas.
Beberapa obat dapat menghasilkan efek setelah berikatan dengan komponen
organisme yang spesifik. komponen organisme yang spesifik tersebut merupakan suatu
protein yang terikat dalam membran sel. Komponen spesifik tersebut adalah Reseptor.
Reseptor adalah suatu makromolekul yang berupa lipoprotein, lipid, protein atau asam
nukleat yang merupakan target aksi suatu obat untuk dapat menghasilkan efek. Sebagai
contoh Neurotransmitter asetilkolin, asetilkolin merupakan suatu substansi transmitter
yang dilepaskan dari ujung syaraf otonom dan dapat mengaktivasi sel otot polos skeletal,
yaitu
menghasilkan
kontraksi
otot
polos.
Interaksi suatu obat dengan sisi aktif reseptor tergantung pada kesesuaian dari dua
molekul tersebut, jadi bisa disimpulkan bahwa suatu obat hanya mau berinteraksi
terhadap suatu reseptor atau tidak sembarang reseptor, hal ini merupakan ssalah satu sifat
dari reseptor yaitu "spesifitas". Namun meskipun demikian sebenarnya tidak ada
spesifik yang sesungguhnya tetapi beberapa mempunyai aksi selektif yang relatif pada
satu tipe dari reseptor. Molekul yang paling sesuai berinteraksi dengan sisi aktif reseptor
dan mempunyai ikatan terkuat dikatakan mempunyai "afinitas" terbesar terhadap
reseptornya. Afinitas merupakan kemampuan suatu senyawa atau obat untuk berinteraksi
dengan satu tipe tertentu dari reseptor.
3. Efek samping dari penumpukan obat tentunya menimbulkan toksin atau keracunan. Atau
bisa jadi menyebabkan kerusakan organ dalam tubuh itu sendiri, dan paling berbahaya
lagi bisa menjadikan kematian.
4. Usia dalam proses distribusi tidak mempengaruhi proses distribusi itu sendiri, karena
dalam proses distribusi obat yang bekerja adalah darah. Namun, mungkin berpengaruh
pada organ dalam tubuh itu sendiri, jika dalam anak anak atau bayi organ dalam
tubuhnya belum terbentuk secara sempurna, sedangkan pada lansia atau lanjut usia,
organ dalam tubuhnya sudah mengalami penurunan fungsi.
Jika dalam suatu pendistribusian obat dalam tubuh dan tubuh itu mengalami kelainan
penyakit, tentu hal pertama yang dilakukan adalah penurunan dosis obat yang bersangkutan.
Setelah itu mengobati penyebab dari peny
Diposkan oleh ainal hana di 05.42