Anda di halaman 1dari 20

TUGAS TERSTRUKTUR STRUKTUR HEWAN

SISTEM PENCERNAAN (TRACTUS DAN KELENJAR) PADA


REPTILIA

Disusun Oleh :
Wiwin Hadianti

B1J014029

Rizky Fajar Azkia

B1J014030

Uho Baihaqi

B1J014031

Rizkita Andini

B1J014032

Asyfihan Makin

B1J014033

Nitami Sugiyati

B1J014034

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.PENCERNAAN
Sistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis,
kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan
penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk
mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Dan kegunaanya adalah unuk
mempermudah penyerapan oleh pili usus. pada hewan bahan makanan yang diubah
menjadi energi melalui pencernaan adalah karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang
langsung diserap berupa vitamin, mineral, hormon, air.
BAB II PEMBAHASAN
I.Pengertian Histologi
Histologi merupakn cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan
yang

dipotong

tipis.

Histologi

dapat

juga

disebut

sebagai

ilmu anatomi mikroskopis.


II.

Histologi Sistem Urinaria


A. Ginjal
1. Pengertian
Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa, diantaranya
sebagai penyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat buangan atau sampah)
yang merupakan sisa metabolisme tubuh. Setiap harinya ginjal akan memproses
sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau menghasilkan sekitar 2 liter sampah
dan ekstra (kelebihan) air. Sampah dan esktra air ini akan menjadi urin, yang
mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Urin akan
disimpan di dalam kandung kemih ini sebelum dikeluarkan pada saat Anda
berkemih.
Zat-zat yang sudah tidak terpakai lagi atau sampah tersebut diperoleh dari
proses normal pemecahan otot dan dari makanan yang dikonsumsi. Tubuh akan

memakai makanan tersebut sebagai energi dan untuk perbaikan jaringan. Setelah
tubuh mengambil secukupnya dari makanan, sisanya akan dikirim ke dalam darah
untuk kemudian disaring di ginjal. Jika fungsi ginjal terganggu maka kemampuan
menyaring zat sisa ini dapat terganggu pula dan terjadi penumpukan dalam darah
sehingga dapat menimbulkan berbagai manifestasi gangguan terhadap tubuh.
Protein sangat dibutuhkan untuk membangun semua bagian tubuh, seperti otot,
tulang, rambut dan kuku. Protein-protein yang ada dalam darah dapat keluar ke
urin (bocor) bila unit penyaring ginjal glomerulus sudah mengalami
kerusakan. Protein yang terkandung di dalam urin, disebut dengan albumin.
2. Histologi Ginjal
Ginjal terbungkus oleh kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus
berwarna ungu tua, lapisan luar terdapat lapisan korteks, dan lapisan sebelah
dalam bagian medulal berbentuk kerucut yang disebut renal piramid, yang
terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papila renalis. Garis-garis yang terlihat
pada piramid disebut tubulus. Nefron yang terdiri dari; Glomerulus, Tubulus
proksimal, Gelung handle, Tubulus distal dan Tubulus urinarius.
Bagian Ginjal:
Ginjal dibagi menjadi 2 bagian korteks dan medula, pada korteks terdapat
malpighi piramid/ dasar piramid dan kapsula bowman. Jaringan korteks
diantara piramid piramid membentuk kolum bertini ginjal. Koretks terdiri atas
nefron, pada manusia ginjal terdiri atas banyak lobulus ang masing masing
dengan piramid medula dan jaringan kortex yang sesuai. Lobulus ginjal terdiri
atas medulary ray dan jaringan korteks yang mengelilingi.
Pada medula, teridiri atas struktur kerucut (piramid) malpighi (piramid
medula)yang dasarnya berada di korteks dan puncaknya kearah kaliks,
penonjolan ini disebut papila ginjal yang ditembus oleh 10 12 lubang muara
duktus koligens membentuk area kribosa.
Nefron, setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas
korpuskel ginjal, tubulus kontortus proksimal, ansa henle, dan tubulus kontortus
distal.

Kapsula bowman merupakan pelebaran nefron dibatasi epitel yang


diinvaginasi oleh jumbai kapiler glomerulus sampai mendapatkan bentuk
seperti cangkir yang berdinding ganda. Terdapat rongga berupa celah yang
sempit disebut rongga kapsula, diantara lapisan luar atau parietal (epitel
kapsula) dan lapisan visceral (epitel glomerulus) yang melekat erat pada jumbai
kapiler. Seluruh korpuskel ginjal yaitu kapsula bowman dan glomerulus kapiler.
Korpuskel ginjal mempunyai polus vaskular tempat arteriol aferen dan eferen
masuk dan keluar glomerulus dan tempat lapisan parietal kapsula membalik
untuk melapisi pembuluh darah sebagai lapisan visceral. Korpuskel ginjal juga
mempunyai polus urinari pada sisi sebelahnya, tempat rongga kapsula
berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal dan tempat epitel
parietal (gepeng) melanjutkan diri pada epitel kuboid atau silindris rendah
tubulus kontortus proksimal.
Lapisan parietal kapsula bowman tersusun dari epitel selapis gepeng
denga inti agak menonjol ke rongga kapsula. Organel sitoplasma kurang
berkembang pada polus urinari, sel sel gepeng ini bertambah tinggi melebihi
4-5 sel untuk berhubungan dengan epitel silindris rendahyang melapisi dinding
tubulus kontortus proksimal. Lapisan visceral epitel melekat erat pada kapiler
glomerulus dengan inti sel sel epitel ini pada sisi kapsula lamina basal, akan
tetapi tidak membentuk lembaran yang utuh dan selnya telah mengalami
perubahan.
Sel ini disebut podosit dan pada dasarnya berbentuk seperti bintang
dengan badan selnya yang hampir tidak pernah melekat pada lamina basal
kapiler glomerulus. Dari prosesus primer meluas banyak prosesus sekunder
yang kecil yang melekat pada permukaan luar (kapsula) lamina basal kapiler.
Prosesus sekunder yang saling berdekatan saling berselang-seling dalam
susunan yang rumit dengan sistem celah yang disebut celah filrasi.
Glomerulus adalah masa kapiler yang berbelitbelit yang terdapat
sepanjang perjalanan arteriol dengan sebuah arteriol aferen memasuki
glomerulus dan sebuah arteriol eferen yang meninggalkan glomerulus.
Diameter arteriol lebih besar daripada diameter arteriol eferen dan akibatnya

glomerulus merupakan sebuah sistem yang bertekanan relatif tinggi, membantu


pembentukan cairan dalam jalinan kapiler.
Waktu memasuki korpuskel ginjal, arteriol aferen bercabang menjadi 3
sampai 5 buah cabang. Dari sini kapiler timbul dan mengalir kecabang-cabang
primer atau cabang arteriol eferen. Jadi sekelompok kapiler dapat disebut
lobulus glomerulus, dengan sejumlah anastomosis diantara kapiler kepiler
suatu lobulus dan bahkan antara lobulus yang bersisian. Epitel parietal yaitu
podosit mengelilingi sekelompok kecil kapiler dan diantara ansa kapiler dekat
arteriol aferen dan eferen terdapat tungkai dengan daerah bersisian dengan
lamina basal kapiler yang tidak dilapisi endotel. Dalam daerah seperti itu
terletak sel masangial. Sel ini berbentuk bintang mirip perisit yang dijumpai di
tempat laindengan cabang cabang sitoplasma yang kadangkadang meluas di
antara endotel dan lamina basal. Juga terdapat kesamaan antara sel mesangial
dan sel juxtaglomerular, baik secara struktural maupun fungsinya. Keduanya
berfungsi menyingkirkan protein besar dari lamina basal yang mungkin tidak
statistik, dengan menambahkan bahan baru dari luar dan membuang bahan lama
di bagian dalam oleh sel mesangial. Juga dikatakan bahwa sel mesangial dapat
dikatakan

berkerut

bila

dirangsang

oleh

angiotensin,

denga

akibat

mengurangnya alirandarah dalam kapiler glomerulus.


Tubulus kontortus porksimal mulai dari polus urinarius korpuskel ginjal,
panjangnya hampir 14 mm dengan diameter luar 50 60 mikrometer. Sesuai
dengan namanya, tubulus ini jalannya sangat berkelakkelok dan selalu
membentuk lengkungan yang menghadap kepermukaan kapsula ginjal,
disamping banyak sekali putaran dan kelokan yang kecil. Tubulus ini berakhir
sebagai saluran yang lurus da berjalan menuju berkas medular yang paling
dekat tempat tubulus melanjutkan diri dengan ansa henle. Sebagai bagian
nefron yang paling panjang dan paling lebar. Di dalam filtrat glomerulus mulai
berubah menjadi kemih oleh absorpsi beberapa zat dan penambahan (sekrsi) zat
lainnya.
Pada pangkalnya terdapat bagian sempit yang disebut leher, tempat
terjadinya peralihan yang mendadak dari epitel gepeng (parietal) kapsula

bowman ke epitel silindris rendah tubulus proksimal. Sel-sel tubulus proksimal


bersifat eosinofilik denga batas sikat (brush border) dan garis garis basal
(basal striations) dan lumen biasanya nyata lebar. Batas sel tak jelas karena
sistem interdigitasi yang rumit dari membran plasma lateral sel sel yang
bersisian. Interdigitasi lipatan lipatan yang serupa juga tampak dengan
mitokondria yang memanjang di dalam tempat yang terbentuk tadi, yang
menyebabkan gambaran bergaris garis basal. Inti besar, bulat, dan terletak di
pusat seringkali dengan anak inti yang menonjol, dan sebuah aparat golgi yang
terletak supranuklir. Walaupun mungkin terdapat 612 sel di sekeliling tubulus
kontortus proksimal, jarang tampak lebih dari 4 sampai 5 inti sebab sel lebih
besar dibandingkan dengan tebalnya potongan.
Batas brush border terdiri atas mikrovili yang panjang dan sangat padat
dengan glikokaliks ekstrasel yang positif terhadap fosfatase alkali dan tempat
terdapatnya adenosin triposfat (ATP-ase), dan tempat glukosa dan asam amino
diabsorpsi ditubulus proksimal oleh sebuah aparat endositik. Protein masuk
sumur tubular yang kecil yang terdapat diantara pangkal mikrovilus,
bersenyawa dengan glikokaliks dan dari invaginasi tubular apikal ini
dilepaskan vesikel kecil, berisikan protein dan masuk dalam sitoplasma apikal,
menyatu membentuk vakuol vakuol yang lebih besar. Protein dipekatkan di
dalam vakuol ini yang kemudian menyatu dengan lisosom. Protein diuraikan
oleh kegiatan lisosom menjadi asam amino yang kemudian menuju kapiler
peritubular. Badan sisa plasma yang luas sebagai akibat interdigitasi lateral dan
basal. Ion klorida dan air mengikuti dengan pasif.
Seperti telah disebutkan glukosa, asam amino dan protein seperti juga
bikarbonat diresorpsi. Biasanya semua glukosa diresorpsi, akan tetapi bila kadar
dalam darah tinggi (misalnya pada diabetes) kemampuan resorpsi terlampaui
dan glukosa terdapat dalam kemih. Disamping itu beberapa bahan terdapat
dalam kemih sebagai akibat proses sekresi, misalnya bahan organik (termasuk
penisilin) dan zat warna misalnya iodopyracet (diodrast) dan merah fenol
yang biasanya digunakan untuk menilai fungsi tubulus.

Ansa henle adalah struktur berbentuk U terdiri atas atas ruas tebal
desenden dengan struktur yang mirip tubulus kontortus proksimal, ruas tipis
desenden, ruas tipis asenden dan ruas tebal asenden yang strukturnya mirip
tubulus kontortus proksimal. Di medula bagian luar, ruas tebal desenden dengan
garis tengah luar sekitar 60 mikrometer, secara mendadak menipis sampai
sekitar 12 mikrometer dan berlanjut sebagai ruas tipis desenden. Lumen ruas
nefron ini lebar karena dindingnya terdiri atas sel epitel gepeng yang intinya
hanya sedikit menonjol kedalam lumen.
Lebih kurang sepertujuh dari semua nefron terletak dekat batas korteksmedula dan karenanya disebut nefron juxtamedula, nefron lainya disebut nefron
kortikal. Semua nefron turut serta dalam proses filtrasi, absorpsi dan sekresi.
Akan tetapi, nefron jukstamedula terutama penting untuk mempertahankan
gradien hipertonik dalam intertisium medula-dasar kesanggupan ginjal
menghasilkan urin hipertonik. Nefron jukstamedula memiliki lengkungan henle
yang sangat panjang, yang masuk jauh ke dalam medula. Lengkungan ini terdiri
atasruas tebal desenden yang pendek, ruas tipis desenden dan asenden yang
panjang, dan ruas tebal asenden. Sebaliknya nefron kortikal memiliki ruas tipis
desenden yang sangat pendek, tanpa ruang tipis asenden.
Tubulus kontortus distal ( TKD ), terdapat didaerah medula densa, nefron
melanjutkan diri sebagai tubulus kontortus distal yang menempuh perjalanan
pendek berkelok-kelok di korteks dan berakhir dekat sebuah berkas medula
dengan melanjutkan diri kedalam duktus koligens. Tubulus kontortus distal
lebih pendek dari tubulus kontortus proksimal sehingga pada sediaan tampak
dalam jumlah yang lebih kecil dan tidak mempunyai brush border. Biasanya 6-8
inti tampak pada potongan melintang.
Dengan mokroskop elektron sel-sel tampak kuboid dengan inti ditengah
atau di apeks, sedikti mikrovilus yang pendek dan vakuol apikal. Di dalam
sitoplasma bagian basal terdapat interdigitasi tonjolan-tonjolan sel lateral yang
rumit mirip dengan yang tampak pada tubulus proksimal dengan mitokondria
yang besar, tersusun radier dalam kompartemen yang terbentuk. Hal ini

memberikan gambaran bergaris pada bagian basal sel dan merupakan


mekanisme pompa natrium yang aktif dari cairan tubular.
Setiap tubulus kontortus distal dihubungkan oleh saluran penghubung
pendek ke duktus kolagens yang kecil. Nefron dan duktus koligens berbeda asal
embriologinya.
Ductus koligen baukan merupakan bagian dari nefron. Setiap tubulus
kontortus distal berhubungan dengan duktus koligens melalui sebuah cabang
samping duktus koligens yang pendek yang terdapat dalam berkas medular,
terdapat beberapa cabang seperti itu. Duktus koligens berjalan dalam berkas
medula menuju ke medula. Di bagian medula yang lebih ke tengah beberapa
duktus koligens bersatu membentuk duktus yang besar yang bermuara ke apeks
papila. Saluran ini disebut duktus papilaris (bellini) dengan diameter 100-200
mikrometer atau lebih. Muara ke permukaan papila sangat besar, sangat banyak
dan sangat rapat, sehingga papila tampak seperti tapisan (area kribosa).
Sel-sel yang melapisi saluran ini bervariasi ukuran mulai dari kuboid
rendah dibagian proksimal sampai silindris tinggi di duktus papilaris utama.
Batas sel teratur dengan sedikit interdigitasi dan umumnya sel tampak pucat
dengan beberapa organel. Tipe sel kedua, sel gelap atau interkalaris
mengandung lebih banyak mengandung mitokondria dengan gelembung apikal,
permukaan apikal memperlihatkan lipatan (mikroplika). Sel ini ditemukan di
duktus papilaris. Pada duktus koligens yang besar ribosom bebas tampak
menonjol dan rongga intraselular yang lebar, dan ke dalamnya menonjol juluran
mirip pseudopodia dari sel yang bersisian. Duktus koligens menyalurkan kemih
dari nefron ke pelvis ureter dengan sedikit absorpsi air yang dipengaruhi oleh
hormon anti-diuretik (ADH).
Aparat juxtaglomerular (AJG) merupakan pengkhususan arteriol aferen
glomerular dan tubulus kontortus distal dari nefron yang sama dan berperan
dalam pengaturan sistem tekanan darah melalui mekanisme renin-angitensinaldosteron.

Aparat juxtaglomerular dibentuk dari 3 komponen yaitu makula densa


dari tubulus kontortus distal, sel juxtaglomerular penghasil renin dari arteriol
aferan, dan sel mesangial ekstraglomerular.
Makula densa. sekembalinya dari medula renalis ke korteks, segmen
tebal menaik ansa henle menjadi bagian pertama tubulus kontortus distal dan
terletak pada sudut antara arteriol aferen dan eferan di kutub vaskular
glomerulus. Makula densa adalah satu daerah dipadati sel khusus pada tubulus
kontortus distal tempat ia berbatasan dengan kutub vaskular glomerulus.
Dibandingkan dengan sel pelapis tubulus kontortus distal lain, sel makula densa
lebih tinggi denga inti lebih besar dan jelasyang terletak ke arah permukaan
lumen, dengan sitoplasma basal dipenuhi mitokondria. Membran basal diantara
makula dan sel di bawahnya sangatlah tipis.
Sel makula densa diduga peka terhadap konsentrasi ion natrium cairan
dalam

tubulus

kontortus

distal,

penurunan

tekanan

darah

sistemik

mengakibatkan turunya produksi filtrat glomerulus dan karenanya menurunkan


konsentrasi ion natrium dalam cairan tubulus distal.
Sel juxtaglomerular merupakan sel otot polos khusus dari dinding
arteriol aferen yang membentuk kelompok mengelilinginya tepat sebelum
memasuki glomerulus. Sitoplasma sel juxtaglomelular berisi granul-granul
bermembran yang imatur dan matur dari enzim renin.
Sel mesangial ekstraglomerular disebut juga sel Goormaghtighatau sel
lacis, yang membentuk masa kerucut. Apeksnya menyelubung dengan
mesangium glomerulus, di lateral berbatasan dengan arteriol aferen dan eferen
dan dasarnya berbatasan dengan makula densa. Sel lacis berbentuk gepeng dan
panjang dengan banyak prosesus sitoplasma halus memanjang dari ujungnya
dan dikelilingi oleh suatu jalinan (lacis) bahan mesangial. Walaupun lokasi
utamanya

adalah

di

aparat

juxtaglomerular,

fungsi

sel

mesangial

ekstraglomerular belumlah jelas, dulu diduga berfungsi mensekresi hormon


eritoprotein yang merangsang produksi sel darah merah dalam sumsum tulang.
Setiap ginjal memerima darah dari arteri renalis, yang umumnya
bercabang dua sebelum memasuki organ ini. Satu cabang menuju ke bagian

anterior dan satu cabang lagi menuju ke bagian posterior. Sewaktu masih di
hilum, cabang-cabang ini menjadi arteri yang membentuk lagi menjadi arteri
interlobaris yang terletak diantara piramid renal. Pada daerah batas korteksmedula arteri interlobaris menjadi arteri arkuata. Arteri interlobularis bercabang
secara tegak lurus dari arteri arkuata dan berjalan dalam korteks tegak lurus
terhadap kapsula renal. Arteri interlobularis membentuk batas lobulus renal,
yang terdiri atas sebuah berkas medula dan labirin korteks berdekatan. Dari
arteri interlobularis muncul arteriol aferen, yang mensuplai darah pada kapiler
glomerulus. Darah mengalir dari kapiler ini ke dalam arteriol eferen, yang
dengan segera bercabang lagi menjadi jalinan kapiler peritubular yang
mensuplai tubulus proksimal dan distal dan juga membawa pergi ion-ion yang
diabsorpsi dan materi berbobot molekul rendah. Arteriol-arteriol eferen yang
berhubungan dengan nefron juxtamedulus membentuk pembuluh kapiler
panjang dan halus. Pembuluh pembuluh ini, yang berjalan lurus ke dalam
medula dan kemudian berbalik ke arah batas korteks-medula, disebut vasa rekta
(pembuluh lurus). Pembuluh desenden adalah kapiler jenis kontinu, sedangkan
pembuluh asenden mempunyai endotel bertingkap. Pembuluh-pembuluh ini,
dengan darah yang telah disaring melalui glomerulus, membawa makanan dan
oksigen ke medula. Karena stukturnya yang melengkung, maka pembuluh ini
tidak menghilangkan gradien osmotik tinggi yang terjadi dalam intestinum oleh
ansa henle.
Kapiler korteks bagian luar dan kapsula ginjal berkonvergensi
membentuk vasa stelata disebut demikian karena konfigurasinya bila di
pandang dari permukaan ginjal, yang mengalir ke dalam vena interlobularis.
Vena menempuh jalan yang sama yang dilalui arteri. Darah dari vena
interlobularis mengalir ke dalam vena arkuata dan dari situ ke vena interlobaris.
Vena interlobaris berkonvegensi membentuk vena renalis, yang mengalirkan
darah keuar ginjal.
Setiap ginjal memiliki sisi medial cekung, yaitu hilus, dan memiliki
permukaan lateral yang cembung. Pelvis renalis, ujung atas ureter yang

melebar, terbagi menjadi dua atau tiga kaliks mayor. Beberapa cabang yang
lebih kecil yaitu kaliks minor, muncul dari setiap kaliks mayor.
Ginjal dapat dibagi menjadi korteks di luar dan medulla di dalam. Pada
manusia, struktur ginjal terbagi atas 10-18 struktur berbentuk kerucut atau
pyramid, yaitu pyramid medulla. Dari dasar setiap pyramid medulla, terjulur
berkas-berkas tubulus yang parallel, yaitu berkas medulla / prosesus
Ferreini, yang menyusup ke dalam korteks. Sebaliknya, terdapat bagian
korteks yang menjorok ke arah medulla disebut kolumna renalis Bertini.

Tiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas bagian
yang melebar yaitu:korpuskel renalis, tubulus kontortus proksimal, segmen
tipis dan tebal ansa Henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus dan duktus

koligens.

Terdapat

dua

jenis

nefron: nefron

kortikaldan nefron

jukstamedullar.
Nefron

terdiri

dari korpus

Malphigi dan tubulus-tubulus. Korpus

Malphigi terdiri atasglomerulus dan kapsula Bowman. Lapisan dalam kapsul


ini menyelubungi kapiler glomerulus disebut lapisan visceral. Lapisan luar
membentuk batas luar korpuskel renalis dan disebut lapisan parietal kapsula
Bowman. Antara kedua lapis ini terdapat ruang urinarius yang menampung
cairan yang disaring melalui dinding kapiler dan lapisan visceral. Setiap
korpuskel ginjal memilikikutub vascular tempat masuknya arteriol aferen dan
keluarnya arteriol eferen, dan memilikikutub urinarius, tempat tubulus
kontortus proksimal berasal.
Lapisan parietal kapsula Bowman terdiri atas epitel selapis gepeng yang
ditunjang lamina basalis dan selapis tipis serat retikulin. Pada kutub urinarius
epitelnya berubah menjadi selapis kuboid atau silindris rendah.

Sel-sel lapisan visceral disebut podosit. Di antara sel-sel endotel


bertingkap dan kapiler glomerulus dan podosit yang menutup permukaan
luarnya, terdapat membrane basal yang tebal. Lapisan ini berupa sawar filtrasi

yang memisahkan darah dalam kapiler dari ruang urinarius. Dengan bantuan
mikroskop electron dapat dibedakan lapisan tengah yang padat electron
(lamina densa) dan lapisan electron yang lebih lusen pada masing-masing sisi
(lamina rara). Selain sel endotel dan podosit, kapiler glomerulus
mempunyai sel mesangial yang melekat pada dindingnya.

Tubulus-tubulus nefron yang terdapat pada korteks antara lain tubulus


kontortus

proksimal dantubulus

kontortus

distal. Tubulus

kontortus

proksimal berukuran lebih besar dengan inti sel epitelnya tersusun berjarak.
Tubulus ini memiliki banyak mikrovili pada lumennya yang membentukbrush
border. Tubulus kontortus distal memiliki bentuk yang lebih bulat dengan
inti sel epitelnya tersusun rapat yang terkadang akan membentuk suatu
bentukan yang disebut macula densa padaapparatus juxtaglomerular.

Pada bagian medulla dapat ditemui ansa Henle segmen tipis, ansa
Henle segmen tebal pars asendens, ansa Henle segmen tebal pars
desendens, dan duktus koligens.

B. Ureter
Ureter adalah saluran fibromuskular yang mengalirkan urin dari ginjal ke
kandung kemih. Sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak
dalam rongga pelvis. Terdiri dari 2 saluran pipa, masing-masing bersambung dari
ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria).
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
1. Tunika mukosa : lapisan dari dalam ke luar sebagai berikut :
Epithelium transisional : pada kaliks dua sampai empat lapis, pada

ureter empat sampai lima lapis, pada vesica urinaria 6-8 lapis.
Tunika submukosa tidak jelas
Lamina propria beberapa lapisan
Luar jaringan ikat padat tanpa papila, mengandung serabut elastis dan sedikit

noduli limfatiki kecil, dalam jaringan ikat longgar


Kedua-dua lapisan ini menyebabkan tunika mukosa ureter dan vesika

urinaria dalam keadaan kosong membentuk lipatan membujur.


2. Tunika muskularis : otot polos sangat longgar dan saling dipisahkan oleh
jaringan ikat longgar dan anyaman serabut elastis. Otot membentuk tiga lapisan
: stratum longitudinale internum, stratum sirkulare dan stratum longitudinale
eksternum
3. Tunika adventisia : jaringan ikat longgar
C. Vesica Urinaria
Kantong air seni merupakan kantong penampung urine dari kedua belah
ginjal Urine ditampung kemudian dibuang secara periodik.
Struktur histologi :
1.

Mukosa, memiliki epithel peralihan (transisional) yang terdiri atas lima


sampai sepuluh lapis sel pada yang kendor, apabila teregang (penuh urine)

2.

lapisan nya menjadi tiga atau empat lapis sel.


Propria mukosa terdiri atas jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan jarang
terlihat limfonodulus atau kelenjar. Pada sapi tampak otot polos tersusun

3.
4.

longitudinal, mirip muskularis mukosa.


Sub mukosa terdapat dibawahnya, terdiri atas jaringan ikat yang lebih longgar.
Tunika muskularis cukup tebal, tersusun oleh lapisan otot longitudinal dan
sirkuler (luar), lapis paling luar sering tersusun secara memanjang, lapisan

otot tidak tampak adanya pemisah yang jelas, sehingga sering tampak saling
menjalin. Berkas otot polos di daerah trigonum vesike membentuk bangunan
melingkar, mengelilingi muara ostium urethrae intertinum. Lingkaran otot itu
5.

disebut m.sphinter internus.


Lapisan paling luar atau tunika serosa, berupa jaringat ikat longgar (jaringan
areoler), sedikit pembuluh darah dan saraf

D. Uretra
Uretra merupakan saluran membranosa sempit yang berpangkal pada
kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih dari kandung kemih keluar
tubuh. Uretra merupakan suatu saluran yang membawa urin dari kandung kemih
ke luar. Uretra pria berbeda dengan wanita. Pada pria uretra terdiri atas 4
bagian: pars prostatika, pars membranosa, pars bulosa, pars pendulosa.
Uretra pars prostatika dilapisi epitel transisional. Uretra pars membranosa dilapisi
epitel berlapis atau bertingkat silindris. Uretra pars bulbosa dan pendulosa dilapisi
epitel bertingkat dan silindris dengan daerah epitel gepeng dan berlapis.
Sedangkan uretra wanita merupakan suatu tabung dengan panjang 4-5 cm, yang
dilapisi dengan epitel gepeng berlapis dan memiliki area dengan epitel silindris
bertingkat.

Uretra pada pria : Berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostate


kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian
penis. Digunakan sebagai tempat pengaliran urine dan system reproduksi. Uretra
pada pria terdiri dari : Uretra prostatia, Uretra membranosa, Uretra kavernosa,
Lapisan uretra pria terdiri dari :

Lapisan mukosa (lapisan paling dalam)


Lapisan submukosa
Uretra pada wanita : Terletak dibelakang simfisis pubis, berjalan miring

sedikit kearah atas. Hanya berfungsi sebagai tempat menyalurkan urine ke bagian
luar tubuh. Lapisan uretra wanita terdiri dari : Tunika muskularis (lapisan sebelah
luar), Lapisan spongeosa, Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).

BAB III
PENUTUP
I.Kesimpulan
1.
Histologi merupakn cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang struktur
jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang
2.

dipotong tipis.
Histologi ginjal meliputi bagian luar kapsula renalis yang terdiri dari jaringan
fibrus berwarna ungu tua, lapisan luar terdapat lapisan korteks, dan lapisan

sebelah dalam bagian medulal berbentuk kerucut yang disebut renal piramid,
yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papila renalis, nefron terdiri dari
Glomerulus, Tubulus proksimal, Gelung handle, Tubulus distal dan Tubulus
3.

urinaria.
Histologi dari ureter yakni Tunika mukosa, tunika muskularis, tunika

4.

adventisia.
Urethra pada pria terdiri atas 4 bagian: pars prostatika, pars membranosa, pars
bulosa, pars pendulosa. Uretra pars prostatika dilapisi epitel transisional, uretra
wanita merupakan suatu tabung dengan panjang 4-5 cm, yang dilapisi dengan

5.

epitel gepeng berlapis dan memiliki area dengan epitel silindris bertingkat.
Histologi vesica urinaria terdiri dari lapisan Mukosa yang memiliki epithel
peralihan, propria mukosa terdiri atas jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan
jarang terlihat limfonodulus atau kelenjar, sub mukosa terdapat dibawahnya,
tunika muskularis lapisan cukup tebal, lapisan paling luar atau tunika serosa.

DAFTAR PUSTAKA
Ganong, William F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta
Drs. H. Syaifuddin, B.Ac. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat.
EGC : Jakarta
Kumala, Poppy dkk. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. EGC :
Jakarta
A. Aziz Alimul H. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai