Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

ASMA
PEMBIMBING: DR. D. TOMMY, OE, SP.A
OLEH: CHAIRANY CIKAISELA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
BLUD RS SEKARWANGI, SUKABUMI
APRIL 2015

IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. L
Usia
: 12 tahun 5 bulan 4 hari
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Parungkuda Sukabumi
No. Rekam medik : 442xxx
Tanggal datang : 29 Maret 2015 pukul 23.00 WIB

ANAMNESIS IGD
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang

: Sesak sejak sore

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Keluarga
Riwayat alergi

: Riwayat asma

: OS. lemas, panas pada sore hari


ini.

: Penyakit asma (Ibu)


: Udara Dingin

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan utama
: compos mentis, sakit sedang
Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tek. Darah
Nadi
Pernapasan
Suhu
Berat badan

: 130/80 mmHg
: 140x/menit
: 33x/menit
: 36,6oC
: 29,5 kg

Kepala

: Normocephal
Konjungtiva anemis (-/-)

Sklera ikterik (-/-)

Leher
Thorax
a. COR

: Pembesaran KGB (-)


: Bunyi jantung I dan II murni regular.
Murmur (-)
Gallop (-)

b. Pulmonal

: Vesikuler (+/+)
Rhonki (-/-)

Wheezing (+/+)

Abdomen

: Datar lembut

Retraksi epigastrium (+)


Bising Usus (+) normal

Ekstremitas

: CRT 2 detik
Akral dingin

a. Udem

:-/-

b. Refleks Patologis

:-/-

c. Refleks Fisiologis

: + /+

Diagnosis awal
Pemeriksaan Penunjang
Therapi awal

: Asma eksaserbasi akut


: DPL (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit)
: D 12tpm makro
O2 1-2 Lpm

Nebu NaCl & Combivent 2,5 cc / 6 jam


Ambroxol tab 3x15 mg
Metil prednisolone 2x10 mg

ASMA
Asma merupakan inflamasi kronik saluran respiratori yang
mengakibatkan obstruksi aliran udara secara episodik.

Inflamasi kronik ini berhubungan dengan sifat hiperresponsif


saluran respiratori yang menyebabkan wheezing, sesak napas,
dada terasa berat (rasa dada terterkan), dan batuk berulang
terutama pada malam atau pagi hari.

Gejala yang paling sering ditemukan pada asma anak adalah


batuk dan wheezing (mengi) berulang. Selama terjadi eksaserbasi
asma, pada auskultasi umumnya ditemukan wheezing ekspiratoir
dan ekspirasi memanjang.

Eksaserbasi asma dapat dipicu oleh sejumlah kondisi atau pajanan


antara lain aktivitas fisik berlebihan, hiperventilasi (misalnya
tertawa, menangis), udara kering atau dingin, zat iritatif (asap
rokok, asap kayu bakar, debu, parfum, hairsprays) dan lainnya.

Pada eksaserbasi berat ditemukan distress pernapasan yang


ditandai oleh wheezing pada fase ekspirasi dan inspirasi,
pemanjangan ekspirasi, retraksi suprasternal dan intercostal,
pernapasan cuping hidung, pemakaian otot pernapasan
tambahan

Nilai Derajat Serangan Asma

Tatalaksana Awal
Nebulisasi -agonis 1-2x selang 20 menit
Nebulisasi kedua + antikolinergik
Jika serangan sedang/berat, neebulisasi
langsung dengan -agonis + antikolinergik

Serangan Ringan:
(nebulisasi 1x respon baik)
Observasi 1-2 jam
Jika efek bertahan, boleh
pulang
Jika gejala timbul lagi
perlakukan sebagai serangan
sedang.

Serangan Sedang:
(nebulisasi 2x, respon parsial)
Berikan O2
Nilai
kembali
derajat
serangan, jika sesuai dengan
serangan sedang, observasi
di ruang rawat sehari
Berikan steroid oral.

Serangan Berat:
(bila telah nebulisasi 3x, respon
buruk)
Sejak awal berikan O2
Pasang jalur parenteral
Nilai ulang keadaan klinis,
jika sesuai dengan serangan
berat, rawat inap
Foto rontgen thorax.

Boleh pulang
Sekali dengan obat -agonis
hirup/oral
Jika sudah ada obat
pengendali, teruskan
Dalam 24-48 jam control ke
klinik rawat jalan untuk
reevaluasi.

Ruang rawat sehari


Teruskan pemberian O2
Lanjutkan steroid oral
Nebulisasi tiap 2 jam
Bila dalam 12 jsm perbaikan
klinis stabil, boleh pulang.
Tetapi, jika klnis tetap belum
membaik atau memburuk, alih
rawat ke ruang rawat inap.

Catatan:
Untuk serangan sedang dan berat, 2-4L/menit diberikan
sejak awal, terutama pada saat nebulisasi

Ruangan rawat inap


Teruskan O2
Atasi dehidrasi & asidosis jika
ada
Steroid IV tiap 6-8 jam
Nebulisasi tiap 1-2 jam
Aminofilin IV awal, lanjutkan
rumatan
Jika membaik dalam 4-6x
nebulisasi, interval jadi 4-6
jam
Jika dalam 24 jam perbaikan
klinis stabil, boleh pulang
Jika dengan steroid &
aminofilin parenteral tidak
membaik, bahkan timbul
ancaman henti napas, alih
rawat ke ruang rawat intensif.

PENGOBATAN
Combivent
Kandungan: Per 2,5 ml (1 vial)

Ipratropium bromide 0,52 mg (setara Ipratropium


bromide 0,5 mg), Salbutamol sulphate 3,01 mg (setara Salbutamol sulphate 2,5
mg).

Ipratropium merupakan antikolinergik dan Salbutamol merupakan golongan agonis.

REFERENSI
Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke 5

Anda mungkin juga menyukai