Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH INTERPRETASI DATA KLINIK

PEMERIKASAAN KARDIOVASKULAR

Kelompok 2 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Cindy radikasari
Andi Nur rahmi
Andrini kurnia Sari
Fitra
Rifani Reski Pascani
Corry Stephani
Moh. Rifaldi
Fathu Ramadhan

G 701 14 155
G 701 14 017
G 701 14 020
G 701 14 131
G 701 14 149
G 701 14 201
G 701 14 104
G 701 14 110

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia Nya kepada tim penulis makalah sehingga dapat terselesaikan
tugas makalah pembuatan makalah pemeriksaan KARDIOVASKULAR.
Penulis berharap agar makalah ini dapat digunakan semestinya dan dapat
membantu para mahasiswa yang sedang belajar dijurusan farmasi khususnya yang
menempuh mata kuliah interpretasi data klinik.
Pepatah berkata Tidak ada gading yang tak retak sehingga dalam
penyususan makalah ini pun juga banyak terdapat kesalahan dan kekurangan baik
yang disengaja maupun tidak disengaja. Sehingga penyusun mohon kesedian dari
pembaca makalah agar menyampaikan kritik dan sarannya kepada penulis
sehingga dalam penyusun makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik.
Tidak lupa penyusun sampaikan ucapan terimah kasih kepada dosen
pembimbing

yang senantiasa membingbing kami dalam penyelesaian tugas

penulisan makalah ini. Semoga makalah dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan
juga dapat memperkaya pengetahuan pembaca pada umumnya.
Terima Kasih
Palu, 5 November 2016

Kelompok 2

BAB I
DASAR TEORI

I.1 Definisi kardiovaskular


Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan
dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di
perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan
banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons
aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut,
lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang
berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.

Jantung Sebagai Pusat Kardiovaskuler dan Sistem kardiovaskuler

I.2 Fisiologi Sistem Peredaran Darah Manusia


Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat
peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran
darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang
dialirkan dari dan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah
mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai
peredaran darah ganda, yaitu
a. Peredaran darah besar (sistemik)
Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah yang mengalirkan
darah yang kaya oksigen dari ventrikel sinistra lalu diedarkan keseluruh
jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan
tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju
atrium dextra.
b. Peredaran darah kecil (pulmonal)
Peredaran

darah

pulmonal

adalah

peredaran

darah

yang

mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung.


Darah yang kaya karbondioksida dari ventrikel dextra dialirkan ke paruparu melalui arteri pulmonalis, di alveolis darah tersebut bertukar dengan
darah yang kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke atrium
sinistra melalui vena pulmonalis.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu
sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini
juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka,
dan sistem peredaran darah tertutup.
-

Sistem Peredaran Darah Terbuka


Sistem peredaran darah terbuka artinya dalam peredarannya, darah
dan cairan lainnya tidak selamanya beredar atau berada di dalam
pembuluh darah. Darah menuju jaringan tanpa melalui pembuluh.
Pada saat tertentu darah meniggalkan pembuluh darah dan langsung
beredar dalam rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke

dalam tubuh. Sistem peredaran darah terbuka terdiri-dari jantung yang


merupakan pusat peredaran darah, sejumlah sinus (rongga) dan
sejumlah arteri. Jantung terletak dibagian tengah belakang dada,
berdinding otot tebal, berbentuk sadel atau tabung yang terbungkus
oleh perikardium. Arteri merupakan saluran yang berasal dari jantung,
mempunyai valve(katub-katub) yang mencegah darah masuk kembali
ke jantung.
Pada sistem peredaran darah terbuka, terdapat empat jenis arteri
berikut:
1) Arteri Optalmik (mata)
2) Dua arteri antena
3) Dua arteri hati
4) Arteri dorsal abdominalis
-

Sistem Peredaran Darah Tertutup


Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh
melalui pembuluh pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah lni.
Darah diedarkan melewati arteri dan kembali ke jantung melewati
vena. Contoh cacing tanah (Lumbricus terrestris). Pada cacing tanah,
sistem peredarannya terdiri dari cairan darah, beberapa pembuluh
darah, dan jantung sebagai pusat peredaran. Darah cacing tanah terdiri
atas plasma darah dan benda darah. Darah cacing tanah berwarna
merah disebabkan oleh adanva hemoglobin yang larut dalam plasma
darah. Jantung dan saluran darahnva memiliki katup sehingga darah
tidak mengalir kembali ke jantung. Aliran darah disebabkan oleh
kontraksi lengkung jantung. Jantung memompa darah dari saluran
darah dorsal ke saluran darah ventral kemudlian ke seluruh tubuh.
Pertukaran gas terjadi di jaringan-jaringan tubuh, Dari seluruh tubuh,
darah menuju bagian dorsal tubuh, darah menuju bagian dorsal tubuh.
Dari bagian dorsal tubuh darah kembali ke jantung. Sistem peredaran
darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan

pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini


menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme
setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis
cairan tubuh.
1) Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan
karbon dioksida dalam arah yang berlawanan.
2) Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti
lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan
masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan
mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau
produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian
diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan
usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel
kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam
tubuh.

I.3 Anatomi Sistem Kardiovaskuler

1.

Atrium dextra

Terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh
jaringan kecuali paru.
2. Ventrikel dextra
Terletak dibagian inferior kanan pada apeks jantung, darah meninggalkan
vetrikel dextra melalui trunkus pulmonal dan mengalir melewati jarak
pendek ke paru-paru.
3. Atrium sinistra
Terletak dibagian superior kiri jantung berukuran lebih kecil dari atrium
dextra tetapi dindingnya lebih tebal, menampung empat vena pulmonalis
yang mengembalikan darah yang kaya oksigen dari paru-paru.
4. Ventrikel sinistra
Terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung tebalnya tiga kali tebal
dinding ventrikel dextra. Darah meninggalkan vrntrikel sinistra melalui
5.

aorta dan mengalir keseluruh tubuh kecuali paru-paru.


Katup trikuspidalis
Terletak antara atrium dextra dan ventrikel dextra, memiliki tiga daun katup

(kuspis) jaringan ikat fibrosa irreguler yang dilapisi endokardium.


6. Katup mitral (bikuspidalis)
Terletak diantara atrium sinistra dan ventrikel sinistra melekat pada chordae
tendinea dan otot papilaris.
7. Katup aortik
Terletak diantara ventrikel sinistra dan aorta.
8. Vena kava superior dan inferior
Vena ini membawa darah yang tidak mengandung oksigen atau darah yang
kaya karbondioksida dari tubuh kembali ke jantung tepat nya di atrium
dextra.

I.4 Fisiologi Sistem Kardiovaskuler


a. Pembuluh Nadi (Arteri)
Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang
membawa darah dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi
pembuluh balik yang membawa darah menuju jantung. Sistem sirkulasi
sangat penting dalam mempertahankan hidup. Fungsi utamanya adalah
menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel, serta mengangkut zat
buangan seperi karbon dioksida. Pada negara berkembang, dua kejadian
kematian utama disebabkan oleh infark miokardium dan stroke pada sistem
pembuluh nadi, misalnya arterosklerosis.
1. Penggambaran
Sistem pembuluh nadi memiliki bagian tekanan yang tinggi pada sistem
sirkulasi. Tekanan darah biasanya menunjukkan tekanan pada pembuluh
nadi utama. Tekanan pada saat jantung mengembang dan darah masuk ke
jantung disebut diastol. Tekanan sistol berarti tekanan darah saat jantung
berkontraksi dan daeah keluar jantung. Tekanan darah ini dapat dikur
dengan tensimeter atau sfigmomanometer. Anatomi Lapisan terluar
disebut tunika adventitia yang tersusun dari jaringan penyambung. Di
lapisan selanjutnya terdapat tunika media yang tersusun atas otot polos
dan jaringan elastis. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang tersusun
atas sel endothelial. Darah mengalir di dalam pada lumen. Jenis
pembuluh nadi Terdapat beberapa jenis pembuluh nadi pada tubuh: Arteri
pulmonaris Pembuluh ini membawa darah yang telah dideoksigenasi
yang baru saja dialirkan dari paru-paru. Arteri sistemik Arteri sistemik
membawa darah menuju arteriol dan kemudian ke pembuluh kapiler, di
mana zat nutrisi dan gas ditukarkan. Aorta adalah pembuluh nadi terbesar
dalam tubuh yang keluar dari ventrikel jantung dan membawa banyak
oksigen.
2. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh nadi terkecil yang berhubungan dengan
pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler Pembuluh ini bukan pembuluh nadi
sesungguhnya. Di sinilah terjadinya pertukaran zat yang menjadi fungsi

utama sistem sirkulasi. Pembuluh kapiler adalah pembuluh yang


menghubungkan cabang-cabang pembuluh nadi dan cabang-cabang
pembuluh balik yang terkecil dengan sel-sel tubuh. Pembuluh nadi dan
pembuluh balik itu bercabang-cabang, dan ukuran cabang-cabang
pembuluh itu semakin jauh dari jantung semakin kecil. Pembuluh kapiler
sangat halus dan berdinding tipis.
b. Pembuluh Balik (Vena)
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju
jantung. Darahnya banyak mengandung karbondioksida. Umumnya terletak
dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya
tipis dan tidak elastis. Jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh
vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar
darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah
tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar
tetapi merembes. Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara
menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava.
Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi
pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena
paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi,
darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida
kecuali vena pulmonalis. Vena diselubungi oleh otot rangka dan memiliki
sebuah katup yaitu Valvula Semilunaris. Pembuluh balik yang masuk ke
jantung adalah sebagai berikut :
1. Vena Kava
Vena kava bercabang-cabang menjadi pembulu yang lebih kecil yaitu
vena. Ada dua macam vena kava, yaitu vena kava superior dan vena kava
inferior.
a) Vena kava superior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian atas
tubuh ( kepala, leher, keserambi kanan jantung).
b) Vena kava inferior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian tubuh
lainnya dan anggota badan bawah tubuh keserambi kanan jantung.

c) Vena Pulmonalis
Vena ini membawa darah yang mengandung O2 dari paru-paru
keserambi kiri jantung. Salah satu penyakit yang menyerang
pembuluh balik adalah varises.
c. Jantung Latin Cor
Sistem organ Kardiovaskular Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah
rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah
oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan
dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah
satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah.
Permukaan Jantung. Jantung terletak dalam rongga dada agak sebelah kiri,
di antara paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Massanya kurang lebih 300
gram, besarnya sebesar kepalan tangan. Jantung adalah satu otot tunggal
yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga
torakik, di balik tulang dada. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit
ke arah kiri. Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun
tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada
diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung,
sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari
gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa
konstan jantung. Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh
darah yang meliputi daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan
di samping. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar
jantung menunjukkan di mana dinding pemisah di antara serambi & bilik
jantung.
d. Struktur internal jantung
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua
belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini
sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga
yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa
jantung terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan &
kiri. Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena

bilik harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke
atas dan memerlukan gaya yang lebih besar untuk mensuplai peredaran
darah besar, khususnya pembuluh aorta, untuk memompa ke seluruh bagian
tubuh yang memiliki pembuluh darah. Tiap serambi dan bilik pada masingmasing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara
serambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup
berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri
disebut katup mitralis atau katup bikuspidalis (katup berdaun dua).
e. Cara Kerja Jantung
Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah
(disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah
keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan
mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh
mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium
kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, ia akan mendorong darah ke dalam
ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Darah dari ventrikel kanan akan
dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis menuju ke
paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil
(pembuluh kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru,
menyerap oksigen, melepaskan karbondioksida dan selanjutnya dialirkan
kembali ke jantung. Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena
pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan
jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner karena darah
dialirkan ke paru-paru. Darah dalam atrium kiri akan didorong menuju
ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis/mitral, yang selanjutnya akan
memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta
(arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disirkulasikan ke
seluruh tubuh, kecuali paru-paru. dan sebagainya.
f. Fungsi bilik jantung

Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah dari seluruh tubuh dan

kaya karbondioksida.
Serambi kiri berfungsi untuk menerima darah dari paru-paru dan kaya

oksigen.
Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah ke paru-paru dan banyak

mengandung karbon-dioksida.
Bilik kiri berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan banyak
mengandung oksigen.

I.5 Fisiologi Sistem Konduksi Jantung


a. Elektrofisiologi jantung
Aktivitas listrik dari jantung merupakan akibat dari perubahan pada
permiabelitas membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion.
Dengan masuknya ion-ion tersebut maka muatan listrik sepanjang
membran itu mengalami perubahan relative. Ada tiga ion yang mempunyai
fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi sel, yaitu : kalium, natrium dan
kalsium. Adalah kation intrasel yang dominan sedangkan konsentrasi Na
dan Ca tertinggi pada lingkungan ekstrasel. Membran sel otot jantung pada
keadaan istirahat berada dalam keadaan polarisasi, dengan bagian luar
berpotensi positif dibandingkan bagian dalam selisih potensial ini disebut
potensial membrane. Bila membran otot jantung dirangsang, sifat
permeabel berubah sehingga ion Na masuk ke dalam sel, yang
menyebabkan potensial membrane. Perubahan potensial membran karena
stimulasi ini disebut depolarisasi. Setelah proses depolarisasi selesai, maka
potensial membran kembali mencapai keadaan semula yaitu proses
repolarisasi.
b. Sistem konduksi jantung
Jantung manusia berdenyut dimulai saat listrik/ impuls merambat
sepanjang jalur konduksi jantung. hal ini meyebabkan otot jantung
berkontraksi sehingga menimbulkan pemompaan darah oleh jantung.
System konduksi jantung adalah hambatan impuls-impuls memungkinkan
pengaturan irama jantung, system ini merupakan modifikasi dari otot
jantung yang disertai tenaga ritmik spontan dan serabut syaraf tertentu.
Jantung manusia dewasa normalnya berkontraksi secara berirama dengan

frekuensi sekitar 72 denyutan/menit. Supaya pemompaan jantung efektif


maka perlu pengkoordinasian dari jutaan sel otot jantung. Kontraksi akan
terjadi jika potential aksi yang berjalan menuju membran sel otot. Impuls
yang diterima sel tersebut kemudian disalurkan ke sel selanjutnya melalui
gap junction sehinnga jika ada rangsangan pada salah satu bagian saja
maka bagian yang lain juga terangsang. Oleh karena itu, sel otot pada
jantung diatur secara spesifik oleh frekuensi eksitasi jantung, jalur
konduksi dan banyaknya eksitasi pada daerah tertentu. Komponenkomponen eksitasi dari jantung secara urut terdiri dari sino-auricular
node(SA node), jaras internodal atrium, atrio-ventricular node (AV node),
bundle His, cabang kiri-kanan bundel dan sistem Purkinje.
Komponen komponen eksitasi jantung :
1. SA Node ( Sino-Atrial Node )
Simpuls sino-atrial (S-A) merupakan kepingan berbentuk sabit yang
mengalami spesialisasi dengan lebar kira-kira 3mm-1cm ; simpul ini
terletak pada dinding posterior atrium masing-masing berdiameter 35mikro, berbeda dengan serabut atrium sekitarnya yang berdiameter 1520mikro. Tetapi serabut S-A berhubungan langsung dengan atrium
sehingga setiap potensial aksi yang mulai pada simpul S-A segera
menyebar ke atrium. Serabut sino-atrial sedikit berbeda dari sebagian
terbesar serabut otot jantung lainnya, yaitu hnya mempunyai potensial
membrane istirahat dari -55 milivolt sampai -60 milivolt, dibandingkan
dengan -85 sampai -95milivolt pada sebagian terbesar serabut lainnya.
Potensial istirahat yang rendah ini disebabkan oleh sifat membrane
yang

mudah

ditembus

ion

natrium.

Kebocoran

natrium

ini

menyebabkan eksitasi-sendiri dari serabut S-A.


2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Ujung serabut simpul S-A bersatu serabut otot atrium yang ada
disekitarnya, dan pontensial yang berasal dari simpul S-A berjalan ke
luar, masuk tersebut. Dengan jalan ini, pontensial aksi menyebar ke
seluruh masa otot dan akhirnya juga ke simpul A-V. Kecepatan
penghataran dalam otot atrium sekitar 0,3 meter per detik. Tetapi,
penghatar dalam otot atrium, sebagian diantaranya sedikit lebih cepat

dalam beberapa berkas kecil serabut otot atrium sebagian diantarnnya


berjalan langsung dari simpul S-A ke simpul A-V dan menghantarkan
implus jantung dengan kecepatan sekitar 0,45 sampai 0,6 meter
perdetik. Lintasan ini, yang dinamakan lintasan inernodal. Sel-sel dalam
AV Node dapat juga mengeluarkan impuls dengan frekuensi lebih
rendah dan pada SA Node yaitu : 40 60 kali permenit. Oleh karena AV
Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node
yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls
akan dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
a. Cabang berkas kiri (Left Bundle Branch)
Cabang berkas kanan (Right Bundle Branch). Setelah melewati
kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang
yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
b. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel
ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang
terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga
tersebar

sel-sel

pacemaker

(impuls)

yang

secara

otomatis

mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 40 kali permenit.


Jantung merupakan sistem elektromekanikal dimana signal untuk
kontraksi otot jantung timbul akibat penyebaran arus listrik di
sepanjang otot jantung.
Konsep automaticity mempunyai karakteristik berikut:
Sel otot jantung yang memiliki sifat unik, terdiri dari:
1. Nodal Sinoatrial (SA)
Nodal SA merupakan sekumpulan sel yang terletak di bagian sudut kanan atas
atrium kanan dengan ukuran panjang 10-20 mm dan lebar 2-3 mm serta
merupakan pacemaker jantung.
1) Sel jantung memiliki fungsi mekanik dan elektrik serta terdiri dari filamenfilamen kontraktil yang jika terstimulasi akan saling berinteraksi sehingga
sel miokard akan berkontraksi.

2) Kontraksi sel otot jantung yang berhubungan dengan perubahan muatan


listrik disebut depolarisasi dan pengembalian muatan listrik disebut
repolarisasi. Rangkaian proses ini disebut potensial aksi.
3) Sel miokard bersifat depolarisasi spontan, yang berfungsi sebagai back up
sel pacu jantung jika terjadi disfungsi nodal sinus atau kegagalan propagasi
depolarisasi dengan manifestasi klinis berupa aritmia.
Sistem konduksi terdiri dari :
a. Nodal SA mengatur ritme jantung (60-100x/menit) dengan mempertahankan
kecepatan depolarisasi serta mengawali siklus jantung ditandai dengan sistol
atrium.
b. Impuls dari nodal SA mentebar pertama sekali ke atrium kanan lalu ke atrium
kiri (melalui berkas Bachman) yang selanjutnya di teruskan ke nodal
atrioventrikular (AV) melalui traktus internodal.
2. Nodal Atrioventrikular (AV)
a. Nodal AV terletak dekat septum interatrial bagian bawah, di atas sinus
koronarius dan dibelakang katup trikuspid yang berfungsi memperlambat
kecepatan konduksi sehingga memberi kesempatan atrium mengisi
ventrikel sebelum sistol ventrikel serta melindungi ventrikel dari stimulasi
berlebihan atrium seperti pada fibrilasi atrial.
b. Nodal AV menghasilkan impuls 40-60x/menit dan kecepatan konduksi 0,05
meter/detik.
c. Ibpuls dari nodal AV akan diteruskan ke berkas His.
3. Sistem His-Purkinje
a. Berkas His terbagi atas berkas kanan dan kiri. Berkas His kiri terbagi
menjadi berkas anterior kiri, posterior dan septal.
b. Berkas kanan menyebabkan impuls listrik ke ventrikel kanan, sedangkan
berkas kiri menyebarkan impuls ke septum inter-ventrikel dan ventrikel
kiri dengan kecepatan konduksi 2 meter/detik.
c. Berkas-berkas tersebut bercabang menjadi cabang-cabaang kecil atau
serabut purkinje yang tersebar mulai dari septum interventrikel sampai ke
muskulus papilaris dan menghasilkan impuls 20-40x/menit dengan
kecepatan konduksi 4 meter/detik.
d. Impuls listrik menyebar mulai dari endokardium ke miokardium dan
terakhir mencapai epikardium, yang selanjutnya otot jantung akan

bergerak (twisting) dan memompa darah keluar dari ruang ventrikel ke


pembuluh darah arteri.
Fase potensial aksi jantung
1. Fase 0:
Depolarisasi cepat (fase sodium channel): terjadi pemasukan cepat Na+ dari
luar sel ke dalam sel melalui saluran Na+ Ion K+ bergerak ke luar sel dan
Ca++ bergerak lambat masuk ke dalam sel melalui saluran Ca++. Sel akan
terdepolarisasi dan dimulailah kontraksi jantung ditandai dengan kompleks
QRS pada elektrokardiogram (EKG). Selanjutnya terjadi repolarisasi segera
yang terdiri dari 3 fase (fase 1,2 dan 3).
2. Fase 1:
Repolarisasi dini: saluran Na+ akan

menutup

sebagian

sehingga

memperlambat aliran Na+ ke dalam sel. Pada saat bersamaan, Cl- masuk ke
dalam sel dam K+ keluar melalui saluran K+. Alhasil terjadi penurunan
jumlah ion positif dalam sel yang menimbulkan gelombang defleksi negatif
kecil pada kurva potensial aksi.
3. Fase 2:
Fase plateau: terjadi pemasukan lambat Ca++ ke dalam sel melalui saluran
Ca++ Ion K+ terus keluar dari sel melalui saluran K+. Fase ini ditandai
dengan segmen ST pada EKG.
4. Fase 3:
Repolarisasi cepat akhir: Terjadi downslope potensial aksi, dimana K+
bergerak cepat keluar sel. Saluran Ca++ dan Na+ tertutup sehingga Ca++ dan
Na+ tidak bisa masuk ke dalam sel. Pengeluaran cepat K+ menyebabkan
suasana elektrik di dalam sel menjadi negatif. Hal ini menjelaskan terjadi
gelombang T (repolarisasi ventrikel) pada EKG. Jika saluran K+ dihambat,
terjadi pemanjangan potensial aksi.
5. Fase 4:
Resting membrane potential: kembali pada keadaan istirahat, Na+ dijumpai
banyak di dalam sel serta K+ banyak diluar sel. Pompa Na+K+ akan
diaktivasi untuk mengeluarkan Na+ dan memasukkan K+ ke dalam sel.
Jantung mengalami polarisasi ( siap untuk stimulus berikutnya).

BAB II
PEMERIKSAAN KARDIOVASKULAR
DAN
HASIL PEMERIKSAAN
II.1 Macam-Macam Pemeriksaan dan Hasil Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan darah lengkap atau darah rutin ini memang
pemeriksaan yang umum dilakukan, bukan hanya dapat mendeteksi
adanya gangguan pada jantung. Tapi juga dapat mendeteksi adanya
infeksi, adanya demam berdarah, bahkan adanya anemia.
Pemeriksaan darah rutin hampir selalu dilakukan pada setiap
penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Pada pemeriksaan darah
lengkap (leukosit, hemaglobin, hematokrit dan trombosit) kita dapat
menggali adanya gangguan pada jantung. Pada pemeriksaan hemaglobin
dan hematokrit darah dapat mendeteksi

adanya anemia yang dapat

menyertai atau menjadi salah satu penyebab penyakit jantung.


2. Pemeriksaan Troponin T
Peningkatan kadar Troponin T dapat menjadi penanda kejadian
koroner akut pada penderita angina pektoris tak stabil. Pada saat terjadi
kerusakan miokard (otot jantung) akibat iskemia (kekuarang oksigen),
Troponin T dari sitoplasma dilepas ke dalam darah. Masa pelepasan
Troponin T ini berlangsung 30-90 jam dan setelah itu menurun. Itu
sebabnya, pada seseorang yang mengalami serangan jantung pemeriksaan
ini segera dilakukan.
3. Pemeriksaan Isoenzim CK-MB
Pemeriksaan ini merupakan tes yang paling spesifik pada nekrosis
(kerusakan) otot jantung. Peningkatan konsentrasi enzim ini pasti
menunjukkan adanya infark miokard.
4. Pemeriksaan SGOT
Pemeriksaan ini merupakan tes yang paling spesifik pada nekrosis
(kerusakan) otot jantung. Peningkatan konsentrasi enzim ini pasti
menunjukkan adanya infark miokard.
5. Pemeriksaan Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah salah satu faktor resiko penyakit jantung
koroner. Hampir semua kasus hiperlipoproteinemia dapat terdeteksi

dengan pemeriksaan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Untuk


mendapatkan hasil terbaik, penderita diharuskan puasa 14 jam sebelum
pengambilan sampel darah.
a. Hasil pemeriksaan cairan elektrolit

b. Hasil pemeriksaan

c. Parameter

6. Pemeriksaan Treadmill Test


Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi apakah jantung Anda
memiliki asupan darah dan oksigen dari sirkulasi saat terjadi stres fisik
yang mungkin tidak muncul pada EKG saat istirahat. Pemeriksaan ini juga
dapat memberikan informasi penting apabila ada kelainan dari irama
jantung dan tekanan darah.
Bagaimana proses pemeriksaan treadmill dilakukan:

Pasien dibawa ke ruang treadmill dimana nadi dan tekanan darah saat
istirahat akan direkam. Elektroda ditempelkan pada dada dan

dihubungkan dengan EKG pada mesin pemeriksaan.


Tes ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama yaitu exercise stress
test, Anda akan diminta untuk berjalan diatas treadmill dengan prosedur
latihan spesifik, dimulai dari langkah lambat. The Bruce Protocol,
protokol yang paling sering digunakan, memiliki total 7 tahapan dengan
peningkatan kecepatan secara periodik dan inklinasi kecuraman setiap 3
menit. Tekanan darah, denyut jantung, dan EKG Anda akan dipantau

dan direkam secara bersamaan, pada saat istirahat, dan setiap 3 menit
dalam setiap tahapan latihan. Dokter akan bertanya kepada Anda
sebelum suatu tahapan berakhir, apakah Anda masih sanggup untuk

melanjutkan ke tahapan berikutnya.


Ada beberapa pertimbangan yang harus diikuti apabila tes ini akan
dihentikan dan Anda tidak perlu menyelesaikan 7 tahapan. Tahapan 4-6
sudah memerlukan usaha yang intens, dan tahapan 7 memerlukan usaha
maksimal. Tes ini akan dihentikan apabila target denyut nadi telah
tercapai, atau apabila Anda mengalami gejala seperti nyeri dada, pusing,

kenaikan tekanan darah yang berlebihan, atau kelelahan yang ekstrim.


Bagian kedua dari tes ini adalah periode pemulihan atau fase slowing
down. Kecepatan akan diturunkan secara bertahap dalam 10 menit.
Tekanan darah, denyut jantung, dan EKG Anda akan tetap dipantau
selama bagian kedua ini berlangsung.

Persiapan sebelum mejalani test:

Puasa makan dan minum selama 2-3 jam sebelum prosedur dilakukan.
Hal ini akan menurunkan risiko mual yang dapat terjadi pada kelelahan
akibat latihan berat setelah makan. Apabila Anda penderita diabetes

yang mendapat terapi insulin, akan ada instruksi khusus dari dokter.
Konsumsi beberapa obat jantung spesifik mungkin perlu dihentikan
oleh dokter selama 1-2 hari sebelum tes dilakukan. Instruksi ini

biasanya diberikan saat tes dijadwalkan.


Kenakan pakaian yang nyaman dan sepatu yang sesuai untuk latihan

(olahraga).
Penjelasan mengenai tes ini akan diberikan oleh dokter dan Anda akan

diminta untuk menandatangani surat persetujuan tindakan.


Bagian dada dibersihkan dengan kasa dan alkohol untuk memastikan
kualitas sadapan EKG yang baik. Bulu dada sebaiknya dicukur agar

stiker sadapan dapat melekat dengan sempurna di dada.


Bagi wanita sebaiknya menggunakan bra dengan kait yang mudah
dibuka, dan apabila memungkinkan, kenakan kaos atau kemeja dengan
kancing depan.

Waktu yang dibutuhkan untuk menjalani test:

Tes ini memakan waktu sekitar 20-40 menit tergantung dari kapasitas
latihan

Anda

dan

waktu

munculnya

gejala. The

Bruce

Protocol memakan waktu total 21 menit, periode pemulihan 10 menit,


dan persiapan 10 menit.
Apakah tes ini aman untuk dilakukan?

Porsi risiko stres pada tes ini sangat kecil dan sama dengan apa yang
Anda harapkan dari bentuk latihan yang berat. Tenaga medis
berpengalaman akan mendampingi Anda untuk mengatasi komplikasi
seperti gangguan irama jantung, nyeri dada yang tidak membaik,
ataupun serangan jantung.
Contoh hasil tes:

7. Pemeriksaan HOLTER
Holter monitor merupakan alat praktis yang mampu memantau
berbagai aktivitas listrik selama 24 jam untuk menilai irama jantung,
posisi ruang jantung, dan evaluasi terapi (pemasangan pacemaker). Bila
terdapat keluhan berupa pusing, pingsan, tekanan darah rendah, lelah
berkepanjangan atau berdebar tanpa adanya perubahan pada pemeriksaan
EKG saat istirahat. Alat ini dapat berguna untuk mengetahui adanya
gangguan irama jantung (aritmia) atau kejadian epileptic (EEG) yang sulit
diketahui bila dipantau dalam jangka pendek.Bersamaan dengan
perekaman, pasien mencatat aktivitas dan keluhan yang muncul saat
perekaman.
Prosedur pemasangan holter monitor antara lain:
-Elektroda ECG dipasang pada dada dan disambungkan dengan kabel lead.
-Monitor ECG dengan ukuran kecil dibawa sepanjang masa perekaman
-Pasien diberitahu agar elektroda harus selalu terpasang, tidak membasahi
elektroda, tidak menggunakan peralatan elektronik dan alat yang
menggunakan magnet selama masa perekaman agak tidak mengganggu
sinyal EKG, mencatat adanya gejala dan aktivitas yang dilakukan

selama masa perekaman, dan menghubungi dokter atau rumah sakit bila
terdapat masalah selama perekaman.

8. Pemeriksaan ECHOCARDIOGRAPHY
Tes Ekokardiografi atau USG jantung merupakan suatu alat
penting untuk mengevaluasi struktur dan fungsi dari jantung dan
pembuluh darah yang terkait. Tes ini cepat, mudah, dan tidak
menimbulkan rasa sakit. Evaluasi ini menggunakan gelombang ultrasonik
untuk menghasilkan gambar jantung Anda. Di Amerika Utara, tes ini
dilakukan oleh sonografer, yaitu Ahli Khusus yang sudah terlatih, untuk
kemudian diinterpretasi hasilnya oleh kardiolog yang terlatih dalam
membaca USG jantung.

BAB III
INTERPRETASI HASIL
III.1 Interpretasi Hasil / Kesimpulan Hasil Lab
Berdasarkan dari pemeriksaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil:
- Untuk hasil pemeriksaan darah
Kadar natrium, kalium, dan klorida masih dalam rentang normal karena
tidak melewati batas maksimal.
- Pemeriksaan SGOT
Kadar SGOT masih dalam kadar yang normal yaitu 19U/L dimana
normalnya adalah 38U/L. Hal ini menandakan otot miokard yang
belum terlalu rusak karena enzim ini hanya dikeluarkan jika otot miokard
sudah rusak.
- Untuk pemeriksaan hiperlipidemia
Untuk kadar kolesterol total, HDL, dan LDL masih normal yaitu:
Kolesterol normal : 200 mg/dl
Kolesterol HDL : 38 mg/dl
Kolesterol LDL : 120 mg/dl
Sedangkan untuk trigliserida sudah melebihi batas normal yaitu 206
mg/dl sedangkan normalnya 200 mg/dl.
Pasien disarankan untuk berhati-hati karena kadar trigliserida yang sudah
mulai melebihi batas normal, karena dapat meningkatkan resiko penyakit
jantung. Trigliserida juga dapat disebabkan oleh penumpukan lemak yang
berlebih.
- Untuk pemeriksan Ekokardiografi
Untuk pemeriksaan ini didapatkan hasil:
Fungsi sistolik ventrikel kiri dan kanan baik
Hipertrofi ventrikel kiri konsentrik
Disfungsi diastolik ventrikel kanan derajat 1

DAFTAR PUSTAK
Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk
Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. 2007. Buku Ajar Kaperawatan Madikal Bedah Edisi 8.
Jakarta : EGC.
Ganong William F, M.D. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta
: EGC.
Guyton, Arthur, C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 1. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai