Anda di halaman 1dari 32

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

PADA MATERI JURNAL DAN BUKU BESAR DENGAN


PENERAPAN MODEL RESITASI (PEMBERIAN TUGAS) PADA
SISWA XII IPS 3 DI SMA N 1 PAMANUKAN

PTK
(Penelitian Tindakan Kelas)
Diajukan Untuk Pengusulan Kenaikan Pangkat

Disusun Oleh :

Drs. CECEP RACHMAT


NIP. 196210201986031011

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMA NEGERI 1 PAMANUKAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Pernyataan Keaslian Naskah


1|PTK Ekonomi 2013/2014

PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Drs. CECEP RACHMAT

Program Studi

: GURU MATA PELAJARAN EKONOMI

Unit Kerja

: SMA NEGERI 1 PAMANUKAN

Menyatakan bahwa naskah Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul :


UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA MATERI
JURNAL DAN BUKU BESAR DENGAN PENERAPAN MODEL RESITASI
(PEMBERIAN TUGAS) PADA SISWA XII IPS 3 DI SMA N 1 PAMANUKAN
Secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu
yang dirujuk sumbernya.
Pamanukan, 2 Oktober 2013
Pembuat Pernyataan,

materai tempel
Rp. 6.000,00

Drs. CECEP RACHMAT


NIP. 196210201986031011
GAMBAR
KOP
SEKOLAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG


DINAS PENDIDIKAN NASIONAL PEMUDA DAN OLAHRAGA
PEMUDA DAN OLAH RAGA

SMA NEGERI 1 PAMANUKAN


LEMBAR PENGESAHAN

1. Identitas Penulis
Nama
NIP
NUPTK
Gol/Ruang
Jabatan
Unit Kerja
2. Lokasi Penelitian
3. Lama Penelitian

: Drs. CECEP RACHMAT


: 196210201986031011
: 8352-7406-2200-033
: IV a
: GURU MATA PELAJARAN
: SMA NEGERI 1 PAMANUKAN
: SMA NEGERI 1 PAMANUKAN
: 2 Siklus

4. Biaya Penelitian
5. Pengamat

: PRIBADI
: ..........................................
1. Drs. DEDY GUNAWAN
: XII IPS 4
: 39 Siswa

6. Kelas Penelitian
7. Jumlah Siswa Kelas Penitian

SUBANG, 12 Oktober 2013


Penulis

Kepala Perpustakaan

YATI MULYATI, S.Pd


NIP. 19640919 198903 2005

Drs. CECEP RACHMAT


NIP. 196210201986031011

Mengetahui, Mengesahkan
Kepala Sekolah
SMA NEGERI 1 PAMANUKAN

AHMAD SOLEHUDIN, M.Pd


NIP. 19639312 198803 1015

HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Mengetahui / Mengesahkan
Pamanukan, Tgl 12 Oktober 2013
1. Identitas Penulis
Nama
NIP
NUPTK
Gol/Ruang

: Drs. CECEP RACHMAT


: 196210201986031011
: 8352-7406-2200-033
: IV.a

Jabatan
Unit Kerja

: GURU MATA PELAJARAN EKONOMI


: SMA NEGERI 1 PAMANUKAN

2. Pengamat :
1. Drs. DEDY GUNAWAN

Kepala Perpustakaan

Kepala Sekolah
SMA NEGERI 1 PAMANUKAN

YATI MULYATI, S.Pd


NIP. 19640919 198903 2005

AHMAD SOLEHUDIN, M.Pd


NIP. 19639312 198803 1015

ABSTRAK

DADANG, UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA


MATERI JURNAL DAN BUKU BESAR DENGAN PENERAPAN MODEL RESITASI
(PEMBERIAN TUGAS) PADA SISWA XII IPS 3 DI SMA N 1 PAMANUKAN .

Kata Kunci : Cooperative learning, Metode Resitasi (Pemberian Tugas), Belajar


Ekonomi.

Metode konvensional di era pendidikan sekarang sangatlah


kurang efektif. Kemajuan teknologi yang pesat seharusnya bisa
dimanfaatkan dalam media pengajaran di kelas pada umumnya.
Pengembangan metode belajar sudah banyak dilakukan oleh pengajar
pengajar profesional di kelasnya. Seharusnya dampak pertumbuhan
teknologi memicu kita sebagai pengajar lebih pesat dalam

menciptakan ide dan mengembangkan teknik mengajar yang lebih


efisien dan cepat.
Penelitian ini mengacu pada penelitian tindakan Resitasi
Pemberian Tugas, yakni dengan melibatkan siswa secara penuh dalam
menemukan ide, penyusunan konsep, dan tentunya experiment yang
berbasis education / edukasi. Siswa terlibat secara penuh. Sehingga
mendidik peserta didik untuk berkarakter, komunikatif, tekun, teliti,
dan terbuka.
Penelitian pada tahap awal observasi pada kelas XII IPS 4,
siswa cenderung kurang berminat dalam pembelajaran akuntansi, dan
akuntansi dianggap pelajaran yang sukar dan sulit dimengerti,
menurut siswa pembelajarannya monoton, siswa kurang memahami
dan berminat ketika mendengarkan guru. hal ini menjadi tolak ukur
guru untuk menciptakan sumber belajar, dan meningkatkan
komunikasi guru dalam mengajar ekonomi akuntansi, kemudian dari
latar belakang tersebut peneliti mengambil kelas penelitian yaitu XII
IPS 4 sebagai sampel kelas penelitian.
Pemberian materi Jurnal dan Buku Besar adalah materi yang
diajarkan di awal semester 1. Peneliti mengambil 2 siklus penelitian,
pada proses penelitiannya sendiri peneliti mengambil 2 sampel nilai
yang dijadikan acuan utama keberhasilan penelitian ini yaitu nilai
pretest dan post test. Adapun hasilnya akhir dari penelitian siklus 2
adalah 89,74% siswa berhasil lulus. Sehingga peneliti sangat
mengharapkan adanya pengembangan lagi oleh guru lain untuk
dijadikan pengembangan cara mengajar yang efisien dan cepat.
Adapun langkah penting yang peneliti lakukan diawal penelitian ini
adalah menghidentifikasi masalah, memeriksa lapangan, perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

KATA PENGANTAR

Puji
memberikan

dan

syukur

nikmat

ke

dan

kelapangan, sehingga penulis

hadirat

karuniaNya

Allah
serta

SWT yang telah


kemudahan

dan

dapat menyelesaikan PTK dengan

judul

UPAYA

MENINGKATKAN

PRESTASI

BELAJAR

AKUNTANSI PADA MATERI JURNAL DAN BUKU BESAR


DENGAN

PENERAPAN

MODEL

RESITASI

(PEMBERIAN

TUGAS) PADA SISWA XII IPS 3 DI SMA N 1 PAMANUKAN .


Penulisan penelitian ini kami susun untuk dikaji dalam bacaan di
perpustakaan sekolah dan dapat d-kai sebagai perbandingan dalam
pembuatan Penelitian Tindakan Kelas ataupun karya ilmiah bagi
teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam
rangka pembinaan Penelitian Tindakan Kelas remaja ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Penelitian Tindakan Kelas
ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.

Pamanukan, Tgl 2 Oktober 2013


Penulis

Drs. CECEP RACHMAT

DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN...............................................................................................1

A.
B.
C.
D.
E.
F.

Latar Belakang Masalah..................................................................................................................1


Perumusan Masalah.........................................................................................................................5
Batasan Masalah..............................................................................................................................5
Manfaat Penelitian...........................................................................................................................6
Tujuan Penelitian.............................................................................................................................7
Definisi Istilah.................................................................................................................................7

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN.........................................8


A.
B.
C.

Kajian Teori.....................................................................................................................................8
Kerangka Berpikir.........................................................................................................................21
Hipotesis Tindakan........................................................................................................................23

BAB III. METODE PENELITIAN.............................................................................24


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

Design Penelitian...........................................................................................................................24
Tempat, Waktu Penelitian..............................................................................................................25
Subject Dan Object Penelitian.......................................................................................................25
Definisi Operasional......................................................................................................................25
Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................................27
Instrumen Penelitian......................................................................................................................28
Prosedur Penelitian........................................................................................................................28
Teknik Analisis Data Deskriptif Kuantitatif..................................................................................30
Indikator Keberhasilan Tindakan...................................................................................................31

BAB V.............................................................................................................................51
PENUTUP......................................................................................................................51
A.
B.

Simpulan........................................................................................................................................51
Saran..............................................................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................53

DAFTAR TABEL
Tabel 1)

Penyusunan Pelaksanaan Penelitian........................................................32

Tabel 2)

Keaktifan Siswa selama Apersepsi Siklus 1 Pertemuan Pertama.........35

Tabel 3)

Hasil Pretest Siswa Pertemuan 1 Siklus 1...............................................37

Tabel 4)

Nilai Keaktifan siswa dalam Kelompok..................................................39

Tabel 5)

Pembagian Kelompok...............................................................................41

Tabel 6)

Penilaian Kelompok Siklus 1....................................................................42

Tabel 7)

Keaktifan Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan Ke 3................................46

Tabel 8)

Penilaian Tugas Kelompok Pertemuan Ke 3...........................................47

Tabel 9)

Nilai Post Test Siswa Pertemuan Ke 4 Siklus 2.......................................50

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1)

Alur Kerangka Berfikir........................................................................22

Gambar 2)

Skema Pembelajaran.............................................................................24

Gambar 3)

Grafik Nilai Keaktifan Siswa Selama Apersepsi.................................37

Gambar 4)

Grafik Keaktifan siswa selama Proses Pertemuan Kedua Siklus 1. .42

Gambar 5)

Grafik Penilaian Keaktifan Pembelajaran Pertemuan Ke 3.............48

Gambar 6)

Grafik Ketercapaian Penilaian Keaktifan...........................................90

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1)

RPP......................................................................................................55

Lampiran 2)

Soal dan Kunci Jawaban...................................................................64

Lampiran 3)

Lembar Penilaian Keaktifan Siswa..................................................89

Lampiran 4)

Grafik Penilaian Keaktifan Siswa....................................................90

Lampiran 5)

Lembar Penilaian Kelompok............................................................91

Lampiran 6)

Penilaian Test Pretest dan Post Test.................................................92

Lampiran 7)

Jadwal Penelitian...............................................................................93

Lampiran 8)

Ijin Penelitian.....................................................................................94

Lampiran 9)

Dokumentasi Foto..............................................................................95

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai negara berkembang banyak kalangan berpendapat bahwa persoalanpersoalan yang dihadapi bangsa Indonesia disebabkan oleh kualitas sumber daya
manusia (SDM) bangsa Indonesia yang masih rendah, baik secara akademis maupun
non akademis, menyebabkan belum seluruh masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi
menyumbangkan potensinya baik potensi fisik maupun non fisik dalam pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan keahlian dan bidangnya masing-masing. Untuk itu,
partisipasi masyarakat sangat penting dan diperlukan. Sebab, keberhasilan
pembangunan hanya dapat tercapai jika masyarakat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembangunan. Hanya dengan kualitas SDM yang tinggi persoalan-persoalan bangsa
Indonesia setahap demi setahap dapat terselesaikan dengan baik.
Menilai kualitas SDM suatu bangsa secara umum dapat dilihat dari mutu
pendidikan bangsa tersebut. Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan dan
kejayaan suatu bangsa di dunia ditentukan oleh pembangunan di bidang pendidikan.
Mereka menganggap kebodohan adalah musuh kemajuan dan kejayaan bangsa,
oleh karena itu harus diperangi dengan mengadakan revolusi pendidikan. Pengalaman
beberapa negara dapat dijadikan pelajaran. Jepang ketika bangsanya hancur akibat bom
atom di Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945 menerapkan pendekatan pembangunan
menuju kejayaan Jepang kembali dengan memprioritaskan pembangunan pendidikan.
Pernyataan Kaisar Jepang menggambarkan bahwa betapa para pendidik yakni guru
sangat diakui dan dijunjung tinggi dalam konteks kemajuan dan kejayaan bangsa
jepang.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk
mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM
tersebut adalah pendidikan sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan.
Sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan, pada tempatnyalah kualitas SDM
ditincogmkamtkitanto museelralui berbagai pendidikan melalui berbagai program
pendidikan yang dilakasanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan
yang mengacu pada kemajuan pada ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan
dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan (Imtak) Kualitas pembelajaran ekonomi
(akuntansi) sangat bergantung pada guru dan siswa. Guru merupakan kunci dalam
peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada dititik sentral dari setiap usaha
9

reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif. Namun


dalam kenyataannya, mutu guru amat beragam. Berbagai penelitian mengungkapkan
bahwa tingkat penguasaan materi ajar dan keterampilan dalam menggunakan metodemetode pembelajaran yang inovatif masih kurang.
Mutu pendidikan memiliki dampak terhadap kehidupan siswa yang akan datang.
Oleh karena itu, perlu diselengggarakan kegiatan pemgembangan model pembelajaran
dengan perencanaan yang mantap, efektif dan efisien. Orang pertama yang
berperan penting dalam pengembangan model pembelajaran adalah guru. Guru harus
memilih model pembelajaran mana yang sesuai dengan materi pelajaran saat ia
mengajar. Sehingga siswa mampu memahami dan mengerti materi pelajaran yang
telah disampaikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan pada pelajaran ekonomi
(akuntansi) di SMA dan agar pengajaran ekonomi lebih bermakna maka perlu
diterapkan model mengajar yang memberikan tekanan pada keterlibatan langsung siswa
dalam proses belajar. Sehingga dalam proses belajar mengajar akan terbentuk sikap
demokratis dan kedisiplinan pada diri siswa. Sudah saatnya pendidikan kita
memfokuskan profesionalisme di semua aspek dunia kependidikan, agar terjadi
peningkatan kualitas yang berkelanjutan dan dapat terus dipertahankan. Perkembangan
IPTEK saat ini berjalan begitu cepat dan tidak sebanding dengan percepatan
ketersediaan sumber daya manusia. Dunia pendidikan tentunya harus lebih aktif dalam
merespons berbagai bentuk perkembangan tersebut. Bila hal ini tidak segera dipikirkan,
maka tentunya negara ini akan terus tertinggal atau ditinggalkan oleh dunia global.
Perkembangan dunia pendidikan banyak dihambat oleh berbagai masalah. Salah
satu masalah yang paling dekat dengan pengamatan kita adalah kualitas pembelajaran.
Indikator ckoumamlitiatstopeumsebrelajaran diantaranya adalah hasil belajar dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar siswa adalah proses
pembelajaran yang ada di sekolah. Pembelajaran di sekolah tidak lepas dari aktivitas
siswa dalam mengikuti pelajaran dan metode yang digunakan seorang guru dalam
membelajarkan siswanya. Hambatan dalam pembelajaran akuntansi adalah kurang
dikemasnya pembelajaran dengan metode yang menarik, menantang dan
menyenangkan. Pada umumnya guru hanya menyampaikan materi secara ceramah,
sehingga pembelajaran menjadi monoton, membosankan dan kurang menarik minat
para siswa yang pada gilirannya prestasi belajar siswa menjadi kurang memuaskan. Di
sisi lain juga ada kecenderungan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran akuntansi
masih rendah.
Model pembelajaran yang dipakai oleh guru akan berpengaruh pula terhadap
cara belajar siswa. Sikap siswa dalam belajar akan berbeda antara siswa yang satu
10

dengaan yang lain. Untuk itu model pembelajaran yang dipilih guru sebaiknya model
yang dapat menarik perhatian siswa agar lebih aktif dalam belajar khususnya
pelajaran ekonomi. Oleh sebab itu pelajaran ekonomi hendaknya diusahakan
menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan. Untuk menarik perhatian
siswa dalam model pembelajaran melalui metode resitasi, metode kerja kelompok
dan digunakan alat peraga yang sangat membantu siswa pada pemahaman materi ajar
ekonomi. Dengan penggunaan alat peraga, siswa akan lebih mudah mengingat materi
yang lebih disampaikan guru.
Kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran akan menghambat proses
pembelajaran dan rendahnya hasil belajar. Belum tentu sumber kesalahan terletak pada
diri siswa. Kemampuan guru menyampaikan materi ajar yang kurang memadai dapat
menyebabkan
situasi
kelas
menjadi
kurang
menarik
dan cenderung
membosankan siswa. Suara guru yang kurang keras, sikap guru yang kurang tegas,
metode pembelajaran yang kurang tepat, atau posisi guru saat mengajar banyak duduk
dapat membawa suasana yang tidak menarik perhatian. Selain itu cara guru
berhubungan dengan siswa juga sangat menentukan. Guru yang suka marah, mengejek,
jarcaonmg msietntyouums,eratau kurang adil dapat membuat siswa menjadi takut dan
tidak senang yang dapat bermuara pada menurunnya perhatian. Kegiatan pembelajaran
dalam sistem pendidikan sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting dan mutlak
dilaksanakan, karena dengan proses pembelajaran manusia dapat mengembangkan
semua potensi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yaitu tercapainya tingkat
kedewasaan peserta didik. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menyatakan sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara. (UU Sisdiknas, 2003:3) Menurut pandangan umum sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang dapat mengubah tingkah laku peserta didik atau
siswa menjadi lebih baik dan terarah. Pendidikan tidak boleh dilepaskan dengan proses
pembelajaran. Sementara itu proses pembelajaran merupakan suatu proses yang
sistematis, yang setiap komponennya sangat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta
didik. Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Penguasaan dari mata pelajaran Ekonomi
(akuntansi) bagi siswa SMA dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya faktor guru
yaitu yang berkaitan dengan metode mengajar. Betapa pun kesiapan peserta didik
11

dan lengkapnya sarana pembelajaran, jika metode pembelajaran yang diterapkan


tidak tepat, diduga prestasi belajar peserta didik kurang memuaskan. Siswa yang aktif
dalam belajar menunjukkan cara-cara aktif dan kreatif tidak hanya terpaku pada
keterangan dan contoh-contoh soal yang diberikan guru saja melainkan rajin datang ke
perpustakan untuk mencari sumber-sumber lain, tidak malu bertanya, pantang
menyerah dan tidak takut gagal. Siswa yang demikian dimungkinkan memiliki prestasi
yang tinggi dan mencerminkan aktivitas belajar yang tinggi pula. Diketahui bahwa
setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun siswa tentu mempunyai tujuan.
Lebih-lebih guru dalam melaksanakan tugasnya mengajar atau melakukan kegiatan
pembelajaran selalu berorientasi pada tujuan yang sudah direncanakan. Untuk itu perlu
dipikirkan cara atau teknik agar dalam waktu relatif singkat dan terbatas dapat tercapai
tujuan yang diinginkan yaitu membelajarkan siswa dengan efektif dan efisien.
Konsep pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar menuntut
peran siswa yang sangat besar dalam berbagai aktifitas pembelajaran. Pertama, siswa
dituntut untuk mampu memberdayakan diri dalam arti mampu untuk memahami,
menemukan, dan menghayati cara belajar yang paling tepat sesuai dengan kemampuan
yang ada pada dirinya. Kedua, siswa juga dituntut untuk menjadi dirinya sendiri dengan
segala potensi yang dimiliki diharapkan kedewasaannya. Ketiga, siswa juga diharapkan
dapat memanfaatkan guru sebagai fasilitator dan bukan sebagai satu-satunya sumber
belajar yang berarti bahwa menuntut keberdayaan siswa.Kenyataan secara umum yang
terjadi di kelas XII IPS 4 SMA Negeri 1 Pamanukan berdasarkan pengamatan penulis
maupun masukan dari beberapa guru, bahwa sebagian siswa di kelas belum memiliki
keberdayaan seperti yang diharapkan. Hal ini tampak dari gejala kurang mandiri dalam
mengerjakan, ketuntasan hasil belajar yang belum maksimal serta terjadinya kemacetan
komunikasi ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, berkomentar, berdiskusi,
mengajukan usul, berdialog, mengkomunikasikan gagasan, dan sebagainya. Keadaan
atau situasi kelas yang demikian inilah banyak guru yang ingin segera dapat
memecahkannya, sehingga dalam pembelajaran berubah menjadi pembelajaran
yang aktif. Dengan demikian, pembelajaran dapat menempatkan siswa sebagai pusat
perhatian (orientasi). Berpijak dari penjelasan di atas, solusi yang dapat dilakukan guru
adalah memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
yang tepat. Selain itu guru harus segera menyesuaikan dengan kurikulum baru yang
menuntut keaktifan siswa. Alternatif pembelajaran yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran resitasi.
Metode Tugas Belajar dan Resitasi yang memberikan kebebasan kepada
siswa untuk memahami suatu konsep dengan mencari atau menggali informasi dari
tugas-tugas yang diberikan. Menurut Cole dan Chan, pemberian tugas pada setiap
12

pertemuan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Dengan adanya tugas
setiap pertemuan menyebabkan siswa lebih termotivasi mulai dari awal
pembelajaran dan mandiri, disamping itu siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Dengan membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran maka hasil
pembelajaran akan dapat dicapai secara optimal. Tugas Belajar/ Resitasi tidak sama
dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas dapat dilakukan di rumah,
di sekolah, di perpustakaan dan di tempat lainnya. Dengan metode ini akan merangsang
siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok. Tugas yang dapat
diberikan kepada anak didik ada berbagai jenis. Karena itu, tugas sangat banyak
macamnya, bergantung pada tujuan yang akan dicapai; seperti tugas meneliti, tugas
menyusun laporan (lisan/tulisan), tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas di
laboratorium, dan lain-lain. Agar pelaksanaan metode ini berjalan sesuai yang
diharapkan, maka keterlibatan guru dalam membimbing dan mengarahkan sangat
diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai direncanakan.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR AKUNTANSI PADA MATERI JURNAL DAN BUKU BESAR DENGAN
PENERAPAN MODEL RESITASI (PEMBERIAN TUGAS) PADA SISWA XII IPS 3
DI SMA N 1 PAMANUKAN
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang diterapkan guru belum dapat meningkatkan minat dan
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi?
2. Siswa kurang antusias dan kurang berminat terhadap mata pelajaran
akuntansi karena mereka menganggap mata pelajaran akuntansi selama ini dirasa
kurang menarik, sehingga mereka mudah bosan dan sering berbicara sendiri ketika
guru sedang mengajar?
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran mata pelajaran akuntansi, siswa
cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang
kesulitan yang mereka hadapi?
4. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang
maksimal, dengan ditandai nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran akuntansi
rendah?
C. Batasan Masalah
13

Agar masalah yang teridentifikasi dapat terarah dan dikaji secara mendalam,
maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi
masalah pada peningkatan kualitas pembelajaran dengan penerapan metode Resitasi
pada mata pelajaran akuntansi. Beberapa hal yang terkait dengan peningkatan kualitas
pembelajaran dalam penelitian ini adalah :
1. Kualitas pembelajaran adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang meliputi
beberapa indikator, antara lain: (1) keaktifan siswa selama apersepsi, (2) keaktifan
siswa dalam kelompok saat mengikuti pembelajaran, (3) kemandirian dalam
mengerjakan soal, (4) ketuntasan hasil belajar (standar nilai KKM 75).
2. Mata pelajaran akuntansi yang dijadikan sebagai objek penelitian dikhususkan pada
pokok bahasan Jurnal dan Buku Besar.
3. Ketuntasan belajar siswa dalam penelitian ini adalah sekurang kurangnya 80%
siswa memenuhi standart Kriteria Ketuntasan Minimal 75 di SMA N 1 Pamanukan.
D. Manfaat Penelitian
Dalam suatu penelitian diharapkan mampu untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat. Hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan akan memberikan
manfaat secara praktis dan secara teoritis, yaitu :
1.

Manfaat teoritis
a. Memberikan kontribusi positif yang bermanfaat dalam dunia
pendidikan,
khususnya
mengenai
penerapan
metode
pembelajaran Resitasi terhadap peningkatan prestasi belajar
siswa.
b. Penelitian
ini diharapkan dapat
menjadi
bahan
pertimbangan dan pengembangan bagi penelitian-penelitian di
masa yang akan datang pada bidang permasalahan yang sejenis.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Mendapat kemudahan dalam belajar dan memahami
materi akuntansi dengan metode pembelajaran Resitasi, sehingga
berdampak pada capaian prestasi belajar siswa.
b. Bagi Guru
14

Sebagai masukan bagi guru di bidang studi Akuntansi


sebagai suatu pendekatan metode pembelajaran alternatif yang
dapat digunakan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar
siswanya.
E. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui penerapan Metode
Pembelajaran Resitasi dan Active Knowledge Sharing dalam upaya peningkatan kualitas
pembelajaran akuntansi kelas XII IPS 4 SMA Negeri 1 Pamanukan Tahun Ajaran
2013/2014.
F. Definisi Istilah
1) Resitasi
Pengertian Metode Tugas dan Resitasi (Penugasan) Pada Rencana Perbaikan
Pembelajaran Matematika. Pengertian Metode Tugas dan Resitasi (Penugasan)
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar.
2) Karakter
Karakter adalah atribut atau ciri khusus yang membentuk dan
membedakan individu dengan kombinasi rumit antara mental serta nilai-nilai etika
yang membentuk seseorang, kelompok atau bangsa (Ikhwanuddin, 2014). Nilai
karakter yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah disiplin, rasa ingin tahu,
dan komunikatif. Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Rasa ingin tahu merupakan sikap
dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas
dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Komunikatif diartikan sebagai
tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain.

15

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A Kajian Teori
1

Penelitian Yang Relevan


Ririn Kustanti (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Upaya Peningkatan
Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri
1 Nguter Tahun Ajaran 2007/2008 yang menyimpulkan bahwa penggunaan metode
resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa selama proses
pembelajaran melalui langkah langkah yang telah ditetapkan.
Ika Wiwin SW (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas
Penggunaan Metode Pembelajaran Antara metode Resitasi Dengan Metode Kerja
Kelompok Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4
Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 yang menyimpulkan bahwa pembelajaran
metode resitasi lebih efektif dalam pembelajaran ekonomi dibandingkan metode kerja
kelompok. Hal itu ditunjukkan dengan adanya perbedaan prestasi belajar yang
signifikan secara statistik ( uji t sebesar 3,990 yang signifikan pada = 0,05).

Pengertian Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata didik yang artinya memelihara dan memberi latihan
(ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan. Sedangkan di dalam
kamus besar bahasa Indonesia edisi kedua pendidikan merupakan proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam arti sederhana pendidikan
sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan
nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya istilah
pendidikan diartikan sebagai bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan
sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan
rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Marimba mengatakan bahwa :
Pendidikan dapat juga diartikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar
oleh si pendidik (guru) terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
(murid) menuju terbentuknya kepribadian yang utama
Sedangkan menurut Poerbakawatja dan Harahap menyatakan bahwa :
16

Pendidikan merupakan usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk


meningkatkan kedewasaan yang selalu diartikan sebagai kemampuan untuk
bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya.
Sedangkan didalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20
Tahun 2003 BAB I tentang ketentuan umum dikatakan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegiatan keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan
adalah usaha secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik
secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Selain untuk mengembangkan potensi yang ada dalam
diri siswa, baik itu melalui pendidikan formal, informal atau nonformal yang
tujuannya adalah untuk mencapai kedewasaan serta mendapatkan pengetahuan dan
juga sebagai bekal hidup dimasyarakat nanti.
Di dalam pendidikan sendiri ada tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan
dari pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3
dikatakan bahwa :
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
3

Hakikat Belajar

17

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses ini merupakan
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar interaksi
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.7 Arti belajar
ialah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan. Ini berarti tujuan
suatu kegiatan belajar ialah mencapai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
aspek pengetahuan, keterampilan, maupun aspek sikap. Menurut Lyle E. Bourne, JR.,
Bruce R. Ekstrand belajar adalah
learning as a relatively permanent change in behaviour traceable to
experience and practice (belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap
yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan).9 Sedangkan menurut Morgan dalam
buku yang berjudul Introduction to Psychology (1978) mengemukakan bahwa
belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.10 . Menurut Stronck
dan Yussen (1994) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen
karena adanya pengalaman.11 . Menurut Hilgard dan Brower mendefinisikan
belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan
pengalaman.
Dari beberapa definisi yang telah disebutkan diatas dapat diungkapkan
bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman
dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen
atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Selain itu
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dari beberapa definisi di atas maka kita akan dapatkan hal-hal pokok terkait
dengan masalah belajar, yaitu :
b. Belajar itu membawa perubahan
c. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan
baru
d. Perubahan itu terjadi karena usaha.
Selain itu dari definisi-definisi di atas dapat dikemukakan adanya beberapa
elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu sebagai berikut:

18

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana


perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang
lebih buruk
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang tejadi melalui latihan
atau pengalaman.
c. Untuk dapat dikatakan sebagai belajar maka perubahan itu harus
mantap.
d. Tingkah laku yang
mengalami perubahan karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis
seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap
Telah disebutkan di atas bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan
terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan.
Dengan kata lain belajar adalah suatu proses memperoleh
pengetahuan
dan
pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang
relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Berhasil atau tidaknya belajar tersebut tergantung kepada bermacam-macam faktor
yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ini dapat
dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu faktor internal yang terdiri dari faktor jasmaniyah
dan faktor psikologis. Faktor jasmaniyah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh,
sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, minat, perhatian, bakat, motif,
kematangan dan kelelahan, dan faktor eksternal yang terdiri dari faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi bagaimana cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orangtua dan latar belakang orangtua. Sedangkan faktor sekolah
meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi antar siswa,
disiplin sekolah dan metode belajar. Sementara faktor masyarakat dapat berupa kegiatan
siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat dan
media massa.
4

Metode Resitasi
1

Pengertian Metode Penugasan / Resitasi


Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode resitasi
terstruktur. Imansjah Alipandie (1984:91) dalam bukunya yang berjudul Didaktik
Metodik Pendidikan Umum mengemukakan bahwa :Metode resitasi terstruktur
19

adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus
kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa
dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan.
Menurud Sudirman. N, (1991:141). Pengertian metode penugasan/ resitasi
adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar
siswa melakukan kegiatan belajar
Sedangkan Slameto (1990:115) mengemukakan :Metode resitasi terstruktur
adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa
untuk dikerjakan dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus
dipertanggungjawabkan kepada guru.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi terstruktur adalah
pemberian tugas kepada siswa di luar jadwal sekolah atau diluar jadwal pelajaran
yang pada akhirnya dipertanggungjawabkan kepada guru yang bersangkutan.
Metode resitasi terstruktur merupakan salah satu pilihan metode mengajar
seorang guru, dimana guru memberikan sejumlah item tes kepada siswanya untuk
dikerjakan di luar jam pelajaran. Pemberian item tes ini biasanya dilakukan pada
setiap kegiatan belajar mengajar di kelas, pada akhir setiap pertemuan atau akhir
pertemuan di kelas.
Pemberian tugas ini merupakan salah satu alternatif untuk lebih
menyempurnakan penyampaian tujuan pembelajaran khusus. Hal ini disebabkan
oleh padatnya materi pelajaran yang harus disampaikan sementara waktu belajar
sangat terbatas di dalam kelas. Dengan banyaknya kegiatan pendidikan di sekolah
dalam usaha meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka sangat menyita
waktu siswa utnuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut. Rostiyah
(1991:32) menyatakan bahwa untuk mengatasi keadaan seperti diatas, guru perlu
memberikan tugas-tugas diluar jam pelajaran. Sumiati Side (1984:46) menyatakan
bahwa pemberian tugas-tugas berupa PR mempunyai pengaruh yang positif
terhadap peningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia.
Salah satu strategi belajar Bahasa Indonesia yang baik adalah memperbesar
frekuensi pengulangan materi/ dengan memperbanyak latihan soal-soal sehingga
menjadi suatu keterampilan yang dapat melatih diri mendayagunakan pikiran.

20

Tampaknya pemberian tugas kepada siswa untuk diselesaikan di rumah, di


laboratorium maupun diperpustakaan cocok dalam hal ini, karena dengan tugas ini
akan merangsang siswa untuk melakukan latihan-latihan atau mengulangi materi
pelajaran yang baru didapat disekolah atau sekaligus mencoba ilmu pengetahuan
yang telah dimilikinya, serta membiasakan diri siswa mengisi waktu luangnya di
luar jam pelajaran. Dengan sendirinya telah berusaha memperdalam pemahaman
serta pengertian tentang materi pelajaran.
Teori Stimulus-Respon (S R) mendukung dalam hal ini yaitu : Prinsip utama
belajar adalah pengulangan. Bila S diberikan kepada obyek maka terjadilah R.
Dengan latihan, asosiasi antara S dan R menjadi otomatis. Lebih sering asossosiasi
antara S dan R digunakan makin kuatlah hubungan yang terjadi, makin jarang
hubungan S dan R dipergunakan makin lemahlah hubungan itu (Herman Hudoyo,
1990 : 5).
Di dalam suatu kelas, tingkat kemampuan siswa cukup heterogen, sebagian
dapat langsung mengeri pelajaran hanya satu kali penjelasan oleh guru, sebagian
dapat mengerti bila diulangi dua atau tiga kali materinya dan sebagian lagi baru
dapat mengerti setelah diulangi di rumah atau bahkan tidak dapat mengerti sama
sekali.
Umumnya seorang guru mengatur kecepatan mengajarnya sesuai dengan
keadaan rata-rata siswa dengan beberapa penyesuaian terhadap yang kurang mampu
ataupun yang dianggap pandai. Walaupun demikian kemungkinan sebagian besar
siswa cara belajarnya belum sesuai benar, bagi mereka masa belajar di kelas
merupakan ajang untuk memulai materi. Pemberian tugas-tugas untuk diselesaikan
di rumah, diperpustakaan maupun di laboratorium akan memberikan kesempatan
untuk belajar aktif yang sesuai dengan irama kecepatan belajarnya. Hal ini
merupakan pengalaman belajar yang sejati bagi individu yang bersangkutan.
Memberikan tugas-tugas kepada siswa berarti memberi kesempatan untuk
mempraktekkan keterampilan yang baru saja mereka dapatkan dari guru disekolah,
serta menghafal dan lebih memperdalam materi pelajaran. Peranan penugasan
kepada siswa sangat penting dalam pengajaran, hal ini dijelaskan oleh I. L. Pasaribu
:Metode tugas merupakan suatu aspek dari metode-metode mengajar. Karena tugastugas meninjau pelajaran baru, untuk menghafal pelajaran yang sudah diajarkan,
untuk latihan-latihan, dengan tugas untuk mengumpulkkan bahan, untuk
memecahkan suatu masalah dan seterusnya (I. L. Pasaribu, 1986:108)
21

Dalam memberikan tugas kepada siswa, guru diharuskan memeriksa dan


memberi nilai. Rostiyah (1991:113) mengemukakan bahwa dengan mengevaluasi
tugas yang diberikan kepada siswa, akan memberi motivasi belajar siswa.
Adapun prosedur metode resitasi terstruktur yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pengajaran antara lain : memperdalam pengertian siswa terhadao
pelajaran yang telah diterima, melatih siswa ke arah belajar mandiri, dapat membagi
waktu secara teratur, memanfaatkan waktu luang, melatih untuk menemukan sendiri
cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas dan memperkaya pengalaman di
sekolah melalai kegiatan di luar kelas (Sri Anitah Wiryawan, 1990:39).
Selanjutnya, metode resitasi terstruktur ini dianggap efektif Imansyah Alipandie
bila hal-hal berikut ini dapat dilaksanakan yaitu : merumuskan tujuan khusus yang
hendak dicapai, tugas yang diberikan harus jelas, waktu yang disediakan untuk
menyelasaikan tugas harus cukup (Imansyah Alipandie, 1984:93). Sudirman
(1992:145) dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan langkah-langkah yang
ditempuh dalam pendekatan pelaksanaan metode resitasi terstruktur yaitu :
1. Tugas yang diberikan harus jelas
2. Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas harus jelas.
3. Tugas yang diberikan terlebih dahulu dijelaskan/diberikan
petunjuk yang jelas, agar siswa yang belum mampu memahami
tugas itu berupaya untuk menyelesaikannya.
4. Guru harus memberikan bimbingan utamanya kepada siswa yang
mengalami kesulitan belajar atau salah arah dalam mengerjakan
tugas.
5. Memberi dorongan terutama bagi siswa yang lambat atau kurang
bergairah mengerjakan tugas (Sudirman, 1992 : 145)
3) Kelebihan Metode Penugasan / Resitasi:
a. Tugas lebih merangsang siswa untuk untuk belajar lebih banyak , baik pada
waktu di kelas maupun di luar kelas.
b. Metode ini dapat mengembangkan kemandiria siswa yang diperlukan
kehidupan kelak.
c. Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih
memperdalam , memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa yang
dipelajari.
d. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri
imformasi dan komunikasi
22

e. Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan
belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.
(Sudirman Dkk, 1991 : 142 ).
Metode resitasi terstruktur mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam
proses belajar mengajar. Adapun kelebihan metode resitasi terstruktur adalah anak
menjadi terbiasa mengisi waktu luangnya, memupuk rasa tanggung jawab, melatih
anak berfikir kritis, tekun, giat dan rajin. Sedangkan kelemahan metode resitasi
terstruktur antara lain : tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan
dengan jalan meniru, karena perbedaan individual anak tugas diberikan secara
umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedang yang lain merasa
mudah menyelesaikan tugas itu dan apabila tugas sering diberikan maka
ketenangan mental pada siswa terpengaruh (Imanjah Alipandie, 1984:92)
4) Kekurangan dari Metode Resitasi
Kekuarangan dari metode penugasan/resitasi:
1) Siswa sulit dikontrol, apa benar mengerjakan tugas ataukan orang lain
2) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu
siswa.
3) Sering memberikan tugas yang monoton, sehingga membosankan
Dalam memberikan tugas yang baik, guru hendaklah memperhatikan dan
menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Materi tugas yang diberikan atau pekerjaan yang perlu diselesaikan
oleh siswa harus jelas.
b.
Tujuan tugas yang diberikan akan lebih baik apabila dijeaskan kepada
siswa
c.
Apabila tugas kelompok , seyogyanya ada ketua dan anggota
kelompok sesuai dengan kebuituhan agar ada yang bertanggung jawab
d.
Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas hendaknya jelas.

Pendidikan Berkarakter
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan
secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai- nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan. Nilai-nilai karakter dapat terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
23

karma, budaya, dan adat istiadat (Asmani,2014: 35). Menurut Marzuki (2014)
pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah
kepada siswa. Pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal
yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (domain kognitif), mampu
merasakan (domain afektif), dan biasa melakukan (domain perilaku). Jadi
pendidikan karakter erat kaitannya dengan habit atau kebiasaan yang terus-menerus
dipraktikkan atau dilakukan.
Hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah
pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa sendiri dan bertujuan
untuk membina kepribadian generasi muda. Penyelenggaraan pendidikan karakter di
sekolah harus berpijak pada nilai-nilai karakter dasar manusia. Selanjutnya
dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih tinggi sesuai kebutuhan, kondisi, dan
lingkungan sekolah itu sendiri.
Tujuan pendidikan karakter berdasarkan Kerangka Acuan Pendidikan Karakter
tahun 2010 adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan tata kehidupan
bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan jangka panjang pendidikan
karakter adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls
natural sosial yang diterimanya sehingga pada akhirnya akan mempertajam visi hidup
melalui proses pembentukan diri secara terus-menerus.
Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu dan hasil pendidikan
yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter peserta didik secara utuh,
terpadu, serta seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Sudarmadi (2011)
menekankan agar guru berusaha menerapkan model-model pembelajaran yang dapat
mengembangkan karakter siswa termasuk dalam pembelajaran EKONOMI. Sementara
itu, Ikhwanuddin (2014) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa pengintegrasian
nilai-nilai karakter dalam pembelajaran mampu memberikan sumbangan positif dalam
pembentukan karakter dan berdampak pada peningkatan prestasi akademik secara lebih
merata. Melalui pendidikan karakter, diharapkan siswa mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi
serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam
perilaku sehari-hari.
6

Materi Akuntansi Jurnal dan Buku Besar


1

Pengertian Buku Besar


Transaksi-transaksi perusahaan yang dicatat dalam buku jurnal, setelah
dibuatkan rekapitulasi hasilnya dipindahbukukan (posting) ke akun masing-masing
dalam buku-besar. Dalam buku besar terdapat akun-akun yang tidak membutuhkan
perincian dan akun yang membutuhkan perincian. Misalnya perusahaan mempunyai
tagihan kepada 50 orang pelanggan, maka akun piutang dagang pada bukubesar
24

utama memerlukan perincian lebih lanjut yang menjelaskan nama debitur dan
jumlah tagihannya sebagai buku besar pembantu. Jadi buku besar utama terdiri
atas akun-akun tertentu yang masih memerlukan perincian dan perincian itu terdapat
dalam buku besar pembantu atau dapat dikatakan akun-akun yang ada dalam buku
besar utama merupakan ringkasan dari jumlah saldo buku besar pembantu,
sedangkan perinciannya terdapat dalam buku besar pembantu itu sendiri.
Dengan demikian pengertian buku besar Utama adalah kumpulan perkiraanperkiraan untuk mencatat perubahan-perubahan transaksi pada akun-akun utama.
Sedangkan buku besar pembantu merupakan rincian dari akun-akun tertentu pada
buku besar utama
5) Fungsi Buku Besar
Buku besar utama berfungsi untuk mengendalikan buku besar pembantu,
maksudnya jumlah saldo dari akun tertentu dalam buku besar harus sama dengan
jumlah saldo dari akun-akun yang terdapat dalam buku pembantu. Selain itu buku
besar berfungsi sebagai :
a.
untuk mengikhtisarkan akibat-akibat transaksi dan kejadian secara
lengkap atas perubahan harga utang dan modal perusahaan,
b.
dasar penyusunan laporan keuangan,
c.
tempat pencatatan kedua setelah jurnal dan tempat pencatatan terakhir
setelah ditutup pada akhir periode.
6) Bentuk buku besar
Bentuk buku besar yang biasa dipergunakan oleh perusahaan bisa dibedakan ke dalam:
a. Bentuk Scontro
Bentuk Scontro adalah bentuk buku besar sebelah-menyebelah atau disebut
2 kolom, contohnya seperti berikut:

25

b. Bentuk Staffel
Bentuk Staffel adalah buku besar berbentuk halaman atau disebut juga buku
besar 4 kolom dikenalnya bentuk saldo rangkap, karena terdiri dari saldo debet dan
kredit.

c. Bentuk T
Bentuk T adalah buku besar berbentuk seperti huruf T dengan sisi kiri untuk
pemindahbukuan sebelah Debet sedangkan sisi kanan untuk Kredit.

26

d. Bentuk Saldo Tunggal


Bentuk saldo tunggal adalah buku besar berbentuk staffel dengan saldo tunggal.
Bentuknya sebagai berikut :

7) Pengertian Posting
Setelah pencatatan ke dalam jurnal selesai, maka tahap selanjutnya memindahkan
catatan yang terdapat dalam jurnal ke Buku Besar atau disebut Posting.
Dengan
digunakannya
jurnal
umum
dan
jurnal
khusus
maka
kegiatan posting dilaksanakan sebagai berikut :
1. Data transaksi yang dicatat dalam jurnal umum diposting secara individu
pada waktu transaksi terjadi.
2. Data transaksi yang dicatat dalam jurnal khusus dibedakan pada data lajur
atau kolom khusus dan data lajur atau kolom serba-serbi. Data lajur atau
kolom serba-serbi diposting secara individual sesuai akun yang dicatat
dalam
kolom
serba-serbi.
Sedangkan
data
lajur
khusus,
diposting berdasarkan jumlah dari masing-masing akun yang memiliki
kolom tersendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada langkahlangkah posting dari jurnal ke buku besar.
3. Posting dari jurnak khusus dilakukan tiap akhir periode biasanya akhir bulan
yang bersangkutan.

27

4. Posting dari jurnal umum dilakukan setiap tanggal transaksi dari angka
jumlah untuk masing-masing akun.
8) Pemindahbukuan / posting dari jurnal umum ke buku besar.
Proses pemindahbukuan dari jurnal umum ke dalam buku besar utama sangat
tergantung formulir atau form buku besar yang digunakan, namun secara umum perlu
diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Siapkan akun-akun buku besar yang diperlukan;
2. Catatkan atau pindahkan angka-angka yang ada pada jurnal umum ke akunakun yang bersangkutan pada buku besar;
3. Kolom Ref pada jurnal khusus di isi dengan tanda cek ( ), sedangkan kolom
Ref pada kolom serba-serbi di beri nomor kode perkiraan, berarti jumlah
tersebut sudah dicatat dalam buku pembantu;
4. Kolom Ref pada perkiraan buku besar diisi dari halaman jurnal umum.
Jelasnya perhatikanlah contoh posting dari jurnal umum dengan beberapa bentuk
buku besarnya. Berikut ini contoh posting dari jurnal umum ke buku besar bentuk T.
Proses pemindahbukuan dari jurnal khusus ke dalam buku besar utama sangat
tergantung formulir atau form buku besar yang digunakan, namun secara umum perlu
diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Siapkan akun-akun buku besar yang diperlukan;
2. Jurnal khusus yang telah selesai dijumlahkan untuk tiap kolom akun-akun
masing-masing
3. Buat rekapitulasi jurnal khusus dengan mengumpulkan akun yang di debet
dan akun yang di kredit;
4. Catatkan atau pindahkan angka-angka yang ada pada akun rekapitulasi ke
akun-akun yang bersangkutan pada buku besar, tanggal posting biasanya
dibuat akhir periode atau akhir bulan yang bersangkutan.
5. Setelah di posting/dipindahkan di bawah kolom jurnal khusus di beri nomor
kode perkiraan buku besar, sedangkan di bawah kolom serba-serbi di beri
tanda cek ( ) yang berarti jumlah tersebut telah dibukukan;
6. Kolom Ref pada jurnal khusus di isi dengan tanda cek ( ), sedangkan kolom
Ref pada kolom serba-serbi di beri nomor kode perkiraan, berarti jumlah
tersebut sudah dicatat dalam buku pembantu;
7. Kolom Ref pada perkiraan buku besar diisi dari halaman jurnal khusus.
8. Daftar Saldo ( Neraca Saldo )
9) Pengertian Daftar Saldo

28

Pada tahap pencatatan, telah dibahas macam-macam sumber dan bukti


pencatatan yang kemudian dicatat dalam buku jurnal baik dalam jurnal umum
maupun jurnal khusus serta dilakukan posting (pemindahbukuan) ke buku besar.
Tahap berikutnya adalah tahap pengikhtisaran yang diawali dengan penyusunan
neraca saldo.
Bagian akhir dari tahap pencatatan adalah diperoleh hasil berupa saldo-saldo
perkiraan (akun) pada buku besar. Saldo-saldo buku besar dikumpulkan dan disusun
dalam suatu daftar yang disebut Daftar Saldo atau Neraca Saldo. Jadi Daftar Saldo
atau Neraca Saldo adalah suatu daftar yang berisikan sisa atau saldo-saldo akun
buku besar yang dicatat secara sistematis menurut nomor kode akun buku besarnya,
disertai jumlah debet dan kredit akun yang bersangkutan. Daftar Saldo
berfungsi sebagai alat pemeriksa terhadap kebenaran pencatatan dalam buku besar.
Penyusunan Daftar saldo bertujuan untuk memeriksa keseimbangan antara
jumlah saldo debet dengan jumlah saldo kredit untuk masing-masing akun, dan
dapat mengetahui terjadinya kesalahan serta sebagai awal pengikhtisaran dalam
menyusun perhitungan laba rugi dan neraca.
10) Bentuk Daftar Saldo
Adapun bentuk daftar saldo atau neraca saldo dapat disajikan sebagai berikut :

11) Langkah-Langkah Penyusunan Daftar Saldo Akun Buku Besar


Daftar saldo diatas disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tuliskan Nama perusahaan, Daftar Saldo dan Periode pembukuan
2. Kolom Nomor Akun disi dengan nomor kode akun masing-masing yang ada di buku
besar.
3. Kolom Nama Akun diisi dengan nama akun yang bersangkutan sesuai dengan kode
akunnya yang ada di buku besar.
4. Kolom Debet dan Kredit disi dengan saldo dari akun buku besar yang bersangkutan.

29

Sebagai ilustrasi cara penyusunan Daftar Saldo atau Neraca Saldo


Kesalahan dalam pembuatan Daftar Saldo atau Neraca Saldo
1. Kesalahan yang tidak mengganggu keseimbangan neraca saldo, misalnya transaksi
tidak dicatat atau lupa dicatat dalam jurnal maupun buku besar, transaksi salah catat
debet atau kredit atau ke akun lain.
2. Kesalahan yang mengakibatkan neraca saldo tidak seimbang, misalnya kesalahan
dalam penjumlahan saldo dari masing-masing akun dan kesalahan memindahkan
saldo akun ke neraca saldo.
G. Kerangka Berpikir

Gambar 1)Alur Kerangka Berfikir


Keberhasilan pembelajaran Ekonomi Akuntansi dapat dilihat dari prestasi
belajar yang dicapai oleh siswa. Untuk mencapai prestasi belajar di atas diperlukan
pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang diajarkan. Prestasi belajar siswa
dikatakan baik apabila nilai kognitif yang dicapai siswa telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk itu agar siswa dapat mencapai prestasi belajar yang
baik diperlukan berbagai faktor yang mendukung seperti, kurikulum, model
30

pembelajaran yang digunakan guru di dalam kelas, serta sarana dan prasarana yang
mendukung proses belajar mengajar di sekolah.
Dari beberapa faktor di atas, model pembelajaran yang digunakan guru di dalam
kelas merupakan faktor yang banyak mendukung keberhasilan belajar sehingga prestasi
belajar siswa meningkat. Karena dengan penerapan model yang tepat dan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan, serta sesuai dengan karakteristik siswa dapat
membantu siswa dalam memahami tentang materi yang diajarkan oleh guru, sehingga
prestasi belajarnya meningkat. pembelajaran yang memerlukan tingkat pemahaman dan
pemecahan masalah seperti itu perlu digunakan model pembelajaran yang tepat agar
materi pembelajaran dapat menarik bagi siswa. Oleh karena itu apabila XII IPA
diterapkan dalam pembelajaran akan membantu tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa dapat menyimpulkan serta menganalisis
soal-soal secara berkelompok.
H. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran Resitasi atau Pemberian
Tugas efektif diterapkan pada pembelajaran Ekonomi pada materi Jurnal dan Buku
Besar.

31

32

Anda mungkin juga menyukai