Disusun Oleh :
Wiwin Hadianti
B1J014029
B1J014030
Uho Baihaqi
B1J014031
Rizkita Andini
B1J014032
Asyfihan Makin
B1J014033
Nitami Sugiyati
B1J014034
BAB I
PENDAHULUAN
A.PENCERNAAN
Sistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis,
kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan
penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk
mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Dan kegunaanya adalah unuk
mempermudah penyerapan oleh pili usus. pada hewan bahan makanan yang diubah
menjadi energi melalui pencernaan adalah karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang
langsung diserap berupa vitamin, mineral, hormon, air.
BAB II PEMBAHASAN
I.Pengertian Histologi
Histologi merupakn cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan
yang
dipotong
tipis.
Histologi
dapat
juga
disebut
sebagai
memakai makanan tersebut sebagai energi dan untuk perbaikan jaringan. Setelah
tubuh mengambil secukupnya dari makanan, sisanya akan dikirim ke dalam darah
untuk kemudian disaring di ginjal. Jika fungsi ginjal terganggu maka kemampuan
menyaring zat sisa ini dapat terganggu pula dan terjadi penumpukan dalam darah
sehingga dapat menimbulkan berbagai manifestasi gangguan terhadap tubuh.
Protein sangat dibutuhkan untuk membangun semua bagian tubuh, seperti otot,
tulang, rambut dan kuku. Protein-protein yang ada dalam darah dapat keluar ke
urin (bocor) bila unit penyaring ginjal glomerulus sudah mengalami
kerusakan. Protein yang terkandung di dalam urin, disebut dengan albumin.
2. Histologi Ginjal
Ginjal terbungkus oleh kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus
berwarna ungu tua, lapisan luar terdapat lapisan korteks, dan lapisan sebelah
dalam bagian medulal berbentuk kerucut yang disebut renal piramid, yang
terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papila renalis. Garis-garis yang terlihat
pada piramid disebut tubulus. Nefron yang terdiri dari; Glomerulus, Tubulus
proksimal, Gelung handle, Tubulus distal dan Tubulus urinarius.
Bagian Ginjal:
Ginjal dibagi menjadi 2 bagian korteks dan medula, pada korteks terdapat
malpighi piramid/ dasar piramid dan kapsula bowman. Jaringan korteks
diantara piramid piramid membentuk kolum bertini ginjal. Koretks terdiri atas
nefron, pada manusia ginjal terdiri atas banyak lobulus ang masing masing
dengan piramid medula dan jaringan kortex yang sesuai. Lobulus ginjal terdiri
atas medulary ray dan jaringan korteks yang mengelilingi.
Pada medula, teridiri atas struktur kerucut (piramid) malpighi (piramid
medula)yang dasarnya berada di korteks dan puncaknya kearah kaliks,
penonjolan ini disebut papila ginjal yang ditembus oleh 10 12 lubang muara
duktus koligens membentuk area kribosa.
Nefron, setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas
korpuskel ginjal, tubulus kontortus proksimal, ansa henle, dan tubulus kontortus
distal.
berkerut
bila
dirangsang
oleh
angiotensin,
denga
akibat
Ansa henle adalah struktur berbentuk U terdiri atas atas ruas tebal
desenden dengan struktur yang mirip tubulus kontortus proksimal, ruas tipis
desenden, ruas tipis asenden dan ruas tebal asenden yang strukturnya mirip
tubulus kontortus proksimal. Di medula bagian luar, ruas tebal desenden dengan
garis tengah luar sekitar 60 mikrometer, secara mendadak menipis sampai
sekitar 12 mikrometer dan berlanjut sebagai ruas tipis desenden. Lumen ruas
nefron ini lebar karena dindingnya terdiri atas sel epitel gepeng yang intinya
hanya sedikit menonjol kedalam lumen.
Lebih kurang sepertujuh dari semua nefron terletak dekat batas korteksmedula dan karenanya disebut nefron juxtamedula, nefron lainya disebut nefron
kortikal. Semua nefron turut serta dalam proses filtrasi, absorpsi dan sekresi.
Akan tetapi, nefron jukstamedula terutama penting untuk mempertahankan
gradien hipertonik dalam intertisium medula-dasar kesanggupan ginjal
menghasilkan urin hipertonik. Nefron jukstamedula memiliki lengkungan henle
yang sangat panjang, yang masuk jauh ke dalam medula. Lengkungan ini terdiri
atasruas tebal desenden yang pendek, ruas tipis desenden dan asenden yang
panjang, dan ruas tebal asenden. Sebaliknya nefron kortikal memiliki ruas tipis
desenden yang sangat pendek, tanpa ruang tipis asenden.
Tubulus kontortus distal ( TKD ), terdapat didaerah medula densa, nefron
melanjutkan diri sebagai tubulus kontortus distal yang menempuh perjalanan
pendek berkelok-kelok di korteks dan berakhir dekat sebuah berkas medula
dengan melanjutkan diri kedalam duktus koligens. Tubulus kontortus distal
lebih pendek dari tubulus kontortus proksimal sehingga pada sediaan tampak
dalam jumlah yang lebih kecil dan tidak mempunyai brush border. Biasanya 6-8
inti tampak pada potongan melintang.
Dengan mokroskop elektron sel-sel tampak kuboid dengan inti ditengah
atau di apeks, sedikti mikrovilus yang pendek dan vakuol apikal. Di dalam
sitoplasma bagian basal terdapat interdigitasi tonjolan-tonjolan sel lateral yang
rumit mirip dengan yang tampak pada tubulus proksimal dengan mitokondria
yang besar, tersusun radier dalam kompartemen yang terbentuk. Hal ini
tubulus
kontortus
distal,
penurunan
tekanan
darah
sistemik
adalah
di
aparat
juxtaglomerular,
fungsi
sel
mesangial
anterior dan satu cabang lagi menuju ke bagian posterior. Sewaktu masih di
hilum, cabang-cabang ini menjadi arteri yang membentuk lagi menjadi arteri
interlobaris yang terletak diantara piramid renal. Pada daerah batas korteksmedula arteri interlobaris menjadi arteri arkuata. Arteri interlobularis bercabang
secara tegak lurus dari arteri arkuata dan berjalan dalam korteks tegak lurus
terhadap kapsula renal. Arteri interlobularis membentuk batas lobulus renal,
yang terdiri atas sebuah berkas medula dan labirin korteks berdekatan. Dari
arteri interlobularis muncul arteriol aferen, yang mensuplai darah pada kapiler
glomerulus. Darah mengalir dari kapiler ini ke dalam arteriol eferen, yang
dengan segera bercabang lagi menjadi jalinan kapiler peritubular yang
mensuplai tubulus proksimal dan distal dan juga membawa pergi ion-ion yang
diabsorpsi dan materi berbobot molekul rendah. Arteriol-arteriol eferen yang
berhubungan dengan nefron juxtamedulus membentuk pembuluh kapiler
panjang dan halus. Pembuluh pembuluh ini, yang berjalan lurus ke dalam
medula dan kemudian berbalik ke arah batas korteks-medula, disebut vasa rekta
(pembuluh lurus). Pembuluh desenden adalah kapiler jenis kontinu, sedangkan
pembuluh asenden mempunyai endotel bertingkap. Pembuluh-pembuluh ini,
dengan darah yang telah disaring melalui glomerulus, membawa makanan dan
oksigen ke medula. Karena stukturnya yang melengkung, maka pembuluh ini
tidak menghilangkan gradien osmotik tinggi yang terjadi dalam intestinum oleh
ansa henle.
Kapiler korteks bagian luar dan kapsula ginjal berkonvergensi
membentuk vasa stelata disebut demikian karena konfigurasinya bila di
pandang dari permukaan ginjal, yang mengalir ke dalam vena interlobularis.
Vena menempuh jalan yang sama yang dilalui arteri. Darah dari vena
interlobularis mengalir ke dalam vena arkuata dan dari situ ke vena interlobaris.
Vena interlobaris berkonvegensi membentuk vena renalis, yang mengalirkan
darah keuar ginjal.
Setiap ginjal memiliki sisi medial cekung, yaitu hilus, dan memiliki
permukaan lateral yang cembung. Pelvis renalis, ujung atas ureter yang
melebar, terbagi menjadi dua atau tiga kaliks mayor. Beberapa cabang yang
lebih kecil yaitu kaliks minor, muncul dari setiap kaliks mayor.
Ginjal dapat dibagi menjadi korteks di luar dan medulla di dalam. Pada
manusia, struktur ginjal terbagi atas 10-18 struktur berbentuk kerucut atau
pyramid, yaitu pyramid medulla. Dari dasar setiap pyramid medulla, terjulur
berkas-berkas tubulus yang parallel, yaitu berkas medulla / prosesus
Ferreini, yang menyusup ke dalam korteks. Sebaliknya, terdapat bagian
korteks yang menjorok ke arah medulla disebut kolumna renalis Bertini.
Tiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas bagian
yang melebar yaitu:korpuskel renalis, tubulus kontortus proksimal, segmen
tipis dan tebal ansa Henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus dan duktus
koligens.
Terdapat
dua
jenis
nefron: nefron
kortikaldan nefron
jukstamedullar.
Nefron
terdiri
dari korpus
yang memisahkan darah dalam kapiler dari ruang urinarius. Dengan bantuan
mikroskop electron dapat dibedakan lapisan tengah yang padat electron
(lamina densa) dan lapisan electron yang lebih lusen pada masing-masing sisi
(lamina rara). Selain sel endotel dan podosit, kapiler glomerulus
mempunyai sel mesangial yang melekat pada dindingnya.
proksimal dantubulus
kontortus
distal. Tubulus
kontortus
proksimal berukuran lebih besar dengan inti sel epitelnya tersusun berjarak.
Tubulus ini memiliki banyak mikrovili pada lumennya yang membentukbrush
border. Tubulus kontortus distal memiliki bentuk yang lebih bulat dengan
inti sel epitelnya tersusun rapat yang terkadang akan membentuk suatu
bentukan yang disebut macula densa padaapparatus juxtaglomerular.
Pada bagian medulla dapat ditemui ansa Henle segmen tipis, ansa
Henle segmen tebal pars asendens, ansa Henle segmen tebal pars
desendens, dan duktus koligens.
B. Ureter
Ureter adalah saluran fibromuskular yang mengalirkan urin dari ginjal ke
kandung kemih. Sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak
dalam rongga pelvis. Terdiri dari 2 saluran pipa, masing-masing bersambung dari
ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria).
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
1. Tunika mukosa : lapisan dari dalam ke luar sebagai berikut :
Epithelium transisional : pada kaliks dua sampai empat lapis, pada
ureter empat sampai lima lapis, pada vesica urinaria 6-8 lapis.
Tunika submukosa tidak jelas
Lamina propria beberapa lapisan
Luar jaringan ikat padat tanpa papila, mengandung serabut elastis dan sedikit
2.
3.
4.
otot tidak tampak adanya pemisah yang jelas, sehingga sering tampak saling
menjalin. Berkas otot polos di daerah trigonum vesike membentuk bangunan
melingkar, mengelilingi muara ostium urethrae intertinum. Lingkaran otot itu
5.
D. Uretra
Uretra merupakan saluran membranosa sempit yang berpangkal pada
kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih dari kandung kemih keluar
tubuh. Uretra merupakan suatu saluran yang membawa urin dari kandung kemih
ke luar. Uretra pria berbeda dengan wanita. Pada pria uretra terdiri atas 4
bagian: pars prostatika, pars membranosa, pars bulosa, pars pendulosa.
Uretra pars prostatika dilapisi epitel transisional. Uretra pars membranosa dilapisi
epitel berlapis atau bertingkat silindris. Uretra pars bulbosa dan pendulosa dilapisi
epitel bertingkat dan silindris dengan daerah epitel gepeng dan berlapis.
Sedangkan uretra wanita merupakan suatu tabung dengan panjang 4-5 cm, yang
dilapisi dengan epitel gepeng berlapis dan memiliki area dengan epitel silindris
bertingkat.
sedikit kearah atas. Hanya berfungsi sebagai tempat menyalurkan urine ke bagian
luar tubuh. Lapisan uretra wanita terdiri dari : Tunika muskularis (lapisan sebelah
luar), Lapisan spongeosa, Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).
BAB III
PENUTUP
I.Kesimpulan
1.
Histologi merupakn cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang struktur
jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang
2.
dipotong tipis.
Histologi ginjal meliputi bagian luar kapsula renalis yang terdiri dari jaringan
fibrus berwarna ungu tua, lapisan luar terdapat lapisan korteks, dan lapisan
sebelah dalam bagian medulal berbentuk kerucut yang disebut renal piramid,
yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papila renalis, nefron terdiri dari
Glomerulus, Tubulus proksimal, Gelung handle, Tubulus distal dan Tubulus
3.
urinaria.
Histologi dari ureter yakni Tunika mukosa, tunika muskularis, tunika
4.
adventisia.
Urethra pada pria terdiri atas 4 bagian: pars prostatika, pars membranosa, pars
bulosa, pars pendulosa. Uretra pars prostatika dilapisi epitel transisional, uretra
wanita merupakan suatu tabung dengan panjang 4-5 cm, yang dilapisi dengan
5.
epitel gepeng berlapis dan memiliki area dengan epitel silindris bertingkat.
Histologi vesica urinaria terdiri dari lapisan Mukosa yang memiliki epithel
peralihan, propria mukosa terdiri atas jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan
jarang terlihat limfonodulus atau kelenjar, sub mukosa terdapat dibawahnya,
tunika muskularis lapisan cukup tebal, lapisan paling luar atau tunika serosa.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, William F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta
Drs. H. Syaifuddin, B.Ac. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat.
EGC : Jakarta
Kumala, Poppy dkk. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. EGC :
Jakarta
A. Aziz Alimul H. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta