Anda di halaman 1dari 108

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR

MODAL PADA INDUSTRI MANUFAKTUR


DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 - 2012

DIAJUKAN OLEH:
Ahmad Suhandi. S
NIM : 041301573125015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
JAKARTA
2015

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR


MODAL PADA INDUSTRI MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 - 2012

DIAJUKAN OLEH:
Ahmad Suhandi. S
NIM : 041301573125015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
JAKARTA
2015

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang Bertanda Tangan dibawah ini :

Nama

: Ahmad Suhandi. S

NIM

: 041301573125015

Program Studi

: Manajemen

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri dan seluruh
isiskripsi menjadi tanggung jawab saya sendiri. Apabila saya mengutip karya
oranglain maka saya mencantumkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.Saya bersedia dikenai sanksi pembatalan skripsi ini apabila terbukti
melakukantindakan plagiat (penjiplakan).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta,

Februari 2015

(Ahmad Suhandi. S)
041001503125072

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

NAMA

: AHMAD SUHANDI. S

NIM

: 041301573125015

JURUSAN

: MANAJEMEN

KONSENTRASI

: MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL SKRIPSI

: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


STRUKTUR MODAL PADA INDUSTRI
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2009 - 2012

TANGGAL UJIAN : Februari 2015

JAKARTA,
Dosen Pembimbing II

Februari 2015

Dosen Pembimbing I

(Arifin Siagian SE, MM)

(Yosi Stefhani SE, MM)

Dekan

Ketua Jurusan

(Dr. Meifida Ilyas SE, M.Si)

(Nia Tresnawaty SE, M, AK)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA


INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 2012
OLEH :

Nama

: Ahmad Suhandi. S

NIM

: 041301573125015

Telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal :

Februari 2015

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Ketua Penguji

(Yosi Stefhani SE, MM)


Anggota Penguji

Anggota Penguji

(Arifin Siagian SE, MM)

(Indira Shinta Dewi, SE, AK, MM)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah


SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang sangat berlimpah
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul"
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA
INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 2012". Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi, pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Satya Negara Indonesia.

Pada

kesempatan

menyampaikan

terima

ini,
kasih

dengan
atas

segala
bantuan,

kerendahaan
bimbingan,

hati

penulis

dukungan,

perhatian,semangat, serta doa, dan fasilitas dari berbagai pihak yang penulis
dapatkan dalam menyelesaikan skripsi ini kepada :

1. Rektor Universitas Satya Negara Indonesia, Bapak Prof. Dr. Lijan P.


2.

Sinambela, MM, MPd.


Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Satya Negara Indonesia, Ibu Dr.

Meifida Ilyas, SE, MSi.


3. Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Satya Negara
Indonesia, Ibu Nia Tresnawaty SE, M.M, Ak.
4. Dosen Pembimbing I, Ibu Yosi Stefhani, SE, MM yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk berdiskusi, pengarahan dan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu, motivasi, semangat, bantuan

kepada penulis sehingga penulis bisa menyusun skripsi ditahun ini dan
semua kebaikan yang telah ibu berikan selama ini.
5. Dosen Pembimbing II. Bapak Arifin Siagian, SE, MM yang telah
mengarahkan, bimbingan, motivasi dan memberikan saran kepada penulis
dalam menyusun skripsi ini.
6. Dosen PA, Ibu Lucy yang telah memberikan pengarahan, motivasi,
semangat dan bantuan kepada penulis sehingga penulis bisa menyusun
skripsi di tahun ini dan semua kebaikan yang telah ibu berikan selama ini.
7. Seluruh Dosen dan serta staff Fakultas Ekonomi Universitas Satya Negara
Indonesia, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
8. Kedua orang Tua Ayahanda dan Ibunda yang paling dan sangat saya cintai
karena dengan ikhlas dan penuh kasih sayang selalu mencurahkan
perhatian, cinta, bimbingan, nasihat, dukungan serta doa yang tiada henti
kepada penulis.
9. Adik-adikku yang saya cintai yang telah memberikan doa, dorongan,
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman - teman yang selalu luangkan waktu untuk memberikan arahan
agar skripsi ini terselesaikan secara baik yang telah memberikan bantuan,
semangat, motivasi, dan doa sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
11. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, tanpa mengurangi
rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuan selama ini sehingga
karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaatuntuk kepentingan
bersama.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
katasempurna dikarenakan batas pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkankritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta,

Februari 2015

Ahmad Suhandi. S

ABSTRAKSI

Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang


keuangan yang paling penting bagi perusahaan. Setiap keputusan pendanaan
mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan
biaya dari sumber-sumber dana yang akan dipilih karena masing-masing sumber
dana mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda. Struktur modal dapat
didefinisikan sebagai campuran khusus antara hutang dan ekuitas (modal sendiri)
suatu perusahaan yang digunakan untuk mendanai kegiatan operasinya. Struktur
modal menunjukkan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat
tetap, utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh antara
Profitabilitas, Size, Growht, terhadap Struktur Modal Industri Manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009 sampai dengan
2012. terpilih sebagai sampel observasi penelitian sebanyak 100 observasi. Data
dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder yang
bersumber dari laporan keuangan perusahaan di sektor industri barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 - 2012.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Variabel Profitabilits berpengaruh


terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, Variabel Ukuran Perusaaan tidak berpengaruh terhadap Struktur
Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

Variabel Pertumbuhan Penjualan tidak terhadap Struktur Modal pada Perusahaan


Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci : Struktur Modal, Profitabilitas, Size dan Growht.

ABSTRACT
The decision to choose the source of financing is a financial decision that
most important for the company. Any funding decisions require financial
managers to consider the benefits and costs of funding sources to be selected
for each source of funds have different financial consequences. Capital
structure can be defined as a special mix between debt and equity (own
capital) a company which is used to fund its operations. Capital structure
shows the balance amount of debt that is still short, long-term debt, preferred
stock and common stock.
The purpose of this study is to investigate and examine the influence of
Profitability, Size and Growht to Capital Structure of Manufacturing Industries
listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the years 2009 to 2012. was
chosen as the observation research sample of 100 observations. Data collection
methods and Data used are secondary data sourced from the financial reports of
companies in the industrial sector of consumer goods that are listed on the
Indonesia stock exchange in the period 2009-2012.
The results of this study indicate that Profitability variable effect on the Capital
Structure Manufacturing Company listed on the Indonesia Stock Exchange ,
Variable Size Company has no effect on the Capital Structure Manufacturing
Company listed on the Indonesia Stock Exchange , Sales Growth Variables has no
effect to Capital Structure in Manufacturing Companies listed on the Indonesia
Stock Exchange
Keywords: Capital structure, profitability, size and Growht.

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
KATA PENGANTAR...................................................................................

ABSTRAK...................................................................................................

ii

DAFTAR ISI................................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

xii

DAFTAR TABEL........................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................

iv

BAB I Pendahuluan.........................................................................

1.1 Latar Belakang Penelitian..............................................


1.2 Rumusan Masalah........................................................
1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.................................

1
7
7

BAB II: Landasan Teoritis..............................................................

2.1 Landasan Teori.............................................................

2.1.2 Pengertian Struktur Modal................................

10

1. Hutang Jangka Pendek..................................

12

2. Hutang Jangka Panjang.................................

13

2.1.3 Teori Struktur Modal..........................................

17

2.1.3.1 Pendekatan Tradisional..........................

18

2.1.3.2 Pendekatan Modigliani dan Miller........

19

2.1.3.3 Balanced Theory....................................

20

2.1.3.4 Pecking Order Theory............................

21

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Struktur Modal.................................................

26

2.2 Penelitian Terdahulu.......................................................

33

BAB III: Metodologi Penelitian.......................................................

54

3.1 Waktu dan tempat penelitan........................................

54

3.2 Desain penelitian........................................................

54

3.3 Hipotesis.....................................................................

55

1. Uji secara Parsial....................................................

55

2. Uji secara Simultan ................................................

55

3.4 Variabel dan Skala pengukuran...................................

56

1. Variabel...................................................................

56

2. Skala Pengukuran....................................................

56

3.5 Metode Pengumpulan data.........................................

57

3.6 Jenis data.....................................................................

57

3.7 Metode Analisis Data..................................................

58

3.8 Analisi Regresi Berganda............................................

60

BAB IV: Analisis Hasil dan Pembahasan........................................

62

4.1 Penyajian dan analisis data..................................................


4.2 Analisis Data........................................................................
4.2.1 Statistik Deskriptif......................................................

62
63
63

4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik..............................................

69

4.2.3 Hasil Uji Normalitas...................................................

69

4.2.4 Hasil Uji Multikolinearitas..........................................

71

4.2.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas......................................

73

4.2.6 Uji autokorelasi...........................................................

75

4.2.7 Uji Regresi Linier Berganda.......................................

76

4.2.8 Uji Simultan (Uji-F)...................................................

78

4.2.9 Persamaan Regresi Linier Berganda...........................

80

4.3 Hasil Penelitian Dengan Landasan Teoritis........................

81

4.3.1 Pengaruh

Profitabilitas Terhadap

10

Struktur

Modal Perusahaan Manufaktur...............

81

4.3.2 Pengaruh Size Terhadap Struktur Modal....................

82

4.3.3 Pengaruh Growth Terhadap Struktur


Modal Perusahaan Manufaktur...................................

82

4.4 Hasil Penelitian dengan Hasil Penelitian Sebelumnya........

82

4.1 Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Size, dan Growth........

82

BAB V: Kesimpulan dan Saran........................................................

85

5.1 Kesimpulan..........................................................................
5.2 Saran ....................................................................................

85
85

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

11

Lampiran

Halaman

Lampiran 1: Sampel Penelitian STA...........................................................

87

Lampiran 2: Sampel Penelitian Profitabilitas..............................................

88

Lampiran 3: Sampel Penelitian Size............................................................

89

Lampiran 4: Sampel Penelitian Growht.......................................................

90

Lampiran 5: Hasil Uji SPSS.........................................................................

91

DAFTAR TABEL

12

Tabel

Halaman

2.1 Daftar Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu .......................................

41

4.1 Analisis Deskriptif..................................................................................

64

4.3 Uji Asumsi Klasik Kolmogrov-Smirnov................................................

71

4.4 Uji Multikoloneritas...............................................................................

72

4.5 Uji Autokorelasi.....................................................................................

75

4.6 Uji Parsial (Uji-t)...................................................................................

76

4.7 Uji Simultan (Uji-F)...............................................................................

78

4.8 R-Square pada Model Summery............................................................

79

DAFTAR GAMBAR

13

Gambar

Halaman

3.1 Kerangka Pemikiran...............................................................................

54

4.1 Uji Asumsi Klasik..................................................................................

70

4.2 Uji Heteroskedastisitas...........................................................................

75

14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Dalam kondisi persaingan global saat ini, perusahaan perlu untuk
melakukan berbagai macam cara dan strategi untuk dapat bertahan dan
mengembangkan usahanya, salah satu caranya adalah dengan melakukan
investasi, untuk melakukan investasi tentunya perusahaan memerlukan modal,
karena dengan adanya modal perusahaan dapat melakukan investasi dan
ekspansi

perusahaan

secara

optimal.Selain

modal,

perusahaan

juga

membutuhkan sumber daya manusia yang handal yang dapat bersaing dalam
mejalankan strategi untuk keberlangsungan hidup perusahaan di era
persaingan global saat ini.
Salah satu cara yang dapat diambil oleh manajer keuangan dalam
kaitannya dengan keberlangsungan operasi perusahaan adalah keputusan
pendanaan dan keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan yang
berkaitan dengan komposisi hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek,
saham preferen dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan.
Manajer keuangan harus mampu menghimpun dana yang bersumber dari
dalam perusahan maupun dari luar perusahaan secara baik dan efisien. Dalam
arti pendanaan tersebut merupakan pendanaan yang dapat meminimalkan
biaya modal yang ditanggung perusahaan. Ketika manajer keuangan
menggunakan hutang, maka biaya modal yang timbul sebesar bunga yang

dibebankan oleh kreditur, sedangkan jika manajer keuangan menggunakan


dana internal atau dana sendiri akan menimbulkan opportunity cost dari dana
atau modal sendiri yang digunakan. Pada saat itu perusahan akan membuat
pertimbangan mengenai komposisi modal yang tepat dan pertimbangan
tersebut akan menghasilkan sebuah keputusan struktur modal atau keputusan
pendanaan. Keputusan struktur modal merupakan keputusan keuangan yang
berkaitan dengan kombinasi hutang dan ekuitas dalam sturktur keuangan
perusahaan jangka panjang.
Sehubungan dengan penyajian laporan keuangan untuk pihak eksternal
perusahaan (investor dan kreditor), maka setiap perusahaan harus memiliki
struktur modal yang baik.Struktur modal adalah pembelajaan permanen yang
mencerminkan pertimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang
dengan modal sendiri (Riyanto,).Struktur modal menunjukan proporsi atas
penggunaan

hutang

untuk

membiayai

investasinya.Sehingga

dengan

mengetahui struktur modal investor dapat mengetahui keseimbangan antara


risiko dan tingkat pengembalian investasinya.
Menurut Riyanto (2001) Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal besar kecilnya struktur modal yang digunakan perusahaan dipengaruhi
oleh banyak faktor. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain adalah Tingkat
bunga, Stabilitas earning, Susunan aktiva, Risiko aktiva, Jumlah modal yang
dibutuhkan, Keadaan pasar modal, Sifat manajemen, Besarnya perusahaan

Sedangkan menurut Weston, et al (1994), beberapa faktor yang


mempengaruhi modal perusahaan adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva,
leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian,
sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas,
kondisi pasar, kondisi internal perusahaaan dan fleksibilitas perusahaan.
Penelitian terkait struktur modal sebelum telah dilakukan diantaranya oleh
adalah Farah Margaretha dan Aditiya Rizky Ramadhan, dalam Jurnal Bisnis
dan Akuntansi Vol 12 No 2, Agustus 2010, Hlm. 119 130. Faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal pada industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta,
berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan size
berpengaruh terhadap capital structure pada model long term leverage tetap
size tidak mempunyai pengaruh terhadap kedua model capital structure yaitu
total leverage dan short-term leverage. Kedua, tangibility berpengaruh
terhadap kedua model capital structure yaitu short-term leverage dan longterm-leverage.Ketiga, profitability berpengaruh terhadap kedua model model
capital structure yaitu total leverage dan short-term leverage tetapi profitability
tidak mempunyai pengaruh terhadap model capital structure pada model longterm leverage.Keempat, liquidity berpengaruh terhadap kedua model capital
structure yaitu total leverage dan short-term leverage tetapi liguidity tidak
mempunyai pengaruh terhadap model capital structure pada model long-term
leverage.Kelima growth berpengaruh terhadap kedua model capital structure
yaitu total leverage dan short-term leverage tetapi growth tidak mempunyai
pengaruh terhadap model capital structure pada model long-term leverage.

Keenam, non-debt tax shield tidak berpengaruh terhadap ketiga model capital
structure aitu total leverage, short-term leverage dan long-term leverage.
Ketujuh, age berpengaruh terhadap model capital structure, yaitu short-term
leverage tetapi age tidak berpengaruh terhadap keduamodel capital structure
yaitu total leverage dan long-term leverage. Kedelapan, investment tidak
berpengaruh terhadap ketiga model capital structure yaitu total leverage, shortterm leverage dan long-term leverage.
Dari hasil pengujian Devi Yovin danNi Putu Santi Suryantini Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana dalam Faktor-Faktor
Yang Berpengaruh Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Foods And
Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia didapati hasil pengujian
secara bersama-sama menunjukkan bahwa struktur aktiva, profitabilitas, dan
ukuran perusahaan di Indonesia mempengaruhi signifikan struktur modal pada
periode dengan koefisien determinasi0,47.Secara parsial hasil pengujian
menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva (X1) dan ukuran perusahaan
(X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadapstruktur modal, sedangkan
profitabilitas (X2) memiliki pengaruh yang negatif dansignifikan terhadap
struktur modal dengan nilai t hitung > nilai t tabel.
Dari hasil penelitian Endang Sri Utami Fenomena, Maret 2009, hal.
39 47 Volume 7, Nomor 1 ISSN 16934296, Fakultas konomi dan
Komunikasi

Bisnis,

Universitas

Mercu

Buana,

Yogyakarta

Ukuran

perusahaan, risiko bisnis, tingkat pertumbuhan, struktur aktiva, dan


profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal pada

perusahaan manufaktur di BEI. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh


terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI. Risiko bisnis
tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di
BEI. Tingkat pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur di BEI. Struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur
modal pada perusahaan manufaktur di BEI. Profitabilitas berpengaruh
terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI
Dyah Maytariana, Suhadak dan Kertahadi Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang dalam Faktor-Faktor Fundamental Yang
Mempengaruhi

Struktur

Modal

Perusahaan

(Studi

pada

Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009


-2011), di dapati hasil penelitian Tangible asset, firm size, ROA, dan pajak
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap debt ratio. Firm size, ROA
dan pajak secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap debt ratio,
sedangkan tangible asset secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
debt ratio perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2009 - 2011. Tangible asset, firm size, ROA, dan pajak secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap debt to equity ratio. Firm size, ROA dan
pajak secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap debt to equity
ratio, sedangkan tangible asset secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap debt to equity ratio perusahaan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2009-2011. Firm size

merupakan variabel yang

dominan terhadap

debt ratio

sedangkan ROA merupakan variabel yang

berpengaruh dominan terhadap debt to equity ratio.


Oleh karena itu peneliti ingin meneliti apakah para investor masih melihat
keterkaitan analisis fundamental keuangan dan risiko sistematis terhadap
struktur modal perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dalam keputusan investasinya, peneliti akan menggunakan variablevariabel berupa size perusahaan, Profitabilitas return on assets (ROA) dan
pertumbuhan penjualan . Variable-variabel tersebut digunakan sebagai faktor
fundamental keuangan dan resiko sistematis yang dihubungkan dengan
struktur modal.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan
judul FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR
MODAL PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA

1.2 Rumusan Masalah

Apakah

profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada

perusahaan manufaktur sektor industri di BEI periode tahun 2009 2

2012?
Apakah size perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur sektor industri di BEI periode tahun 2009 -

2012?
Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur sektor industri di BEI periode tahun

2009 - 2012?
Apakah size perusahaan, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan
penjualan, berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur sektor industri di BEI periode tahun 2009 - 2012?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur sektor industri di BEI periode
tahun2009 - 2012.
b. Untuk mengetahui pengaruh size perusahaan

terhadap struktur

modal pada perusahaan manufaktur sektor industri di BEI periode


2009 - 2012.
c. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap
struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industri di BEI
periode tahun2009 - 2012.

d. Untuk mengetahui pengaruh size perusahaan, profitabilitas dan


tingkat pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur sektor industri di BEI periode tahun2009 2012.
1. Kegunaan penelitian
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah
satu syarat untuk memenuhi kelulusan guna mencapai gelar
sarjana ekonomi pada fakultas ekonomi Universitas Satya
Negara Indonesia.
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi
masukan untuk perusahaan.
c. Bagi Pembaca / Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
atau bahan pembanding sebagai referensi dan tambahan
wawasan untuk dikembangkan lebih luas.

BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Landasan Teori
Struktur Modal merupakan isu lama dalam teori keuangan yang
sampai sekarang pun belum terjawab dengan tuntas sehingga dalam
praktek, struktur modal bervariasi dan yang handal sulit ditemukan. Secara
8

tradisional, struktur modal ditentukan secara intuitif berdasarkan


kepercayaan akan adanya struktur modal optimal yang memberikan biaya
modal terendah. Menentukan kebijakan struktur modal harus melibatkan
antara risiko dan tingkat pengembalian karena dengan penambahan hutang
akan memperbesar risiko perusahaan dan sekaligus memperbesar tingkat
pengembalian yang diharapkan.
Hermanto (1999) berpendapat bahwa rasionalisasi pendekatan
tradisional adalah pada tingkat investasi tertentu, tersedianya sumber dana
pinjaman yang lebih murah dari pada dana internal akan mendorong
perusahaan menggunakan dana eksternal tersebut sebagai substitusi atau
tambahan dana internal yang berakibat pada turunnya biaya modal
keseluruhan perusahaan. Penentuan struktur modal banyak dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor. Konsep teori berkaitan dengan pembahasan
dan penelitian masalah tersebut sangat banyak dan bermacam-macam cara
pandangnya terhadap masalah dan cara pemecahannya.
2.1.2 Pengertian Struktur Modal
Salah satu isu penting yang harus dihadapi oleh para manajer
keuangan menurut Sartono (2000) adalah hubungan antara struktur
modal dengan nilai perusahaan. Setiap keputusan pendanaan
mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan
manfaat dan biaya dari sumber-sumber dana yang akan dipilih
karena masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi
finansial

yang

berbeda.

Weston

dan

Copeland

(1996)

mengungkapkan keputusan untuk memilih sumber pembiayaan

merupakan keputusan bidang keuangan yang paling penting bagi


perusahaan. Sumber pembiayaan atau sumber pedanaan suatu
perusahaan dapat dilihat di sisi pasiva dari neraca perusahaan
sedangkan penggunaan dana dapat di lihat pada sisi aktiva dari
neraca

perusahaan.

Aktiva-aktiva

yang

dimiliki

perusahaan

menunjukkan penggunaan bersih dari dana sedangkan hutang dan


modal sendiri mencerminkan sumber dananya (Husnan, 2001).
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba
yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan
terhadap seluruh utangnya (Munawir, 2004). Modal pada dasarnya
terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif
(Kredit).Modal (pembelanjaan dari luar perusahaan) juga dapat
dikelompokkan dalam dua jenis, yakni: hutang dan ekuitas (modal
sendiri).
Menurut IAI, kewajiban merupakan hutang perusahaan masa
kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan
yang mengandung manfaat ekonomi (Ghozali dan Chariri, 2007).
Menurut Munawir (2004) hutang adalah semua kewajiban keuangan
perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang
ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari
kreditor.

10

Hutang

mempunyai

keunggulan

berupa:

1)

bunga

mengurangi pajak sehingga biaya hutang rendah, 2) kreditur


memperoleh return terbatas sehingga pemegang saham tidak perlu
berbagi keuntungan ketika kondisi bisnis sedang maju, 3) kreditur
tidak memiliki hak suara sehingga pemegang saham dapat
mengendalikan perusahaan dengan penyertaan dana yang kecil.
Meskipun demikian hutang juga mempunyai kelemahan,
yaitu: 1) hutang biasanya berjangka waktu tertentu untuk dilunasi
tepat waktu, 2) rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan risiko
yang selanjutnya akan meningkatkan biaya modal, dan 3) bila
perusahaan dalam kondisi sulit dan labanya tidak dapat memenuhi
beban bunga maka tidak tertutup kemungkinan dilakukan tindakan
likuidasi (Brigham dan Gapenski, 1996).
Menurut Brigham dan Gapenski (1996) hutang dapat
dibedakan menjadi dua yaitu hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang.
1

Hutang jangka pendek


Hutang jangka

pendek

merupakan

hutang

yang

diharapkan akan dilunasi dalam waktu 1 tahun atau satu siklus


operasi normal perusahaan dengan menggunakan sumbersumber aktiva lancar atau dengan menimbulkan hutang jangka
pendek yang baru. Siklus operasi adalah periode waktu yang
diperlukan antara akuisisi barang dan jasa yang terlibat dalam
11

proses manufaktur serta realisasi kas akhir yang dihasilkan dari


penjualan dan penagihan selanjutnya.
Hutang jangka pendek meliputi:
a. Hutang dagang adalah hutang yang timbul karena adanya
pembelian barang dagangan.
b. Hutang wesel adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah
uang tertentu pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dan
dapat berasal dari pembelian, pembiayaan, atau transaksi
lainnya.
c. Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang
sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.
d. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo adalah
sebagian atau seluruh hutang jangka panjang yang sudah
menjadi hutang jangka pendek, karena harus segera
dilakukan pembayaran.
e. Penghasilan yang diterima dimuka (Deferred Revenue)
adalah penerimaan uang untuk penjualan barang dan jasa
yang belum terealisir.
2

Hutang Jangka Panjang


Hutang jangka panjang merupakan hutang yang jangka waktu
pembayarannya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca dan
sumber-sumber untuk melunasi hutang jangka panjang adalah
sumber bukan dari kelompok aktiva lancar.
Hutang jangka panjang terdiri dari:

12

a. Hutang obligasi merupakan surat pengakuan hutang (dengan


bunga) jangka panjang yang akan dibayar pada tanggal
tertentu.
b. Hipotik merupakan penggadaian kekayaan nyata tertentu
untuk mendapatkan suatu pinjaman dengan beban bunga
yang tetap. Kekayaan nyata didefinisikan sebagai real estate,
gedung, dan lain-lain.
c. Hutang bank
Menurut Robert Ang (1997), struktur modal merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengembalikan
biaya hutang melalui modal sendiri yang dimilikinya yang diukur
melalui hutang dan total modal (equity). Menurut Riyanto (1998),
Debt To Equity Ratio
(DER) merupakan perbandingan antara total hutang dengan
jumlah modal sendiri. DER menunjukkan bagian dari setiap modal
sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Makin
tinggi DER maka akan menunjukkan semakin besarnya modal
pinjaman yang digunakan untuk pembiayaan aktiva perusahaan.
DER sekaligus menunjukkan struktur modalyang digunakan oleh
perusahaan.Pilihan struktur permodalan sangat penting karena pada
suatu perbandingan tertentu antara hutang dan modal sendiri pada
tingkat arus kas operasi tertentu dapat meminimisasi biaya modal
rata-rata tertimbang.Hal ini berarti dapat memaksimisasi nilai pasar
dari

perusahaan.

Konsep
13

biaya

modal

dimaksudkan

untuk

menghitung besarnya biaya yang nyata-nyata ditanggung oleh


perusahaan sehubungan dengan penggunaan dana dari suatu sumber.
Hasil penghitungan tersebut antara lain akan digunakan sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan menerima atau menolak suatu
usulan investasi.
Pengertian struktur modal dibedakan dengan struktur
keuangan seperti diungkapkan oleh Abdul Halim (2007) yang
mengatakan bahwa struktur modal menunjukkan perimbangan
jumlah utang pendek yang bersifat tetap, utang jangka panjang,
saham preferen, dan saham biasa.Dalam teori struktur modal
dinyatakan mengenai apakah perubahan struktur modal berpengaruh
atau tidak terhadap nilai perusahaan, dengan asumsi keputusan
investasi dan kebijakan deviden tidak berubah.Menurut Weston dan
Brigham (1994), struktur modal merupakan kombinasi atau bauran
segenap pos yang masuk ke dalam sisi kanan neraca sumber modal
perusahaan. Struktur keuangan menunjukkan cara bagaimana
perusahaan membiayai asetnya. Struktur keuangan dapat dilihat pada
sisi kanan (pasiva) pada neraca, yang meliputi utang jangka pendek,
utang jangka panjang, dan ekuitas. Dengan kata lain struktur modal
merupakan

bagian

dari

struktur

keuangan.

Struktur

modal

perusahaan tercermin dalam keseluruhan pasiva dalam neraca.


Brigham dan Houston (2006) berpendapat bahwa perusahaan
sebaiknya menganalisis sejumlah faktor dan kemudian menetapkan
14

target sasaran (target capital sturcture). Sasaran ini dapat mengalami


perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan kondisi
tetapi di setiap waktu manajemen sebaiknya memiliki suatu struktur
modal yang spesifik dalam pikiran mereka. Jika pada kenyataannya
rasio utang berada di bawah tingkat sasaran, ekspansi modal
biasanya akandilakukan dengan menerbitkan utang. Jika rasio utang
berada di atas tingkat sasaran, biasanya ekuitas yang akan
diterbitkan.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan

trade off

antara resiko dan tingkat pengembalian. Menurut Brigham dan


Houston

(2006)

penggunaan

lebih

banyak

hutang

akan

meningkatkan risiko yang ditanggung para pemegang saham namun


penggunaan utang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan
terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih
tinggi. Risiko yang lebih tinggi cenderung akan menurunkan harga
saham tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi akan
menaikkannya. Maka struktur modal yang optimal harus mencapai
suatu keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga dapat
memaksimalkan harga saham perusahaan.
Awat dan Mulyadi (1995) berpendapat bahwa berdasarkan
sumbernya ada tiga jenis dana yang dapat digunakan untuk
membiayaioperasi perusahaan, yaitu : penerbitan saham (equity
financing), penerbitan obligasi sering disebut dengan pembelanjaan
15

dari luar (external financing) sedangkan penggunaan laba ditahan


(retained earnings) disebut dengan pembelanjaan dari dalam
perusahaan (internal financing). Dalam keputusan pembelanjaan ini
akan ditentukan perimbangan yang optimal dari berbagai sumber
dana yang akan digunakan.
Kecenderungan

perusahaan

yang

makin

banyak

menggunakan hutang tanpa disadari akan menimbulkan kewajiban


yang makin berat bagi perusahaan saat harus melunasi (membayar
kembali) hutang tersebut. Tidak jarang perusahaan-perusahaan yang
akhirnya tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut bahkan
dinyatakan pailit.Hingga kini belum ada rumusmatematik yang tepat
untuk menentukan jumlah optimal dari hutang dan ekuitas dalam
struktur modal (Seitz, 1984). Struktur modal yang optimal dibentuk
dengan menyeimbangkan manfaat dari penghematan Pajak atas
penggunaan utang terhadap biaya kebangkrutan (Myers 1984; dan
Brigham & Gapenski, 1996).
2.1.3 Teori Struktur Modal
Teori struktur modal yang dikembangkan oleh beberapa
ahli yaitu antara lain Pendekatan Tradisional, pendekatan
Modigliani dan Miller, Pecking Order dan Balanced Theory.
Selain itu,
macam

Myers (1984)

faktor

yang

juga mengklasifikasikan berbagai

mempengaruhi

16

struktur

modal

yaitu

perusahaan yang mengikuti

Balanced Theory dan perusahaan

yang mengikuti Pecking Order Theory.

2.1.3.1 Pendekatan Tradisional


Pendekatan tradisional berpendapat bahwa dalam
pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai
perusahaan (atau biaya modal perusahaan) dapat diubah
dengan merubah struktur modalnya.Pendapat ini dominan
sampai dengan awal tahun 1950-an (Husnan, 2004). Husnan
juga berpendapat bahwa keadaan perusahaan menjadi lebih
baik setelah perusahaan menggunakan hutang karena nilai
perusahaan meningkat (atau biaya modal perusahaan
menurun).
Sartono (1990) berpendapat bahwa pendekatan ini
mengasumsikan bahwa hingga tingkat leverage tertentu.
Risiko perusahaan tidak mengalami perubahan

sehingga

baik Ke (biaya modal sendiri) maupun Kd (biaya hutang)


relatif konstan. Namun demikian setelah leverage rasio utang
tertentu, biaya hutang dan biaya modal sendiri meningkat.
Peningkatan biaya modal sendiri ini akan semakin besar dan

17

bahkan akan semakin besar daripada penurunan biaya


karena
penggunaan hutang yang lebih murah. Akibatnya
biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun dan
setelah leverage tertentu akanmeningkat. Oleh karena itu
nilai perusahaan mula-mula meningkat dan akan menurun
sebagai akibat dari penggunaan utang yang semakin besar.
Dengan demikian menurut pendekatan tradisional ini,
terdapat struktur modal yang optimal

untuk setiap

perusahaan. Struktur modal yang optimal tersebut terjadi


pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal
yang mengakibatkan biaya modal rata-rata modal tertimbang
minimum.
2.1.3.2 Pendekatan Modigliani dan Miller
Teori struktur modal modern dimulai pada tahun
1958, ketika Profesor Franco Modligliani dan Merton
Miller (selanjutnya disebut MM) menerbitkan apa yang
disebut sebagai salah satu artikel keuangan paling
berpengaruh yang pernah ditulis. Modligliani dan Miller
membuktikan dengan sekumpulan asumsi yang sangat
membatasi

bahwa

nilai

sebuah

perusahaan

tidak

terpengaruh oleh struktur modalnya. Atau dengan kata lain


hasil yang diperoleh MM menunjukkan bahwa bagaimana

18

cara sebuah perusahaan akan mendanai operasinya tidak


akan berarti apa-apa sehingga struktur modal adalah suatu
hal yang tidak relevan.
Akan tetapi studi MM didasarkan pada beberapa asumsi
yang tidak realistis, termasuk hal-hal berikut ini:
1.
2.
3.
4.

Tidak ada pialang


Tidak ada pajak
Tidak ada biaya kebangkrutan
Investor dapat meminjam padda tingkat yang sama

dengan perusahaan.
5. Semua investor memiliki informasi yang sama dengan
manajemen

tentang

peluang-peluang

investasi

perusahaan di masa depan.


6. EBIT tidak terpengaruh oleh penggunaan utang.
Dari artikel Modigliani dan Miller (MM) (dikutip oleh
Husnan, 2008) menunjukkan bahwa pendekatan tradisional
adalah tidak benar. Mereka menunjukkan kemungkinan
munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga
saham (atau nilai perusahaan) yang tidak menggunakan
hutang maupun yang menggunakan hutang akhirnya sama.
Proses arbitrase

muncul karena investor selalu lebih

menyukai investasi yang memerlukan dana yang lebih


sedikit tetapi memberikan penghasilan bersih yang sama
dengan resiko yang sama pula.

19

2.1.3.4 Balanced Theory


Berbagai faktor, seperti adanya Corporate Tax, biaya
kebangkrutan, dan

Personal Tax

telah dipertimbangkan

untuk menjelaskan mengapa suatu perusahaan akhirnya


memilih

struktur

modal

termasuk dalam lingkup


balancing theories

tertentu.

Penjelasan

tersebut

balancing theories. Esensi

adalah menyeimbangkan manfaat dan

pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang.


Sejauh manfaat masih lebih besar hutang akan ditambah.
Tetapi apabila pengorbanan karena menggunakan hutang
sudah lebih besar maka hutang tidak boleh lagi ditambah
(Husnan, 2006).
2.1.3.5 Pecking Order Theory
Disamping balancing theories, Myers and Majluf
(1984) dan Myers (1984) merumuskan teori struktur modal
yang disebut pecking order theory. Disebut sebagai pecking
order theory

karena teori ini menjelaskan mengapa

perusahaan akan menentukan hirarki sumber dana yang


paling disukai. Teori ini mendasarkan diri atas informasi
asimetrik (asymmetric information), suatu istilah yang
menunjukkan bahwa manajemen mempunyai informasi yang
lebih banyak (tentang prospek, risiko dan nilai perusahaan)
daripada pemodal publik.Manajemen mempunyai informasi
yang lebih banyak dari pemodal karena merekalah yang

20

mengambil keputusan-keputusan keuangan yang menyusun


berbagai rencana perusahaan dan sebagainya.Kondisi ini
dapat dilihat dari reaksi harga saham pada waktu manajemen
mengumumkan sesuatu (seperti peningkatan pembayaran
deviden).
Asimetrik informasi, biaya transaksi, dan biaya emisi
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pendanaan
berdasarkan
mendorong

pecking order theory


perilaku

pecking

sehingga cenderung
order

theory.

Untuk

mengurangi berbagai biaya yang timbul dari pemilihan dana


antara hutang atau ekuitas, para manajer akan menerbitkan
sekuritas yang beresiko paling kecil. Pecking order
cenderung memilih pendanaan sesuai dengan urutan risiko.
Informasi asimetrik ini mempengaruhi pilihan antara
sumber dana internal (yaitu dana dari hasil operasi
perusahaan) atau eksternal dan antara penerbitan hutang baru
atau ekuitas baru. Karena itu teori ini disebut sebagai
pecking order theory. Disebut sebagai pecking order karena
teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan
hirarki sumber dana yang paling disukai. Sesuai dengan teori
ini maka investasi yang akan dibiayai dengan dana internal
terlebih dulu (yaitu laba yang ditahan) kemudian baru diikuti
oleh penerbitan hutang baru dan akhirnya dengan penerbitan
21

ekuitas baru. Dengan adanya asimetrik informasi tersebut


juga

akan

menggunakan

mengakibatkan
pendanaan

perusahaan

internal

lebih

daripada

suka

eksternal.

Penggunaan dana internal tidak mengharuskan perusahaan


mengungkapkan informasi baru kepada pemodal sehingga
dapat menurunkan harga saham.Myers dan Majluf (1984) dan
John (1987) menunjukkan bahwa pada informasi asimetris,
perusahaan dapat memilih utang untuk pembiayaan ekuitas.
Dalam kasus lain informasi asimetris dapat meninggalkan
orang dalam perusahaan dengan tingkat ketidakpastian sisa
efek yang mengarah ke urutan kekuasaan, yaitu preferensi
relatif pembiayaan ekuitas (Noe, 1988).
Menurut Myers dan Majluf (1984), Myers (1984), dan
Brealy dan

Myers (1991), bahwa

pecking order theory

menyatakan beberapa hal antara lain :


1. Perusahaan menyukai Internal Financing (pendanaan dari
hasil operasi).
2. Perusahaan mencoba

menyesuaikan

rasio

pembagian

devidenyang ditargetkan dengan berusaha menghindari


perubahan pembayaran deviden secara drastis.
3. Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai
untuk fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang
tidak bisa diduga mengakibatkan bahwa dana hasil operasi

22

kadang-kadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi


meskipun dalam kesempatan lain mungkin kurang.
4. Apabila pendanaan dari luar (External Financing) diperlukan,
maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling
aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan menerbitkan
obligasi terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan sekuritas
yang berkarakteritik opsi (seperti obligasi konversi), baru
kemudian bila masih belum mencukupi saham baru
diterbitkan.
5. Dalam teori pecking order, tidak ada satu target debt to
equity ratio karena ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal
dan eksternal. Modal sendiri berasal dari dalam perusahaan
lebih disukai daripada modal sendiri yang berasal dari luar
perusahaan.
Ada dua alasan mengapa pendanaan eksternal lebih
disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri.Yang
pertama adalah pertimbangan biaya emisi.Biaya emisi
obligasi lebih murah dari biaya emisi saham baru. Hal ini
disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan
harga saham lama. Kedua manajer khawatir kalau penerbitan
saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh para
pemodal dan membuat harga saham akan turun. Hal ini
disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya asimetri
informasi antara pihak manajer dengan pihak modal.

23

Meskipun demikian tidaklah berarti bahwa setiap kali


perusahaan memerlukan pendanaan eksternal perusahaan
akan menerbitkan obligasi dan bukan saham baru. Alasannya
adalah (1) asimetrik informasi mungkin tidaklah terlalu
penting, dan (2) terdapat faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pilihan sruktur modal misalnya apabila
salah satu perusahaan tersebut sudah menggunakan hutang
yang terlalu besar (mempunyai rasio hutang yang terlalu
tinggi), maka pendanaan eksternal mungkin dilakukan dalam
bentuk penerbitan saham baru. Pengumuman
penerbitan

saham

baru

tersebut

memang

akan

menyebabkan harga saham lama turun (sedikit) tetapi


penurunan tersebut mungkin masih dinilai wajar atau lebih
baik dibandingkan dengan penurunan harga saham apabila
perusahaan tetap menerbitkan obligasi.
Hipotesis

pecking order

menggambarkan sebuah

hierarki dalam pencarian dana perusahaan dimana perusahaan


lebih memilih menggunakan

internal equity

untuk

membayar deviden dan mengimplementasikannya sebagai


peluang pertumbuhan. Apabila perusahaan membutuhkan
dana eksternal maka perusahaan akan lebih memilih hutang
sebelum

external equity

24

(myers 1984 dan Yuniningsih

2003). Internal Equity diperoleh dari laba ditahan dan


depresiasi, Hutang diperoleh dari pinajaman kreditur
sedangkan external equity diperoleh karena menerbitkan
saham baru.
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Riyanto (2001), struktur modal suatu perusahaan secara
umum terdiri atas beberapa komponen, yaitu :
a. Modal Sendiri (Shareholder Equity)
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu
yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber
intern maupun sumber ekstern. Sumber intern berasal dari
keuntungan yang dihasilkan peerusahaan sedangkan sumber
ekstern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari modal saham dan laba
ditahan.Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu
yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber
internalmaupun sumber eksternal, sumber internal berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan sedangkan sumber
eksternal

berasal dari modal yang berasal dari pemilik

perusahaan.

25

Menurut Riyanto (2001) modal sendiri di dalam suatu


perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari
modal saham dan laba ditahan.
1. Modal Saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta
dalam suatu Perseroan Terbatas (PT) dimana modal saham terdiri
dari:
a) Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang
yang ditanamkan oleh investor dimana pemilik saham ini
dengan memiliki saham berarti ia membeli prospek dan
siapmenanggung segala risiko sebesar dana yang ditanamkan.
b) Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen bentuk komponen modal jangka panjang
yang merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan
hutang jangka panjang.
2. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang dibayarkan
sebagai deviden.Komponen modal sendiri ini merupakan modal
dalam perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala risiko, baik
risiko usaha maupun risiko kerugiankerugian lainnya. Modal
sendiri ini tidak memerlukan adanya jaminan atau keharusan
untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan maupun tidak
adanya kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali
modal yang disetor. Oleh karena itu, tiaptiap perusahaan harus
mempunyai sejumlah minimum modal yang diperlukan untuk
menjamin kelangsungan hidup perusahaan.Modal sendiri yang

26

bersifat permanen akan tetap tertanam dalam perusahaan dan


dapat diperhitungkan pada setiap saat untuk memelihara
kelangsungan hidup serta melindungi perusahaan dari resiko
kebangkrutan.

Modal

sendiri

merupakan

sumber

dana

perusahaan yang paling tepat untuk diinvestasikan pada aktiva


tetap yang bersifat permanen dan pada investasiinvestasi yang
menghadapi resiko kerugian atau kegagalan yang relatif besar
karena suatu kerugian atau kegagalan dari investasi tersebut
dengan alasan apapun merupakan tindakan membahayakan bagi
kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan.
b. Modal Asing atau Hutang Jangka Panjang (Long Term Debt)
Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang
jangka waktunya panjang, umumnya lebih dari sepuluh
tahun.Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan
untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau
modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk
keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar.Adapun jenis dari
hutang jangka panjang adalah pinjaman obligasi dan pinjaman
hipotik.
1. Pinjaman Obligasi
Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka
waktuyang panjang dimana si debitur mengeluarkan surat
pengakuan utang yang mempunyai nominal tertentu. Pelunasan
atau pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari

27

penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman


obligasi tersebut dan dari keuntungan.
2. Pinjaman Hipotik
Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang di
mana pemberi uang (kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu
barang tidak bergerak.Bila pihak debitur tidak memenuhi
kewajibannya, barang itu dapat dijual dan hasil penjualan
tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya. Modal
asing atau hutang jangka panjang di lain pihak merupakan
sumber dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali dalam
jangka waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu dan semakin
ringannya syaratsyarat pembayaran kembali hutang tersebut
akan mempermudah dan memperluas bagi perusahaan untuk
memberdayagunakan sumber dana yang berasal dari modal asing
per hutang jangka panjang tersebut.
Meskipun hutang tetap harus dibayar kembali pada waktu
yang sudah ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi finansial
perusahaan pada saat itu dan harus sudah disertai dengan bunga
yang

sudah

diperhitungkan

sebelumnya.Dengan

demikian

seandainya perusahaan tidak mampu membayar kembali hutang


dan bunganya, maka kreditur dapat memaksa perusahaan dengan
menjual asset atau aktiva yang dijadikan jaminan. Kegagalan
untuk

membayar

kembali

hutang

atau

bunganya

akan

mengakibatkan para pemilik perusahaan kehilangan kontrol

28

terhadap perusahaannya seperti halnya terhadap sebagian atau


keseluruhan modalnya yang ditanamkan dalam perusahaan.
Begitu
kehilangan

pula

sebaliknya,

kontrol

terhadap

para
sebagian

krediturpun
atau

dapat

seluruhnya

dana/pinjaman dan bunganya karena segala macam bentuk yang


ditanamkan didalamperusahaan selalu dihadapkan pada risiko
kerugian.Struktur modal pada dasarnya merupakan suatu
pembiayaan permanen yang terdiri dari modal sendiri dan modal
asing dimana modal sendiri terdiri dari berbagai jenis saham dan
laba ditahan. Penggunaan modal asing akan menimbulkan beban
yang tetap dan besarnya penggunaan modal asing ini
menentukan besarnya

leverage keuangan yang digunakan

perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin


besar proporsi modal asing atau hutang jangka panjang dalam
struktur modal perusahaan akan semakin besar pula risiko
kemungkinan terjadinya ketidakmampuan untuk membayar
kembali hutang jangka panjang beserta bunganya pada tanggal
jatuh temponya. Bagi kreditur hal ini berarti bahwa kemungkinan
turut serta dana yang mereka tanamkan didalam perusahaan
untuk dipertaruhkan pada kerugian juga semakin besar.
Menurut (Houston dan Bringham, 2006) ada beberapa faktor
yang mempengaruhi penentuan struktur modal yang optimal,
yaitu :
29

a. Stabilitas Penjualan
Sebuah perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat
dengan

aman

mengambil

lebih

banyak

hutang

dan

menanggung beban tetap yang lebih tinggi daripada


perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil.
b. Struktur Aktiva
Perusahaan yang aktivanya cocok sebagai jaminan atas
pinjaman cenderung lebih banyak menggunakan hutang.
c. Leverage Operasi
Perusahaan dengan leverage operasi yang lebih sedikit
memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menerapkan
leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan memiliki
resiko bisnis yang lebih kecil.
d. Tingkat Pertumbuhan
Perusahaan yang tumbuh dengan cepat lebih banyak
mengandalkan diri pada modal ekternal.
e. Profitabilitas
Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian atas
investasi yang sangat tinggi menggunakan hutang yang relatif
sedikit.
f. Pajak
Semakin tinggi tarif pajak sebuah perusahaan, semakin besar
manfaat yang diperoleh dari hutang.
g. Pengendalian
Dampak hutang versus saham pada posisi pengendalian
manajemen dapat mempengaruhi struktur modal. Kejadian
apapun jika manajemen tidak merasa aman, mereka akan
mempertimbangakan situasi pengendalian.
h. Sikap manajemen

30

Beberapa manajemen cenderung lebih konservatif daripada


yang lainnya dan akibatnya menggunakan lebih sedikit
hutang daripada rata-rata perusahaan di dalam industri
mereka, sedangkan manajemen agresif menggunakan lebih
banyak hutang di dalam pencarian mereka akan laba yang
lebih tinggi.
i. Sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat
Tanpa melihat analisis para manajer atas faktor-faktor
leverage yang tepat bagi perusahaan mereka sendiri, perilaku
pemberi

pinjaman

dan

agen

pemeringkat

seringkali

mempengaruhi keputusan struktur keuangan.


j. Kondisi pasar
Kondisi dari pasar saham dan obligasi yang mengalami
perubahan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
dapat memberikan arti yang penting dalam struktur modal
sebuah perusahaan yang optimal.
k. Kondisi internal perusahaan
Kondisi internal sebuah perusahaan juga dapat memiliki
pengaruh pada sasaran struktur modalnya.
l. Fleksibilitas keuangan
Sebuah perusahaan harus menjaga fleksibilitas keuangannya
dalam hal ini menjaga kapasitas pinjaman cadangan yang
memadai.
2.2 Penelitian Terdahulu
Gven Saylgan (1998) melakukan penelitian yang berjudul The
Firm-Specific Determinants of Corporate Capital Structure: Evidence from
Turkish Panel Data. Penelitiannya menggunakan variabel

31

Size,

Profitability(yang diukur dengan ROA), Growth Opportunities (Growth


Rate in Plant, Property, and Equipment dan Growth Rate in Total
Assets), Non-debt Tax Shields, dan Tangibility yang diproxy dengan
DER. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Profitability berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap DER, Growth

Opportunities in

Plant, Property and Equipment, Non-debt Tax Shields berpengaruh


negatif dan signifikan terhadap DER. Size dan Growth Rate in Total
Assets berhubungan positif dan signifikan terhadap DER dan Tangibility
berhubungan negatif dan tidak signifikan terhadap DER..
Ozkan (2001) melakukan penelitian yang berjuduL Nonlinear
Effects of Exchange Rate Volatility on the Volume of Bilateral Exports.
Hasil penelitiannya menunjukkan variabel ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan positif terhadap

Debt to Equity Ratio (DER). Sedangkan

likuiditas, non debt tax shields, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan


berpengaruh signifikan negatif terhadap Debt to Equity Ratio (DER).
Pandey (2001) melakukan penelitian yang berjudul Capital
structure and the firm characteristics evidence from an emerging
market.Pandeymelakukan penelitian pada perusahaan Malaysia pada tahun
1984-1999, dimana dalam penelitian ini dibagi menjadi empat subperiode
yang sesuai dengan tahapan yang berbeda pada pasar modal Malaysia.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu book value
dan

market value debt ratio dimana debt dalam penelitian ini dibagi

menjadi tiga kategori yaitu short term debt, long term debt dan total debt.
32

Kemudian untuk variabel independen menggunakan

profitability, risk

(earning volatility), growth (log

tangibility. Hasil

sales), size, dan

penelitiannya menunjukkan bahwa profitability


berpengaruh signifikan negatif pada seluruh tipe (book value dan
market value debt ratio); risk (earning volatility) berpengaruh negatif baik
pada

book value dan market value debt ratio; growth

dan

size

berpengaruh signifikan positif pada seluruh tipe debt ratio dengan level 1
%; kemudian tangibilityberpengaruh signifikan negatif pada book value
dan market value short term debt ratio.
Fitrijanti dan Hartono (2002) menunjukkan Assets (yang diukur
dengan Market Value Asset to Book Value Assets), Size (yang diukur
dengan Market Value Equity to Book Value Equity), dan Price Earning
Ratio (PER) terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan
pendanaan (Debt to Equity

Ratio). Mugiharta (2003) melakukan

penelitian yang berjudul Analisis Kepemilikan Saham Manajemen dan


Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Debt to Equity Ratio di Bursa
Efek Jakarta. Mugiharta menggunakan variabel Dividend Payout Ratio
(DPR), Pertumbuhan Asset, Price Earning Ratio (PER), Return on
Investment (ROI) dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Debt to Equity
Ratio

(DER). Mugiharta menggunakan variabel Kepemilikan Saham

Manajemen (Insider Ownership), Dividend Payout Ratio, Pertumbuhan


Assets, Price Earning Ratio, Return on Investment, dan Pertumbuhan
Penjualan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan Saham
33

Manajemen (KSM) ditemukan hasil yang signifikan dan berpengaruh


negatif terhadap

Debt

Equity

Ratio,

Devidend

Payout

Ratio,

Pertumbuhan Penjualan dan Pertumbuhan Asset berpengaruh negatif dan


tidak signifikan mempengaruhi Debt Equity Ratio. Price Earning Ratio
(PER) dan ROI terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap struktur
modal (Debt to Equity Ratio).
Yuke Prabansari dan Hadri Kusuma (2005) meneliti tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur
go public di Bursa Efek Jakarta. Mereka meneliti dengan menggunakan
variabel Ukuran Perusahaan (Size),

Risiko

Bisnis (Business

Risk),

Pertumbuhan Aset (Asset Growth), Kemampulabaan (Profitability yang


diukur dengan

Net Profit Margin), dan

Struktur

Kepemilikan

(Ownership) dengan struktur modal yang diukur dengan proxy hutang


jangka panjang per total aktiva. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah

analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, struktur


kepemilikan dan pertumbuhan aktiva berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal (Hutang jangka panjang per Total Aktiva), Risiko
Bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal
perusahaan (Hutang Jangka Panjang per Total Aktiva).
Lebih jauh Dyah Sih Rahayu (2005) melakukan penelitian dengan
menggunakan tujuh variabel independen terhadap Struktur Modal (Debt
Ratio) perusahaan yaitu Managerial Share Ownership (MSO), Ukuran
34

Perusahaan (size),

Industri (klasind),

Volatilitas

Laba (volty),

Pertumbuhan (growth), Profitabilitas (prof yang diukur dengan ROA),


dan

Dividen (div). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Managerial

Share Ownership dan Pertumbuhan (Growth), berpengaruh positif tetapi


tidak signifikan terhadap Debt Ratio. Ukuran Perusahaan (Size), dan
Industri (Klasind) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur
Modal. Profitabilitas
(Prof), Volatilitas (Volty), berpengaruh negatif signifikan terhadap
Debt Ratiosedangkan Deviden (Div) berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap debt ratio.
Yuhasril (2006) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan famasi yang telah go publik di
Bursa Efek Jakarta. Dalam penelitiannya tersebut, Yuhasril menggunakan
variabel ROI, Deviden POR, Rasio Aktiva Tetap, Total Asset, Tingkat
Penjualan, DFL, dan Tingkat Pajak sebagai variabel independen. Alat
analisis yang digunakandalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa ROI dan
Fixed Assets Ratio mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap
Struktur Modal.
Bayu Septadona Putera (2006) melakukan penelitian yang berjudul
Analisis Pengaruh Struktur Kepemilkan Rasio Pertumbuhan dan Return
On Asset terhadap Kebijakan Pendanaan (Perbandingan pada Perusahaan

35

PMA dan PMDN yang listed di BEJ tahun 2002-2004) menggunakan 5


(lima) variabel independen yaitu
Saham

Institusi, Assets Growth,

Kepemilikan
Sales

Saham, Kepemilikan

Growth,

dan ROA. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan saham dan kepemilikan


saham institusi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DER, Assets
Growth dan Sales Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap DER, ROA berpengaruh positif dan signifikan dengan DER.
Lusiana Noor Andriyani (2006) dalam penelitiannya yang berjudul
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap
Struktur Moda pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta (BEJ). Penelitiannya menggunakan struktur modal
(hutang jangka panjang per modal sendiri) sebagai variabel dependen dan
menganalisis dengan regresi linier. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap
struktur modal, Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
struktur modal, dan Struktur Aktiva berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Struktur Modal.
Joshua Abor dan Nicholas Bekpie (2007) melakukan penelitian
dengan menggunakan Variabel Independen yaitu Age of the firm, Firm
Size, Asset Structure, Profitability, Firm growth, dan Firm risk dan
variabel dependennya Long Term Debt Ratio dan Short Term Debt
Ratio. Hasilnya adalah Age of the Firm berpengaruh positif terhadap
Long Term Debt tetapi berpengaruh negatif terhadap Short Term Debt,
36

Size

berpengaruh positif terhadap

Short Term

Debt,

Profitability

berpengaruh negatif terhadap Long Term Debt dan Short Term Debt,
Assets Structure berhubungan negatif dengan Short Term Debt.
Ali Kesuma (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap
Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek
Indonesia dengan Struktur Modal (Hutang Jangka Panjang per Ekuitas)
sebagai variabel dependennya. Hasil Penelitiannya menunjukkan Growth
of sales berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal,
Struktur Aktiva dan Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan

Rasio

Hutang (Total

Hutang per Total Aktiva) berpengaruh positif dan signifikan terhadap


Struktur Modal.
Shah & Khan (2007), penelitiannya yang berjudul Deteminants of
capital structure : Evidence from Pakistani panel Data. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa
positif terhadap leverage;

size

tangibility berpengaruh signifikan


tidak signifikan dan positif terhadap

leverage; growth dan profitability (ROA) berpengaruh signifikan negatif;


sedangkan non debt tax shields dan earning volatility berpengaruh tidak
signifikan dan negatif terhadap leverage.
Wiwit Apit Sulistyowati (2008) melakukan penelitian dengan
menggunakan

Leverage

(Debt to

37

Total

Assets)

sebagai variabel

dependen serta Tangibility, Profitabilitas (yang diukur dengan ROA),


Pertumbuhan,

Non-debt Tax

Shields, Cash holding,

dan

Ukuran

Perusahaan sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan


bahwa

Tangibility dan Non-debt Tax Shields

berpengaruh positif

signifikan terhadap Leverage, Profitabilitas berhubungan negatif dengan


Leverage,

namun tidak signifikan,

Pertumbuhan dan Cash-holding

berhubungan negatif signifikan dengan Leverage.


Astiwi Indriani (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Pengaruh Current Ratio, Sales Growth, Return On Asset, Retained Earning
dan Size terhadap Debt to Equity Ratio dengan menggunakan regresi.
Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap DER, Current Ratio berpengaruh negatif dan tidak
signifikan

terhadap Debt to

Equity

Ratio

(DER).

Sales Growth

berpengaruh negatif dan tidak signifikan antara variabel Sales Growth


terhadap Debt to Equity Ratio (DER). Retained Earning (laba ditahan)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Debt to Equity Ratio (DER).
Size berpengaruh positif dan signifikan terhaadap Debt to Equity Ratio
(DER).
Mozes Tomasila (2009) melakukan penelitian yang berjudul
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa Ukuran Perusahaan, Struktur Kepemilikan Saham, dan Growth

38

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Leverage, NPM berpengaruh


negatif dan signifikan terhadap Leverage.
Yeniatie dan Nicken Destriana (2010) melakukan penelitian yang
berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada
Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial dan Kebijakan
Deviden berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan
Hutang, Kepemilikan Institusional dan profitabilitas berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang, Struktur Aset dan Pertumbuhan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang, sedangkan
resiko bisnis berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan
Hutang.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
peneliti terdahulu dapat disimpulkan bahwa peneliti-peneliti terdahulu
menggunakan variabel-variabel Collateral Value Assets, Non-debt Tax
Shields, Cash holding, Price

Earning Ratio,

Retained Earning,

Pertumbuhan Aset, ROI, ROA, Current Ratio, Growth, Uniqueness,


Industry

Classification,

Size, Volatility,

Devidend

Payout

Ratio,

Managerial Share Ownership (MSO),


Tabel 2.1
RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU
N

Peneliti

Judul

Variabel

39

Alat

Hasil

o
1.

2.

Gven
Saylgan
(1998)

Ozkan
(2001)

Penelitian
The FirmSpecific
Determinant
s of
Corporate
Capital
Structure:
Evidence
from Turkish
Panel Data

Penelitian
Analisis
Variabel
Regresi
Independen:
size,
profitability
(yang diukur
dengan
ROA),
growth
opportunitie
s
(growth rate
in
plant,
property,
and
equipment
dan growth
rate
in total
assets),
non-debt tax
shields, dan
tangibility
Variabel
Dependen:
DER

Nonlinear
Effects of
Exchange
Rate
Volatility on
the Volume
of Bilateral
Exports.

Variabel
Regresi
Independen:
variabel
ukuran,
Likuiditas,
non
debt
tax
shields,

40

Profitability
berpengaruh
negatif dan
tidak
signifikan
terhadap DER,
growth
opportunities
in plant,
property and
equipment,
non-debt tax
shields
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap DER.
Size dan
growth rate in
total assets
berhubungan
positif dan
signifikan
terhadap DER
dan tangibility
berhubungan
negatif dan
tidak
signifikan
terhadap
DER
Variabel
ukuran
perusahaan
berpengaruh
signifikan
positifterhadap
Debt
to
Equity

profitabilitas
dan
pertumbuha
n
penjualan
Variabel
Dependen:
Debt
to
Equity
Ratio
(DER).

3.

Pandey
(2001)

Capital
structure
and the firm
characteristi
cs evidence
from an
emerging
market

Variabel
Regresi
Independen:
profitability,
risk (earning
volatility),
growth (log
sales), size,
dan
tangibility
Variabel
Dependen :
book value
dan
market
value
debt ratio

41

Ratio
(DER).
Likuiditas, non
debt tax
shields,
profitabilitas
dan
pertumbuhan
penjualan
berpengaruh
signifikan
negatif
terhadap Debt
to
Equity
Ratio
(DER).
profitability
berpengaruh
signifikan
negatif pada
seluruh tipe
(book value
dan market
value debt
ratio); risk
(earning
volatility)
berpengaruh
negatif baik
pada book
value dan
market value
debt ratio;
growth dan
size
berpengaruh
signifikan
positif pada
seluruh tipe
debt ratio

4.

Fitrijanti
dan
Hartono
(2002)

Set
Kesempatan
Investasi:
Konstruksi
dan Analisis
Hubunganny
a dengan
Kebijakan
Pendanaan
dan Dividen

5.

Mugihart

Analisis

Variabel
Independen:
Assets
(yang
diukur
dengan
market
value
asset
to
book
value
assets),
size (yang
diukur
dengan
market
value
equity
to
book
value
equity),
dan price
earning ratio
(PER)
Variabel
Dependen:
debt
to
equity
ratio
Variabel

42

Regresi
Linier
berganda

dengan level 1
%, tangibility
berpengaruh
signifikan
negatif pada
book value
dan market
value short
term debt
ratio.
Assets, size,
dan price
earning ratio
(PER) terbukti
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
kebijakan
pendanaan
(debt
to
equity
ratio).

Regresi

Kepemilikan

6.

a
(2003)

Kepemilikan
Saham
Manajemen
dan Faktorfaktor yang
Berpengaruh
terhadap
Debt to
Equity ratio
di Bursa
Efek Jakarta

Yuke
Prabansa
ri
dan
Hadri
Kusuma
(2005)

Faktor-faktor
yang
Mempengar
uhi Struktur
Modal
Perusahaan
Manufaktur

Independen: Linier
kepemilikan Berganda
manajemen,
devidend
payout
ratio,
pertumbuha
n
assets, price
earning
ratio,
return on
investment,
pertumbuha
n
penjualan

Saham
Manajemen
(KSM)
ditemukan
hasil yang
signifikan dan
berpengaruh
negatif
terhadap debt
equity ratio,
devidend
payout ratio,
Pertumbuhan
Penjualan dan
Pertumbuhan
Asset
berpengaruh
Variabel
negatif dan
Dependen:
tidak
Debt
to
signifikan
equity
mempengaruhi
ratio
debt equity
ratio. Price
Earning Ratio
(PER) dan
ROI terbukti
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
struktur modal
(debt to equity
ratio)
Variabel
Regresi
Ukuran
Independen: Linier
perusahaan,
Ukuran
Berganda profitabilitas,
perusahaan
struktur
(size), risiko
kepemilikan
bisnis
dan
(business
pertumbuhan

43

di Bursa
Efek Jakarta

7.

Dyah Sih
Rahayu
(2005)

Pengaruh
Kepemilikan
Saham
Manajerial
dan
Institusional
Pada
StrukturMod
al
Perusahaan

risk),
pertumbuha
n
aset (asset
growth),
kemampula
baan
(profitability
),
dan struktur
kepemilikan
(ownership).
Variabel
Dependen:
Hutang
jangka
panjang/tota
l
aktiva

aktiva
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
struktur modal
(Hutang
jangka
panjang/total
aktiva), risiko
bisnis
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
struktur modal
perusahaan
(hutang jangka
panjang/total
aktiva)
Variabel
Regresi
Managerial
Independen: Linier
share
Managerial
Berganda ownership
share
dan
ownership
pertumbuhan
(MSO),
(growth)
ukuran
berpengaruh
perusahaan
positif tetapi
(size),
tidaksignifikan
industry
terhadap debt
(klasind),
ratio. Ukuran
volatilitas
perusahaan
laba
(size), dan
(volty),
industri
pertumbuha
(klasind)
n
berpengaruh
(growth),
positif dan
profitabilitas
signifikan
(prof), dan
terhadap
dividen
struktur

44

(div)
Variabel
Dependen:
Debt
to
equity
ratio

8.

Yuhasril
(2006)

Analisis
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi struktur
modal
perusahaan
famasi yang
telah go
publik di
Bursa Efek
Jakarta

Variabel
Independen:
ROI,
deviden
POR, rasio
aktiva tetap,
total asset,
tingkat
penjualan,
DFL,
dan tingkat
pajak.
Variabel
Dependen:
Struktur
Modal

9.

Bayu

Analisis

Variabel

45

modal.
Profitabilitas
(prof),
volatilitas
(volty),
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap debt
ratio
sedangkan
deviden (div)
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap debt
ratio
Regresi
Risiko bisnis
Linier
yang
Berganda mempuyai
pengaruh
negatif
terhadap
struktur
modal
perusahaan,
pertumbuhan
aktiva,
profitabilitas
perusahaan,
dan struktur
kepemilikan
perusahaan
mempuyai
pengaruhpositi
f
terhadap
struktur modal
perusahaan
Regresi
Kepemilikan

Septadon
a
Putera
(2006)

10
.

Joshua
Abor dan
Nicholas
Bekpie
(2007

Pengaruh
Struktur
Kepemilkan
Rasio
Pertumbuha
n dan Return
On Asset
terhadap
Kebijakan
Pendanaan
(Perbanding
an pada
Perusahaan
PMA dan
PMDN yang
listed di BEJ
tahun 20022004)

Independen:
kepemilikan
saham,
kepemilikan
saham
institusi,
assets
growth,
sales
growth,
dan ROA

How do we
explain the
capital
structure of
SMEs in
sub-Saharan
Africa?
Evidence
from Ghana.

Variabel
Regresi
Independen:
Age of the
firm,
Firm size,
Asset
Structure,
Profitability,
Firm
growth,
dan
Firm
risk

Variabel
Dependen:
DER

Variabel
Dependen:
Long term
debt
ratio
dan
short
term
debt

46

saham dan
kepemilikan
saham institusi
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap DER,
assets growth
dan sales
growth
berpengaruh
negatif dan
tidak
signifikan
terhadap DER,
ROA
berpengaruh
positif dan
signifikan
dengan DER
Age of the
firm
berpengaruh
positif
terhadap long
term debt
tetapi
berpengaruh
negatif
terhadap short
term
debt,
size
berpengaruh
positif
terhadap short
term debt,
profitability
berpengaruh
negatif
terhadap long

ratio

11
.

Ali
Kesuma
(2009)

Analisis
Faktor yang
Mempengar
uhi Struktur
Modal Serta
Pengaruhny
a Terhadap
Harga
Saham
Perusahaan
Real Estate
yang Go
Public di
Bursa Efek
Indonesia

12
.

Shah &
Khan

Detemina
nts of

term debt dan


short term
debt,
assetstructure
berhubungan
negatif dengan
short term
debt.
Variabel
Regresi
Growth of
Independen: Linier
sales
Growth of Berganda berpengaruh
sales,
negatif dan
Struktur
signifikan
Aktiva,
terhadap
Profitabilita
struktur
s,
modal,
Rasio
Struktur
Hutang
Aktiva dan
Profitabilitas
Variabel
(ROA)
Dependen:
berpengaruh
Struktur
negatif dan
Modal
tidak
(Hutang
signifikan
Jangka
terhadap
Panjang
struktur
/Ekuitas)
modal.
Sedangkan
rasio hutang
(Total
Hutang/Total
Aktiva)
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
struktur
moda
Variabel
Regresi
tangibility
Independen
berpengaruh

47

(2007),

capital
structure :
Evidence
from
Pakistani
panel
Data.

:
tangibility,
size
(Ln
Sales),
asset
growth,
profitability
(ROA), Non
debt
tax
shields
dan earning
volatility
Variabel
Dependen
Leverage

13
.

Wiwit
Apit
Sulistyo
wa
ti (2007)

Penentuan
kebijakan
struktur
modal pada
perusahaan
manufaktur
di Bursa
Efek
Indonesia

Variabel
Independen:
Tangibility,
Profitabilita
s,
Pertumbuha
n,
Non-debt
tax
shields,
Cash
holding, dan
Ukuran
perusahaan.

48

Regresi

signifikan
positif
terhadap
leverage;
size tidak
signifikan
dan positif
terhadap
leverage;
growth dan
profitability
(ROA)
berpengaruh
signifikan
negatif;
sedangkan
non debt tax
shields dan
earning
volatility
berpengaruh
tidak
signifikan
dan negatif
terhadap
leverage
Tangibility
dan non-debt
tax shields
berhubungan
positif dengan
struktur
modal
sedangkan
profitabilitas,
pertumbuhan,
dan cash
holding
berhubungan
negatif

14
.

Astiwi
Indriani
(2009)

Analisis
Pengaruh
Current
Ratio, Sales
Growth,
Return On
Asset,
Retained
Earning dan
size
terhadap
Debt to
equity Ratio

15
.

Mozes
Tomasila

Faktor-faktor
yang

Variabel
Dependen:
struktur
modal
yang diukur
dengan
leverage
Variabel
Independen:
ROA,
Current
Ratio, Sales
growth,
Retained
earning dan
Size
Variabel
Dependen:
DER

Variabel
Indenpende

49

dengan
struktur
modal

Regresi

Regresi
Linier

Sales Growth
berpengaruh
positif dan
tidak
signifikan
terhadap debt
to equity ratio
(DER).
Retained
earning (laba
ditahan) dan
ROA
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap debt
to equity ratio
(DER). Size
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhaadap
debt to equity
ratio (DER).
Current Ratio
berpengaruh
negatif dan
tidak
signifikan
terhadap
DER
Ukuran
Perusahaan,

16
.

(2009)

Mempengar
uhi Struktur
Modal pada
Perusahaan
Manufaktur
di Bursa
Efek
Indonesia

n:
Ukuran
Perusahaan,
Struktur
Kepemilika
n
Saham,
NPM,
dan Growth.
Variabel
Dependen:
Leverage

Yeniatie
dan
Nicken
Destriana
(2010)

Faktor-faktor
yang
Mempengar
uhi
Kebijakan
Hutang pada
Perusahaan
Nonkeuanga
n yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia

Variabel
Regresi
Independen: Linier
Kepemilika berganda
n
Manajerial,
Kebijakan
Deviden,
Kepemilika
n
Institusional
,
profitabilitas
,Struktur
Aset,
Pertumbuha
n,
dan resiko
bisnis.
Variabel
Dependen:
DEBT
(Kebijakan
Hutang)

50

berganda

Struktur
Kepemilikan
Saham, dan
Growth
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Leverage,
NPM
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
Leverage.
Kepemilikan
Manajerial
dan
Kebijakan
Deviden
berpengaruh
negatif dan
tidak
signifikanterha
dap
Kebijakan
Hutang,
Kepemilikan
Institusional
dan
profitabilitas
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
Kebijakan
Hutang,
Struktur Aset
dan
Pertumbuhan

berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Kebijakan
Hutang,
sedangkan
resiko bisnis
berpengaruh
negatif dan
tidak
signifikan
terhadap
kebijakan
Hutang.
Sumber : Jurnal jurnal yang dipublikasikan.

Perbedaan

antara

penelitian

yang

akan

dilakukan

dengan

penelitianterdahulu terletak pada :


1. Guven Sayilgan (1998) tidak meneliti Cash Holding, Likuiditas, dan
Umur Perusahaan.
2. Ozkan (2001) tidak meneliti Struktur Aktiva, Cash Holding, dan
Umur Perusahaan.
3. Pandey (2001) tidak meneliti Non-debt Tax Shields, Cash Holding,
Likuiditas, dan Umur Perusahaan.
4. Fitrijanti dan Hartono (2002) tidak meneliti ROA,

Non-debt Tax

Shields, Cash Holding, Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, dan Umur


Perusahaan.

51

5. Mugiharta (2003) tidak meneliti Struktur Aktiva, ROA, Non-debt Tax


Shields, Cash Holding, Likuiditas, dan Umur Perusahaan.
6. Yuke Prabansari dan Hadri Kusuma (2005) tidak meneliti Struktur
Aktiva, ROA, Non-debt Tax Shields, Cash Holding, Pertumbuhan
Penjualan, Likuiditas, dan Umur Perusahaan.
7. Dyah Sih Rahayu (2005) tidak meneliti tentang Struktur Aktiva, Nondebt Tax Shields, Cash Holding, Likuiditas, dan Umur perusahaan.
8. Yuhasril (2006) tidak meneliti tentang , ROA, Non-debt Tax Shields,
Cash Holding, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Umur Perusahaan.
9. Bayu Septadona Putera (2006) tidak meneliti tentang Struktur Aktiva,
Non-debt Tax Shields, Cash Holding, Ukuran Perusahaan, Likuiditas,
dan Umur Perusahaan
10. Joshua Abor dan Nicholas Bekpie (2007) tidak meneliti tentang Nondebt Tax Shields, Cash Holding, dan Likuiditas.
11. Ali kesuma (2009) tidak meneliti tentang ROA,

Non-debt Tax

Shields, Cash Holding, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Umur


Perusahaan
12. Shah & Khan (2007) tidak meneliti tentang ROA, Cash Holding,
Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, dan Umur Perusahaan.
13. Wiwit Apit Sulistyowati (2007) tidak meneliti tentang Likuiditas dan
Umur Perusahaan.
14. Astiwi Indriani (2009) tidak meneliti tentang Struktur Aktiva, Nondebt Tax Shields, Cash Holding, dan Umur Perusahaan.
15. Mozes Tomasila (2009) tidak meneliti Struktur Aktiva, Non-debt Tax
Shields, Cash Holding, Likuiditas, dan Umur Perusahaan
16. Yeniatie dan Nicken Destriana (2010) tidak meneliti tentang Non
debt Tax Shields, Cash Holding, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan
Umur perusahaan.

52

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat penelitan


Penelitian ini dilakukan bulan April 2014 Agustus 2014 di Pusat Referensi
Pasar Modal.
3.2 Desain penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kasual dimana untuk mengetahui
pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas ( Size Perusahaan,
Profitabilitas, tingkat pertumbuhan penjualan ) terhadap variabel terikat
( struktur modal).

Profitabilitas
(X1)

Struktur modal

Size Perusahaan
(X2)

(Y)

Tingkat pertumbuhan
penjualan
(X3)
Gambar 3.1
Kerangka Pemikira
53

3.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
oleh karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan teori yang relevan
belum di dasarkan pada faktor-faktor empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.
Berdasarkan penelitian ini maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :
1. Uji secara Parsial
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya:
H0 :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari size perusahaan,
profitabilitas dan tingkat pertumbuhan penjualan secara parsial terhadap
Struktur Modal.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari profitabilitas, size perusahaan dan
tingkat pertumbuhan penjualan secara parsial terhadap Struktur Modal.
2. Uji secara Simultan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah bebas secara serempak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya:
H0 : Tidak terdapat pengaruh variabel profitabilitas, size perusahaan dan
tingkat pertumbuhan penjualan secara simultan terhadap Struktur
H1

Modal.
: Terdapat pengaruh variabel profitabilitas, size perusahaan dan tingkat

pertumbuhan penjualan secara simultan terhadap Struktur Modal.


3.4 Variabel dan Skala pengukuran
1. Variabel
Variabel pada penelitian ini terdiri dari :
a. Variabel terikat ( dependent variabel). Variabel terikat (Y) berupa
struktur modal. Menurut Riyanto Struktur Modal adalah pembelanjaan
permanen yang mencerminkan pertimbangan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri.

54

b. Variabel bebas ( independent variabel ). Variabel bebas (X) berupa


profitabilitas, size perusahaan dan tingkat pertumbuhan penjualan.
2. Skala Pengukuran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio yang terdiri
dari :
a. Variabel terikat (dependent) : Y
Yang menjadi variabel terikat di sini adalah struktur modal: Y.
b. Variabel bebas (independent): X
1. Profitabilias (ROA) : (X1)
Profitabilitas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Pada penelitian ini, profitabilitas diukur dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Fixed assets
Total Aset
Profitabilitas =

2. Ukuran Perusahaan (SIZE): (X2)


Ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan
yang diukur dengan logaritma natural dari assets. (Huang , 2002)
Ukuran Perusahaan=Ln(total assets)
3. Tingkat Pertumbuhan Penjualan (Growht) (X3)
Tingkat pertumbuhan penjualan dapat diukur dengan perhitungan
sebagai berikut :
Rumus :
Tingkat Pertumbuhan = Total assets
Keterangan : Total assets adalah persentase perubahan total assets.
3.5 Metode Pengumpulan data
1. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka yakni pengumpulan data
pendukung berupa literatur, dan penelitian terdahulu.
2. Tahap kedua dilakukan melalui pengumpulan data sekunder yang
diperlukan berupa laporan-laporan keuangan yang dipublikasi oleh bursa
efek Indonesia (BEI).
55

3.6 Jenis data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data primer yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan oleh pihak lain.
Data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa laporan keuangan.
a. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulan, populasi yang akan menjadi objek dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Adapun teknik pengambilan sampling yang digunakan
adalah purposive sampling, yaitu pemilihan anggota sampel dengan
mendasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Dalam penelitian ini kriteria
yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan Manufaktur sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode penelitian 2009 - 2012.
b. Perusahaan Manufaktur sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang memiliki data laporan keuangan yang lengkap selama
periode2009 - 2012.
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu :
1. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisis data-data yang tersedia dan diolah sehingga diperoleh
gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan hubungan antar fenomena
yang diteliti.
2. Analisis Statistik

56

Model analisis ini yang digunakan adalah model analisis regresi linier
berganda.Model ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Model regresi berganda yang dipakai dalam
penelitian ini telah memenuhi syarat uji asumsi klasik, berupa :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi
dalam

penelitian,

antara

variabel

dependen

dengan

variabel

independen keduanya memiliki distribusi normal atau mendekati


normal.
2. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antar anggota serangkaian observasi yang
diurutkan menurut waktu dan ruang.Adanya autokorelasi dalam model
regresi artinya ada korelasi antar anggota sampel yang diurutkan
berdasarkan waktu.
3. Uji Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas dilakukan dalam sebuah model regresi,
dengan

tujuan

bahwa

apabila

suatu

regresi

tersebut

terjadi

ketidaksamaan varian dari residual dari setiap pengamatan.Jika varians


residual dari pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda maka disebut
heterokedastisitas.
4. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana terdapat suatu
hubungan yang sempurna antar beberapa atau semua variabel dalam
model regresi.
3.8 Analisi Regresi Berganda
1. Uji t statistik (uji dua sisi). Adapun langkah-langkah pengujian t statistik
adalah sebagai berikut :

57

a) Jika thitung> t

tabel

atau nilai p-value t test sebesar < 0,05, maka artinya

H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga terdapat pengaruh


signifikan
b) Jika thitung< t

tabel

yang

atau nilai p-value t test sebesar > 0,005, maka artinya

H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga tidak terdapat pengaruh yang


signifikan
2. uji F statistik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian ini
meliputi :
a) Jika Fhitung> F tabel atau nilai p-value F test sebesar < 0,05, maka artinya
H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga terdapat pengaruh
signifikan
b) Jika Fhitung< F

tabel

yang

atau nilai p-value F test sebesar > 0,005, maka

artinya H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga tidak terdapat pengaruh


yang signifikan
3. Model analisis yang digunakan adalah model analisis regresi linier
berganda.model ini digunakan untuk mengetahui pengruh variabel bebas
terhadap variabel terikat dengan persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y
= Struktur Modal
a
= Konstanta
b1,b2,b3
= Koefisien regresi
X1
= Profitabilitas
X2
= Ukuran Perusahaa (Size)
X3
= Growht (Tingkat Pertumbuha
= Koefisien regresi variabel X1,2,3
1,2,3
e
= Standarerror

58

BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyajian dan analisis data


Didalam penelitan ini, variabel-variabel penelitan dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas).
Variabel dependen (terikat) dalam penelitan ini adalah struktur modal (STA),
sedangkan yang merupakan variabel independen (bebas), yaitu size
perusahaan, profitabiltas (ROA), dan growth oportunity. Objek penelitan
dalam skripsi ini adalah perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2009 sampai 2012 yang telah mengeluarkan data
keuangan didalam laporan keuanganya. Menurut JASICA (Jakarta Stock
Exchange Industrial Clasifcation), Jumlah perusahan manufaktur yang
terdaftar di BEI selama tahun 2009 - 2012 adalah 157 perusahan. Teknik yang
digunakan untuk pengambilan sampel perusahan dalam penelitan ini adalah
mengunakan metode purposive sampling dengan kriteria yang telah ditetapkan
dan berdasarkan acuan dari kriteria penelit-penelit sebelumnya, yaitu:
59

1. Perusahan manufaktur yang terdaftar secara berturur-turut di Bursa Efek


Indonesia dan tidak delist (keluar) selama periode penelitan yaitu dari
tahun 2009 - 2012.
2. Emiten telah menyajikan laporan keuangan tahunan per 31 Desember
untuk tahun 2009-2012 yang telah diaudit serta memilki data yang
dibutuhkan dalam penelitan ini secara lengkap.
3. Perusahan manufaktur yang mengunakan satuan rupiah dalam laporan
keuanganya.
4. Perusahan selalu mendapatkan laba positf atau tidak mengalami kerugian
selama periode penelitan yaitu dari tahun 2009 - 2012.
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas dengan melalui pengunan metode
pengabungan data, dimana sampel perusahan akan dikalikan dengan periode
tahun pengamatan (4 tahun), maka total jumlah sampel dalam penelitan ini (n)
sebanyak 10 sampel (4 x 25 = 10 data observasi) yang data-data tersebut akan
diolah dalam program SPSS 16 untuk dianalisis. Data-data tersebut diperoleh
dari laporan keuangan perusahan manufaktur yang ditelit selama periode
2009-2012. Nama-nama perusahan manufaktur yang dijadikan sampel
penelitan pada masing-masing tahun dapat dilhat pada bagian lampiran daftar
nama perusahan manufaktur.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau
mendeskripsikan suatu data variabel yang dilhat dari nilai rata-rata (mean),
nilai maksimum, minimum, dan standar deviasi dari satu variabel dependen

60

yaitu struktur modal (STA) dan tiga variabel independen yang digunakan
dalam Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau
mendeskripsikan suatu data variabel yang dilhat dari nilai rata-rata (mean),
nilai maksimum, minimum, dan standar deviasi dari satu variabel dependen
yaitu struktur modal (STA) dan tiga variabel independen yang digunakan
dalam penelitan ini, yaitu profitabiltas, struktur aset, dan growth oportunity.
Pengujian statistik deskriptif ini merupakan proses analisis yang merupakan
proses menyeleksi data, sehinga data yang akan dianalisis mempunyai
distribusi normal (Gozhali, 209). Pengujian statistik deskriptif dalam penelitan
ini dapat juga mengambarkan karakter sampel penelitan. Statistik deskriptif
dari masing- masing variabel yang digunakan dalam penelitan ini dapat dilhat
pada Tabel 4.1 dibawah ini :
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Profitabilitas

30

2.89

33.02

13.8140

6.70703

Size

30

12.09

18.54

15.3680

1.68059

Growht

30

-.11

.44

.1383

.13238

SM

30

.18

2.14

.8527

.42970

Valid N (listwise)

30

Sumber :Data diolah dengan SPSS


Dari hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui
dan dijelaskan sebagai berikut :
61

1. Profitabiltas (ROA)
a. Dari hasil uji statistik deskriptif diatas dapat diketahui bahwa
frofitabiltas yang diproxy dengan ROA, memilki data ROA yang
paling rendah yaitu dengan nilai minimum sebesar 2.89. Dengan
demikian, batas bawah atau nilai ROA terendah dalam penelitan ini
adalah sebesar 2.89 yang diperoleh dari PT. Ever Shine Textile
Industry Tbk. pada tahun 2009 (dapat dilhat pada lampiran 2).
b. Profitabiltas yang diproxy dengan ROA, memilki data ROA yang
paling tingi dengan nilai maksimum sebesar 33.02. Dengan demikian,
batas atas atau nilai ROA tertingi dalam penelitan ini adalah sebesar
33.02 yang diperoleh dari PT. Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2009
(lampiran 2).
c. Profitabiltas (ROA) memilki nilai rata-rata sebesar 13.8140. Dengan
demikian rata-rata profitabiltas perusahan pada perusahan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012 dalam
penelitan ini adalah sebesar 13.8140.
d. Profitabiltas (ROA) memilki nilai standar deviasi sebesar 6.70703.
Dengan demikian batas penyimpangan variabel profitabiltas dalam
penelitan ini adalah sebesar 6.70703. Dari nilai tersebut dapat terlihat
bahwa nilai standar deviasinya ternyata lebih kecil dari nilai rataratanya. Hal ini menunjukan terdapat fluktuasi profitabiltas yang kecil
pada perusahan manufaktur yang menjadi sampel.
2. Ukuran Perusahaan (Size)
a. Ukuran Perusahaan (Size) memilki data yang paling rendah dengan
nilai minimum sebesar 12.09. Dengan demikian, nilai Size yang
terendah dalam penelitan ini adalah sebesar 12.09 yang diperoleh dari

62

PT. Akasha Wira International Tbk. pada tahun 2009 (dapat dilhat pada
lampiran 3).
b. Ukuran Perusahaan (Size) memilki data yang paling tingi dengan nilai
maksimum sebesar 18.54. Dengan demikian, batas atas atau nilai
struktur aset yang tertingi dalam penelitan ini adalah sebesar 18.54
yang diperoleh dari PT. Astra International Tbk pada tahun 2010
(lampiran 3).
c. Ukuran Perusahaan (Size) memilki nilai rata-rata sebesar 15.3680.
Dengan demikian rata-rata (mean) variabel struktur aset pada
perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2009-2012 dalam penelitan ini adalah sebesar 15.3680.
d. Ukuran Perusahaan (Size) memilki nilai standar deviasi sebesar
1.68059. Dengan demikian batas penyimpangan struktur aset dalam
penelitan ini adalah sebesar 1.68059. Dari nilai tersebut dapat terlihat
bahwa nilai standar deviasinya ternyata lebih kecil dari nilai rataratanya. Hal ini menunjukan terdapat fluktuasi nilai struktur aset yang
kecil pada perusahan manufaktur yang menjadi sampel.

3. Growth Oportunity (GROW)


a. Growth Oportunity (GROW) memilki data yang paling rendah dengan
nilai minimum sebesar -0,11. Dengan demikian, nilai Growth
Oportunity yang terendah dalam penelitan ini adalah sebesar -0,137

63

yang diperoleh dari PT. Jaya Pari Stel Tbk pada tahun 2009 (dapat
dilhat pada lampiran 4).
b. Growth Oportunity (GROW) memilki data yang paling tingi dengan
nilai maksimum sebesar 0,44. Dengan demikian, nilai Growth
Oportunity yang tertingi dalam penelitan ini adalah sebesar 0,44 yang
diperoleh dari PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk pada tahun 2009
(lampiran 4).
c. Growth Oportunity (GROW) memilki nilai rata-rata sebesar 0,1383.
Dengan demikian rata-rata (mean) variabel Growth Oportunity pada
perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2010- 2012 dalam penelitan ini adalah sebesar 0,1383.
d. Growth Oportunity (GROW) yang merupakan pertumbuhan perusahan
yang diukur dengan pertumbuhan aset, yaitu selisih total aset yang
dimilki perusahan periode sekarang dengan periode sebelumnya
terhadap total asset periode sebelumnya memilki nilai standar deviasi
sebesar 0,13238. Dengan demikian batas penyimpangan Growth
Oportunity dalam penelitan ini adalah sebesar 0,13238. Dari nilai
tersebut dapat terlihat bahwa nilai standar deviasinya ternyata lebih
besar dari nilai rata-ratanya. Hal ini menunjukan terdapat fluktuasi
nilai Growth oportunity yang besar pada perusahan manufaktur yang
menjadi sampel atau dengan kata lain, terdapat perusahan sampel yang
nilai growth oportunity nya sangat rendah tetapi ada yang sangat tingi.
Hal ini berarti nilai growth oportunity dari perusahan sampel memilki
variasi yang tingi.
4. Struktur Modal (STA)

64

a. Struktur Modal (STA) memilki data yang paling rendah dengan nilai
minimum sebesar 0,18. Dengan demikian, nilai struktur modal yang
terendah dalam penelitan ini adalah sebesar 0,18 yang diperoleh dari
PT. Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2009 (dapat dilhat pada
lampiran 1).
b. Struktur Modal (STA) memilki data yang paling tingi dengan nilai
maksimum sebesar 2.14. Dengan demikian, batas atas atau nilai
struktur modal yang tertingi dalam penelitan ini adalah sebesar 2.14
yang diperoleh dari PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk pada tahun 2009
(lampiran 1).
c. Struktur Modal (STA) memilki nilai rata-rata sebesar 0,8527. Dengan
demikian rata-rata (mean) variabel struktur modal pada perusahan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2012
dalam penelitan ini adalah sebesar 0,8527.
d. Stuktur Modal (STA) memilki nilai standar deviasi sebesar 0,42970.
Dengan demikian batas penyimpangan struktur modal dalam penelitan
ini adalah sebesar 0,42970. Dari nilai tersebut dapat terlihat bahwa
nilai standar deviasinya ternyata lebih besar dari nilai rata-ratanya. Hal
ini menunjukan terdapat fluktuasi nilai struktur modal yang besar pada
perusahan manufaktur yang menjadi sampel penelitan ini.
4.2.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan model regresi yang baik, terlebih dahulu data
harus diuji sesuai dengan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi
klasik ini digunakan sebelum uji hipotesis dilakukan. Model regresi yang

65

baik, yaitu data yang dihasilkan harus berdistribusi normal dan terbebas
dari masalah Multikolinieritas, Heteroskedastisitas, dan Autokorelasi.
Hasil pengujianya, yaitu sebagai berikut :
4.2.4 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel independen dan dependen atau keduanya
memilkidistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik yaitu memilki
distribusi data normal atau mendekati normal (Gozhali, 209). Untuk
mengetahui model regresi terdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan
analisis grafik dengan melihat normal probabilty plot, yaitu dengan
membandingkan distribusi kumulatif dari data sesunguhnya dengan
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonalnya. Kriteria pengambilan keputusanya dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Jika data atau tik-tik menyebar di sekitar garis diagonal dan
penyebaran data mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi
yang digunakan telah memenuhi uji asumsi normalitas atau distribusi
data normal.
b. Jika data menyebar sangat jauh dari garis diagonal dan penyebaran
data tidak mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi yang
digunakan tidak memenuhi asumsi normalitas.

66

Dalam penelitan ini, penelit melakukan uji normalitas mengunakan


alat uji analisis grafik dengan melihat normal probabilty plot dan
mengunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov untuk memperkuat hasil
pengujian normalitas data.Untuk mengetahui hasil uji KolmogorovSmirnov, dengan analisa:
1) Jika nilai Sig (2-tailed) > taraf signifikansi yang ditetapkan (=0,05),
maka distribusi data normal dan memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika nilai Sig (2-tailed) < taraf signifikansi yang ditetapkan (=0,05),
maka distribusi data tidak normal dan tidak memenuhi asumsi
normalitas. Gambar mengenai hasil uji normalitas dengan analisis
grafik plot dapat dilhat sebagai berikut :
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Analisis Grafik Plot
Normal P-P Plot of IKP

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
Profitabilitas
Size
Growht
SM

df

.142
.096
.084
.119

Shapiro-Wilk

Sig.
30
30
30
30

.126
.200*
.200*
.200*

Statistic
.948
.965
.980
.931

df

Sig.
30
30
30
30

.151
.418
.834
.052

a. Lilliefors Significance Correction


*. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Data Sekunder yang Diolah dengan SPSS


Jika melihat table Test of Normality pada kolom Kolmogrof-Smirnov
diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa model memiliki
67

distribusi normal dimana syarat data terdistribusi normal jika hasil


menunjukkan lebih dari 0,05.
4.2.5 Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji
apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. (Ghozali, 209). Apabila terjadi korelasi, maka terdapat
masalah multikolinearitas yang harus diatasi. Untuk mengetahui ada atau
tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilhat dari : (1)
nilai Tolerance dan (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kriteria yang
digunakan dalam pengujian ini, yaitu apabila nilai Tolerance 0,10 dan
nilai VIF 10, maka terdapat masalah multikolinearitas antara variabel
independen (Ghozali, 209: 96). Model regresi yang baik, yaitu tidak
terdapatnya masalah multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dalam
penelitan ini dapat dilhat pada tabel 4.3 di bawah ini :

Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas

68

Coefficientsa

Model
1

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

Std. Error

(Constant)

1.807

.671

Profitabilitas

-.031

.011

Size

-.032

Growht

-.220

Beta

Collinearity Statistics
t

Sig.

Tolerance

VIF

2.695

.012

-.487

-2.851

.008

.909

1.100

.047

-.125

-.685

.499

.794

1.259

.571

-.068

-.385

.703

.859

1.165

a. Dependent Variable: STA

Pada uji multikolerasi dapat ditemukan dengan melihat apakah nilai VIF
variabel lebih besar dari 10 atau tidak. Jika nilai VIF lebih besar dari 10
maka di indikasikan nilai tersebut memiliki gejala multikolinieritas. Dan
dari hasil data menunjukkan indikasi bahwa model tersebut tidak memiliki
gejala multikolinieritaskarena nilai VIF masing-masing variable tidak
lebih dari 10
4.2.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksaman varians dari residual (eror) satu
pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik dalam suatu
penelitan adalah seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas (Gozhali,
209). Pada penelitan ini, alat uji yang digunakan untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan mengunakan grafik scater
plot, yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
(ZPRED) dengan residualnya (SRESID).

69

Dasar analisis pengujian heteroskedastisitas mengunakan grafik scater


plot, yaitu sebagai berikut (Gozhali, 209) :
a. Jika pada grafik scater plot tidak terdapat pola yang jelas, serta tik-tik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi.
b. Jika ada pola tertentu, seperti tik-tik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (seperti, bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka menunjukan telah terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
(Gozhali, 209).
Gambar mengenai hasil uji heteroskedastisitas dengan analisis grafik
scater plot dapat dilhat sebagai beikut :

Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

70

Sumber :Data diolah oleh SPSS


Dari hasil pengujian tersebut terlihat bahwa di dalam diagram
scaterplot tidak terdapat pola yang jelas serta tik-tik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu, dapat disimpulkan tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas didalam model regresi pada penelitan
ini.

4.2.7 Uji autokorelasi


Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar
sampel yang dipilih dalam penelitian yang disusun menurut time series.
Uji Autokorelasi bertujuan mengetahui apakah terjadi korelasi diantara
data pengamatan, dimana munculnya suatu data dipengaruhi oleh data

71

sebelumnya. Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian diuji dengan uji


Durbin Watson (DW). Berdasarkan autput SPSS, berikut adalah nilai
Durbin-Watson pada Table 4.5 dalam penelitian ini :
Table 4.5
Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Model
1

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

R Square
a

.556

.310

.230

Durbin-Watson
.37710

a. Predictors: (Constant), Growht, Profitabilitas, Size


b. Dependent Variable: STA

Jika melihat nilai kolom Durbin-Watson untuk 5 buah variable


menunjukkan nilai 1.918 Sehingga penelitian ini menunjukkan tidak
terjadi

gangguan

autokorelasi

ialah

nilai

kolom

Durbin-Watson

menunjukkan nilai1<3 dan tidak boleh lebih dari 3.

4.2.8 Uji Regresi Linier Berganda


4.2.8.1 Uji Parsial (uji - t)
Uji parsial (Uji-t) adalah untuk melihat pengaruh variabel-variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikatnya.untuk melihat hasil
pengujian dapat melihat table Coefficients. Berikut ini adalah hasil
pengitungan nilai t hitung dan taraf signifikannya dalam tabel 4.6 untuk
penelitian ini:

72

Table 4.6
Uji Parsial (Uji-t)

Coefficientsa
Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

Model
1

B
(Constant)

Std. Error

1.807

.671

Profitabilitas

-.031

.011

Size

-.032

Growht

-.220

Collinearity Statistics

Beta

Sig.

Tolerance

VIF

2.695

.012

-.487

-2.851

.008

.909

1.100

.047

-.125

-.685

.499

.794

1.259

.571

-.068

-.385

.703

.859

1.165

a. Dependent Variable: STA

Sumber: data diolah dengan SPSS

Berdasarkan hasil pada tabel Coefficients tersebut, dapat diketahui hasil


Uji parsial (Uji-t) adalah sebagai berikut:
1. Profitailias
Berdasarkan dari hasil pengujian statistik dapat diketahui bahwa
variabel Profitailias menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.008
dengan koefisien regresi sebesar 0.011 Tingkat signifikan tersebut
menunjukkan lebih kecil dari taraf signifikan =0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa "Terdapat pengaruh Profitailias terhadap
perubahan laba pada perusahaan yang bergerak di sektor industry

73

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia". Hal ini


menyatakan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak.
2. Ukuran Perusaan (Size)
Berdasarkan dari hasil pengujian statistik dapat diketahui bahwa
variabel Size menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.499 Tingkat
signifikan tersebut menunjukkan lebih besar dari taraf signifikan
=0.05. Hal ini menunjukkan bahwa "Tidak terdapat pengaruh
Inventory Trunover (IT) terhadap perubahan laba pada perusahaan
yang bergerak di sektor indistri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia". Hal ini menyatakan bahwa H0 diterima dan
H4 ditolak.
3. Tingkat Pertumbuhan (Growht)
Tingkat Pertumbuhan (Growht) GPM tingkat signifikan adalah
0.703. Tingkat signifikansi tersebut adalah lebih besar taraf
signifikan =0.05. Hal ini menunjukkan bahwa. Hal ini
menunjukkan bahwa "Tidak terdapat pengaruh Debt Ratio terhadap
perubahan laba pada perusahaan yang bergerak di sektor indistri
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia". Hal ini
menyatakan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak.

4.2.9 Uji Simultan (Uji-F)


Uji Simultan (Uji-F) adalah untuk melihat pengaruh varriabel bebas
terhadap variabel terikatnya secara simultan. Untuk melihat hasil
pengujian dapat dilihat pada tabel Anova. Berikut adalah nilai F hitung dan
signifikansi dalam tabel 4.7 untuk penelitian ini.

74

Tabel 4.7
Uji Simultan (Uji-F)
ANOVAb
Model

Sum of Squares

1Regression

df

Mean Square

1.657

.552

Residual

3.697

26

.142

Total

5.355

29

F
3.885

Sig.
.020a

a. Predictors: (Constant), Growht, Profitabilitas, Size


b. Dependent Variable: STA

SumbSumber: data diolah dengan SPSS

Tampak bahwa taraf signifikansi sebesar 0.020. Nilai signifikansi dibawah


0,05 artinya penelitian inimenunjukkan bahwa: "Terdapat pengaruh
Prfitabilits, Size dan Tigkat Perumbuha terhadap Strutur Moda pada
perusahaan di sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia". Hal ini menyatakan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Dan
untuk mengetahui besar pengaruh variabel bebas secara simultan
berpengaruh terhadap variabel terikat dengan melihat nilai R-Square pada
tabel Model Summery berikut:

75

Tabel 4.8
R-Square pada Model summery
Model Summaryb
Std. Error
Adjusted
Model
1

of the

Change Statistics
R Square

Change

Change

R Square R Square Estimate

.556a

.310

.230

.37710

.310

3.885

Sig. F
df1

df2 Change
3

26

DurbinWatson

.020

a. Predictors: (Constant), Growht, Profitabilitas,


Size
b. Dependent Variable: STA

Sumber: data diolah dengan SPSS

Pada tabel Model Summery diatas kolom R-Square menunjukkan angka


0.310 Hal ini menunjukkan variabel bebas secara serempak mempengaruhi
variabel terikat sebesar 31.0%.

4.2.10 Persamaan Regresi Linier Berganda


Berdasarkan hasil pada tabel Coefficients tersebut, dapat disusun
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 1,807 - 0,031X1 - 0,032X2 - 0,220X3
Keterangan:
Y = Struktur Modal
a = Konstanta
X1 = Profiabilitas
X2 = Size

76

1.918

X3 = Growht
* = Diabaikan

Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat diinteprestasikan sebagai


berikut :
1. Koefisiensi konstanta sebesar 1.807 dengan nilai positif, ini dapat
diartikan bahwa perubahan Strutur Modal akan bernilai 1.807 apabila di
asumsikan masing-masing variabel Profitablitas, Size dan Growht
perusahaan di abaikan.
2. Variabel Profitabilitas (ROA) sebesar -0.031 memiliki nilai koefisien
regresi dengan arah negatif sebesar -0.031 atau dapat dikatakan pada
variabel Profitabilitas terdapat hubungan negatif dengan Struktur modal.
Jika

diasumsikan

variabel

independen

lainnya

konstan,

hal

ini

menunjukkan bahwa setiap kenaikan sebesar satu persen dari variabel


Profitabilitas (ROA) akan menyebabkan variabel struktur modal (STA)
mengalami penurunan sebesar nilai koefisiennya yaitu -0.031 persen.
3. Variabel Size memiliki koefisien regresi sebesar -0.032. Nilai koefisien
regresi positif menunjukkan bahwa Size berhubungan Negatif terhadap
Struktur Modal. Hal ini menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu
variabel Size, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan
laba sebesar -0.032.
4. Variabel Growth memiliki koefisien regresi sebesar -0.020%. Nilai
koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa Growht berhubungan negatif
terhadap perubahan laba. Hal ini menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan

77

satu variabel Growht, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan
menaikan laba sebesar -0.020%.

a. Hasil Penelitian Dengan Landasan Teoritis


4.3.1. Pengaruh Variabel Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh Profitailias terhadap perubahan laba pada perusahaan
yang bergerak di sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Hal ini sesuai dengan teori
4.3.2.Pengaruh Variabel

Ukuran Perusahan Terhadap Struktur

Modal
Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh Inventory Trunover (IT) terhadap perubahan laba pada
perusahaan yang bergerak di sektor indistri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini tidak sesuai dengan teori.
4.3.3. Pengaruh Variabel Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur
Modal
Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa
tidak terdapat pengaruh Debt Ratio terhadap perubahan laba pada
perusahaan yang bergerak di sektor indistri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini tidak sesuai dengan teori.
b. Hasil Penelitian Dengan Penelitian Sebelumnya
4.4.1 Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

78

Hasil penelitian ini juga sejalan dan konsisten dengan penelitian


sebelumnya yang dilakukan oleh Febriyani dan Srimindarti (2010),
Joni dan Lina (2010), Indrajaya, Herlina, dan Setiadi (2011),
Baharuddin, dkk (2011), dan Chikolwa (2009) yang menyatakan
bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
terhadap struktur modal. Selain itu, Hadianto dan Tayana (2010),
Wijaya dan Hadianto (2008), dan Utami (2009) menyatakan bahwa
profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
struktur modal. Tetapi hasil penelitian ini juga bertentangan dengan
beberapa peneliti terdahulu, seperti Seftianne dan Handayani 2011)
yang menyatakan tingkat profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
struktur modal.
.
4.4.2 Size Terhadap Struktur Modal
Dari hasil penelitin ini konsisten yang dilakukan oleh Danny Oktanto
(2014)

yang

menyatakan

bahwa

Inventory

Trunover

tidak

berpengaruh terhadap perrubahan laba. Dan tidak konsisten yang


dilakukan oleh Suprihatmi S.w, yang menyatakan bahwa Inventory
trunover memiliki pengaruh terhadap perubahan laba.

4.4.3 Pengaruh

Growth Terhadap

Manufaktur

79

Struktur Modal Perusahaan

Hasil penelitian terhadap variabel ini didukung oleh peneliti Kartika


dan Arianto (2008) dalam Febriyani dan Srimindarti (2010) yang
menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki peluang untuk
mencapai pertumbuhan yang tinggi (growth opportunity) cenderung
proporsi hutangnya lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan
yang pertumbuhannya lambat/rendah dan biaya untuk mengeluarkan
saham yang merupakan modal sendiri yang berasal dari pemilik
perusahaan lebih tinggi dibandingkan surat berharga hutang
(obligasi).
Hasil penelitian ini juga sejalan dan konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Ozkan (2001), Joni dan Lina
(2010), dan
Firnanti (2011) yang menyatakan variabel growth opportunity
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, tetapi
hasil penelitian ini juga masih bertentangan dengan beberapa peneliti
terdahulu lainnya, seperti Seftianne (2011) yang menyatakan growth
opportunity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur
modal. Sedangkan Indrawati dan Suhendro (2006), Glenn,dkk
(2011), dan Utami (2009) menyatakan manajer perusahaan tidak
menggunakan variable growth opportunity sebagai acuan penentuan
struktur modal perusahaan sehingga
growth opportunity tidak mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap struktur modal.

80

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Variabel Profitabilits

berpengaruh

terhadap

Strutur

Modal

pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


2. Variabel Ukuran Perusaaan tidak berpengaruh terhadap Strutur Modal
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Variabel Pertumbuhan Penjualan tidak terhadap Strutur Modal pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
4. Variabel Profitabilits, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan
secara simultan berpengaruh terhadap Strutur Modal pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
5.2 Saran
1. Penelitian

selanjutnya

perlu

menambahkan

variabel

lain

yang

memungkinkan mempengaruhi perubahan laba dan menggunakan variabel


yang lebih luas.

81

2. Perusahaan yang digunakan sebagai sempel masih terbatas pada


perusahaan di sektor industri barang konsumsi sehingga diperlukan
penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel penelitian yang
berbeda dalam waktu pengamatan yang lebih lama sehingga diharapkan
hasil yang diperoleh dapat digeneralisasikan.

82

Lampiran 1

Struktur Modal
NO

Nama Perusahaan

1
2
3

PT. Astra Agro Lestari Tbk


PT. Central Proteinaprima Tbk.
PT. Akasha Wira International Tbk.
PT. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co.
Tbk.
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S]
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT. Gudang Garam Tbk
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
PT. Bentoel Internasional Investama Tbk.
PT. Polychem Indonesia Tbk. [S]
PT. PT. Argo Pantes Tbk.
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk.
PT. Eratex Djaja Tbk.
PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
PT. Unggul Indah Cahaya Tbk. [S]

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

PT. Titan Kimia Nusantara Tbk. [S]

PT. Argha Karya Prima Industry Tbk. [S]


PT. Holcim Indonesia Tbk.
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

PT.Alumindo Light Metal Industry Tbk. [S]


PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. [S]
PT. Jaya Pari Steel Tbk. [S]
PT. Surya Toto Indonesia Tbk
PT. Jembo Cable Company Tbk. [S]
PT. Astra International Tbk. [S]
PT. Astra Otoparts Tbk. [S]
PT. Indo Kordsa Tbk.
PT. Goodyear Indonesia Tbk.
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
PT. Tempo Scan Pasifik Tbk
PT. Kalbe Farma Tbk.
PT. Merck Tbk.

83

2009
0.18
1.71
1.61

2010
0.19
2.27
2.25

2011
0.21
11.94
1.51

2012
0.33
123.94
0.99

0.45

0.54

0.55

0.49

2.14
2.45
0.48
0.69
1.45
2.41
38.79
1.02
-1.62
2.63
0.81
1.02
0.98
1.19
0.26
2.21
0.21
0.30
0.91
4.73
1.00
0.39
0.23
1.71
0.57
0.34
0.39
0.23

2.34
1.34
0.44
1.01
1.30
2.01
5.74
1.28
-1.56
2.45
0.85
1.30
0.88
0.53
0.29
1.97
0.28
0.37
0.73
4.69
1.10
0.38
0.26
1.76
0.49
0.36
0.23
0.20

0.96
0.7
0.59
0.90
1.82
1.04
13.05
1.47
-2.76
2.46
0.96
1.72
1.06
0.45
0.35
2.47
0.41
0.30
0.76
3.92
1.02
0.47
0.38
1.77
0.43
0.4
0.27
0.18

0.93
0.71
0.59
1.11
2.36
1.09
-50.34
0.90
5.09
2.53
0.81
2.02
1.07
0.45
0.46
2.77
0.61
0.10
0.58
4.1
1.03
0.62
0.42
1.37
0.45
0.38
0.27
0.37

33
34
35

PT. Unilever Indonesia Tbk


PT. Asahimas Flat Glass Tbk. [S]
PT. Arwana Citramulia Tbk.

1.02
0.29
1.38

1.15
0.29
1.12

1.85
0.25
0.72

Lampiran 2

Profitabilitas
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nama Perusahaan
PT. Astra Agro Lestari Tbk
PT. Central Proteinaprima Tbk.
PT. Akasha Wira International Tbk. [S]
PT. PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Co. Tbk.
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S]
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT. Gudang Garam Tbk
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
PT. Bentoel Internasional Investama
Tbk.
PT. Polychem Indonesia Tbk. [S]
PT. PT. Argo Pantes Tbk.
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk.
PT. Eratex Djaja Tbk.
PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
PT. Unggul Indah Cahaya Tbk. [S]
PT. Titan Kimia Nusantara Tbk. [S]

PT. Argha Karya Prima Industry Tbk.


PT. Holcim Indonesia Tbk.
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

PT.Alumindo Light Metal Industry Tbk.


PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. [S]
PT. Jaya Pari Steel Tbk. [S]
PT. Surya Toto Indonesia Tbk
PT. Jembo Cable Company Tbk. [S]
PT. Astra International Tbk. [S]
PT. Astra Otoparts Tbk. [S]
PT. Indo Kordsa Tbk.
PT. Goodyear Indonesia Tbk.
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
PT. Tempo Scan Pasifik Tbk

84

2009
33.02
-2.34
9.76

2010
33.71
-8.67
10.34

2011
32.66
-31.64
9.37

2012
28.38
-7.35
16.80

5.67

10.11

7.20

14.39

3.89
10.06
17.73
40.72

4.86
11.49
18.32
42.62

5.16
11.85
16.92
56.31

6.81
8.77
9.96
43.62

2.07

7.49

7.66

-2.54

2.01
-6.70
2.89
-23.4
3.07
1.96
9.66
9.34
17.85
35.94
0.34
7.89
0.77
25.21
5.08
18.44
20.39
9.92
15.02
6.38
14.73

1.70
4.08
0.58
-42.8
2.66
1.77
-7.78
6.92
11.00
30.35
3.99
18.46
9.40
23.82
0.40
18.64
24.96
14.33
6.75
10.78
17.54

7.96
-11.43
1.31
50.64
2.76
12.54
-3.32
5.03
14.00
25.89
2.53
16.9
11.04
21.87
6.58
16.79
18.02
7.41
2.39
12.93
17.41

0.75
-12.00
1.08
-3.67
1.7
2.47
-2.92
1.98
15.39
23.66
-2.15
4.98
1.27
17.96
6.28
15.31
14.22
8.43
6.26
13.06
14.98

1.43
0.26
0.55

31
32
33
34
35

PT. Kalbe Farma Tbk.


PT. Merck Tbk.

PT. Unilever Indonesia Tbk


PT. Asahimas Flat Glass Tbk. [S]
PT. Arwana Citramulia Tbk.

Lampiran 3

85

22.69
47.91
56.76
4.64
11.05

25.18
36.18
52.16
18.5
12.34

24.02
48.47
53.18
16.6
15.62

18.95
25.62
39.46
11.75
22.65

86

Lampiran 4

Growht
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

Nama Perusahaan
PT. Astra Agro Lestari Tbk
PT. Central Proteinaprima Tbk.
PT. Akasha Wira International Tbk. [S]
PT. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Co. Tbk.
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S]
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT. Gudang Garam Tbk
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
PT. Bentoel Internasional Investama Tbk.
PT. Polychem Indonesia Tbk. [S]
PT. PT. Argo Pantes Tbk.
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk.
PT. Eratex Djaja Tbk.
PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
PT. Unggul Indah Cahaya Tbk. [S]
PT. Titan Kimia Nusantara Tbk. [S]

PT. Argha Karya Prima Industry Tbk. [S]


PT. Holcim Indonesia Tbk.
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

PT.Alumindo Light Metal Industry Tbk. [S]


PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. [S]
PT. Jaya Pari Steel Tbk. [S]
PT. Surya Toto Indonesia Tbk
PT. Jembo Cable Company Tbk. [S]
PT. Astra International Tbk. [S]
PT. Astra Otoparts Tbk. [S]
PT. Indo Kordsa Tbk.
PT. Goodyear Indonesia Tbk.
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
PT. Tempo Scan Pasifik Tbk
PT. Kalbe Farma Tbk.
PT. Merck Tbk.

PT. Unilever Indonesia Tbk


PT. Asahimas Flat Glass Tbk. [S]
PT. Arwana Citramulia Tbk.

87

2009
0.16
-0.07
-0.04

Growth
2010
2011
0.16
0.16
-0.03
-0.16
0.82
-0.03

2012
0.22
-0.02
0.20

0.00

0.16

0.09

0.06

0.32
0.02
0.13
0.10
-0.03
-0.04
-0.15
-0.02
-0.42
-0.10
-0.28
-0.11
-0.03
-0.05
0.22
-0.09
-0.03
-0.11
-0.02
-0.13
0.10
6.59
-0.19
0.10
0.08
0.10
0.14
0.16
0.15
-0.01
0.12

0.44
0.17
0.13
0.16
0.14
0.01
-0.02
0.12
0.18
-0.06
0.01
-0.06
-0.18
0.44
0.20
0.02
0.24
0.16
0.08
-0.04
0.27
0.20
0.11
0.02
0.06
0.10
0.08
0.00
0.16
0.20
0.06

0.85
0.13
0.27
-0.06
0.29
0.39
0.02
0.09
0.49
0.11
0.12
0.02
0.17
0.05
0.26
0.19
0.23
0.06
0.23
0.12
0.36
0.25
0.11
0.03
0.08
0.18
0.18
0.34
0.20
0.13
-0.05

0.06
0.07
0.04
0.18
0.11
0.04
0.02
0.28
1.20
0.13
-0.02
0.02
0.05
0.11
0.35
0.02
0.11
-0.14
0.07
0.17
0.19
0.28
0.34
-0.01
0.16
0.06
0.06
-0.03
0.19
0.11
0.13

Lampiran 5: Hasil Uji SPSS


1. Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Profitabilitas
Size
Growht
SM
Valid N (listwise)

Minimum
30
30
30
30

Maximum

2.89
12.09
-.11
.18

Mean

33.02
18.54
.44
2.14

Std. Deviation

13.8140
15.3680
.1383
.8527

6.70703
1.68059
.13238
.42970

30

2. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas

Normal P-P Plot of

IKP

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
Profitabilitas
Size
Growht
SM

.142
.096
.084
.119

df

Shapiro-Wilk
Sig.

30
30
30
30

.126
.200*
.200*
.200*

a. Lilliefors Significance Correction


*. This is a lower bound of the true significance.

B.
Uji Multikolinerita

88

Statistic
.948
.965
.980
.931

df

Sig.
30
30
30
30

.151
.418
.834
.052

Coefficientsa

Model
1

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

Std. Error

(Constant)

1.807

Profitabilitas

-.031

.011

Size

-.032

.047

Growht

-.220

.571

Beta

.671

a. Dependent Variable: STA

c. Heteroskedastisitas

d. Uji Autokorelasi

89

Collinearity Statistics
t

Sig.

Tolerance

VIF

2.695

.012

-.487

-2.851

.008

.909

1.100

-.125

-.685

.499

.794

1.259

-.068

-.385

.703

.859

1.165

Model Summaryb
Adjusted R
Model

.556

R Square
a

Square

.310

Std. Error of the Estimate

.230

Durbin-Watson

.37710

a. Predictors: (Constant), Growht, Profitabilitas, Size


b. Dependent Variable: STA

3. Uji Hipotesis
Coefficientsa

Model
1

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

Std. Error

(Constant)

1.807

.671

Profitabilitas

-.031

.011

Size

-.032

Growht

-.220

Collinearity Statistics

Beta

Sig.

Tolerance

VIF

2.695

.012

-.487

-2.851

.008

.909

1.100

.047

-.125

-.685

.499

.794

1.259

.571

-.068

-.385

.703

.859

1.165

a. Dependent Variable: STA

a. Uji Parsial (Uji-t)


ANOVAb
Model

Sum of Squares

df

Mean Square

1Regression

1.657

.552

Residual

3.697

26

.142

Total

5.355

29

a. Predictors: (Constant), Growht, Profitabilitas, Size


b. Dependent Variable: STA

90

Sig.
3.885

.020a

b. Uji Simultan (Uji-F)


Model Summaryb
DurbinStd. Error

Model
1

R
.556

R Square
a

.310

Change Statistics

Adjusted

of the

R Square

R Square

Estimate

Change

Change

.230

.37710

.310

Watson
Sig. F

df1

3.885

df2 Change
3

26

.020

1.918

a. Predictors: (Constant), Growht, Profitabilitas,


Size
b. Dependent Variable: STA

c. R-square
Model Summaryb
DurbinStd. Error

Model
1

R
.556

R Square
a

.310

Change Statistics

Adjusted

of the

R Square

R Square

Estimate

Change

Change

.230

.37710

a. Predictors: (Constant), Growht, Profitabilitas,


Size
b. Dependent Variable: STA

91

.310

3.885

Watson
Sig. F

df1

df2 Change
3

26

.020

1.918

Anda mungkin juga menyukai