Pilih Miskin Yang Sabar Atau Kaya Yang Bersyukur
Pilih Miskin Yang Sabar Atau Kaya Yang Bersyukur
Bersyukur
27 April, 2015 Dunia Islam Bersyukur, Miskin yang Sabar Atau Kaya
Miskin yang Sabar Vs Kaya yang Bersyukur
Ingatlah hamba Kami, Ayub. Ketika dia berdoa memanggil Rabnya, Sesunngguhnya setan
menimpakan kemadharatan kepada dengannusb dan adzab. (QS. Shad: 41)
Sulaiman berdoa, wahai Rabku, berikanlah aku kerajaan yang tidak layak untuk dimiliki oleh
seorangpun sesudahku. Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pemberi. (QS. Shad: 35)
Dua model manusia ini, Allah sandingkan ceritanya dalam surat Shad, antara ayat 30 sampai
44. Dan keduannya, baik Ayub maupun Sulaiman, Allah sebut di akhir cerita,
Dia (Sulaiman dan Ayub) adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia orang yang suka
bertaubat. (QS. Shad: 30 dan 44).
Artinya, baik miskin yang sabar maupun kaya yang bersyukur, di sisi Allah statusnya samasama hamba yang baik. Tinggal selanjutnya, siapa yang lebih bertaqwa diantara mereka,
itulah yang terbaik. Allah berfirman,
Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah diantara kalian adalah orang yang
paling bertaqwa. (QS. al-Hujurat: 13).
Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka mabuk dalam kesesatan. (al-Hijr: 72).
Allah bersumpah demi umur, kehidupan dan keberadaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi
wa sallam di dunia.
Ibnu Katsir menyebutkan riwayat keterangan dari Ibnu Abbas,
Belum pernah Allah menciptakan dan menumbuhkan manusia yang lebih mulia dari pada
Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Aku belum pernah mendengar Allah bersumpah
dengan kehidupan seorangpun selain beliau. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/542).
Dalam urusan syukur dan sabar, beliau mengumpulkan akhlak Nabi Ayub dan akhlak Nabi
Sulaiman. Beliau kaya yang bersyukur dan sekaligus miskin yang sabar.
Anas bin Malik Radhiyallahu anhu menceritakan,
- -
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah diminta untuk kemaslahatan islam,
kecuali beliau pasti memberinya. Hingga suatu ketika datang seseorang (kepala suku),
kemudian beliau memberikan kambing satu lembah kepada orang ini. Spontan dia pulang ke
sukunya, dan mengatakan, Wahai kaummu, masuklah ke dalam islam. Karena Muhammad
memberikan harta layaknya orang yang tidak takut miskin. (HR. Muslim 6160).
Dan hingga kini, kita belum pernah menjumpai ada orang yang mendermakan harta kambing
satu lembah.
Beliau juga pernah memotong 100 ekor onta. Jika satu onta seharga 12 juta, berarti beliau
berkurban senilai kurang lebih 1,2 Milyar. Itu korban perorangan, bukan perusahaan.
Di sisi lain, beliau pernah mengganjal perutnya dengan batu, karena tidak memiliki makanan.
Beliau dan para istrinya tidak pernah kenyang selama 3 hari berturut-turut.
Aisyah menjadi saksi sejarah kehidupan di keluarga Nabi Shallallahu alaihi wa sallam,
Tidak pernah keluarga Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam kenyang dengan makanan
dari gandum halus selama 3 hari berturut-turut, sejak beliau tiba di Madinah hingga beliau
diwafatkan. (HR. Bukhari 5416, Muslim 7633 dan yang lainnya).
Kita yakin, kondisi semacam ini tidak pernah kita jumpai di keluarga kita. Kita tidak pernah
sampai berfikir: adakah makanan esok pagi? Bahkan untuk bisa kenyang selama 1 bulan, kita
tidak pernah memikirkannya.
Siapa yang pasrah terhadap pilihan terbaik yang Allah berikan kepadanya, dia tidak
berangan-angan untuk menggapai sesuatu yang lain. (Kanzul Ummal, Ibnu Asakir, no.
8538).
Jika ada yang komentar, Berarti anda memotivasi orang miskin agar tetap jadi miskin, dan
tidak bekerja, atau berusaha.
Bagi yang berkomentar demikian, berarti daya tangkapnya terlalu rendah untuk memahami
kalimat di atas. Sama sekali keterangan di atas tidak berisi motivasi orang miskin untuk tidak
bekerja dan berusaha. Hanya menjelaskan tugas orang miskin di kondisi miskinnya, yaitu
ridha dan bersabar. Sementara urusan bekerja dan mengejar dunia, ini sejalan dengan
nafsunya, sehingga tidak perlu banyak motivasi.
Mukmin: Antara Sabar dan Syukur
Inilah tabiat setiap mukmin sejati. Mereka tidak pernah lepas dari dua tugas itu, antara
bersyukur ketika mendapat nikmat dan bersabar ketika musibah. Bahkan tabiat ini membuat
Nabi Shallallahu alaihi wa sallamterheran dengan mereka. Dalam sebuah sabdanya, beliau
memuji orang yang beriman,
Sungguh mengherankan kondisi orang yang beriman, semua urusannya baik. Itu tidak
dimiliki kecuali oleh orang yang beriman. Ketika dia mendapatkan kenikmatan, dia
bersyukur, dan itu baik baginya. Dan ketika dia mendapatkan musibah, dia bersabar, dan itu
baik baginya. ( 8/1/15 )