Anda di halaman 1dari 20

PERBANDINGAN AGAMA

(Pengertian, Tujuan, Sistem dan Metode serta Pokok-Pokok


Ajaran Agama)
Makalah
Dipresentasikan Pada Mata Kuliah Perbandingan Agama
Semester Genap Tahun 2015
Dosen Pengampu: Dr. H. Ahmad Choiron, M.Ag.

Disusun Oleh :
1. Aida Nurul Chafidhoh
2. Ida Ainur Rokhmawati
3. Malichatin Ningsih
4. Devi Syilvia

: 112005
: 112016
: 112020
: 112024

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


JURUSAN TARBIYAH / PAI
TAHUN 2015
A. Pendahuluan
Manusia

sebagai

makhluk

yang

tercipta

sempurna

dengan akal, hati, dan perasaan dituntut untuk menjadi

seorang khalifah di bumi. Kehidupan di dunia yang dinamis


membuat manusia berlalu lalang di dalamnya untuk menjaga
keeksisannya

di

dunia

agar

bisa

survive

dan

terus

mendayagunakan akalnya agar tercipta kesejahteraan bagi


dirinya dan lingkungannya. Ilmu dan teknologi memang
mampu mencapai segalanya yang di dunia, namun ketika
manusia sudah mencapai di titik jenuh ada satu naluri yang
harus dicermati dan dikaji lagi yaitu naluri beragama.
Manusia menurut fitrahnya adalah makhluk agama. Sifat
itu pada dasarnya dari naluri alamiahnya untuk menyembah
atau menghamba

pada

suatu objek

atau wujud yang

dipandangnya lebih tinggi darinya atau menguasainya. Naluri


ini

sebagaimana

ditegaskan

oleh

al-Quran

merupakan

penyaluran dari dorongan yang berada jauh di alam bawah


sadarnya, yaitu dorongan kembali kepada Tuhan.1Quraish
Shihab menuturkan bahwa tidak mudah mendefinisikan
agama ketika sekarang ini kita menemukan kenyataan bahwa
agama

amat

beragam.

Pandangan

seseorang

terhadap

agama, ditentukan oleh pemahamannya terhadap ajaran


agama itu sendiri.2
Tidak bisa dipungkiri, agama berperan penting dalam
kehidupan manusia. Ia memberikan ketenangan, solusi,
pencerahan maupun kemajuan yang pesat dalam peradaban
manusia. Akan tetapi fakta bahwa agama yang ada dunia
sangat banyak sekali dan perbedaan antara yang satu dan
yang lainnya tidak dapat terbantahkan. Perbedaan inilah
1 Budhy Munawar Rahman,. Islam Pluralis Wacana Kesetaraan Kaum
Beriman. Raja Grafindo Persada, Jkarta, 2004, hlm. 17.
2 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran Tafsir Maudhui atas Pelbagai
Persoalan Umat, MIzan, Bandung, 1996, hlm. 366.

yang dapat menyebabkan adanya ketidakcocokan diantara


penganut dan pelaksana agama yang ada di dunia. Dan
terkadang, ketidakcocokan itu menimbulkan perpecahan
yang berujung dengan adu senjata. Ini memang ironis karena
setiap agama secara substantif mengajarkan kebaikan tanpa
kekerasan

dan

kedamaian

kepada

sesama

manusia.

Interpretasi dari para pengikut agama itulah yang menjadikan


secara visual agama khususnya Islam tampak radikal, fanatis
dan penuh pemberontakan yang berbau kekerasan.
Pada hakikatnya, antara agama yang satu dan yang
lainnnya

pasti memiliki kesamaan dan perbedaan dari

berbagai

apseknya,

mulai

dari

aspek

kepercayaan,

peribadatan, tingkah laku, nilai-nilai, hingga aspek sosial yang


mengajarkan cara berinteraksi dengan sesama manusia.
Walaupun demikian, pemakalah merasa bahwa yang paling
penting dari hal-hal yang telah dipaparkan di atas adalah
memandang substansi agama sebagai suatu kesatuan, bukan
monoteis,
Berangkat

politeis,
dari

paganis,

hal

samawi,

tersebut,

disini

atau

non-samawi.

pemakalah

akan

menjabarkan tentang ilmu perbandingan agama secara


keseluruhan ditinjau dari berbagai aspeknya serta garis besar
dari ajaran pokok beberapa agama.
B. Perrmasalahan
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dirumuskan
pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Mengapa kita kuliah ilmu perbandingan agama?
2. Bagaimana tujuan, sistem dan metode dalam memahami
ilmu perbandingan
agama?

3. Bagaimana pokok-pokok ajaran dari agama-agama besar di


Indonesia?
C. Pembahasan
1. Pengertian Ilmu Perbandingan Agama
a. Pengertian Agama
Agama
bermakna

berasal
haluan,

dari

bahasa

peraturan,

Sansekerta

jalan

atau

yang

kebaktian

kepada Tuhan. Pendapat lain, agama berasal dari dua


kata yaitu a dan Gama (bahasa sansakerta) yang berarti
tidak kacau. Selanjutnya ada pula yang mengatakan
bahwa Gama berarti tuntunan.3 Bisa berarti agama
merupakan tuntutan hidup yang dapat menghindarkan
manusia dari kekacauan.
Ada beberapa istilah lain dari agama, antara lain
religi, religion (Inggris), religie (Belanda) religio/relegare
(Latin) dan ad-din (Arab). Kata religion (bahasa Inggris)
dan religie (bahasa Belanda) adalah berasal dari bahasa
induk dari kedua bahasa tersebut, yaitu bahasa Latin
religio dari akar kata relegare yang berarti mengikat. 4
Maknanya melakukan suatu perbuatan dengan penuh
penderitaan atau mati-matian yang berupa usaha atau
sejenis

peribadatan

yang

dilakukan

berulang-ulang.

Sedangkan dari bahasa Arab, ad-din mempunyai arti


lebih dari satu yaitu hukum, perhitungan, kerajaan,
kekuasaan,

tuntutan,

keputusan,

dan

pembalasan.

Dengan demikian, ad-din merupakan pengabdian dan


3 Jirhanuddin, Perbandingan Agama, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010,
hlm. 1.
4 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2002, hlm. 13.

penyerahan mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan


dengan upacara dan tingkah laku tertentu sebagai
manifestasi ketaatan tersebut.5
Menurut Emile Durkheim, Agama diartikan sebagai
suatu kumpulan keyakinan warisan nenek moyang dan
perasaan-perasaan

pribadi

juga

sebagai

pola

kepercayaan-kepercayaan, sikap-sikap emosional dan


praktik-praktik yang dipakai oleh sekelompok orang
untuk mencoba memecahkan masalah dalam kehidupan,
agama juga diartikan sebagai pengalaman dunia dalam
diri seseorang tentang ketuhanan disertai keimanan dan
peribadatan. E.B Tylor menambahkan bahwa Religion is
belief in spiritual being (agama adalah kepercayaan
terhadap kekuatan gaib).6
Dalam pengertian ilmu sosial dan sejarah agama,
agama adalah gejala sosial umum yang memiliki dua
segi yaitu segi kejiwaan (psychological state) dan segi
objektif (objective state). Segi kejiwaan disini ialah
kondisi subjektif yang ada dalam jiwa manusia berupa
perasaan yang dirasakan oleh penganut agama. Kondisi
ini disebut juga kondisi agama yaitu kondisi patuh
kepada Yang disembah. Sedangkan kondisi objektif
merupakan segi luar atau kejadian objektif yang dapat
dipelajari dengan dilihat dari luar menggunakan metode
ilmu sosial. Segi ini mencakup adat-istiadat, upacara
keagamaan,

bangunan,

tempat-tempat

peribadatan,

5 Syamsu Yusuf, Psikologi Belajar Agama, Pustaka Bani Quraisy,


Bandung, 2003, hlm. 10.
6 Ibid.

kepercayaan, cerita maupun prinsip yang dianut oleh


suatu masyarakat.7
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa agama
adalah suatu kepercayaan, keyakinan, a way of life,
ajaran,

doktrin,

memposisikan

ritual,

dirinya

sikap-sikap
sebagai

emosional

rambu-rambu

yang
dalam

kehidupan manusia serta sebagai suatu fitrah atau naluri


yang dimiliki manusia yang dalam hal ini harus dipenuhi
karena bisa memberikan solusi bagi permasalahan yang
ada pada manusia.
b. Pengertian Ilmu Perbandingan Agama
Ilmu perbandingan agama (al-Diraasat fii al-Diyaanat)
merupakan sebuah disiplin ilmu yang di dalamnya
dilakukan

perbandingan

antara

berbagai

agama,

menyangkut sejarah ataupun doktrin, dengan didasarkan


pada asas tertentu. Bagi seorang Muslim, perbandingan
agama harus didasarkan pada asas semangat dan
keyakinan atas kebenaran Islam di atas semua agama.8
Ilmu perbandingan agama (comparative religion)
merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari
agama-agama

(religious-wisseschaft).

Cabang

ilmu

agama lainnya adalah sejarah agama-agama dan filsafat


agama. Secara singkat perbedaan dari ketiganya adalah
dalam bidang kajiannya. Jika dalam sejarah agamaagama dan filsafat agama memakai metode sejarah dan
filsafat maka ilmu perbandingan agama terfokus pada
7Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama Perspektif Ilmu
Perbandingan Agama, Pustaka Setia, Bandung, 2000, hlm. 22.
8Ahmad Choiron, Perbandingan Agama Kajian Agama-agama dalam
Perspektif Komparatif, Stain Kudus, Kudus, 2009, hlm. 9.

pemahaman

fenomena

keagamaan

dalam

sudut

pandang kajian ilmiah, bukan filsafat maupun teologis.9


Ilmu perbandingan agama juga didefinisikan sebagi
ilmu yang dapat mengetahui dan memahami gejalagejala

keagamaan

dari

suatu

kepercayaan

dalam

hubungannya dengan agama yang lain yang meliputi


persamaan dan perbedaannya.10
Lebih spesisifk lagi Hasbullah Bakri mendefinisikan
ilmu

perbandingan

agama

sebagai

ilmu

yang

mengajarkan tentang agama-agama baik yang ada


penganutnya di Negara kita maupun tidak ada, baik
agama missionari maupun bukan agama missionari.11
Kata

perbandingan

sering

menimbulkan

salah

paham. Maksud dari kata tersebut bukan membandingbandingkan agama, tetapi lebih kepada mempelajari
berbagai agama atau banyak agama. Selain itu kata
agama yang dimaksud adalah agama dalam arti
universal, yang tidak ditujukan pada salah satu agama
saja.
2. Tujuan, Sistem dan Metode dalam Memahami Ilmu
Perbandingan Agama
a. Tujuan Ilmu Perbandingan Agama

9Ibid, hlm.11
10 Moh Rifai, Perbandingan Agama, Wicaksana, Semarang, 1984, hlm.
11.
11 Jirhanuddin, Op Cit, hlm. 4.

Sebagai

suatu

ilmu,

perbandingan

agama

mempunyai beberapa tujuan dalam mempelajarinya


yaitu antara lain:12
1) Dapat

menimbulkan

membandingkan

tenaga

dan

ajaran-ajaran

pikiran
setiap

untuk
agama,

kepercayaan dan aliran-aliran peribadatan yang ada.


2) Dapat membedakan ajaran-ajaran setiap agama atau
kepercayaan

yang

berkembang

di

masyarakat

sehingga mudah unutk memahami kehidupan batin,


alam pikiran dan kecenderungan hati pelbagai umat
beragama.
3) Sebagai alat untuk memahami fungsi dan ciri-ciri
agama, suatu ciri naluri manusia.
4) Untuk memberikan kemungkinan bagi seseorang yang
melibatkan diri dalam studi agama tenntang apa arti
pengalaman

keagamaan

dan

ekspresi

apa

yang

ditimbulkannya.
5) Ilmu perbandingan agama tidak bertujuan untuk
memperkuat dan mengajarkan suatu kepercayaan.
Jadi bila ada orang yang tidak beragama kemudian
belajar

ilmu

perbandingan

agama

tidak

akan

menambah keyakinannaya karena belajar ilmu ini.


Bagi umat Islam, Ilmu perbandingan agama memiliki
tujuan sebagai berikut:13
1) Ilmu ini berguna bagi setiap muslim untuk mencari segi-segi
persamaan antara agama Islam dengan agama yang non-Islam. Hal
ini sangat berguna untuk perbandingan, untuk mengetahui di
manakah segi-segi dari agama Islam yang melebihi agama lain. Ini
12 Ibid hlm. 10-11
13 Moh Rifai, Op Cit, hlm. 12

berguna juga untuk menunjukkan bahwa agama-agama lain yang


datang sebelum Islam adalah pengantar terhadap kebenaran yang
lebih luas dan lebih penting, yaitu agama Islam.
2) Dengan membandingkan agama Islam dengan agama-agama lain,
maka akan timbul tugas mengajarkan kepercayaan belum mendapat
petunjuk tentang kebenaran, dan dengan demikian akan timbul rasa
tanggung jawab untuk menyiarkan kebenaran yang terkandung
dalam agama Islam kepada masyarakat yang ramai.
3) Dengan membandingkan agama-agama lain, tidak jarang bahwa hal
itu akan menyingkapkan cahaya yang terang kepada elemen-elemen
yang vital terhadap agama Islam, memperdalam keyakinan kita
tentang kebenaran-kebenaran yang terkandung dalam agama Islam,
dan memperingatkan kembali nilai-nilai Islam yang selama ini
kadang-kadang terlupakan atau kurang mendapat perhatian.
b. Sistem dan Metode Ilmu Perbandingan Agama
Secara etimologi, Sistem dapat diartikan sebagai
suatu

kesatuan

yang

sinkron,

berisi

komponen-

komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya. 14


Jika demikian penjabaran tentang sistem agama, maka
agama

dapat

dianalogikan

sebagai

suatu

sistem.

Sebagai sebuah sistem, agama tentunya mempunyai


komponen atau unsur yang saling terkait.
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari
beberapa unsur pokok: 15
1) Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada
keraguan lagi
2) Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
14 Geddes & Grosset Ltd, Websters New Dictionary and Thesaurus,
New Lanark, Scotland, 1990, hlm. 558.
15 http://id.wikipedia.org/wiki/Agama diakses pada tanggal 9 Maret
2015 pukul 10.35 WIB.

3) Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan TuhanNya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama
sesuai dengan ajaran agama
4) Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan
yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
5) Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama.
Berdasar pada unsur pokok yang telah dipaparkan di
atas, sebuah agama sekurang-kurangnya menyangkut tiga
hal pokok yang menjadi ruang lingkup ajarannya, yaitu (1)
sistem kepercayaan, (2) sistem peribadatan, dan (3) sistem
perilaku. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang disebut
agama, bahkan menjadi tolok ukur apakah suatu agama
layak disebut agama.
1) Sistem kepercayaan
Dimensi

pertama

dari

agama

adalah

sistem

kepercayaan. Sistem ini mengandung ajaran tentang


ketuhanan yang menjadi pokok kepercayaan dalam
beragama. Yang dimaksud dengan kepercayaan ialah
suatu keyakinan atau pengakuan terhadap eksistensi
Tuhan

yang

menciptakan

dan

menguasai

manusia

beserta seluruh alam semesta.


Sistem kepercayaan merupakan substansi utama
agama,

bahkan

karenanya

menjadi

kepercayaan

dasar

dalam

dalam

agama

beragama,
tanpa

perlu

penyelidikan terlebih dahulu akan kebenarannya. Hal


Inilah

yang

keilmuan.

membedakan

Keagamaan

antara

berdasar

keagamaan
dari

dan

kepercayaan,

sedang keilmuan berdasar dari ketidakpercayaan yang


kemudian diteliti kebenarannya. Oleh karena itulah
sistem kepercayaan merupakan unsur utama agama,
bahkan

bisa

dikatakan
9

bukan

agama

jika

tidak

mengajarkan

kepercayaan

terhadap

eksistensi

Yang

Maha Agung.
2) Sistem peribadatan
Dimensi

kedua

dari

agama

adalah

sistem

peribadatan. Sistem ini merupakan perwujudan dari


sistem kepercayaan, karena di dalamnya berisi peraturan
dan pedoman tentang tata cara berhubungan dengan
Tuhan, seperti peraturan dan tata cara penyembahan,
pemujaan

atau

doa-doa

kepada-Nya.

Jadi

sistem

peribadatan lebih terfokus pada pengaturan tentang


hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhannya.
Sistem peribadatan juga merupakan substansi atau
unsur agama, di samping sistem kepercayaan. Karena itu
agama juga merupakan sumber dari segala sumber
pengetahuan

tentang

tata

cara

peribadatan

serta

kewajiban lain yang harus diemban manusia sebagai


bentuk pengabdian atau penghambaan terhadap Sang
Maha Pencipta. Dengan demikian suatu agama tidak
layak disebut sebagai agama jika ajarannya tidak
mengandung sistem peribadatan.
3) Sistem perilaku
Dimensi ketiga dari agama adalah sistem perilaku
(code of conduct). Sistem ini mengatur tata hubungan
manusia secara horizontal, atau yang lebih dikenal
dengan sebutan akhlak (ethics). Dalam sistem ini, agama
merupakan

sumber

pendidikan

kemanusiaan,

yang

mengajarkan norma-norma atau nilai-nilai tentang baik


dan buruk yang menjadi pedoman dalam bertingkah laku
yang luhur, baik terhadap dirinya sendiri, terhadap

10

sesama manusia, terhadap makhluk lain dan seluruh


alam semesta.
Kesimpulannya,
merupakan

sistem

substansi

perilaku

agama,

di

(akhlak)
samping

juga
sistem

kepercayaan dan sistem peribadatan. Dengan kata lain,


bukan agama jika ajarannya tidak mengedepankan
aspek perilaku (akhlak), sebab akhlak merupakan pokok
ajaran yang paling vital dan fundamental bagi kehidupan
umat manusia, karena dalam sistem perilaku inilah
terletak jatidiri manusia.
Berangkat

dari

ketiga

substansi

agama

tersebut

dapatlah dipahami, bahwa agama adalah totalitas dari


sistem

kepercayaan,

sistem

peribadatan

dan

sistem

perilaku yang menjadi pedoman hidup untuk mencapai


tujuan hidup yang hakiki, yaitu keselamatan, kesejahteraan
dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Inilah hakikat
agama sebagai sebuah sistem.
Sebagai

suatu

ilmu,

perbandingan

agama

pasti

mengandung metode atau pendekatan yang berguna untuk


memperoleh

data

atau

informasi

guna

memudahkan

pemahaman.
Menurut Jumhurul Umami, metode yang digunakan
dalam penelitian agama yaitu:16
6) Metode Relevan
Penelitian agama adalah penelitian tentang agama
dalam arti ajaran, belief (sistem kepercayaan) atau
sebagai

fenomena

keberagamaan,

budaya

perilaku

16 Ahmad Choiron, Op Cit, hlm.15

11

dan

agama

beragama

dalam

atau

arti

sebagai

fenomena sosial. Karena itu diperlukan teori ilmiah yang


relevan untuk penelitian agama.
7) Metode teologis
Istilah teologi lahir dalam tradisi Kristen. Secara
harfiah teologi berasal dari bahasa Yunani, theos dan
logos yang berarti ilmu ketuhanan. Pendekatan teologi
dalam studi agama adalah pendekatan iman untuk
merumuskan

kehendak

tuhan

berupa

wahyu

yang

disampaikan kepada Nabi-Nya agar kehendak tuhan itu


dapat dipahami secara dinamis dalam konteks ruang dan
waktu. Pendekatan ini disebut juga pendekatan normatif.
Secara umum metode teologis dalam studi agama
bersifat normatif idealistik.
8) Metode Sosiologis
Pendekatan ini menggunakan logika-logika dan teori
sosiologi

baik

teori

menggambarkan

klasik

fenomena

maupun
sosial

modern

keagamaan

untuk
serta

pengaruh suatu fenomena terhadap lain. Menurut Keith


A. Robert ada tiga pokok yang dipelajari oleh peneliti
agama dengan metode sosiologis yaitu: Kelompokkelompok dan lembaga keagamaan, perilaku individu
dalam kelompok-kelompok tersebut, dan konflik antar
kelompok agama.
9) Metode Antropologi
Metode ini dilakukan dengan cara menggali data
tidak

hanya

digunakan

untuk

meneliti

masyarakat

primitive melainkan juga masyarakat yang kompleks dan


maju. Menganalisa simbolisme dalam agama dan mitos,
serta mencooba mengembangkan metode baru yang
lebih tepat untuk studi agama dan mitos. Khususnya

12

tentang kebiasaannya, peribadatan, dan kepercayaan


dalam hubungan-hubungan sosial.
10)

Metode Psikologis
Psikologi

agama

ialah

cabang

psikologi

yang

menyelidiki sebab- dan ciri psikologis dari sikap-sikap


beragama atau pengalaman religious dan berbagai
fenomena

dalam

individu

yang

muncul

dari

atau

penyertai sikap dan pengalaman tersebut.


Metode ini dilakukan dengan mempelajari motifmotif dan tanggapan-tanggapan, reaksi-reaksi dari psike
manusia, pengalaman dalam berkomunikasi.
11)

Metode Sejarah
Metode ini menfokuskan penelitian pada tiga hal

yaitu: tentang tokoh berpengaruh dalam suatu agama


atau gerakan keagamaan, mengenai naskah atau buku,
dan penelitian arsip.
3. Pokok-pokok Ajaran Agama
Di dunia ini banyak sekali agama yang muncul dan
eksis dalam kehidupan manusia. Ada agama primitif dan
kontemporer, ada agama samawi dan non samawi dan ada
pula agama non samawi dan ada pula agama missioari
maupun non missionari. Dari banyak agama tersebut
beberapa diantaranya termasuk dalam agama yang jumlah
pengikutnya banyak dan ada pula agama yang muncul
kemudian

hilang

karena

berbondong-bondong

banyak

pindah

ke

pengikutnya

agama

lain.

yang
Berikut

agama-agama yang menjadi popular di dunia dan pokokpokok ajarannya.


a. Islam

13

Agama Islam merupakan agama samawi yang


dibawa oleh Nabi Muhammad saw sebagai agama
rahmatan

lil

alamin

(rahmat

bagi

seluruh

alam

semesta. Kitab sucinya adalah al Quran dan pemuka


agamanya

disebut

Ulama.

Berikut

pokok-pokok

ajarannya:17
1) Rukun iman adalah kepercayaan Islam yang bersendi
pada 6 hal yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada
malaikat-malaikatNya, Iman kepada Kitab-kitabNya,
Iman kepada Rasul-rasulNya, Iman kepada Hari Akhir
dan Iman kepada Qadha dan Qadar.
2) Rukun Islam adalah 5 rukun yang wajib dijalani oleh
seorang muslim mukallaf yaitu Mengucapkan dua
kalimat syahadat, mendirikan sholat, mengeluarkan
zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan mengerjakan
haji bagi yang mampu.\
3) Syariat Ialah cara atau aturan atau kita biasanya
menyebutnya dengan undang-undang Islam. Syariat
Islam Islam bersumber dari al Quran dan Hadits, dan
dari Ijma (kesepakatan ulama) dan qiyas. Dalam
syariat ada 5 hukum yaitu, wajib, sunnah, haram,
makruh dan mubah.
b. Kristen dan Katolik
Kristen adalah agama yang dibawa oleh Nabi Isa
as. Awal mulanya agama ini juga disebut agama
nasrani. Kitab sucinya adalah injil atau perjanjiann lama
dan sekarang kita mengenalnya dengan Bijbel atau
perjanjian baru. Sedangkan pemuka agamanya disebut

17 Moh Rifai, Op Cit, hlm. 142-145.

14

pendeta untuk Kristen dan pastur untuk Katolik. Berikut


pokok-pokok ajarannya:18
1) Syahadat 12 (Credo para Rasul) diantaranya aku
percaya

akan

Allah,

Bapa

yang

maha

kuasa,

pencipta langit dan bumi, dan akan Yesus Kristus,


Puteranya

yang

tunggal

Tuhan

kita,

yang

dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan


Maria.
2) Trinitas (tritunggal) adalah ajaran tentang 3 itu 1
dan 1 itu 3 dimana Bapa Allah, Anak Allah dan Roh
Kudus adalah Tuhan.
c. Hindu
Hindu adalah agama yang berkembang di India
yang sejatinya adalah agama Brahma yang sudah
bercampur

dengan

anasir-anasir

agama

Budha

kebudayaan Dravida. Kitab sucinya adalah Weda dan


pemuka agamnya disebut Resi. Berikut pokok-pokok
ajarannya:19
1) Triwarsa atau tigav cita-cita hidup yaitu Darma
(kewajiban terhadap aturan), Artha (kepentingan
untuk mencari nafkah), Karma (kesenangan hidup)
dan untuk aliran kebatinan ditambah dengan Mokhsa
(kelepasan).
2) Kasta atau golongan-golongan eksklusif yang berdiri
sendiri dalam tatanan sosial yang berdasarkan pada
kelahiran atau keturunan. Kasta ada 4 dari yang
tertinggi yaitu Brahmana, Ksatrya, Waisya dan Sudra.
d. Budha
18 Ibid, hlm. 49.
19 Ibid, hlm. 84.

15

Budha merupakan agama yang dibawa oleh


Sidharta Gautama. Kitab sucinya adalah Tripitaka.
Agama ini terkenal dengan penderitaannya untuk hidup
sangat sederhana yang pemuka agamnya disebut
Biksu. Berikut pokok-pokok ajarannya:20
1) Dharma atau syahadat yaitu saya berlindung diri di
bawah Budha, saya berlindung diri di bawah
Dharma, dan saya berlindung diri di bawah
Sangha.
2) Kenyataan Utama Empat Caryastyani atau disebut
dengan kebenaran yaitu, manusia hidup disertai
penderitaan,

yang

menyebabkan

penderitaan

adalah keinginan, penderitaan dapat hilang dengan


memadamkan

keinginan

dan

memadamkan

keinginan tercapai melalui delapan jalan atau asta


arya margha.
D. Analisa
Agama dewasa ini sering disebut sebagai fenomena
maupun sebagai budaya. Isu-isu sosial seperti
perang,

adanya

kemiskinan

dan

berbagai

adanya

penderitaan

memunculkan satu statement dari kaum pragmatis yaitu


kemanakah agama itu? Mengapa masih ada peperangan,
kemiskinan dan kerusuhan lainnya jika agama itu ada kenapa
tidak mendamaikan, menentramkan dan mensejahterakan?.
Terlepas dari isu sosial di atas pemakalah menyadari
bahwa manusia butuh sekali akan agama. Karena sebagai
tuntunan dan pedoman manusia untuk menuju ke arah yang
lebih baik. Tanpa agama manusia bagaikan anak kecil yang
terlantar.
20 Ibid, hlm. 95.

16

Mengenai konflik atau terjadinya perselisihan karena


agama. Misalnya adanya konflik internal dalam agama Islam
yang sering

menjadikan kerusuhan

bahkan

perpecahan

adalah disebabkan oleh kesalahpahaman yang mendalam.


Agama begitu dogmatis dan kadang pengikut dari agama itu
terlalu fanatik sampai melupakan aspek sosialnya. Dalam
Islam sumber ajarannya satu yaitu al Quran dan Hadits.
Kedua sumber tadi sifatnya tekstual dan ada yang sangat
butuh untuk diinterpretasikan. Dan dalam penafsiran tadi
atau secara kontekstual terjadi perbedaan hasil mengingat
manusia dibekali potensi yang berbeda-beda. Maka untuk itu
ada baiknya kita memahami perbedaan ini sebagai suatu
rahmat jangan dijadikan bahan untuk diperdebatkan maupun
diperselisihkan.
Menurut analisa pemakalah mengutip dari pendapat
Budhy Munawar dalam bukunya Islam Pluralis yaitu those
who know only their only their own religion, know none, those
who are not decisively committed to one faith, know no
others and to be religious today is to be interreligious. Pada
intinya dengan mengetahui perbedaan dan perasamaan
berbagai agama kita mengetahui banyak hal dan akan sangat
menghargai

perbedaan

itu

sebagai

perdamaian

dan

persatuan. Dan dengan mengetahui agama lain kita akan


semakin memahami kebenaran agama kita yaitu Islam.
Wallahu alam.
E. Kesimpulan
1. Ilmu perbandingan agama (al-Diraasat fii al-Diyaanat)
merupakan
dilakukan

sebuah

disiplin

perbandingan

17

ilmu

antara

yang

di

berbagai

dalamnya
agama,

menyangkut sejarah ataupun doktrin, dengan didasarkan


pada asas tertentu.
2. Tujuan

mempelajarinya

adalah

agar

mengetahui

perbedaan dan persamaan dari berbagai agama sehingga


kita bisa lebih menghargai perbedaan dengan memahami
orang lain. Sistem dalam agama ada 3 yaitu sistem
kepercayaan, sistem peribadatan dan sistem perilaku.
Sementara

metode

yang

dapat

digunakan

dalam

mempelajari ilmu ini adalah metode relevan, metode


teologis, metode sosiologis, metode antropologi, metode
psikologis dan metode sejarah.
3. Pokok-pokok ajaran agama Islam adalah rukun Iman dan
rukun Islam, dalam agama Kristen dan Katolik adalah
Credo para Rasul dan Trinitas, dalam agama Hindu adalah
Triwarsa dan tingkatan kasta, dan terakhir agama budha
adalahh Dgarma dan Empat Caryastyani dan 8 jalan
mulia.
F. Daftar Pustaka
Choiron. 2009. Perbandingan Agama KAjian Agama-agama
dalam Perspektif Komparatif, Kudus: STAIN Kudus
Geddes & Grosset Ltd. 1990. Websters New Dictionary and
Thesaurus. Scotland: New Lanark
Jirhanuddin.

2010.

Perbandingan

Agama.

Yogyakarta:

Pustaka Pelajar
Kahmad, Dadang 2000. Metode Penelitian Agama Perspektif
Ilmu Perbandingan Agama: Pustaka Setia: Bandung
. 2002. Sosiologi Agama. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Moh Rifai. 1984. Perbandingan Agama, Semarang: Wicaksana

18

M. Quraish Shihab, 1996. Wawasan al-Quran Tafsir Maudhui


atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan
Rahman, Budhy Munawar. 2004. Islam Pluralis Wacana
Kesetaraan

Kaum

Beriman.

Jakarta:

Raja

Grafindo

Persada
Yusuf, Syamsu. 2003. Psikologi Belajar Agama. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama

19

Anda mungkin juga menyukai