Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung unsur utama
C, H, dan O. sumber utama karbohidrat di alam adalah hasil sintesis tumbuhtumbuhan, seperti padi, jagung, kentang, ubi, dan sagu. Karbohidrat sebenarnya
adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan
utama antara berbagai tipe-tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah
satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis enjadi
molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama
membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer. Sedangkan
monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa,
ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa
dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan
satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia,
yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat
juga mempunyai peranan penting dalam menentukan

karakteristik bahan

makanan, misalnya: rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam


tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan
tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk
membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori
terbesar dalam makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari
asupan kalori kita. Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup,
karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup
dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin. Ada dua macam
karbohidrat

yaitu

karbohidrat

kompleks

dan

karbohidrat

simpleks.

Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung,


sedangkan contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya.
Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap
harinya. Walaupun tubuh tidak membutuhkan dalam jumlah yang khusus,
kekurangan karbohidrat yang sangat parah akan menimbulkan masalah.
Diperlukan sekitar 2 gram karbohidrat per

harus mempertahankan

keseimbangan tertentu dalam utilisasi karbohidrat, lemak dan protein sebagai


sumber energi.
B. Rumus Masalah
Adapun tujuan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang defenisi dari karbohidrat?
2. Bagaimana penggolongan karbohidrat?
3. Bagaimana uji reaksi karbohidrat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi karbohidrat
2. Untuk mengetahui penggolongan karbohidrat
3. Untuk mengetahui uji reaksi karbohidrat

BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton yang mempunyai rumus empiris C nH2nOn. Karbohidrat merupakan
sumber karbon untuk organisme hidup. Karbohidrat juga merupakan sumber
karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai bentuk energi polimerik.

B. Penggolongan karbohidrat
Berdasarkan struktur kimia, karbohidrat dapat diklasifikasikan
berdasarkan gugus aktif, jumlah molekul, dan jumlah atom C nya.
1. Berdasarkan gugus aktif (aldosa dan ketosa)
Secara kimia, karbohidrat termasuk turunan aldehid dan keton. Aldehid
dan keton merupakan gugus yang menentukan sifat-sifat kimia
karbohidrat di laboratorium atau dalam metabolism tubuh manusia.
Berdasarkan gugus ini, karbohidrat dibagi menjadi dua golongan aldosa
dan ketosa. Contoh aldosa yaitu glukosa, galaktosa, maltose, pati,
glikogen. Ketosa yaitu fruktosa, ribulosa, eritrosa, inulin.
2. Berdasarkan jumlah molekul
a) Monosakarida yang terdiri dari satu molekul. Contohnya glukosa,
fruktosa, galaktosa, manosa, gulosa.
b) Disakarida yang terdiri dari gabungan dua molekul monosakarida.
Contohnya sukrosa, laktosa, maltose.
c) Polisakarida yaitu satu molekulnya terdiri dari gabungan banyak
molekul. Contohnya pati (amilum, kanji, dektrin, amilosa), glikogen,
inulin, selulosa, agar-agar.

3. Berdasarkan jumlah atom C


a) Triosa (3 atom C) contoh : gliseraldehid, DH aseton.
b) Tetrosa (4 atom C) contoh : eritrosa.
c) Pentosa (5 atom C) contoh : ribose, ribulosa.
d) Heksosa (6 atom C) contoh : glukosa, fruktosa.
C. Fungsi karbohidrat
1. Fungsi utama sebagai sumber energy (1 g karbohiidrat menghasilkan 4
kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh.
2. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energy.
3. Membantu metabolism lemak dan protein dengan demikian dapat
mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
4. Didalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksis tertentu.

D. Reaksi uji karbohidrat


Sifat-sifat kimia karbohidrat berkaitan dengan gugus fungsional yang
terdapat dalam molekul yaitu gugus hidroksi, gugus aldehid dan gugus keton.
Beberapa sifat kimia senyawa karbohidrat dapat di gunakan untuk
mengidentifikasi dan membedakan senyawa karbohidrat yang satu dengan
lainnya . monosakarida dan beberapa di sakrida mempunyai sifat dapat
mereduksi terutama dalam suasana basah. Sifat reduktor ini karena adanya
gugus aldehid atau keton bebas pada karbohidrat.
Reaksi uji karbohidrat sebagai berikut :
a. Uji barfoed
Terdiri dari tembaga (II) asetat dan asam asetat dalam pelarut air yang
di gunakan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida.
Monosakarida cepat sekali mereduksi ion Cu (II) menjadi

Cu(I)

sedangkan disakarida agak lambat, walaupun dengan konsentrasi yang


sama.
Reaksinya : monosakarida+Cu2+
Cu2O(cepat)
2+
Disakarida +Cu
Cu2O(lambat)
Prosedur kerja : tambahkan 2 mL reagen Barfoed ke dalam 2 mL
larutan yang diperiksa. Panaskan sampai 3 menit didlam air mendidih.
Dinginkan dibawah air yang mengalir. Amati endapan merah yang
terbentuk didasar tabung. Jika terbentuk warna merah maka terdapat
monosakarida, jika hasil negative maka terdapat disakarida.
b. Uji molisch
Prosedur kerja : Masukan 2 mL larutan uji kedalam tabung reaksi.
Tambahkan 2 tetes reagen molisch, homogenkan. Miringkan tabung
reaksi, tambahkan asam sulfat pekat dengan hati-hati melalui dinding
tabung sampai terbentuk dua lapis larutan.
Reagen molisch Terdiri dari -naftol dalam pelarut alkohol. Jika
glukosa di tambahkan pereaksi ini kemudian di alirkan asam sulfat
pekat secara hati-hati maka akan terbentuk 2 lapisan zat cair. Pada

batas antara kedua lapisan itu berbentuk cincin warna ungu akibat
terjadinya reaksi kondensasi antara -naftol dan furfural ( furfural
terbentuk akibat dehidrasi glukosa dalam asetat yang panas).
c. Uji benedict
Prosedur kerjanya yaitu masukkan 5 mL reagen Benedict kedalam
tabung raksi. Tambahkan 8 tetes larutan yang diperiksa. Panaskan
dengan api langsung atau dalam air mendidih selama 2 menit,
kemudian dinginkan. Uji ini Merupakan uji umum karbohidrat yang
memiliki gugus aldehida atau keton bebas. Uji benedict berdasarkan
reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehida atau keton bebas dalam
suasana alkalis. Biasanya di tambahkan zat pengompleks seperti sitrat
atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3. Uji
positif di tandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange,
atau merah bata serta adanya endapan.
d. Uji iodine
Prosedur kerjanya yaitu masukan 1 mL larutan uji ke dalam tabung
reaksi. Tambahkan 2 tetes larutan iodine. Amati perubahan warna yang
terjadi. Jika terjadi perubahan warna menjadi biru maka larutan uji
mengandung pati, jika berwarna coklat mengandung glikogen dan
berwarna merah mengandung dekstrin.
e. Uji Osazon
Prosedur kerja : masukkan 5 mL larutan uji kedalam tabung reaksi.
Tambahkan 10 tetes asam asetat dan 3 tetes fenil hidrasin. Panaskan
selama 10 menit didalam air mendidih. Pindahkan setengah dari
tabung ke tabung reaksi yang lain. Panas dengan api langsung hngga
terbentik endapan Kristal. Amati Kristal dibawah mikroskop. Jika
hasilnya berbentuk jarum maka terdapat glukosa, fruktosa atau
mannose. Kristal berbentuk bunga matahari terdapat maltosa. Kristal
berbentuk bubuk terdapat laktosa.
f. Uji moore

Uji moore menggunakan NaOH (alkali/basa) yang berfungsi sebagai


sumber ion OH-(alkali ) yang akan di berikatan dengan rantai aldehid
dan membentuk aldolaldehid (aldehida dengan cabang gugus alkanol)
yang berwarna kekuningan. Bertujuan untuk mengetahui adanya gugus
aldehid. Pemanasan bertujuan untuk membuka ikatan karbon dengan
hyrogen dan menggantikannya dengan gugus -OH.
g. Uji fehling
Di gunakan untuk menunjukan adanya karbohidrat pereduksi
(monosakarida, laktosa, maltosa, dll). Pereaksi fehling terdiri atas dua
larutan yaitu larutan fehling A dan laruta fehling B. Larutan fehling A
adalah larutan CuSO4 dalam air dan fehling B adalah larutan garam
KNatartrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan
terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa
suatu karbohidrat. Uji positif di tandai dengan warna merah bata.
Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam
suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O.
h. Uji perak amoniakal (tollens)
Uji tollens merupakan salah satu uji yang di gunakan untuk
membedakan senyawa aldehida dan keton. Pengoksidasi ringan yang
di gunakan dalam uji tollens ini adalah larutan basa dari perak nitrat.
Larutanya jernih dan tidak berwarna. Untuk mencegah pengendapan,
pengoksidasi ringan yang di gunakan daalam uji ini, adalah larutan
basa dari perak nitrat.
i. Uji seliwanoff
Uji ini sering digunakan untuk identifikasi fruktosa dilaboratorium.
Fruktosa sebagai senyawa gula banyak terdapat dalam buah-buahan,
dan juga terdapat sebagai disakarida dalam gula tebu bersamaan
dengan glukosa.
Prosedur kerja : masukkan 3 mL reagen seliwanoff ke dalam 1 mL
larutan yang akan diuji. Didihkan selama 30 detik, kemudian
dinginkan dan amati perubahan warna yang terjadi. Jika terbentuk

warna merah ceri berart mengandung fruktosa. Jika hasil negative


berarti mengandung glukosa, mannose, atau galaktosa.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini yaitu :
1. Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton
yang mempunyai rumus empiris CnH2nOn.
2. Karbohidrat dapat diklasifikasikan berdasarkan gugus aktif, jumlah
molekul, dan jumlah atom C nya.
3. Reaksi uji karbohidrat dapat dilakukan dengan uji barfoed, uji molisch, uji
benedict, uji iodine, uji Osazon, uji moore, uji fehling, uji perak amoniakal
(tollens), uji seliwanoff.

DAFTAR PUSTAKA
Panil, Zulbadar. 2007. Memahami Teori Dan Praktik Biokimia Dasar Medis: Untuk
Mahasiswa Kedokteran, Keperawatan, Gizi, danAnalis Kesehatan. EGC :
Jakarta.
Sukmawaty, Eka. 2015. Penuntun Praktikum Biokimia Revisi pertama. Universitas
Islam Negeri Alauddin : Makassar.
Syarifuddin. 2016. Penuntun Praktikum Biokimia. Prodi Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pancasakti : Makassar.

Anda mungkin juga menyukai